Anda di halaman 1dari 22

Makassar, 17 Oktober 2018

LAPORAN MODUL2
Modul Muskuloskeletal

OLEH :
Kelompok 2

1. Andi Retno Afifah 110 20170001 6. Jihan Adjdjibiyan S. 110 2017 0105
2. Rahmi Hidayanti Pelu 110 2017 0014 7. Nadila Raudhani Permatasari 110 20170108
3. Callista Uniarti Agatha 110 20170011 8.Dandi Saputra Ismail 110 2017 0150
4. Miftahul Jannah 110 2017 0071 9.Nurul Atmitha Moudya Latif 110 2017 0149
5. Nurul Muqarribah Pratiwi I 110 2017 0104 10.Nita Ramdhani 110 2017 0164

DOKTER PEMBIMBING :

dr. Dahlia, MARS

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MAKASSAR
2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya
sehingga laporan PBL system muskuloskeletal ini dapat diselesaikan tepat pada
waktunya. Aamiin.

Kami menyadari masih banyak kekurangan dalam laporan ini. Oleh karena
itu, kritik dan saran yang sifatnya membangun senantiasa kami harapkan guna
memacu kami menciptakan tulisan yang lebih baik.

Akhir kata, kami ingin menghaturkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
memberikan bantuan dalam penyusunan tulisan ini, terutama kepada: dr. Dahlia,
MARS sebagai pembimbing kami dalam menyelesaikan laporan ini.

Semoga Allah SWT dapat memberikan balasan setimpal atas segala kebaikan
dan pengorbanan dengan limpahan rahmat dari-Nya. Aamiin yaa Robbal A’lamiin.

Makassar, 17 Oktober 2018

Kelompok 2

1
A. Kata sulit
Tidak ada
B. Kata kunci
1. Laki-laki 42 tahun
2. Benjolan pada pergelangan tangan kanan bagian depan
3. 3 bulan terakhir
4. Semakin membesar dan ukuran berubah-ubah
5. Kesemutan jari-jari tangan kanan
C. Pertanyaan
1. Jelaskan topografi inervasi extremitas, berdasarkan skenario !
2. Jelaskan penyebab benjolan yang disertai kesemutan !
3. Bagaimana langkah-langkah diagnosis yang dilakukan pada skenario?
4. Bagaimana patomekanisme penyakit yang dialami pasien?
5. Bagaimana penatalaksanaan penyakit yang dialami pasien?
6. Bagaimana perspektif islam terkait skenario?
D. Pembahasan
1. Topografi Innervasi Extremitas
Berdasarkan skenario pasien mengalami kelainan pada extremitas atas ,
innervasi pada extermitas atas yaitu plexus brachialis. Inervasi ekstremitas
atas berasal dari Plexus brachialis.Plexus brachialis dibentuk oleh Rr.
anteriores saraf spinal segmen medula spinalis servikal bawah dan torakal
atas (C5-T1).Awalnya, Rr. ante-riores bersatu untuk membentuk tiga trunkus
(trunci) yang kemudian tersusun kembali di setinggi clavicula membentuk
tiga fasikulus (Fasiculi). Fasikulus ini diberi nama sesuai dengan posisinya
terhadap A. axillaris menjadi fasikulus lateral, medial dan posterior. Serabut
saraf dari C5 dan C6 bergabung membentuk trunkus superior, dari C7
membentuk trunkus medius dan dari C8 sampai T1 membentuk trunkus
inferior.Bagian dorsal (Divisiones posteriores) ketiga trunkus tersebut
membentuk fasikulus posterior (fasikulus posterior; serabut saraf dari C5-

2
T1). Bagian ventral (Divisiones anteriores) trunkus superior dan trunkus
medius memanjang dan membentuk fasikulus lateral (fasikulus lateralis;
sebelah lateral dari A. axillaris; serabut saraf dari C5-C7), bagian ventral
trunkus inferior memanjang dan menjadi fasikulus medial (fasikulus
medialis, sebelah medial dari A. axillaris, serabut saraf C8-T1)1
Plexus Brachialis (C5-T1) :

 Fasikulus posterior (C5-T1):


• N. axillaris (C5-C6)
• N. radialis (C5-T1)
• Nn. subscapulares (C5-C7)
• N. thoracodorsalis (C6-C8)

 Fasciculus lateralis (C5-C7):


• N. musculocutaneus (C5-C7)
• N. medianus, Radix lateralis (C6-C7)
• N. pectoralis lateralis (C5-C7)

