Anda di halaman 1dari 6

KEPEMIMPINAN

A. Pengertian

Kepemimpinan (leadership) yang ditetapkan oleh seorang manager dalam organisasi


dapat menciptakan integrasi yang serasi dan mendorong gairah kerja karyawan untuk
mencapai sasaran yang maksimal. Kepemimpinan adalah cara seorang pemimpin
mempengaruhi perilaku bawahan, agar mau bekerja secara produktif untuk mencapai tujuan
organisasi.
Prof Kimball Young lebih mempertegas arti kepemimpinan (leadership) yang berbeda
dengan perkepalaan (headship). Menurut Prof Kimball, kepemimpinan adalah bentuk
dominasi yang didasari kemampuan pribadi yang sanggup mendorong atau mengajak orang
lain untuk berbuat sesuatu, atau besifat informal. Sedangkan headship atau pemimpin
institusional dikaitkan dengan kekuasaan formal yang bisa dioperkan secara cultural. (DR
Kartini Kartono, 50) Adapun aspek kepemimpinan dalam sebuah organisasi merupakan
posisi sentral di dalam menggerakkan seluruh aktifitas di dalamnya. Karena kepemimpinan
merupakan inti dari organisasi, manajemen dan administrasi (DR Kartini Kartono, Lebih jelas
John Kotter dari Havad Business School berpendapat bahwa manajemen menyangkut hal
mengatasi kerumitan, sedang kepemimpinan menyangkut mengatasi perubahan. Dengan
demikian arah dan inti dari arti kepemimpinan adalah sebagai kemampuan untuk
mempengaruhi suatu kelompok ke arah tercapainya tujuan. (Stephen P. Robbins, 40)

B. Fungsi dan Tugas Pemimpin dalam Organisasi

Berangkat dari beberapa definisi ini, maka jelas pula fungsi yang bisa diperankan dari
sebuah kepemimpinan, yang pada dasarnya fungsi kepemimpinan adalah fungsi yang bisa
diambil dari seorang pemimpin itu sendiri. Fungsi pemimpin menurut Terry, dapat
dikelompokkan menjadi empat, yaitu: perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan
pengendalian.
Dalam menjalankan fungsinya pemimpin mempunyai tugas-tugas tertentu, yaitu
mengusahakan agar kelompoknya dapat mencapai tujuan dengan baik, dalam kerja sama
yang produktif, dan dalam keadaan yang bagaimana pun yang dihadapai kelompok. Tugas
utama pemimpin adalah:
1. Memberi struktur yang jelas terhadap situasi-situasi rumit yang dihadapi kelompok.
2. Mengawasi dan menyalurkan tingkah laku kelompok.
3. Merasakan dan menerangkan kebutuhan kelompok pada dunia luar, baik mengenai
sikap-sikap, harapan, tujuan, dan kekhawatiran kelompok.
4. Penanggung jawab dan pembuat kebijakan organisasi
5. Pemersatu dan memotivasi bawahan agar dapat melaksanakan aktifitas organisasi.

