Anda di halaman 1dari 22

SKENARIO 3

ERVINA NUR AMALIA SARI


ANATOMI GENITALIA PRIA
TORSIO TESTIS
DEFINISI
Torsio testis adalah terpeluntirnya funikulus spermatikus yang
berakibat terjadinya gangguan aliran darah pada testis.
(Purnomo, 2016)

EPIDEMIOLOGI
Torsio testis merupakan kondisi penyebab akut skrotum yang
paling sering. Insiden torsio testis adalah 1 dari 4000 laki-laki
sebelum usia 25 tahun.3 Torsio testis dapat terjadi pada usia
berapapun, paling sering pada usia 12-16 tahun; sisi sebelah
kiri lebih sering. Median usia pasien torsio testis adalah 15
tahun. (Bayne, 2010)
FAKTOR RISIKO

• Musim dengan suhu lebih rendah dan lembap seperti musim


semi dan dingin diasosiasikan dengan tingginnya insidensi
torsio. (Saxena, 2012)
• Kehamilan dengan komplikasi seperti persalinan memanjang,
pre eklamsia, diabetes gestasional, kehamilan kembar, berat
badan lahir besar, dan kelahiran per vaginam menjadi faktor
predisposisi torsio testis pada neonatus. (Taskinen et al, 2008)
• Studi juga menunjukkan adanya hubungan riwayat dalam
keluarga. (Taskinen et al, 2008)
• Kriptorkismus atau tidak turunnya testis juga dikatakan
meningkatkan 10 kali risiko torsio testis. (Boettcher et al, 2012)
PENEGAKAN DIAGNOSIS
• Anamnesis
Gejala torsio testis adalah nyeri hebat di daerah skrotum yang
bersifat mendadak dan diikuti pembengkakan pada testis. Nyeri dapat
menjalar ke daerah inguinal atau perut sebelah bawah sehingga jika tidak
diwaspadai sering dikacaukan dengan apendisitis akut. (Purnomo, 2016)
Sering disertai mual muntah. Mual muntah disebabkan refleks
stimulasi celiac ganglion, merupakan gejala penting penanda efek sistemik
iskemik dalam tubuh.(Saxena,2012)
Pada anak, seringkali terlambat mencari pengobatan karena
beberapa faktor seperti; anak yang sulit mengeluh, orang tua yang tidak
waspada, dan meremehkan gejala. Keluhan serupa dengan episode
intermiten merupakan tanda torsio testis intermiten. (DaJusta, 2013)
PENEGAKAN DIAGNOSIS