 Fasciculus medialis (C8-T1):


• N. medianus, Radix medialis (C8-T1)
• N. ulnaris (C8-T1)
• N. cutaneus brachii medialis (C8-T1)
• N. cutaneus antebrachii medialis (C8-T1)

1
F. Paulschen, et al. 2012. Sobotta: Atlas Anatomi Manusia. Jilid I ed: 23, Jakarta:
penerbit buku kedokteran EGC

3
2. Langkah-langkah diagnosis
KISTA GANGLION
Anamnesis
Anamnesis perlu dilakukan untuk menegakkan diagnosis. Anamnesis ini
sangat penting karena memiliki pengaruh 80% untuk menentukan diagnosis.
Anamnesis ini meliputi identitas pasien, usia, pekerjaan, dll. Setelah itu
menanyakankeluhanutama pasien, dan sudah berapa lama pasien mengalami
keluhan tersebut. Hal yang penting ditanyakan pada penderita adalah riwayat
penyakit, penggunaan obat-obat untuk penyakit yang diderita nya maupun
untuk  penyakit lain, penyakit yang diderita oleh keluarga yang lain,
penyakit-penyakit lain yang diderita sekarang maupun masa lampau, dan
kebiasaan tertentu. Dari anamesis kista ganglion bisa didapatkan benjolan

4
yang tidak bergejala namun kadang ditemukan nyeri serta riwayat
penggunaan lengan yang berlebihan. 2
Pemeriksaan Fisik 
Pemeriksaan fisik diawali dengan melakukan inspeksi. Pada pemeriksaan
dapat digunakan kaca pembesar apabila diperlukan. Pemeriksaan ini mutlak
dilakukan pada ruangan terang. Anamnesis dapat dilakukan bersamaan saat
inspeksi. Perlu juga ditanyakan apakah keluhan ada di tempat lain. Pada
inspeksi diperhatikan lokalisasi, warna, bentuk, ukuran, penyebaran, batas,
dan effloresensi yang khusus. Setelah inspeksi dilakukan, dilakukan palpasi
dan ditanyakankepada pasien apakah ada nyeri yang dirasakan.  Pada
pemeriksaan fisis kista ganglion ditemukan benjolan lunak yang tidak nyeri
tekan.4
Pemeriksaan penunjang

Pemeriksaan penunjang yang biasa dilakukan adalah pemeriksaan radiologi


untukmenentukan sejauh mana/ sebesar apa ganglion tersebut, namun tanpa
dilakukan radiologi pun ganglion dapat di tentukan besarnya. Temuan
radiografik biasanya normal, dan MRI berguna dalam mengkonfirmasi
diagnosis , USG digunakan untuk membedakan massa padat dan kistik di
tangan.4

Etiologi

Penjelasan yang paling sering digunakan untuk mengungkapkan


pembentukan kista  hingga degenerasi mukoid dari kolagen dan jaringan
ikat. Teori ini menunjukkan bahwa sebuah ganglion mewakili struktur
degeneratif yang melingkupi perubahan miksoid dari jaringan ikat. Teori

2
Bruce Carl, Dorsal Ganglion in Office Orthopedics for Primary Care: Treatment 3 rd edition,
Saunders Elsevier, Philadelphia, 2006.

5
yang lebih baru, yang dipostulasikan oleh Angelides pada 1999, menjelaskan
bahwa kista terbentuk akibat trauma jaringan atau iritasi struktur sendi yang
menstimulasi produksi asam hialuronik. Proses ini bermula di pertemuan
sinovial-kapsular. Musin yang terbentuk membelah sepanjang ligamentum
sendi serta kapsul yang melekat untuk kemudian membentuk duktus
kapsular dan kista utama. Duktus pada akhirnya akan bergabung menjadi
kista ganglion soliter yang besar.4

Seperti yang telah disebutkan, penyebab ganglion tidak sepenuhnya


diketahui, namun ganglion dapat terjadi akibat robekan kecil pada
ligamentum yang melewati selubung tendon atau kapsul sendi baik akibat
cedera, proses degeneratif atau abnormalitas kecil yang tidak diketahui
sebelumnya.4

Epidemologi

Kista ganglion merupakan tumor jaringan lunak yang paling sering


ditemukan pada tangan dan pergelangan tangan. Kista ini dapat terjadi pada
berbagai usia termasuk anak-anak; kurang lebih 15% terjadi pada usia di
bawah 21 tahun. Tujuh puluh persen terjadi pada dekade kedua dan keempat
kehidupan. Perempuan tiga kali lebih banyak menderita dibandingkan laki-
laki. Tidak ditemukan predileksi antara tangan kanan dan kiri, dan
tampaknya pekerjaan tidak meningkatkan resiko timbulnya ganglion, namun
referensi lain menyebutkan bahwa ganglion banyak ditemukan pada
pesenam dimana terjadi tekanan yang besar pada pergelangan tangan.