C. Unsur-Unsur Kepemimpinan

Untuk dapat menjalankan fungsi kepemimpinan, haruslah terpenuhi unsur-unsur


kepemimpinan itu sendiri. Karena tanpanya kepemimpinan tidak dapat berjalan atau pincang.
Menurut Sadikin dkk (2020, hlm. 117) kepemimpinan memiliki unsur-unsur sebagai berikut.
1. Kumpulan Orang
Terdapat kumpulan orang yang menjadi pengikut untuk mencapai tujuan organisasi tersebut.
Para pengikut akan menerima pengarah dan perintah dari pemimpin. Demikian pula,
wewenang seorang pemimpin ditentukan oleh kepatuhan para pengikut untuk melaksanakan
arahan dan perintah pemimpin. Semakin dilaksanakan dengan baik arahan dan perintah
pemimpin oleh para pengikut, maka semakin besar wewenang pemimpin untuk mengatur
para pengikutnya untuk melaksanakan tugasnya.
2. Kekuasaan
Kekuasaan merupakan kekuatan yang dimiliki seorang pemimpin untuk memengaruhi para
pengikutnya dalam melaksanakan tugasnya. Pemimpin memiliki kekuasaan yang lebih besar
dari kekuasaan yang dimiliki para anggota organisasi. Ada lima dasar kekuasaan yang
dimiliki pemimpin, antara lain kekuasaan menghargai, kekuasaan memaksa, kekuasaan sah,
kekuasaan rujukan, dan penguasaan keahlian.
3. Mempengaruhi
Unsur ketiga ini dari kepemimpinan adalah kemampuan pemimpin dalam menggunakan
berbagai bentuk kekuasaan yang dimilikinya untuk memengaruhi para anggota organisasi
agar mau melaksanakan tugasnya. Pemimpin harus mempunyai keahlian untuk dapat
mempengaruhi anggota organisasinya. Meskipun sebenarnya pada dasar unsur ini
menekankan pada pengikut, inspirasi juga dibutuhkan dari pimpinan. Para pemimpin
memiliki kualitas daya tarik yang dapat menimbulkan kesetiaan, pengabdian, dan keinginan
yang kuat dari para anggota organisasi untuk melakukan hal-hal yang diinginkan pemimpin.
4. Nilai
Kemampuan untuk menggunakan tiga unsur sebelumnya dan mengakui bahwa kemampuan
berkaitan dengan nilai. James McGregor, dalam Stoner (1996 dalam Sadikin dkk, 2020, hlm.
118) mengatakan bahwa pemimpin yang mengabaikan komponen moral kepemimpinan
mungkin dalam sejarah dikenang sebagai penjahat, atau lebih jelek lagi. Demikian moral
sangat berkaitan dengan nilai-nilai dan persyaratan bahwa para pengikut diberi cukup
pengetahuan mengenai alternatif agar dapat membuat pilihan yang telah dipertimbangkan jika
tiba saatnya memberikan respons pada usulan pemimpin untuk memimpin (Bangun dalam
Sadikin, 2020, hlm. 118).

D. Teori Kepemimpinan

Menurut Gibson, Ivancevich, dan Donnelly (dalam Anoraga, 1995) di dalam mempelajari
kepemimpinan ada banyak teori yang dapat dijadikan acuan. Salah satunya adalah
pendekatan yang menekankan pada sifat pemimpin, antara lain sebagai berikut :

1) Kecerdasan (intelligence)

Salah satu penemuan yang penting ialah bahwa perbedaan kecerdasan yang mencolok antara
pemimpin dan pengikutnya mungkin akan tidak fungsional. Suatu kecenderungan umum
menunjukkan bahwa pemimpin lebih cerdas dari pengikutnya.

2) Kepribadian (personality)
Beberapa hasil riset menunjukkan bahwa sifat kepribadian seperti keuletan, orisinalitas,
integritas pribadi dan kepercayaan diri berkaitan dengan kepemimpinan yang efektif.Individu
yang menampilkan kepribadiannya adalah pemimpin yang efektif.

3) Karakteristik fisik (physical characteristic)

Studi tentang hubungan antara kepemimpinan yang efektif dengan karakteristik fisik seperti
umur, tinggi, dan berat badan, dan penampilan mengungkapkan hasil yang bertentangan. Di
satu sisi, tubuh yang terlalu tinggi dan terlalu berat dibanding rata-rata kelompok tentunya
tidak menguntungkan untuk mencapai posisi kepemimpinan, namun di sisi lain banyak
organisasi yang membutuhkan orang dengan fisik yang besar untuk menjamin kepatuhan
pengikutnya.

4) Kemampuan supervisi

Kemampuan supervisi didefinisikan sebagai pendayagunaan segala bentuk praktek supervisi


secara efektif ditunjukkan oleh persyaratan situasi tertentu. Ciri-ciri kepemimpinan tidak
berdiri sendiri, tetapi merupakan kombinasi dalam upaya mempengaruhi pengikut.Interaksi
ini mempengaruhi hubungan pemimpin dengan pengikut.

