Anda di halaman 1dari 18

0

KEPEMIMPINAN DAN KEKUASAAN

TUGAS CIVIC EDUCATION

Oleh:

Murtadlo Mu’afi (2018.03.0847)

Sahman Habibi (2018.03.0857)

Amirul Mujahid (2018.03.0820)

Sylvano Wijaya Aji Pratama (2018.03.0860)

PROGRAM STUDI AHWAL SYAKHSIYAH

SEKOLAH TINGGI DIROSAT ISLAMIYAH

IMAM SYAFI’I JEMBER

2018
1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Latar belakang penulisan makalah ini adalah sebagai tugas mata


kuliah civic education dan sebagai lanjutan dari pembahasan
sebelumnya yaitu Negara dan Bangsa. Telah disebutkan dalam
pembahasan sebelumnya bahwa diantara syarat berdirinya suatu negara
adalah adanya pemerintahan yang sah. Dan karena adanya
pemerintahan tersebut pasti memiliki kewajiban yang harus dia penuhi
kepada rakyatnya dan memiliki hak yang dia dapatkan dari apa yang
berada di bawah pemerintahannya.

Banyaknya teori tentang kepemimpinan yang disampaikan oleh


beberapa ahli juga menyebabkan perbedaan cara menunaikan hak dan
kewajiban terhadap pemimpin di suatu negeri. Diantara contoh gaya
kepemimpinan ada yang bersifat dictator, demokrasi, kharismatik, dan
lain lain. Lalu hendaknya kita mengetahui gaya mana yang dipakai oleh
pemerintah Indonesia dalam menjalankan sistem pemerintahannya. Hal
ini agar kita mengetahui apa kelebihan gaya pemerintahan tersebut dan
memaksimalkannya serta mengetahui apa kekurangannya dan
menutupinya.

Dan hal ini yang mendorong kami untuk membahas tentang


Kepemimpinan dan Kekuasan yang meliputi teori, gaya, dan tipologi.
2

B. Fokus Pembahasan

1. Apa saja teori dalam kepemimpinan dan kekuasaan ?

2. Apa saja gaya dalam kepemimpinan dan kekuasaan ?

3. Apa saja tipologi dalam kepemimpinan ?


3

BAB II

PEMBAHASAN

A. Teori Dalam Kepemimpinan dan Kekuasaan

Kepemimpinan berasal dari kata pimpin yang mempunyai


imbuhan pe-an yang menunjukkan sifat yang dimiliki oleh pemimpin.
Pemimpin berarti mengerahkan, membina, mengatur, menunjukkan
terhadap orang yang dipimpinnya agar terbina dan bersedia
mengikutinya dengan rasa tanggung jawab. Kepemimpinan
menujukkan gaya seseorang dalam memimpin seseorang atau
organisasi.

Kepemimpinan adalah kemampuan seseorang dalam


mempengaruhi dan memotivasi mereka yang dipimpinnya untuk
melakukan hal-hal yang diperlukan dalam mencapai tujuan yang di
inginkan bersama.

Kepemimpinan adalah seni untuk mempengaruhi atau


menggerakkan orang-orang yang dipimpin sedemikian rupa sehingga
memperoleh kepatuhan, kepercayaan, rasa hormat, dan loyalitas untuk
menyelesaikan tugas yang di amanahkan. Kepemimpinan adalah
kemampuan untuk mengantisipasi, melihat kedepan, mempertahankan
fleksibelitas dan memberdayakan orang lain untuk menciptakan
perubahan strategis yang diperlukan.1

1
http://rosyidatulmunawaroh.blogspot.com/2016/04/makalah-kepemimpinan-dan-
kekuasaan.html/. Diakses pada tanggal 8 September 2018
4