Patofisiologi

Kista ganglion dapat berupa kista tunggal ataupun berlobus. Biasanya


memiliki dinding yang mulus, jernih dan berwarna putih. Isi kista
merupakan musin yang jernih dan terdiri dari asam hialuronik, albumin,

6
globulin dan glukosamin. Dinding kista terbuat dari serat kolagen. Kista
dengan banyak lobus dapat saling berhubungan melalui jaringan duktus.
Tidak terdapat nekrosis dinding atau selularitas epitel atau sinovia yang
terjadi.

Normalnya, sendi dan tendon dilumasi oleh cairan khusus yang terkunci di
dalam sebuah kompartemen kecil. Kadang, akibat arthritis, cedera atau tanpa
sebab yang jelas, terjadi kebocoran dari kompartemen tersebut. Cairan
tersebut kental seperti madu, dan jika kebocoran tersebut kecil maka akan
seperti lubang jarum pada pasta gigi –jika pasta gigi ditekan, walaupun
lubangnya kecil dan pasta di dalamnya kental, maka akan mengalir keluar-
dan begitu keluar, tidak dapat masuk kembali. Hal ini bekerja hampir seperti
katup satu arah, dan akan mengisi ruang di luar area lubang. Ketika kita
menggunakan tangan kita untuk bekerja, sendi akan meremas dan
menyebabkan tekanan yang besar pada kompartemen yang berisi cairan
tersebut- ini dapat menyebabkan benjolan dengan tekanan yang besar
sehingga sekeras tulang.

Cairan pelumas mengandung protein khusus yang menyebabkannya kental


dan pekat dan menyulitkan tubuh untuk me-reabsorbsi jika terjadi
kebocoran. Tubuh akan mencoba untuk menyerap kembali cairan tersebut,
tapi hanya sanggup menyerap air yang terkandung di dalamnya sehingga
membuatnya lebih kental lagi. Biasanya, pada saat benjolan cukup besar
untuk dilihat, cairan tersebut telah menjadi sekental jelly.

Kadang disebutkan bahwa ganglion berasal dari protrusi dari membran


sinovial sendi atau dari selubung suatu tendon mun, terdapat kemungkinan
bahwa kista berasal dari bagian kecil membran sinovia yang mengalami
protrusi dan kemudian terjadi strangulasi sehingga terpisah dari tempat

7
asalnya; bagian ini kemudian berdegenerasi dan terisi oleh materi koloid
yang berakumulasi dan membentuk kista.

Gejala

Meskipun kista ganglion umumnya asimtomatik, gejala yang muncul dapat


berupa keterbatasan gerak, parestesia dan kelemahan. Kista ganglion
umumnya soliter, dan jarang berdiameter di atas 2 cm. Dapat melibatkan
hampir semua sendi pada tangan dan pergelangan tangan. Dorsal wrist, volar
wrist, volar retinakular dan distal interfalangeal merupakan kista ganglion
yang paling sering ditemukan pada tangan dan pergelangan tangan.

LIPOMA
Anamnesis
Anamnesis perlu dilakukan untuk menegakkan diagnosis.Anamnesis
ini sangat penting karena memiliki pengaruh 80% untuk menentukan
diagnosis. Anamnesis ini meliputi identitas pasien, usia, pekerjaan, dll.
Setelah itu menanyakan keluhan utama pasien, dan sudah berapa lama pasien
mengalami keluhan tersebut. Hal yang penting ditanyakan pada penderita
adalah: riwayat penyakit, penggunaan obat-obat untuk penyakit yang
dideritanya maupun untuk penyakit lain, penyakit yang diderita oleh
keluarga, penyakit-penyakit lain yang diderita sekarang maupun masa
lampau, dan kebiasaan tertentu.3

Pemeriksaan Fisik 
Pemeriksaan fisik diawali dengan melakukan inspeksi. Pada pemeriksaan
dapat digunakan kaca pembesar apabila diperlukan. Pemeriksaan ini mutlak
3
Staff pengajar bagian ilmu penyakit kulit dan kelamin FKUI Jakarta. Ilmu penyakit

kulit dan kelamin. Jakarta: Balai Penerbit FKUI; 2010.p.35-7.