E. Gaya Kepemimpinan
Gaya kepemimpinan adalah dimana pemimpin saat berinteraksi dengan para pengikutnya
dalam proses kepemimpinan. Gaya kepemimpinan sangat penting karena gaya kepemimpinan
mencerminkan apa yang dilakukan oleh pimpinan dalam memengaruhi para pengikutnya
untuk merealisasi visinya. Robbins (2006) mengungkapkan empat jenis gaya kepemimpinan
antara lain :

1. Gaya Kepemimpinan Kharismatik


Para pengikut terpacu kemampuan kepemimpinan yang heroik atau yang luar biasa ketika
mereka mengamati perilaku–perilakutertentu pemimpin mereka. Terdapat lima karakteristik
pokok pemimpin kharismatik:
a. Visi dan artikulasi. Dia memiliki visi ditujukan dengan sasaran ideal yang berharap
masa depan lebih baik dari pada status quo, dan mampu mengklarifikasi pentingnya visi
yangdapat dipahami oleh orang lain.
b. Rasio personal. Pemimpin kharismatik bersedia menempuh resiko personal tinggi,
menanggung biaya besar, dan terlibatke dalam pengorbanan diri untuk meraih visi.
c. Peka terhadap lingkungan. Mereka mampu menilai secararealistis kendala lingkungan
dan sumber daya yangdibutuhkan untuk membuat perubahan.
d. Kepekaan terhadap kebutuhan pengikut. Pemimpin kharismatik perseptif (sangat
pengertian) terhadap kemampuan orang lain dan responsif terhadap kebutuhan dan
perasaan mereka.
e. Perilaku tidak konvensional. Pemimpin kharismatik terlibat dalam perilaku yang
dianggap baru dan berlawanan dengan norma.
2. Gaya Kepemimpinan Transaksional
Pemimpin transaksional merupakan pemimpin yang memandu atau memotivasi para
pengikut mereka menuju sasaran yang ditetapkan dengan memperjelas persyaratan peran dan
tugas.Gaya kepemimpinan transaksional lebih berfokus pada hubungan pemimpin-bawahan
tanpa adanya usaha untuk menciptakan perubahan bagi bawahannya. Terdapat empat
karakteristik pemimpin transaksional:
a. Imbalan kontingen: kontrak pertukaran imbalan atas upaya yang dilakukan,
menjanjikan imbalan atas kinerja baik, mengakui pencapaian.
b. Manajemen berdasar pengecualian (aktif): melihat dan mencari penyimpangan dari
aturan dan standar, menempuh tindakan perbaikan.
c. Manajemen berdasar pengecualian (pasif): mengintervensihanya jika standar tidak
dipenuhi.
d. Laissez Fair: melepas tanggung jawab, menghindaripembuatan keputusan.
3. Gaya Kepemimpinan Transformasional
Gaya kepemimpinan transformasional mencurahkan perhatian pada hal-hal dan
kebutuhan pengembangan dari masing–masing pengikut. Pemimpin transformasional
mengubah kesadaran para pengikut akan persoalan-persoalan denganmembantu mereka
memandang masalah lama dengan cara-cara baru, dan mereka mampu menggairahkan,
membangkitkan, dan mengilhami para pengikut untuk mengeluarkan upaya ekstra demi
mencapai sasaran kelompok. Terdapat empat karakteristik pemimpin transformasional
a. Kharisma: memberikan visi dan rasa atas misi, menanamkan kebanggaan, meraih
penghormatan dan kepercayaan.
b. Inspirasi: mengkomunikasikan harapan tinggi, menggunakan simbol untuk
memfokuskan pada usaha, menggambarkan maksud penting secara sederhana.
c. Stimulasi intelektual: mendorong intelegensia, rasionalitas,dan pemecahan masalah
secara hati-hati.
d. Pertimbangan individual: memberikan perhatian pribadi, melayani karyawan secara
pribadi, melatih dan menasihati.
4. Gaya Kepemimpinan Visioner
Kemampuan menciptakan dan mengartikulasikan visi yang realistis, kredibel dan
menarik mengenai masa depan organisasi atau unit organisasi yang tengah tumbuh dan
membaik dibanding saat ini. Visi ini jika diseleksi dan diimplementasikansecara tepat,
mempunyai kekuatan besar sehingga bisa mengakibatkan terjadinya lompatan awal ke masa
depan dengan membangkitkan keterampilan, bakat, dan sumber daya untuk mewujudkannya.