Kekuasaan adalah kewenangan yang didapatkan oleh


seseorang atau kelompok guna menjalankan kewenangan tersebut
sesuai dengan kewenangan yang diberikan. Kewenangan tidak boleh
dijalankan melebihi yang diperoleh atau kemampuan seseorang atau
kelompok untuk mempengaruhi tingkah laku orang atau kelompok lain
sesuai keinginan dari pelaku (Miriam Budiarjo). Kekuasaan (power)
dan kepemimpinan tidak bisa dipisahkan karena keduanya memiliki
hubungan yang sangat erat. Dengan kekuasaan pemimpin memperoleh
alat ukur mempengaruhi perilaku para pengikutnya. Ini berarti bahwa
kekuasaan merupakan alat didalam proses kepemimpinan. Max Weber
(dalam Thoha, 2007:330) menyatakan bahwa kekuasaan sebagai suatu
kemungkinan yang membuat seorang actor di dalam suatu hubungan
social berada dalam suatu jabatan untuk melaksanakan keinginannya
sendiri dan yang menghilangkan halangan.

Menurut kartini kartono (1994:140) mengungkapkan bahwa


sumber kekuasaan seorang pemimpin dapat berasal dari:

a. Kemampuannya untuk mempengaruhi orang lain.

b. Sifat dan sikapnya yang unggul, sehingga mempunyai kewibawaan


terhadap pengikutnya.2

c. Memiliki informasi, pengetahuan, dan pengalaman yang luas.

d. Memiliki kemahiran human relation yang baik, kepandaian bergaul


dan berkomunikasi.

2
http://rosyidatulmunawaroh.blogspot.com/2016/04/makalah-kepemimpinan-dan-
kekuasaan.html/. Diakses pada tanggal 9 Agustus 2018
5

B. Gaya Dalam Kepemimpinan dan Kekuasaan

Gaya kepemimpinan, pada dasarnya mengandung pengertian


sebagai suatu perwujudan tingkah laku dari seorang pemimpin,yang
menyangut kemampuannya dalam memimpin. Perwujudan tersebut
biasanya membentuk suatu pola atau bentuk tertentu. Ada beberapa
jenis gaya kepemimpinan, yaitu sebagai berikut.

1. Directing ( Mengarahkan )

Gaya kepemimpinan yang mengarahkan merupakan respon


kepemimpinan yang perlu dilakukan oleh seorang pemimpin pada
kondisi bawahan yang lemah dalam kemampuan, minat dan
komitmennya. Sementara itu, lembaga menghendaki penyelesaian
tugas-tugas yang tinggi. Dengan demikian pemimpin harus mencari
solusi yaitu dengan terus menumbuhkan motivasi dan optimismenya
sehingga dapat menyelesaikan tugas dengan baik sebagaimana yang
diinginkan. Gaya kepemimpinan ini bersifat instruksi yang
mengarahkan bawahan secara ketat dalam menyelesaikan tugas dengan
melihat kondisi bawahannya.

2. Coacing ( Melatih )

Pada kondisi bawahan menghadapi kesulitan menyelesaikan


tugas-tugas, takut untuk mencoba melakukannya, pemimpin juga harus
memproporsikan struktur tugas sesuai kemampuan dan tanggung jawab
karyawan. Oleh karena itu, pemimpin hendaknya menghabiskan waktu
mendengarkan dan menasehati, dan membantu bawahan untuk
memperoleh keterampilan yang diperlukan melalui metode pembinaan.
Jadi, pemimpin yang memberikan pengarahan, tetap meminta masukan
dari bawahan sebelum mengambil keputusan.
6

3. Partisipasi ( Partisipation )

Gaya kepemimpinan patisipasi, adalah respon pemimpin yyang


harus diperankan ketika bawahan memiliki kemampuan yang cukup,
tetapi tidak memiliki kemauan untuk melakukan tanggung jawab. Hal
ini bisa dikarenakan rendahnya etos kerja atau ketidak yakinan mereka
untuk melakukan tugas atau tanggung jawab. Dalam kasus ini
pemimpin perlu membuka komunikasa dua arah dan secara aktif
mendengarkan dan mengapresiasi usaha-usaha yang dilakukan para
bawahan, sehingga bawahan merasa dirinya penting dan senang
menyelesaikan tugas.

