Anda di halaman 1dari 5

1.

Anatomi Sendi Lutut

Lutut atau Articulatio genu merupakan Articulation bicondylaris yang berfungsi


sebagai sendi pivot engsel dan memiliki dua sumbu gerak. Sumbu transversa yang
digunakan dalam gerakan ekstensi dan fleksi terbentang antara dua Condylus femoris.
Sumbu longitudinal yang digunakan dalam gerakan rotasi terletak eksentrik dan tegak
melalui Tuberculum intercondylare mediale (Paulsen & Waschke, 2010)
Bagian-bagian utama dari articulatio genu adalah tulang, ligamentum, tendon,
kartilago, dan kapsula sendi yang terbentuk dari kolagen. Kolagen adalah jaringan fibrosus
yang ada diseluruh tubuh kita. Semakin kita mertambah usia, jumlah kolagen semakin
menurun. Sendi pada lutut bisa diklasifikasikan dalam bentuk fungsional atau struktural.
Klasifikasi fungsional berdasarkan gerakan, dapat dikategorikan menjadi sinartrosis (tidak
dapat digerakkan), amfiartrosis (sedikit dapat digerakkan) dan diartrosis (bebas
digerakkan). Klasifikasi struktural dapat dikategorikan menjadi sinovial, fibrosus dan
kartilagineus. Sendi sinovial yang normal memberikan jumlah gerakan yang signifikan
berhubungan dengan permukaannya yang sangat halus. Sendi-sendi ini disusun dari
kartilago artikular, tulang subkondral, membrane sinovial, cairan sinovial dan kapsula
sendi (Muscolino, 2017).
A. Kartilago Artikular

Pada ujung tulang yang meyentuh tulang lainnya dibungkus dengan


kartilago artikular. Kartilago ini berwarna putih, halus, jaringan pengikat
fibrosus yang membungkus ujung tulang untuk melindungi tulang dari
gerakan sendi. Kartilago ini juga membuat tulang bergerak lebih bebas
terhadap satu sama lain. Kartilago artikular terdapat di ujung akhir dari os
femur atau tulang paha, ujung atas os tibia atau tulang kering dan di
belakang os patella atau tempurung lutut. Diantara lutut terdapat menisci,
bantalan berbentuk cakram yang bekerja sebagai penyerap goncangan
(Muscolino, 2017).
Beban pada tulang kita dilindungi oleh kartilago artikular, yang
tipis, kuat, fleksibel, permukaan licin yang dilumasi oleh cairan sinovial.
Cairan ini kental dan lengket yang berfungsi untuk melenturkan sendi
dibawah tekanan tanpa membuat cedera. Cairan sinovial terbentuk dari
ultrafiltrasi serum oleh sel-sel yang membentuk membran sinovial. Sel
sinovial juga membuat asam hyaluronat (HA) yang merupakan
glikosaminoglikan. Glikosaminoglikan merupakan komponen utama pada
cairan sinovial. Cairan sinovial memberikan nutrisi ke kartilago artikular
dan juga memenuhi kebutuhan viskositas untuk menyerap goncangan dari
gerakan lambat, dan kebutuhan elasisitas dari gerakan cepat (Muscolino,
2017).

B. Cairan sinovial
Cairan sinovial mengandung banyak proteoglikan yang di keluarkan oleh
fibroblast, pada sendi normal cairan sinovial tidak mungkin lebih dari 3ml.

Cairan sinovial memiliki 3 fungsi khusus yaitu :


a) Lubrication (pelumas).
Saat sendi bergerak maka cairan sinovial akan tertekan keluar dan
berpindah ke bagian yangmendapat tekanan agar tidak terjadinya
benturan atau gsesekan antar tulang.
b) Distribusi Nutrisi
Cairan sinovial akan membawa nutrisi untuk tulang dan saat
melakukan pergerakan cairansinovial akan berputar di dalam
rongga sinovial dan akan mendistribusikan nutrisi ke seluruh
bagian membrane sinovial serta bagian tulang yang ada di
sekitarnya.
c) Peredam Shock
Saat melakukan pergerakan sendi mengalami tekanan dan shock
terutama saat berlali dan berjalan lama, maka saat berlari atau
berc]jalan cukup lama cairan sinovial akan keluar lebih banyak
untuk meredam atau menghindari shock yang akan terjadi karena
tekanan yang berlebihan.
(Muscolino, 2017)
C. Ligamentum

a) Ligamentum Cruriatum
Ligamentum cruriatum anterior mulai dari anterior medial
tibia ke permukaan medial dari condylus lateral femoris.
Ligamentum cruriatum posterior muncul dari belakang tibia dan
terus kearah depan, atas dan dalam mencapai condylus medial
femoris.
Ligamen cruriatum mencegah shear motion dari sendi lutut
dan bertindak menuntun flexirotasi dari sendi lutut. Ligamentum
cruriatum posterior mencegah rotasi internal berlebihan dari tibia
dan femur. Ligamentum cruriatum anterior mencegah rotasi external
abnormal. Ligamen cruriarum anterior juga menstabilkan lutut saat
extensi dan mencegah hyperextensi.
b) Ligamentum Collateral dan Kapsular
Keduanya menstabilkan sendi dengan menuntun dan
membatasi gerakan sendi. Ligamentum collateral merupakan
jaringan fibrosis dari capsul sendi lutut. Dapat dibagi menjadi
bagian medial dan lateral. Ligamen capsular lateral (ligamen
collateral fibular) lewat dari lateral epichondil femur ke kepala
fibula. Terdapat sejumlah bursa diantara bagian dalam ligamen
capsular tengah dan ligamen collateral medial. (Muscolino, 2017).
D. Tendon
Menghubungkan antara tulang dengan otot agar tulang dapat dengan baik
berdiri dandapat bergerak dengan baik. (Muscolino, 2017).
E. Bursae
Merupakan tempat cairan sinovial yang dikelilingi oleh membran sinovial.
(Muscolino, 2017).

DAPUS

Paulsen F. & J. Waschke. 2010. Sobotta Atlas Anatomi Manusia : Anatomi Umum
dan Muskuloskeletal. Penerjemah : Brahm U. Penerbit. Jakarta : EGC.

Muscolino, J. E., 2017. Kinesiology: The Skeletal System and Muscle Function. Third
Edition. New York: Elsavier Inc.

Anda mungkin juga menyukai