• Pemeriksaan Fisik
Pada pemeriksaan fisik ditemukan nyeri tekan, posisi testis
abnormal, serta hilangnya refleks kremaster. (Saxena, 2012)
Posisi abnormal testis terjadi karena korda spermatika memendek;
puntiran akan menarik testis menjadi lebih tinggi. Pemeriksaan refleks
kremaster dilakukan dengan menggoreskan paha bagian dalam dan
ditemukan testis bergerak naik; hasil positif menandakan aliran darah testis
yang baik; jika ada puntiran maka akan negatif. (DaJusta, 2013)
Edema, indurasi, dan eritema skrotum dapat ditemukan pada derajat
berat. Pemeriksaan tanda Phren dilakukan dengan mengangkat testis, jika
nyeri tidak hilang menandakan keadaan torsio. Pemeriksaan tanda Phren
penting untuk membedakan nyeri disebabkan oleh torsio atau orkitis. Posisi
torsio dapat diraba pada pemeriksaan fisik (Tajchner et al, 2009). Simpul
korda terpalpasi dengan mengidentifikasi bagian atas testis dan kepala
epididymis (Kyriazis, 2008).
PENEGAKAN DIAGNOSIS
• Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan sedimen urin tidak menunjukkan adanya leukosit dalam
urin dan pemeriksaan darah tidak menunjukkan tanda inflamasi, kecuali pada
torsio testis yang sudah lama dan telah mengalami peradangan steril.
(Purnomo, 2016)
Pemeriksaan penunjang yang berguna untuk membedakan torsio testis
dengan keadaan akut skrotum yang lain adalah dengan memakai ; stetoskop
Doppler, Ultrasonografi Doppler, dan sintigrafi testis yang kesemuanya
bertujuan untuk menilai adanya aliran darah ke testis. Pada torsio testis tidak
didapatkan adanya aliran darah ke testis sedangkan pada peradangan akut
testis, terjadi peningkatan aliran darah ke testis. (Purnomo, 2016)
DAFTAR PUSTAKA
Bayne AP, Fuentes RJM, Jones EA, Cisek LJ, Gonzales ET, Reavis KM, Roth DR, et al. Factor
associated with delayed treatmet of acute testicular torsion-do demographics or
interhospital transfer matter?. J Urol. 2010;184:1743-7
Boettcher M, Bergholz R, Krebs TF, Wenke K, Aronson DC. Clinical predictors of testicular torsion in
children. Urol. 2012;79(3):670-4
DaJusta DG, Granberg CF, Villanueva C, Baker LA. Contemporary review of testicular torsion: New
concepts, emerging technologies and potential therapeutics. J Pediatr Urol. 2013;9:723-30.
Kyriazis ID, Dimopoulos J, Sakellaris G, Waldschmidt J, Charissis G. Extravaginal testicular torsion: A
clinical entity with unspecified surgical anatomy. Internat Braz J Urol. 2008;34(5): 617-26.
Purnomo, Basuki. 2016. Dasar-dasar Urologi. Jakarta : Sagung Seto.
Saxena AX, Castellani C, Ruttenstock EM, Hollwarth ME. Testicular Torsion: A 15 year single centre
clinical and histological analysis. Acta Paediatrica. 2012;101:282-6.
Tajchner L, Larkin JO, Bourke MG, Waldron R, Barry K, Eustace PW. Management of acute scrotum
in a district general hospital: 10 year experience. Scient World J. 2009;9:281-6.
Taskinen S, Taskinen M, Rintala R. Testicular torsion: Orchiectomy or orchiopexy?. J Pediatr Urol.
2008;4:210-3
EPIDIDIMITIS
DEFINISI
Epididimitis adalah reaksi inflamasi yang terjadi pada
epididymis. Reaksi ini dapat terjadi secara akut dan
kronis.

ETIOLOGI
• Dewasa muda < 35 thn : Chlamydia trachomatis,
Neisseria gonorrhea
• Anak-anak dan lanjut usia : E. coli
PENEGAKAN DIAGNOSIS
Penyakit ini secara umum sulit dibedakan dengan torsio testis. Nyeri
scrotum akut biasanya disertai dengan kenaikan suhu, keluarnya nanah dari
uretra, adanya riwayat coitus suspectus (dugaan melakukan senggama
dengan selain isterinya), atau pernah menjalani kateterisasi uretra
sebelumnya.
Pada pemeriksaan, epididimitis dan torsio testis, dapat dibedakan
dengan Prehn’s sign, yaitu jika testis yang terkena dinaikkan, pada epididmis
akut terkadang nyeri akan berkurang (Prehn’s sign positif), sedangkan pada
torsio testis nyeri tetap ada (Prehn’s sign negative). Pasien epididimitis akut
biasanya berumur lebih dari 20 tahun dan pada pemeriksaan sedimen urin
didapatkan adanya leukosituria dan bakteriuria.
HIDROKEL

DEFINISI

Hidrokel adalah penumpukan cairan berbatas tegas yang berlebihan


di antara lapisan parietalis dan viseralis tunika vaginalis. Dalam keadaan
normal, cairan yang berada di dalam rongga itu memang ada dan berada
dalam keseimbangan antara produksi dan reabsorbsi oleh sistem limfatik di
sekitarnya
EPIDEMIOLOGI