4. Mendelegasikan ( Delegating )

Selanjutnya, untuk tingkat bawahan dengan kemampuan dan


kemauan yang tinggi, maka gaya kepempinan yang sesuai adalah
“delegasi”. Dengan gaya delegasi ini pimpinan sedikit memberi
pengarahan maupun dukungan, karena dianggap sudah mampu dan mau
melaksanakan tugas/tanggung jawabnya. Mereka diperkenankan untuk
melaksanakan sendiri dan memutuskanya tentang bagaimana, kapan
dan dimana pekerjaan mereka harus di laksanakan. Pada gaya delegasi
ini tidak terlalu diperlukan komunikasi dua arah, cukup memberikan
untuk terus berkembang saja dengan terus diawasi. 3

C. Tipologi Dalam Kepemimpinan dan Kekuasaan

Dalam praktiknya, dari ketiga gaya kepemimpinan tersebut


berkembang beberapa tipe kepemimpinan; di antaranya adalah

3
https://cia-worls.blogspot.com/2011/04/macam-macam-gaya-kepemimpinan.html.
Diakses pada 08 September 2018
7

sebagian berikut (Siagian,1997)4. Terdapat beberapa gaya


kepemimpinan atau sering disebut tipe kepemimpinan. Beberapa
diantaranya adalah :

a. Otoriter (Otokratis, Dominator) tipe ini pemimpin bertindak


diktator pada bawahannya dan cenderung melakukan pemaksaan
dalam menggerakkan kelompoknya. Disini kewajiban bawahan
adalah menjalankan tugas dan mengikuti perintah. Tidak boleh
ada saran maupun bantahan dari bawahan. Bawahan harus patuh
dan tunduk secara mutlak. Contoh pemimpin diktator : Hitler,
Saddam Husain, Muammar Khadafi.

b. Demokratis. Tipe ini adalah kebalikan dari pemimpin otoriter.


Disini pemimpin ikut berbaur dan berada ditengah-tengah
anggotanya. Hubungan yang tercipta dari sistem ini juga tidak
kaku seperti majikan dan bawahan, melainkan seperti saudara
sendiri. Pemimpin selalu memperhatikan kebutuhan
kelompoknya dan mempertimbangkan kesanggupan
kelompoknya dan dalam menjalankan tugas. Pemimpin juga
mau menerima masukan dan saran dari bawahannya. Contoh
pemimpin tipe ini : John Kennedy, Mahatma Gandhi, dan lain-
lain.5

c. Kharismatik. Tipe kharismatik adalah tipe pemimpin yang


memiliki energi dan daya tarik luar biasa untuk dapat
mempengaruhi orang lain, maka tidak heran apabila memiliki
pengikut atau masa yang jumlahnya besar. Sifat kharismatik
4
https://sofiaribowo.wordpress.com/2013/07/02/tipologi-kepemimpinan/. Diakses tanggal 8
September 2018
5
https:///rahmanbongkar.wordpress.com/tag/mengandung-pengertian-sebagai-suatu-
perwujudan-tingkah-laku-dari-seorang-pemimpin/. Diakses pada 9 September 2018
8

yang dimiliki seseorang adalah karunia dari Tuhan. Pemimpin


kharismatik dapat dilihat dari cara mereka berbicara, berjalan,
maupun bertindak. Contoh pemimpin kharismatik: Nelson
Mandela, Luther King, Soekarno.

d. Paternalistik. Tipe pemimpin ini memiliki sifat kebapakan,


mereka menganggap bahwa bawahan tidak bias bersifat
mandiri dan perlu dorongan dalam melakukan sesuatu.
Pemimpin ini selalu melindungi bawahannya. Dan tipe ini
memiliki sifat pengetahuan yang besar sehingga jarang
memberi kesempatan pada bawahan untuk mengambil
keputusan. Contohnya: seorang guru.

