NIM : 50700116086
KELAS : IKOM-B (Reguler)
TEORI MOTIVASI DAN TEORI GAYA MANAJERIAL
Motivasi
Motivasi mempersoalkan bagaimana cara mengarahkan daya dan potensi yang dimiliki
oleh bawahan sehingga bawahan mau bekerja sama secara produktif untuk mencapai dan
mewujudkan tujuan yang telah ditentukan. Motivasi merupakan hal yang penting karena
motivasi dapat menjadi penyebab, penyalur, maupun pendukung dari perilaku seseorang
sehingga orang tersebut berkeinginan untuk bekerja keras dan antusias untuk mencapai hasil
yang optimal. Menurut Terry dan Rue dalam Suharto dan Budi Cahyono (2005), motivasi adalah
membuat seseorang dapat bekerja lebih NHUMD. Sejalan dengan hal tersebut, Luthans (2006)
menyatakan bahwa motivasi adalah sebuah suatu dorongan yang ditunjukan untuk memenuhi
tujuan tertentu1
Menurut Malayu (2005: 143) dalam Tampi (2014), motivasi berasal dari kata latin
movere yang berarti dorongan atau pemberian daya penggerak yang menciptakan kegairahan
kerja seseorang agar mereka mau bekerja sama, bekerja efektif, dan terintegrasi dengan segala
daya upayanya untuk mencapai kepuasan. Motivasi merupakan faktor yang kehadirannya dapat
menimbulkan kepuasan kerja, dan meningkatkan kinerja karyawan. Kemudian Siagian (2002)
dalam Tampi (2014) mengatakan bahwa dalam kehidupan berorganisasi, termasuk kehidupan
berkarya dalam organisasi, aspek motivasi kerja mutlak mendapat perhatian serius dari para
pemimpin yang setiap hari berkontak langsung dengan bawahan di tempat kerja.
Motivasi sendiri adalah reaksi yang timbul dari dalam diri seseorang sebagai dorongan karena
adanya rangsangan dari luar yang mempengaruhi untuk memenuhi tujuan tertentu (Suranta, 2002
dalam Tampi, 2014).
1
Pengaruh Motivasi Kerja Dan Gaya Kepemimpinan Terhadap Disiplin Kerja Serta Dampaknya Pada Kinerja Karyawan Aries
Susanty, Sigit Wahyu Baskoro
Teori-Teori Motivasi
a) Fisiologis: antara lain rasa lapar, haus, perlindungan (pakaian dan perumahan),
seks, dan kebutuhan jasmani lain.
b) Keamanan: diantaranya keselamatan dan perlindungan atas kerugian fisik dan
emosional.
c) Sosial: mencakup kasih sayang, rasa memiliki, diterima-baik, dan persahabatan.
d) Penghargaan: mencakup faktor penghormatan diri seperti harga diri, otonomi,
dan prestasi; serta faktor dari luar misalnya status, pengakuan, dan perhatian.
e) Aktualisasi diri: dorongan untuk menjadi seseorang/sesuatu sesuai ambisinya;
yang mencakup pertumbuhan, pencapaian potensi, dan pemenuhan kebutuhan
diri.
2) Teori David McClelland
Teori McClelland (Robins, 2006 dalam Tampi, 2014) mengatakan 3 poin, yaitu:
Adapun menurut teori ini yang dapat membangkitkan semangat kerja adalah motivator.
Faktor ini terdiri dari faktor keberhasilan, penghargaan, faktor pekerjaannya sendiri, rasa tangung
jawab, dan faktor peningkatan.
Gaya kepemimpinan adalah pola tingkah laku yang dirancang sedemikian rupa untuk
mempengaruhi bawahannya agar dapat memaksimalkan kinerja yang dimiliki bawahannya
sehingga kinerja organisasi dan tujuan organisasi dapat dimaksimalkan. Seorang pemimpin harus
menerapkan gaya kepemimpinan untuk mengelola bawahannya, karena seorang pemimpin akan
sangat mempengaruhi keberhasilan organisasi dalam mencapai tujuannya (Waridin dan
Bambang Guritno, 2005 dalam Tampi, 2014).