8
dilakukan pada ruangan terang. Anamnesis dapat dilakukan bersamaan saat
inspeksi. Perlu juga ditanyakan apakah keluhan ada di tempat lain. Pada
inspeksi diperhatikan lokalisasi, warna, bentuk, ukuran, penyebaran, batas,
dan effloresensi yang khusus. Setelah inspeksi dilakukan, palpasi dan
ditanyakan kepada pasien apakah ada nyeri yang dirasakan. Setelah
pemeriksaan dermatologic (inspeksi dan palpasi). Dilakukan pemeriksaan
umum (intern). Setelah selesai, dapat dibuat diagnosis sementara dan
diagnosis banding.4

Pemeriksaan Penunjang
Dalam kebanyakan kasus, dokter dapat mendiagnosa lipoma dengan
pemeriksaan fisik sederhana. Namun, jika lipoma yang besar dan atau
menyakitkan, dokter akan melakukan tes untuk mengkonfirmasi bahwa
benjolan tersebut tidak bersifat kanker. Tes-tes ini mungkin termasuk biopsi,
computed tomography (CT scan), atau Magnetic Resonance Imaging
(MRI).4
Biopsi adalah prosedur di mana sepotong kecil jaringan lemak akan diambil
dari lipoma sehingga dapat diperiksa di bawah mikroskop untuk tanda-tanda
kanker. MRI menggunakan magnet, gelombang radio, dan komputer untuk
mengambil serangkaian gambar  yang sangat jelas, detil gambar. MRI telah
terbukti akurat dalam pemeriksaan, namun pemeriksaan ini mahal. Dengan
MRI, jaringanlunaksepertilipoma dapat terlihat dengan jelas. MRI dapat
menunjukkan hasil yang 100% sensitif, spesifik dan akurat dalam
mengidentifikasi adanya tumor jaringan lunak.6
Seperti MRI, CT scan (CAT atau scan) adalah prosedur yang juga
dapat membuat serangkaian gambar yang mendetail, namun tidak lebih

4
Satyanegara. Ilmu bedah saraf. Edisi ke-4. Jakarta: Gramedia; 2010.p.414-5.

9
akuratdari MRI. Pemeriksaan dengan CT scan dilakukan berkali-kali dari
sudut yang  berbeda.5
Etiologi
Penyebab lipoma tidak diketahui dengan pasti, namun karena merupakan
tumor jinak.Mungkin saja bahan-bahan kimia yang karsinogen, lingkungan,
genetic dan factor imunologi juga berperan.Ada suatu sindrom yang disebut
hereditary multiple lipomatosis, yaitu seseorang yang mempunyai lebih dari
1 lipoma pada tubuhnya. Selain itu, kegemukan tidak   juga tidak
menyebabkan terjadinya lipoma.6,7

Epidemiologi
Lipoma terjadi pada 1% populasi. Lipoma dijumpai pada usia lanjut (40-60
tahun) namun juga dapat dijumpai pada anak-anak. Lipoma lebih sering
ditemukan pada wanita. Hal ini disebabkan karena wanita memiliki massa
lemak yang lebih banyak dari pria. Karena lipoma merupakan lemak, maka
dapat muncul dimanapun pada tubuh ini. Jenis yang paling sering adalah
yang berada lebih ke permukaan kulit (superficial). Lipoma sering tumbuh di
lengan,batang tubuh dan leher bagian belakang. Jenis yang letaknya lebih
dalam dari kulit seperti dalam otot, saraf, sendi, ataupun tendon.8

5
World Health Organization. Pathology & genetics tumours of soft tissue and bone.

Lyon: IARC Press; 2006.p.20-2.   

6
Kumar V, Cotran RS, Robbins SL. Buku ajar patologi. Edisi ke-7 (2). Jakarta: EGC;
2012.p.874-5.

7
Satyanegara. Ilmu bedah saraf. Edisi ke-4. Jakarta: Gramedia; 2010.p.414-5.

8
World Health Organization. Pathology & genetics tumours of soft tissue and bone.

Lyon: IARC Press; 2006.p.20-2.   