e. Militeristik. Ini adalah tipe pemimpin yang disiplin tinggi dan


biasanya menyukai hal yang bersifat formal. Menerapkan
sistem komando dalam menggerakkan bawahannya untuk
melakukan perintah. Menggunakan pangkat dan jabatan untuk
mempengaruhi bawahan dalam tindakan mereka. Contoh:
Soeharto.

f. Tipe Laissez-Faire. Pada tipe kepemimpinan ini praktis


pemimpin tidak memimpin, dia membiarkan kelompoknya dan
setiap orang berbuat semaunya sendiri. Pemimpin tidak
berpartisipasi sedikit pun dalam kegiatan kelompoknya. Semua
pekerjaan dan tanggung jawab harus dilakukan oleh
bawahannya sendiri. Pemimpin hanya berfungsi sebagai
simbol, tidak memiliki keterampilan teknis, tidak mempunyai
wibawa, tidak bisa mengontrol anak buah, tidak mampu
melaksanakan koordinasi kerja, tidak mampu menciptakan
suasana kerja yang kooperatif. Kedudukan sebagai pemimpin
9

biasanya diperoleh dengan cara penyogokan, suapan atau


karena sistem nepotisme. Oleh karena itu organisasi yang
dipimpinnya biasanya morat marit dan kacau balau.6

BAB III

PERSPEKTIF ISLAM

6
https:///rahmanbongkar.wordpress.com/tag/mengandung-pengertian-sebagai-suatu-
perwujudan-tingkah-laku-dari-seorang-pemimpin/. Diakses pada 9 September 2018
10

A. Konsep Islam

Setelah kami sebutkan diatas beberapa teori, gaya, dan


tipologi dalam kepemimpinan, maka hendakya sekarang kita
meninjau bagaimana Islam mengatur kepemimpinan di dalam
syariat. Sebagaiamana yang kita ketahui bahwa Islam adalah agama
yang sempurna dalam mengatur pemeluknya, maka pasti telah
diatur pula dalam Islam masalah kepemimpinan ini. Dan dari
tipologi kepemimpinan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa
tujuan terbesar adanya kepemimpinan adalah untuk mengatur apa
yang dipimpin. Dan karena adanya tujuan tersebut diperlukan
adanya sikap taat kepada pemimpin.

Dan sikap taat kepada pemimpin adalah salah satu ciri kaum
muslimin. Terutama bagi mereka yang mengaku sebagai
ahlussunnah wal jama’ah atau golongan yang selamat dan
mengikuti perintah Allah dan NabiNya. Betapa kita tahu akhir-
akhir ini muncul kelompok radikal yang pekerjaan terbesarnya
adalah mencela dan merendahkan pemimpinnya. Hal itu juga
dikarenakan pemahaman mereka yang rendah tentang dalil di
dalam syari’at Islam. Dan beberapa dalil yang mengatur tentang
sikap patuh terhadap pemerintah adalah sebagai berikut :

‫ال لوُألمطيِكعوُا الرركسوُلل لوُكأوُمليِ امللمممر مممنككمم‬


‫ليِاَ أليَيِلهاَ الرمذيِلن آللمكنوُا ألمطيِكعوُا ر‬

“Hai orang-orang yang beriman, ta’atilah Allah dan ta’atilah Rasul (Nya),
dan ulil amri di antara kamu.” 7

7
(Al Qur’an Al Kariim Surah An Nisa’ [4] : 59).
11

Dari ayat ini dapat dipahami dengan jelas bahwa Allah


memerintahkan kita untuk taat kepada pemimpin atau penguasa yang ada.
Akan tetapi tentu saja ada batasan dalam melakukan ketaatan tersebut.
Diantaranya adalah yang disebutkan di tafsir ibnu katsir dari Imam Ahmad
bin Hambal dengan sanadnya sampai ke Rasulullah bahwasanya Rasulullah
bersabda :sesungguhnya ketaatan itu hanya pada hal yang baik 8. Disebutkan
juga dari hadits riwayat Abu Dawud dari sahabat Ibnu Umar Radiyallahu
anhuma bahwa Rasulullah bersabda: Mematuhi dan taat pada pemerintah itu
wajib pada sesuatu yang dia suka maupun yang dia benci kecuali jika dia
memerintah untuk melakukan kemaksiatan maka tidak ada ketaatan pada hal
tersebut.9