Menurut Tjiptono gaya kepemimpinan adalah suatu cara yang digunakan pemimpin
dalam berinteraksi dengan bawahannya. Sementara itu, pendapat lain menyebutkan bahwa gaya
kepemimpinan adalah pola tingkah laku (kata-kata dan tindakan-tindakan) dari seorang
pemimpin yang dirasakan oleh orang lain.2
Terdapat lima gaya kepemimpinan menurut Siagian (2002) dalam Tampi (2014), yaitu:
2
Hersey, 2004:29 dalam Tampi, 2014, 2006:161
2) Tipe pemimpin yang militeristik
Perlu diperhatikan terlebih dahulu bahwa yang dimaksud seorang pemimpin tipe
militeristik berbeda dengan seorang pemimpin modern. Seorang pemimpin yang bertipe
militeristik ialah seorang pemimpin yang memiliki sifat-sifat:
3
Http://gerry05.blogspot.com/2019/04/teori-motivasi-dan-gaya-manajerial.html?m=1
Teori Co-orientation
Menurut Taylor (2009 dikutip dari Kriyantono, 2014) teori co-orientation merupakan
teori yang digagas oleh Theodore M. Newcomb pada 1953 yang membahas komunikasi dari
disiplin psikologi sosial, yaitu berangkat dari pemikiran Newcomb bahwa komunikasi adalah
proses orientasi antara individu.
Co-orientation terjadi ketika dua atau lebih individu secara bersama-sama diorientasikan
pada satu sama lain dan secara simultan menghubungkan individu tersebut melalui kepentingan
yang sama (Broom, 2005 dikutip dari Kriyantono, 2014). Sederhananya co-orientation terjadi
apabila dua orang individu atau lebih berorientasi satu sama lain untuk membahas seputar isu
atau masalah tertentu.4
Penjelasan ini disederhanakan dalam model co-orientation yang disebut model A-B-X Newcomb
Model di atas terdiri dari dua komunikator, A dan B, beserta orientasi masing-masing
terhadap suatu objek (X). Setiap komunikator mempunyai orientasi yang simultan terhadap
masing-masing komunikator dan juga objek (Kriyantono, 2014).
Dari model di atas, Newcomb mengidentifikasi empat komponen dasar hubungan sistemik ini,
yaitu :
https://www.academia.edu/27232184/TEORI_TEORI_MOTIVASI_DAN_TEORI_KEPEMIMPINAN
4
Contoh teori A-B-X dalam kehidupan sehari-hari adalah A menyukai B namun
tidak menyukai presiden X. B juga menyukai A namun tidak setuju mengenai
ketidaksukaan A pada presiden X. A dihadapkan pada inkonsistensi internal yaitu
“mengapa saya harus menyukai seseorang yang tidak sama pemikirannya dengan saya”.
A memiliki beberapa pilihan yaitu memilih untuk mempersuasi B agar sama-sama tidak
menyukai presiden X dan kemudian tercapainya keseimbangan bahwa A dan B sama-
sama tidak menyukai presiden X, atau apabila B menolak ajakan si A, A harus
mengubah sikapnya terhadap B atau mengubah pandangannya terhadap presiden X agar
menjadi lebih baik.
Dari contoh di atas sesuai dengan Vercic & Vercic (2007 dalam Kriyantono, 2014) yang
menjelaskan bahwa teori co-orientation menjelaskan individu akan mengubah sikapnya dalam
berhubungan dengan individu lain. Dengan kata lain menyesuaikan dirinya dengan orang lain
dengan tujuan agar tercapai keseimbangan psikologis. Menurut Littlejohn (2009) masing-masing
individu menilai suatu isu atau masalah dengan sudut pandang yang berbeda karena manusia
memiliki bidang masalah yang berbeda dan minat yang berbeda juga. Keseimbangan psikologis
dapat dirasakan apabila terjadi kekonsistenan sikap secara bersama dalam suatu interaksi.
Teori ini dikembangkan oleh McLeod & Chaffee pada 1973,dengan menciptakan model
co-orientation yang juga untuk komunikasi interpersonal. Model McLeod & Chaffee ini
berasumsi bahwa masing-masing komunikator memiliki dua komponen kognisi yaitu persepsi
diri (self-perception) terhadap objek komunikasi dan orang lain (other-perception). Interaksi dari
kognisi ini kemudian menghasilkan lima jenis relasi, seperti yang digambarkan dalam gambar di
bawah.
Model Broom dan Grunig & Hunt menggunakan kelima relasi dari McLeod & Chaffee
dalam interaksi organisasi dan publik. Kelima relasi ini menghasilkan tiga situasi komunikasi
yang mewarnai interaksi organisasi dan publiknya terhadap suatu isu yaitu kongruen (sebangun);
agreement (persetujuan); dan accuracy (ketepatan). Menurut Broom (2005 dikutip dalam
Kriyantono 2014) model co-orientation of public relations melihat bagaimana organisasi dan
publik berperilaku sesuai dengan pandangan dan tujuan satu sama lain megenai suatu isu yang
sama-sama mereka perhatikan.