10
Patofisiologi
Lipoma adalah neoplasma jaringan lunak jinak yang paling sering terjadi
pada orang dewasa. Neoplasma ini jinak tumbuh lambat yang terdiri dari sel-
sel lemak matang. Dimana tampak metabolic sel-sel lipoma berbeda dari sel
normal meskipun sel-sel tersebut secara histologis serupa.7,9
Jaringan lemak berasal dari jaringan ikat yang berfungsi sebagai depot
lemak. Jaringan lemak ini adalah jaringan yang special terdiri dari sel
spesifik yang mempunyai vaskularisasi tinggi, berlobus dan berfungsi
sebagai depot lemak untuk keperluan metabolisme. Sel-sel lemak primitive
biasanya berupa butir-butir halus di dalam sitoplasma.7,9
Sel ini akan membesar seperti mulberry sehingga akhirnya derajat
deposisi lemak menggeser inti ke arah perifer. Jaringan lemak berasal dari
sel-sel mesenkim yang tidak berdifferensiasi yang dapat ditemukan di dalam
tubuh. Beberapa sel-sel ini menjadi jaringan sel lemak yang matang
membentuk lemak dewasa. 7,9
Terjadinya suatu lipoma dapat juga disebabkan oleh karena adanya
gangguan metabolism lemak. Pada lipoma terjadi proliferasi baik histologi
dan kimiawi, termasuk komposisi asam lemakdari jaringan lemak normal.
Metabolisme lemak pada lipoma berbeda dengan metabolisme lemak
normal, walaupun secara histologi gambaran sel lemaknya sama. 7,9
Pada lipoma dijumpai aktivitas lipoprotein lipase menurun.
Lipoprotein lipase penting untuk transformasi lemak di dalam darah. Oleh
karena itu asam lemak pada lipoma lebih banyak dibandingkan dengan
lemak normal. Hal ini dapat terjadi bila seseorang melakukan diet, maka
secara normal depot lemak menjadi berkurang, tetapi lemak pada lipoma
tidak akan berkurang bahkan bertambah besar. Ini menunjukkan bahwa
lemak pada lipoma bukan merupakan lemak yang dibutuhkan oleh tubuh. 7,9

11
Apabila lipoma membesarakan tampak sebagai suatu penonjolan yang
dapat menekan  jaringan di sekitarnya dan lipoma yang besar dapat menekan
dan mengiritasi saraf-saraf tepi kecil di seluruh bagian tubuh. 7,9
Gejala Klinis
Lipoma bersifat lunak pada perabaan, dapat digerakkan, dan tidak nyeri.
Pertumbuhannya sangat lambat dan jarang menjadi ganas. Lipoma
merupakan nodul subkutan yang kebanyakan berukuran kecil, namun dapat
tumbuh hingga mencapai lebih dari diameter 6 cm.4,9
Apabila ukurannya terlalu besar dapat menimbulkan rasa nyeri atau
gangguan dalam pergerakan suatu bagian tubuh. Hal ini terjadi karena
lipoma yang besar dapat menekan dan mengiritasi saraf-saraf tepi kecil di
seluruh bagian tubuh. 4,9
Pembanding Kista Ganglion Lipoma
Anamnesis Benjolan di kulit tanpa Benjolan di kulit tanpa
disertai nyeri. Benjolan disertai nyeri. Biasanya
yang membesar perlahan asimptomatik. Hanya
dalam waktu yang lama dikeluhkan timbulnya
benjolan yang membesar
perlahan dalam waktu
yang lama
Pemeriksaan Inspeksi : Dokter Anda Pemeriksaan fisik dengan
Fisik dapat menyorotkan pen palpasi menunjukkan
light ke kista untuk melihat massa bergerak teraba
apakah massa bercahaya. lembut.
Karena ganglion penuh
dengan cairan, itu tembus
cahaya.
Palpasi dapat diterapkan
untuk mengidentifikasi
massa lunak dan dapat
bergerak.
Pemeriksaan USG : Pencitraan awal USG : massa benjolan
Penunjang untuk setiap massa jaringan lipoma atau massa
lunak teraba di ekstremitas, adiposa lebih dalam