Diantara dalil lain yang menunjukkan wajib sikap taat pada


pemimpin adalah Dari Abu Najih, Al ‘Irbadh bin Sariyah radhiyallahu
‘anhu, ia berkata : “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memberi
nasehat kepada kami dengan satu nasehat yang menggetarkan hati dan
menjadikan air mata berlinang”. Kami (para sahabat) bertanya, “Wahai
Rasulullah, nasihat itu seakan-akan adalah nasihat dari orang yang akan
berpisah, maka berilah kami wasiat.” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda,

‫طاَلعمة لوُإممن تلأ لرملر لعللميِ ل‬


‫ك لعمبدد‬ ‫أكموُ م‬
‫ لوُالرسمممع لوُال ر‬, ‫صميِككمم بمتلمقلوُىَ ام لعرزلوُلجرل‬

8
Ibnu Katsir, Tafsir Al Qur’an Al Adzim, Darul Kitab Ilmiyiah, Beirut, 1419H.
9
Ibnu Katsir, Tafsir Al Qur’an Al Adzim, Darul Kitab Ilmiyiah, Beirut, 1419H.
12

“Saya memberi wasiat kepada kalian agar tetap bertaqwa kepada Allah
‘azza wa jalla, tetap mendengar dan ta’at walaupun yang memerintah
kalian seorang hamba sahaya (budak)”10.

Adapun dari hadits ini yang dapat disimpulkan adalah kita wajib
mentaati pemimpin terlepas bagaimana dia mendapatkan kepemimpinan itu.
Karena di hadits disebutkan “Walau kau diperintah oleh seorang budak”.
Sedang kita tahu bahwa budak tidak mungkin mendapatkan kepemimpinan,
bahkan dirinya adalah milik tuannya. Tapi meski begitu Allah masih
memerintahkan kita untuk taat kepada dia dengan ketaatan yang sesuai
syariat Islam.

C. Dialog Teori
10
Abdullah bin Sholih Al Muhsin, Al Ahadits Arbain An Nawawiyah Dengan Tambahan
dari Ibnu Rajab, Universitas Islam Madinah, Madinah, 1984.
13

Dalam dialog teori ini kami akan mengkomparasikan sebuah


point dari sudut pandang Islam dan sudut pandang kewarganegaraan.
Poin yang kami ambil disini sesuai dengan apa yang kami bahas di
atas, yaitu tentang sikap taat pada pemerintah atau penguasa. Dan
sebagaimana yang kita tahu negara memerintahkan kita untuk taat
dan tunduk pada penguasa atau pemerintah. Hal ini sesuai dengan
perintah Allah dan NabiNya Shallallahu alaihi wasallam yang telah
kami jelaskan diatas. Dan inilah persamaannya.

Akan tetapi yang dimaksud sikap taat pada pemimpin versi


Islam dan kewarganegaraan memiliki perbedaan. Pada versi
kewarganegaraan taat pada pemimpin adalah mutlak terlepas
perintah pemimpin itu baik atau buruk. Akan tetapi Islam membatasi
ketaatan tersebut hanya pada sesuatu yang bukan maksiat kepada
Allah.

BAB IV
14

PENUTUP

A. Kesimpulan

Kesimpulan yang kami ambil dari pembahasan kali ini


adalah sebagai berikut:

1. Kepemimpinan adalah kemampuan seseorang dalam


mempengaruhi dan memotivasi mereka yang dipimpinnya
untuk melakukan hal-hal yang diperlukan dalam mencapai
tujuan yang di inginkan bersama. Kekuasaan adalah
kewenangan yang didapatkan oleh seseorang atau kelompok
guna menjalankan kewenangan tersebut sesuai dengan
kewenangan yang diberikan.