Di USA, insidensi hidrokel adalah sekitar 10-20 per 1000 kelahiran


hidup dan lebih sering terjadi pada bayi premature. Lokasi tersering adalah
di sebelah kanan, dan hanya 10% yang terjadi secara bilateral. Insidensi
PPPVP menurun seiring dengan bertambahnya umur. Pada neonates, 80%-
94% memiliki PPPVP. Risiko hidrokel lebih tinggi pada bayi premature
dengan berat badan lahir kurang dari 1500 gram dibandingkan dengan
bayi aterm.
ETIOLOGI
• Hidrokel yang terjadi pada bayi baru lahir dapat disebabkan karena :
(1) belum sempurnanya penutupan prosesus vaginalis sehingga terjadi aliran
cairan peritoneum ke prosesus vaginalis atau
(2) belum sempurnanya sistem limfatik di daerah skrotum dalam melakukan
reabsorbsi cairan hidrokel

• Pada orang dewasa, hidrokel dapat terjadi secara idiopatik (primer) dan
sekunder. Penyebab sekunder dapat terjadi karena didapatkan kelainan pada
testis atau epididimis yang menyebabkan terganggunya sistem sekresi atau
reabsorbsi cairan di kantong hidrokel. Kelainan pada testis itu mungkin suatu
tumor, infeksi, atau trauma pada testis/epididimis. Kemudian hal ini dapat
menyebabkan produksi cairan yang berlebihan oleh testis, maupun obstruksi
aliran limfe atau vena di dalam funikulus spermatikus.
KLASIFIKASI

Menurut letak kantong hidrokel terhadap testis, secara klinis dibedakan


beberapa macam hidrokel, yaitu
1. Hidrokel testis.
Kantong hidrokel seolah-olah mengelilingi testis sehingga testis tak
dapat diraba. Pada anamnesis, besarnya kantong hidrokel tidak berubah
sepanjang hari.
2. Hidrokel funikulus.
Kantong hidrokel berada di funikulus yaitu terletak di sebelah kranial
dari testis, sehingga pada palpasi, testis dapat diraba dan berada di luar
kantong hidrokel. Pada anamnesis kantong hidrokel besarnya tetap
sepanjang hari.
KLASIFIKASI

3. Hidrokel Komunikan
Terdapat hubungan antara prosesus vaginalis dengan rongga peritoneum
sehingga prosesus vaginalis dapat terisi cairan peritoneum. Pada anamnesis
kantong hidrokel besarnya dapat berubah-ubah yaitu bertambah pada saat anak
menangis. Pada palpasi kantong hidrokel terpisah dari testis dan dapat dimasukkan
kedalam rongga abdomen.
KLASIFIKASI

Berdasarkan kejadiannya yaitu :


• 1. Hidrokel akut
Biasanya berlangsung dengan cepat dan dapat menyebabkan nyeri.
Cairan berrwarna kemerahan mengandung protein, fibrin, eritrosit dan sel
polimorf.
• 2. Hidrokel kronis
Hidrokel jenis ini hanya menyebabkan peregangan tunika secara
perlahan dan walaupun akan menjadi besar dan memberikan rasa berat, jarang
menyebabkan nyeri.
TUMOR TESTIS
DEFINISI
Perbesaran pada testis, Tumor testis berasal dari
sel germinal atau jaringan stroma testis. Lebih dari
90% berasal dari sel germinal. 37 Tumor ini
mempunyai derajat keganasan tinggi, tetapi dapat
sembuh bila diberi penanganan adekuat (Price,
2006).

ETIOLOGI
Penyebab tumor testis belum diketahui dengan
pasti, tetapi terdapat beberapa faktor yang erat
kaitannya dengan peningkatan kejadian tumor
testis, antara lain maldesensus testis, trauma
testis, atrofi atau infeksi testis dan pengaruh
hormon (Purnomo, 2016).
MANIFESTASI KLINIS
• Pasien biasanya mengeluh adanya pembesaran testis yang seringkali tidak nyeri,
namun 30% mengeluh nyeri dan terasa berat pada kantung skrotum, sedang 10%
mengeluh nyeri akut pada skrotum. Tidak jarang pasien mengeluh karena merasa
ada massa di perut sebelah atas (10%) karena pembesaran kelenjar para aorta,
benjolan pada kelenjar 38 leher dan 5% pasien mengeluh adanya ginekomastia.
Ginekomastia adalah manifestasi dari beredarnya kadar ß HCG didalam sirkulasi
sistemik yang banyak terdapat pada koriokarsinoma (Purnomo, 2003).