Kongruen (sebangun) memiliki dua aspek. Pertama, merupakan tingkat kesamaan antara
pemahaman organisasi mengenai suatu isu dan persepsi organisasi terhadap pemahaman publik
mengenai suatu isu. Kedua, merupakan tingkat kesamaan antara pemahaman organisasi pada
suatu isu dan persepsi publik terhadap perspesi organisasi pada suatu isu. Agreement
(persetujuan) diartikan sebagai tingkat keterpaduan (co-orientation) antara pemahaman
organisasi dan publik pada isu yang sama. Persetujuan (agreement) didapat dengan mengukur
kesesuaian dan ketidaksesuaian pandangan organisasi dan publiknya terhadap suatu isu. Variabel
terakhir, akurasi yaitu kesamaan antara pemahaman organisasi mengenai sebuah isu dengan
persepsi publik terhadap pandangan organisasi mengenai isu tersebut. Atau menurut Seltzer
(2006) akurasi adalah keadaan saat organisasi dapat memperkirakan dengan benar viewpoint dari
publik dan juga sebaliknya.6
Tugas seorang public relations dalam teori co-orientation adalah menjalin hubungan baik
atau relasi dengan publiknya agar tercapai kesamaan pemahaman mengenai suatu isu. Menurut
Kriyantono (2014) public relations harus menerapkan manajemen isu demi mengetahui opini
atau pandangan publik terhadap organisasi termasuk mendeteksi isu-isu yang terjadi terkait
aktivitas organisasi. Upaya public relations ini disebut monitoring lingkungan atau tracking isu,
atau menurut Broom (2005 dari Kriyantono, 2014) disebut sebagai ”gap-analysis”. Hasil survey
ini kemudian digunakan untuk melihat orientasi dan posisi organisasi terhadap suatu isu dan
melihat orientasi dan posisi publik terhadap suatu isu. Apabila tidak ada gap, maka dapat
5
Broom, 2005; Grunig & Hunt, 1984; Kutzschenbach & Bronn, 2006; Vercic & Vercic, 2007 dikutip dari
Kriyantono,2014
6
https://www.academia.edu/27232184/TEORI_TEORI_MOTIVASI_DAN_TEORI_KEPEMIMPINAN
diartikan bahwa opini dan perilaku publik konsisten dengan pandangan organisasi terhadap
publik itu.
Pemikiran lain dari McLeod & Chaffee yang juga diadaptasi oleh Broom dan Grunig &
Hunt yaitu perlunya pembedaan antara persetujuan aktual (actual agreement) dan persetujuan
persepsi (perceptions of agreement). Persetujuan aktual adalah persepsi organisasi atau publik
pada isu. Persetujuan persepsi adalah persepsi organisasi atau publik tentang apa yang dipikirkan
pihak lain pada isu yang sama. Grunig & Hunt berpendapat bahwa public relations berusaha
mengubah orientasi publik agar sejalan dengan keinginan organisasi dan pada sisi yang lain
organisasi dan public sama-sama mengubah orientasi untuk menemukan konsensus. Keterpaduan
ini yang kemudian disebut dengan “co-orientation”
Tiga situasi co-orientation dalam interaksi antara organisasi dan publik menurut Scheff:
1. Monolitik konsensus, artinya terjadi pesetujuan kognisi dan evaluasi antara organisasi
dan publik mengenai suatu isu.
2. Konflik yang salah (false conflict), artinya bahwa mereka memiliki persepsi yang sama
mengenai suatu isu tapi menganggap diri mereka memiliki persepsi yang berbeda.
3. Disensus, artinya kedua pihak sama-sama mengetahui bahwa mereka tidak memiliki
persepsi yang sama mengenai suatu isu.7
7
Kriyantono, R. (2014). Teori public relations pespektif barat & lokal : Aplikasi penelitian dan praktik. Jakarta :
Prenada Media.