2. Gaya kepemimpinan, pada dasarnya mengandung pengertian


sebagai suatu perwujudan tingkah laku dari seorang
pemimpin, yang menyangkut kemampuannya dalam
memimpin. Contoh dari gaya dalam kepemimpinan adalah :
Coaching, Directing, Participating, Delegating.

3. Tipologi dalam kepemimpinan dan kekuasaan adalah


pengembangan dari gaya dalam kepemimpinan dan
kekuasaan. Dan beberapa contoh tipologi dalam
kepemimpinan adalah: Tipe Otoriter, Militeristik,
Paternalistik, Kharismatik, Demokratis, Laissez-Faire.

B. Saran
15

Setelah membahas tema ini dengan perspektif secara


kewarganegaraan dan secara Islam, maka sebagai muslim yang baik
kita selalu menjaga hak dan kewajiban kita sebagai seseorang yang
dipimpin oleh pemimpin yang sah. Dan kata-kata yang indah dari Al
Fudhail bin Iyadh ini semoga bisa selalu menjadi pengingat untuk
kita.

‫للموُ ألرن لمليِ لدمعلوُةة كممستللجاَبلةة لماَ ل‬


:‫صيِرمرتكلهاَ إمرل مفيِ ا م مللماَمم مقيِلل للكه‬
‫ لملتىَ لماَ ل‬:‫ك ليِاَ أللباَ لعلمييِ؟ٍّ لقاَلل‬
‫صيِرمرتكلهاَ مفيِ نلمفمسيِ للمم‬ ‫ف لذلم ل‬
‫لوُلكميِ ل‬
‫صللكح املمعلباَمد‬ ‫صللكح ا م مللماَمم ل‬ ‫صيِرمرتكلهاَ مفيِ ا م مللماَمم فل ل‬
‫تكمجمزمنيِ لوُلملتىَ ل‬
‫لوُاملبمللمد‬
“Seandainya aku memiliki doa yang pasti dikabulkan maka akan
aku tujukan doa itu untuk pemimpin negeri.” Lalu dikatakan
kepadanya “Kenapa begitu wahai Abu Ali ?” Lalu beliau berkata
“kalau aku tujukan itu untuk diriku sendiri maka itu hanya
bermanfaat untuk diriku sendiri, akan tetapi jika aku tujukan itu untuk
pemerintah maka akan baik pemimpin tersebut begitu pula rakyat dan
negaranya.”11

DAFTAR PUSTAKA

11
Abu Nu’aim, Hilyatul Auliya’ wa Thobaqot Ashfiya’,Darul Kutub Ilmiyah, Beirut, 1409H
16

Al Qur’an Al Karim.

Abdullah bin Sholih Al Muhsin. 1984. Al Ahadits Arbain An


Nawawiyah Dengan Tambahan dari Ibnu Rajab. Madinah:
Universitas Islam Madinah

Abu Nu’aim. 1409H. Hilyatul Auliya’ wa Thobaqot Ashfiya’. Beirut: Darul


Kutub Ilmiyah.

Ibnu Katsir. 1419H. Tafsir Al Qur’an Al Adzim. Beirut: Darul Kitab


Ilmiyiah.

https://cia-worls.blogspot.com/2011/04/macam-macam-gaya-
kepemimpinan.html.

https:///rahmanbongkar.wordpress.com/tag/mengandung-pengertian-
sebagai-suatu-perwujudan-tingkah-laku-dari-seorang-pemimpin/.

http://rosyidatulmunawaroh.blogspot.com/2016/04/makalah-
kepemimpinan-dan-kekuasaan.html/.

https://sofiaribowo.wordpress.com/2013/07/02/tipologi-
kepemimpinan/.

LAMPIRAN
17

Yang Mengajukan Pertanyaan :

1. Zainul Fakhri 2018.03.0866

2. Bayu Pratomo 2018.03.0824

Anda mungkin juga menyukai