• Pada pemeriksaan fisik testis terdapat benjolan padat keras, tidak nyeri pada
palpasi dan tidak menunjukkan tanda transiluminasi. Diperhatikan adanya
infiltrasi tumor pada funikulus atau epididimis. Perlu dicari kemungkinan adanya
massa di abdomen, benjolan kelenjar supraklavikuler, ataupun ginekomasti (Van
de Velde, 2006).
PENEGAKAN DIAGNOSIS
• Transiluminasi, ultrasonografi dan pemeriksaan endapan kemih sangat berguna
untuk membedakan tumor dari kelainan lain. kadang tumor testis disertai
hidrokel, karena itu ultrasonografi sangat berguna (Sjamsjulhidayat R, 2005).

• Sebaiknya diagnostik laboratorium dikerjakan dulu sebelum menjalankan


orkidektomi. Pada penderita dengan non-seminoma zatzat penanda tumor
spesifik dapat ditunjukkan dalam serum yaitu Human Chorion Gonadotropin
(HCG) dan µ-1- fetoprotein (AFP). Pada penderita dengan seminoma kadar HCG
dapat naik sedikit, sering juga terdapat kenaikan Placenta Like Alkaline
Phosphatase (PLAP). Pada semua penderita tumor sel embrional Laktat
Dehidrogenase (LDH) dapat naik (Van de Velde, 2006).
PENEGAKAN DIAGNOSIS
• Diagnosis ditentukan dengan pemeriksaan histologik sediaan biopsi. Setiap
benjolan testis yang tidak menyurut dan hilang setelah pengobatan adekuat
dalam waktu dua minggu harus dicurigai dan dibiopsi. Biopsi harus dilakukan dari
tetis yang didekati melalui sayatan inguinal. Testis diinspeksi dan dibuat biopsi
insisi setelah funikulus ditutup dengan jepitan klem untuk mencegah penyebaran
limfogen atau hematogen. Tidak boleh diadakan biopsi langsung melalui kulit
skrotum karena bahaya pencemaran luka bedah dengan sel tumor dengan
implantasi lokal atau penyebaran ke regio inguinal. Bila ternyata ganas dilakukan
orkidektomi, yang disusuli pemeriksaan 39 luas untuk menentukan jenis tumor,
derajat keganasan dan luasnya penyebaran (Van de Velde, 2006).