DAFTAR PUSTAKA
Pengaruh Motivasi Kerja Dan Gaya Kepemimpinan Terhadap Disiplin Kerja Serta Dampaknya Pada Kinerja Karyawan
Aries Susanty, Sigit Wahyu Baskoro
Http://gerry05.blogspot.com/2019/04/teori-motivasi-dan-gaya-manajerial.html?m=1
https://www.academia.edu/27232184/TEORI_TEORI_MOTIVASI_DAN_TEORI_KEPEMIMPINAN
Broom, 2005; Grunig & Hunt, 1984; Kutzschenbach & Bronn, 2006; Vercic & Vercic, 2007 dikutip dari
Kriyantono,2014
https://www.academia.edu/27232184/TEORI_TEORI_MOTIVASI_DAN_TEORI_KEPEMIMPINA
N
Kriyantono, R. (2014). Teori public relations pespektif barat & lokal : Aplikasi penelitian dan praktik.
Jakarta : Prenada Media.
PLAGIARISM SCAN REPORT
Date 2020-10-20
Words 1.175
9% 91%
Plagiarised Unique
Characters 8520
Matched Source
Similarity 13%
Title: Makalah pengintegrasian (msdm 2) pemberian daya penggerak yang menciptakan
kegairahan kerja seseorang agar mereka mau bekerja sama, bekerja efektif dan terintegrasi
http://jimmylempas.blogspot.com/2012/11/makalah-pengintegrasian-msdm-2.html
Similarity 7%
Title: Perilaku Organisasi – Ringkasan Perilaku Organisasi perubahan merupakan suatu kondisi
yang membuat sesuatu menjadi lain dan cenderung sulit diterima oleh seseorang. bahkan dalam
suatu organisasipun sering terjadi penolakan atas perubahan ini. pada masa sekarang, semakin
banyak organisasi yang menghadapi lingkungan yang dinamis...
https://altecblog.wordpress.com/
Matched Source
Similarity 7%
Title: Kepemimpinan meliputi proses mempengaruhi dalam menentukan...
kepemimpinan ini menggunakan pendekatan kepada bawahan dengan menukarkan sesuatu untuk
yang lainnya (sepertikepemimpinan dengan gaya demokratis dalam mengambil keputusan sangat
mementingkan musyawarah, yang diwujudkan pada setiap jenjang dan di dalam unit masing-masing.
http://eprints.upnjatim.ac.id/2539/5/Kepemimpinani_Baru.pdf
Similarity 5%
Title: 5 Gaya Kepemimpinan Menurut Siagian | EtalasePustaka
Selalu berusaha mengutamakan kerjasama teamwork dalam usaha mencapai tujuan. Selalu berusaha
menjadikan lebih sukses dari padanya. Selalu berusaha mengembangkan kapasitas diri pribadinya
sebagai pemimpin. Demikian lima gaya kepemimpinan menurut Sondang P. Siagian.
https://etalasepustaka.blogspot.com/2016/05/5-gaya-kepemimpinan-menurut-siagian.html
Similarity 5%
Title: b Rasio personal Pemimpin kharismatik bersedia menempuh risiko...
pemimpin kharismatik terlibat dalam perilaku yang dianggap baru dan berlawanan dengan norma. 2. gaya
kepemimpinan transaksional pemimpin transaksional merupakan pemimpin yang memandu atau
memotivasi para pengikut mereka menuju sasaran yang ditetapkan dengan memperjelas...
https://www.coursehero.com/file/p1d7sb5v/b-Rasio-personal-Pemimpin-kharismatik-bersedia-
menempuh-risiko-personal-tinggi/
Similarity 4%
Title: Gaya Kepemimpinan gaya kepemimpinan transaksional lebih berfokus pada hubungan
pemimpin-bawahan tanpa adanya usaha untuk menciptakan perubahan bagi bawahannya. terdapat
empat karakteristik pemimpin transaksional: a. imbalan kontingen...
https://www.scribd.com/doc/309554898/Gaya-Kepemimpinan
Similarity 3%
Title: manajemen 2
...berdasar pengecualian (aktif): melihat dean mencari penyimpangan dari aturan dan standar, menempuh
tindakan perbaikan. c.
manajemen berdasar pengecualian (pasif): mengintervensi hanya jika standar tidak dipenuhi. dvisi ini
jika diseleksi dan diimplementasikan secara tepat... http://achisurya.blogspot.com/
Similarity 3%
Title: Makalah Kelompok 3 Gaya-gaya Kepemimpinan
3. gaya kepemimpinan transformasional. pemimpin transformasional mencurahkan perhatian pada hal-hal
dan kebutuhan pengembangan masing-masing pengikut. pemimpin transformasional mengubah
kesadaran para pengikut akan persoalan-persoalan dengan...
https://www.scribd.com/document/346243245/Makalah-Kelompok-3-Gaya-gaya-Kepemimpinan