Anda di halaman 1dari 3

KMO

“KONSEP KEPEMIMPIAN KONVENSIONAL DALAM ORGANISASI”

Oleh : Akbar Budidarma (HMI Cabang Sidrap)

Keragaman kepemimpinan berkembang pesat seiring berubahnya organisasi.


Kepemimpinan termasuk elemen kunci sebagai sumber penggerak dalam mencapai
tujuan organisasi. Untuk keberhasilan pemimpin secara konvensional diperlukan
pendekatan-pendekatan diantaranya pendekatan sifat, perilaku dan situasional.

Kepemimpinan secara umum merupakan perilaku dari seorang memimpin


dalam memengaruhi anggotanya untuk mencapai tujuan pribadi maupun tujuan
organisasi. Setiap pemimpin haruslah memiliki jiwa kepemimpinan yang ideal
sesuai dengan kondisi anggota/bawahannya. Adapun pendapat menurut beberapa
ahli tentang kepemimpinan antara lain sebagai berikut:

Fred Luthans mengatakan “Leadership cannot exist without the full inclusion,
initiatives, and the corporation of employees”. Kepemimpinan tidak bisa ada
tanpa pemasukan yang penuh, prakarsa, dan korporasi karyawan. Sedangkan
“Power related to authority and influence” Kuasa berhubungan dengan otoritas
dan pengaruh. (Fred.L, 2008:281).

Sedangkan dengan pendapat lain Kepemimpinan menurut Stephen P. Robbins


dan Timothy A. Judge , menyatakan bahwa “Leadership as the ability to influence
a group toward the achievement of a vision or set of goals” Kepemimpinan
sebagai kemampuan untuk memengaruhi suatu kelompok ke arah prestasi dari
suatu visi atau sasaran. (Stephen.P & Timothy.A , 2009 : 419)

Dalam pendekatannya terdapat 3 pendekatan dalam teori kepemimpinan


yaitu :

1. Pendekatan sifat

Dalam pendekatan sifat ini, seorang pemimpin dapat dientifkasikan


sebagai seorang pemimpin yang potensial dan memiliki jiwa kepemimpinan

1
yang efektif haruslah memiliki sifat-sifat yang dikategorikan menjadi 4 sifat,
yaitu :

a. Sifat-sifat fisik : kuat, sehat, menarik, vitalis

b. Sifat-sifat kepribadian : ambisius, percaya diri, jujur, berinisiatif, cepat


tanggap, tenang, dan memiliki daya imajinasi tinggi

c. Sifat-sifat pribadi : memiliki kemampuan verbal, bijaksana, adil, cerdas,


rajin, dan bertanggung jawab

d. Sifat-sifat sosial : memiliki rasa simpati yang tinggi, sabar, dapat


dipercaya, dan yang terpenting memiliki pengakuan dari para
anggota/masyarakat sehingga pemimpin tersebut memiliki posisi yang
resmi.

2. Pendekatan perilaku

Dalam pendekatan ini pembahasan lebih tertuju pada gaya-gaya


kepemimpinan. Adapun gaya-gaya kepemimpinan tersebut yaitu gaya
kepemimpinan otoriter, gaya kepemimpinan demokratis, dan gaya
kepemimpinan bebas atau biasa disebut Laissez-faire.

a. Gaya kepemimpinan otoriter (autocratic)

Gaya kepemimpinan ini biasa diterapkan oleh para diktator dimana


pemimpin yang bertipe demikian cenderung memberikan perintah dan
para anggotanya wajib melaksanakannya secara dogmatis. Dengan
posisinya dan segala kemampuannya, ia berusaha menakut-nakuti
bawahannya dengan memberikan hukuman tertentu bagi yang menolak
atau berbuat negatif.

b. Gaya kepemimpinan demokratis (democratic)

Gaya pemimpin yang demokratis merupakan tipe pemimpin yang


mengadakan konsultasi dengan para bawahannya untuk mengambil
tindakan dan keputusan, pimpinan yang demokratis merupakan
pemimpin yang mengutamakan musyawarah sebelum bertindak dan

2
senantiasa memberikan dorongan dan aktif dalam melaksanakan kegiatan
yang telah ditetapkan melalui musyawarah yang dilakukan.

c. Gaya kepemimpinan bebas (Laissez-faire)

Pemimpin yang bertipe demikian merupakan yang berpartisipasi


minimum dan cenderung memberikan kebebasan kepada bawahannya
untuk menentukan sendiri tujuan dan keputusannya melalui diskusi
terbuka serta menyelesaikan sendiri masalahnya.

3. Pendekatan situasional

Pendekatan situasional adalah model kepemimpinan yang


mendeskripsikan hubungan antara gaya kepemimpinan dengan situasi-situasi
organisasional tertentu.(Daft.L , 2006: 325-326).

Pendekatan ini menjelaskan para pemimpin perlu menyesuaikan gaya


kepemimpinan mereka sebagai respons terhadap berbagai karakter dari
orang-orang yang menjadi bawahannya, seperti: harapan kerja, pengalaman,
keahlian dan kesanggupan dalam menerima tanggung jawab.

Daftar Pustaka

Luthans, Fred. 2008. “Organizational Behavor”.Mc Graw Hill: New York. p.281

Richard L, Daft. 2006. “Manajemen”. Salemba Empat: Jakarta. p.325-326

Robbins, Stephen P. dan Judge, Timothy A. 2009. “Organizational Behavor”.

Mc Graw Hill: New York .p.419

Anda mungkin juga menyukai