Anda mungkin juga menyukai

  • Chalazion Journal - En.id
    Chalazion Journal - En.id
    Dokumen4 halaman
    Chalazion Journal - En.id
    Dita Sekar Lintang
    Belum ada peringkat
  • Patogenesis Diabetes Mellitus DISEEEEEEEEEEEEEEEEEEEE
    Patogenesis Diabetes Mellitus DISEEEEEEEEEEEEEEEEEEEE
    Dokumen9 halaman
    Patogenesis Diabetes Mellitus DISEEEEEEEEEEEEEEEEEEEE
    Dita Sekar Lintang
    Belum ada peringkat
  • Penatalaksanaan
    Penatalaksanaan
    Dokumen6 halaman
    Penatalaksanaan
    Dita Sekar Lintang
    Belum ada peringkat
  • Chalazion Journal - En.id
    Chalazion Journal - En.id
    Dokumen4 halaman
    Chalazion Journal - En.id
    Dita Sekar Lintang
    Belum ada peringkat
  • Sindrom Vaskulitis
    Sindrom Vaskulitis
    Dokumen1 halaman
    Sindrom Vaskulitis
    Dita Sekar Lintang
    Belum ada peringkat
  • Rundown Acara Tasyakuran Aortic
    Rundown Acara Tasyakuran Aortic
    Dokumen1 halaman
    Rundown Acara Tasyakuran Aortic
    Dita Sekar Lintang
    Belum ada peringkat
  • Herbal 1
    Herbal 1
    Dokumen35 halaman
    Herbal 1
    Dita Sekar Lintang
    Belum ada peringkat
  • Daftarpustaka 18403
    Daftarpustaka 18403
    Dokumen5 halaman
    Daftarpustaka 18403
    Dita Sekar Lintang
    Belum ada peringkat
  • Konsep Kesehatan Pariwisata
    Konsep Kesehatan Pariwisata
    Dokumen22 halaman
    Konsep Kesehatan Pariwisata
    Dita Sekar Lintang
    Belum ada peringkat
  • Notulensi Kelompok 3 Tutorial Blok 24
    Notulensi Kelompok 3 Tutorial Blok 24
    Dokumen4 halaman
    Notulensi Kelompok 3 Tutorial Blok 24
    Dita Sekar Lintang
    Belum ada peringkat
  • TTTT
    TTTT
    Dokumen18 halaman
    TTTT
    Tirza Stevany
    Belum ada peringkat
  • Inggil Cover
    Inggil Cover
    Dokumen2 halaman
    Inggil Cover
    Dita Sekar Lintang
    Belum ada peringkat
  • Opthalmologi PDF
    Opthalmologi PDF
    Dokumen128 halaman
    Opthalmologi PDF
    rejotangan
    Belum ada peringkat
  • NKJ
    NKJ
    Dokumen29 halaman
    NKJ
    Dita Sekar Lintang
    Belum ada peringkat
  • Kecelakaan Kerja
    Kecelakaan Kerja
    Dokumen6 halaman
    Kecelakaan Kerja
    Nuansa Chalid Awaluddin
    Belum ada peringkat
  • Dita Sekar Lintang Sken 4
    Dita Sekar Lintang Sken 4
    Dokumen30 halaman
    Dita Sekar Lintang Sken 4
    Dita Sekar Lintang
    Belum ada peringkat
  • Kuhp
    Kuhp
    Dokumen8 halaman
    Kuhp
    Dita Sekar Lintang
    Belum ada peringkat
  • Step 1-7 Disee
    Step 1-7 Disee
    Dokumen2 halaman
    Step 1-7 Disee
    Dita Sekar Lintang
    Belum ada peringkat
  • Dita Sekar Lintang Sken 4
    Dita Sekar Lintang Sken 4
    Dokumen30 halaman
    Dita Sekar Lintang Sken 4
    Dita Sekar Lintang
    Belum ada peringkat
  • Step 1-7 Disee
    Step 1-7 Disee
    Dokumen2 halaman
    Step 1-7 Disee
    Dita Sekar Lintang
    Belum ada peringkat
  • RABIES
    RABIES
    Dokumen9 halaman
    RABIES
    Dita Sekar Lintang
    Belum ada peringkat
  • Kecelakaan Kerja
    Kecelakaan Kerja
    Dokumen6 halaman
    Kecelakaan Kerja
    Nuansa Chalid Awaluddin
    Belum ada peringkat
  • Hidrokel Dise
    Hidrokel Dise
    Dokumen17 halaman
    Hidrokel Dise
    Dita Sekar Lintang
    Belum ada peringkat
  • SKEMA
    SKEMA
    Dokumen1 halaman
    SKEMA
    Dita Sekar Lintang
    Belum ada peringkat
  • PENYULUHAN
    PENYULUHAN
    Dokumen42 halaman
    PENYULUHAN
    Dita Sekar Lintang
    Belum ada peringkat
  • Disuria - Kirim Vina
    Disuria - Kirim Vina
    Dokumen4 halaman
    Disuria - Kirim Vina
    Dita Sekar Lintang
    Belum ada peringkat
  • Hidrokel Dise
    Hidrokel Dise
    Dokumen10 halaman
    Hidrokel Dise
    Dita Sekar Lintang
    Belum ada peringkat
  • Teks
    Teks
    Dokumen1 halaman
    Teks
    Dita Sekar Lintang
    Belum ada peringkat
  • PENUTUP
    PENUTUP
    Dokumen2 halaman
    PENUTUP
    Dita Sekar Lintang
    Belum ada peringkat