12
biasanya membedakan daripada jaringan lemak
kistik dari yang non-kistik di sekitarnya, serta,
MRI : terlihat seperti menunjukkan fitur
massa kistik yang halus, berbeda dibanding
berbatas tegas, dan jaringan adiposa
homogen dengan ukuran sehat/normal.
variabel, dengan yang CT Scan : Lesi yang
besar terutama terjadi pada lebih dalam atau lebih
sendi besar seperti lutut besar mungkin memiliki
dan bahu dan menjadi lebih area yang tersebar pada
rentan terhadap kepadatan jaringan lunak
menyebabkan erosi tulang internal, seringkali lebih
yang berdekatan. Dinding jelas pada CT
kista dan septa, jika ada, dibandingkan MRI.
harus tipis dan dapat MRI : Pencitraan lipoma
menyajikan fokus yang menunjukkan septa
tersebar. internal tipis. Septa ini
biasanya tidak
meningkatkan pada
lipoma jinak

Etiologi Terjadinya suatu lipoma


dapat juga disebabkan
oleh karena adanya
gangguan metabolism
lemak. Pada lipoma
terjadi proliferasi baik
histologi dan kimiawi,
termasuk komposisi
asam lemakdari jaringan
lemak normal.
Manifestasi Konsistensi : Konsistensi : Lunak,
Klinis Kista ganglion umumnya tidak nyeri, mudah
soliter, dan jarang digerakkan
berdiameter di atas 2 cm. Effloresensi : Tumor
adipose

13
Epidemiologi Umur 20-40 Umur 40-60
Perempuan tiga kali lebih Lipoma lebih sering
banyak menderita ditemukan pada wanita.
dibandingkan laki-laki.

Predileksi Dorsal wrist, volar wrist, Lipoma sering tumbuh di


volar retinakular dan distal lengan,batang tubuh dan
interfalangeal merupakan leher bagian belakang
kista ganglion yang paling
sering ditemukan pada
tangan dan pergelangan
tangan

3. Penyebab Penyakit Ganglion


Penjelasan yang paling sering digunakan untuk mengungkapkan
pembentukan kista hingga degenerasi mukoid dari kolagen dan jaringan
ikat. Teori ini menunjukkan bahwa sebuah ganglion mewakili struktur
degeneratif yang melingkupi perubahan miksoid dari jaringan ikat. Teori
yang lebih baru, yang dipostulasikan oleh Angelides pada 1999,
menjelaskan bahwa kista terbentuk akibat trauma jaringan atau iritasi
struktur sendi yang menstimulasi produksi asam hialuronik. Proses ini
bermula di pertemuan sinovial-kapsular. Musin yang terbentuk
membelah sepanjang ligamentum sendi serta kapsul yang melekat untuk
kemudian membentuk duktus kapsular dan kista utama. Duktus pada
akhirnya akan bergabung menjadi kista ganglion soliter yang besar.
Seperti yang telah disebutkan, penyebab ganglion tidak sepenuhnya
diketahui, namun ganglion dapat terjadi akibat robekan kecil pada
ligamentum yang melewati selubung tendon atau kapsul sendi baik akibat

14
cedera, proses degeneratif atau abnormalitas kecil yang tidak diketahui
sebelumnya.9
Meskipun kista ganglion umumnya asimtomatik, gejala yang muncul dapat
berupa keterbatasan gerak, parestesia dan kelemahan. Kista ganglion
umumnya soliter, dan jarang berdiameter di atas 2 cm. Dapat
melibatkan hampir semua sendi pada tangan dan pergelangan tangan. Dorsal
wrist, volar wrist, volar retinakular dan distal interfalangeal merupakan
kista ganglion yang paling sering ditemukan pada tangan dan
pergelangan tangan. Ganglion terbesar terletak di belakang lutut dan
biasa disebut Kista Baker. Ahli bedah tangan yang berpengalaman juga
dapat mengenali ganglion dorsal okulta (tersembunyi), yang dapat timbul
dengan tekanan lembut pada regio fossa scapholunate. Nyeri terjadi dengan
gerakan pergelangan tangan yang ekstrim. Temuan radiografik biasanya
normal, dan MRI berguna dalam mengkonfirmasi diagnosis. Eksisi
bedah pada ganglion okulta dapat menghilangkan nyeri dan gejala pada
sebagian besar kasus. Sebagian pasien mengeluhkan benjolan di bawah
kulit yang sebagian besar terletak pada bagian belakang pergelangan tangan,
sisi telapak pada pergelangan tangan, di atas tendon pada dasar jari pada sisi
telapak tangan, atau pada sendi jari terdekat ke ujung jari. Ganglion
umumnya tidak nyeri; namun dapat menyebabkan nyeri ketika
digerakkan atau menyebabkan masalah mekanis (terbatasnya ruang
gerak) tergantung dari lokasi ganglion tersebut. Kista ganglion memiliki
kecenderungan untuk membesar dan mengecil, kemungkinan karena
cairan yang terdapat dalam kista terserap kembali ke dalam sendi atau
tendon untuk kemudian diproduksi kembali. Masalah terbesar dengan
ganglion adalah ketakutan pasien bahwa benjolan tersebut merupakan

9
Rasjad, chairuddin. 2017. Kista Ganglion.

15
sesuatu yang gawat. Diagnosis didasarkan atas riwayat penyakit,
pemeriksaan fisis, dan kemungkinan foto sinar x polos atau USG. Kista
dapat dibedakan dari tumor padat melalui transiluminasi (berkas sinar
akan melewati cairan yang memenuhi ganglion, tapi tidak jika merupakan
massa tumor yang padat). Pencitraan USG juga telah digunakan untuk
membedakan massa padat dan kistik di tangan.10

4. Patomekanisme Penyakit

Normalnya, sendi dan tendon dilumasi oleh cairan khusus yang


terkunci di dalam sebuah kompartemen kecil.Kadang, akibat arthritis, cedera
atau tanpa sebab yang jelas, terjadi kebocoran dari kompartemen tersebut.
Cairan tersebut kental seperti madu, dan jika kebocoran tersebut kecil maka
akan seperti lubang jarum pada pasta gigi. Jika pasta gigi ditekan, walaupun
lubangnya kecil dan pasta di dalamnya kental, maka akan mengalir keluar-
dan begitu keluar, tidak dapat masuk kembali. Hal ini bekerja hampir seperti
katup satu arah, dan akan mengisi ruang di luar area lubang. Ketika kita
menggunakan tangan kita untuk bekerja, sendi akan meremas dan
menyebabkan tekanan yang besar pada kompartemen yang berisi cairan
tersebut ini dapat menyebabkan benjolan dengan tekanan yang besar
sehingga sekeras tulang.

Cairan pelumas mengandung protein khusus yang menyebabkannya kental


dan pekat dan menyulitkan tubuh untuk mereabsorbsi jika terjadi kebocoran.
Tubuh akan mencoba untuk menyerap kembali cairan tersebut, tapi hanya
sanggup menyerap air yang terkandung didalamnya sehingga membuatnya
lebih kental lagi. Biasanya, pada saat benjolan cukup besar untuk dilihat,
cairan tersebut telah menjadi sekental jelly.

10
Crowther. Christy L, (2004), Primary Orthopedic Care, Edisi 2, Penerbit Mosby, “Ganglion cyst”.

16
Dari akibat benjolan itu pula maka saraf yang dilewati benjolan itu pula
tertindis yang mengakibatkan rangsang listrik di sistem itu tidak tersalur
secara penuh sehingga syaraf dan aliran darah terhambat yang
menimbulakan nyeri dan kesemutan.

Arthtritis/ cedera pada sendi atau tendon

Terjadi kebojoran kompartemen

Cairan sinovial keluar dari dalam kompartemen

(Tidak bias masuk kembali bersifat kental dan pekat)

Reabsobsi tubuh terganggu

Cairan sinovial menjadi sekental jelly

(mengisi ruang diluar area lubang kebocoran)

Saat tangan bekerja terjadi peremasan pada sendi

Terjadi peningkatan pada kompartemen yang berisi cairan sinovial

17
Benjolan terbentuk dengan tekanan yang besar (benjolan benjadi keras,
sekeras tulang/ ganglion)

Kista ganglion menekan nervus yang menginervasi jari-jari tangan

Rangsang listrik di sistem itu tidak tersalur secara penuh

Syaraf dan aliran darah terhambat

Menimbulkan nyeri dan kesemutan.

5. Penatalaksanaan Penyakit
Terdapat tiga pilihan utama penatalaksanaan ganglion.
Pertama, membiarkan ganglion tersebut jika tidak menimbulkan keluhan apapun.
Setelah diagnosis ditegakkan dan pasien diyakinkan bahwa massa tersebut
bukanlah kanker atau hal lain yang memerlukan pengobatan segera, pasien
diminta untuk membiarkan dan menunggu saja.
Jika ganglion menimbulkan gejala dan ketidaknyamanan ataupun masalah mekanis,
terdapat dua pilihan penatalaksanaan :
Aspirasi (mengeluarkan isi kista dengan menggunakan jarum) dan
pengangkatan kista secara bedah.
Aspirasi melibatkan pemasukan jarum ke dalam kista dan mengeluarkan isinya
setelah mematirasakan daerah sekitar kista dengan anestesi lokal. Karena
diperkirakan bahwa inflamasi berperan dalam produksi dan akumulasi cairan di dalam
kista, obat anti inflamasi (steroid) kadang diinjeksikan ke dalam kista sebagai usaha

18
untuk mengurangi inflamasi serta mencegah kista tersebut terisi kembali oleh
cairan kista. Penelitian terbaru menunjukkan bahwa menggunakan substansi lain
seperti hialuronidase bersama dengan steroid setelah aspirasi meningkatkan
angka kesembuhan dari 57% (aspirasi dan steroid) menjadi 89% dengan
substansi tambahan.
Jika kista rusak, menimbulkan nyeri, masalah mekanis dan komplikasi saraf
(hilangnya fungsi motorik dan sensorik akibat tekanan ganglion pada saraf) atau
timbul kembali setelah aspirasi, maka eksisi bedah dianjurkan.Hal ini melibatkan
insisi di atas kista, identifikasi kista, dan mengangkatnya bersama dengan sebagian
selubung tendo atau kapsul sendi dari mana kista tersebut berasal.Lengan kemudian
dibalut selama 7-10 hari.Eksisi kista ini biasanya merupakan prosedur minor, tapi dapat
menjadi rumit tergantung pada lokasi kista dan apakah kista tersebut melekat pada
struktur lain seperti pembuluh darah, saraf atau tendon.
6. Perspektif Islam
Sebagaimana diingatkan Allah dalam surah al-lsraa' ayat 82 berikut ini.
‫َونُنَ ِّز ُل ِمنَ ْالقُرْ آ ِن َما ه َُو ِشفَا ٌء َو َرحْ َمةٌ لِّ ْل ُم ْؤ ِمنِينَ ۙ َواَل يَ ِزي ُد الظَّالِ ِمينَ إِاَّل َخ َسارًا‬
“Dan Kami turunkan dari aI-Qur'an suatu yang menjadi penawar dan rahmat
bagi orang-orang yang beriman dan al-Qur'an itu tidaklah menambah kepada
orang-orang yang zalim selain kerugian. " (Qs. al-lsraa' [17]: 82)

Jika seseorang sedang menderita penyakit kanker mintalah pertolongan pada


Allah untukmenyembuhkan penyakit tersebut, sekalipun kita sudah berobat
secara medis, tetaplah minta pertolongan pada Allah dengan mengerjakan
salat malam (Tahajud). Dalam salat malam (Tahajud) bacalah ayat-ayat
penyembuh (asyyifa). insya Allah penyakit kanker yang diderita akan segera
sirna.

19
DAFTAR PUSTAKA

1. F. Paulschen, et al. 2012. Sobotta: Atlas Anatomi Manusia. Jilid I ed: 23,

Jakarta: penerbit buku kedokteran EGC.

2. Bruce Carl, Dorsal Ganglion in Office Orthopedics for Primary Care:


Treatment 3rd edition, Saunders Elsevier, Philadelphia, 2006.

20
3. Staff pengajar bagian ilmu penyakit kulit dan kelamin FKUI Jakarta. Ilmu

penyakit kulit dan kelamin. Jakarta: Balai Penerbit FKUI; 2010.p.35-7.

4. Satyanegara. Ilmu bedah saraf. Edisi ke-4. Jakarta: Gramedia; 2010.p.414-5.

5. World Health Organization. Pathology & genetics tumours of soft tissue and

bone. Lyon: IARC Press; 2006.p.20-2.   

6. Kumar V, Cotran RS, Robbins SL. Buku ajar patologi. Edisi ke-7 (2). Jakarta:

EGC; 2012.p.874-5.

7. Satyanegara. Ilmu bedah saraf. Edisi ke-4. Jakarta: Gramedia; 2010.p.414-5.

8. World Health Organization. Pathology & genetics tumours of soft tissue and

bone. Lyon: IARC Press; 2006.p.20-2.   

9. Rasjad, chairuddin. 2017. Kista Ganglion.

10. Crowther. Christy L, (2004), Primary Orthopedic Care, Edisi 2, Penerbit

Mosby, “Ganglion cyst”.

21

Anda mungkin juga menyukai