F. Pemimpin Yang efektif


Penelitiaan dan studi tentang kepemimpinan terus dilakukan dan tidak pernah berhenti.
Hal ini membuktikan betapa dinamisnya pembahasan mengenai kepemimpinan sekaligus
menegaskan betapa pentingnya sebuah kepemimpinan itu di dalam segala aspek kehidupan.
Dalam waktu yang sama betapa sulitnya kita untuk merumuskan sebuah model
kepemimpinan yang efektif yang menjadi rujukan pada berbagai periode waktu. Namun
demikian diantara kerumitan itu betapa berharganya sebuah rumusan yang ditulis dalam
sebuah buku Menjadi Pemimpin Yang Efektif dan Berpengaruh (jamal Madhi) ; Para pakar
manajemen organisasi menyimpulkan- dari hasil riset mereka- tentang kepemimpinan yang
sukses:
Pertama dan mendasar adalah bahwa kepemimpinan bisa didefinisikan sebagai
perwujudan dari intelegensia atau kecerdasan. Dalam waktu yang lama nsep kepemimpinan
telah diungkapkan. Meskipun pada akhirnya setiap sistem yang berbda dari masyarakat telah
melalui analisis empiris yang ketat, kepmimpinan masih tetap merupakan studi yang secara
relatif masih tertinggal sampai sekarang.
Kedua, meskipun kebijaksanaan konvensional cenderung menggolongkan orang-
orang yang bekerja dalam sebuah organisasi ke dalam kategori yang berbeda dan terpisah
anatara mereka yang bekerja dan mereka yang memimpin, tetapi kita tahu bahwa dalam
sebuah organisasi yang sukses, setiap pemimpin bkerja dan setiap kayawan memimpin.
Sejarah mendukung kesimpulan ini. Muhammad SAW bekerja sebagai dai, mengajak dan
menggerakkan masyarakat, memimpinnya membuat perencanaan strategis untuk mendirikan
institusi negara, mengelola dan mengembangkan. Thomas Jefferson bekerja sebagai seorang
arsitek dan penemu, mendirikan Universitas Virginia dan membuat perencanan yang paling
efektif dalam jamannya dan memimpin negaranya sebagai preside yang ketiga. Ketika para
pakar menganalisis hasil riset mengenai praktek lebih dari 18.000 pemimpin kontemporer di
562 organisasi bisnis, perusahaan layanan kesehatan dan jasa publik di Amerika Serikat,
Kanada, Mexiko, dan Asia, muncul 1.029 orang dianggap sebagai para pemimpin otentik-
orang-orang yang dikagumi atasan mereka, rekan sejawat mereka dan bawahan mereka
sebagai orng yang sangat efektif. Ke 1.029 ini mewakili setiap tingkat kepemimpinan, mulai
dari pekerja gudang hingga CEO. Mereka disebut Workleader (pemimpin kerja), sebuah
istilah yang menggabungkan pekerjaan dan kepemimpinan sedemikian rupa sehingga
mencerminkan hakekat yang sesungguhnya kepemimpinan yang efektif.
Ketiga, ada pola lain yang konsisten dalam perilaku pemimpin kerja. Mereka tahu
bagaimana mengatakan hal yang tepat kepada orang yang tepat pada saat yang tepat untuk
melakukan pekerjaan yang tepat, yang bisa diselesaikan dengan baik, tepat waktu dan sesuai
dengan anggaran yang tersedia. Meskipun mereka mengungkapkan diri mereka sendiri
melalui tindakan mereka dan dengan demikian menjadi model peran bagi setiap orang dengan
siapa mereka berinteraksi, mereka juga mengungkapkan diri mereka sendiri melalui kata-kata
mereka. Mereka telah menguasai seni percakapan. Ketika para pakar meneliti percakapan
mereka, ternyata ditemukan bahwa mereka menggunakan skrip yang sama dalam semua
komunikasi mereka.
Keempat, Workleading (bekerja sekaligus memimpin) merupakan seni dan ilmu,
tetapi berbeda dengan konsep lama bahwa para pemimpin itu dilahirkan bukan dijadikan,
setiap orang bisa belajar menjadi pemimpin kerja.
Kelima, mungkin meupakan penemuan penting, apabila pemimpin kerja menguasai
delapan peran, mereka akan mencapai apa yang disebut Synergistic Kick Ketika pemimpin
kerja menguasai dan memasukkannya ke dalam tujuh reaksi berantai dimana peran satu
ditambah tujuh tidak lagi sama dengan delapan, akan menciptakan kondisi pencapaian (hasil)
yang jauh melampaui apa yang bisa dibayangkan oleh para individu, tim dan organisasi.
Keenam, disebut dengan Work Imaging. Yakni gambaran yang jelas mengenai apa
yang secara persis dilakukan oleh para pemimpin kerja dan karyawan mereka setiap hari.
Hasil Work Imaging mempunyai dua tujuan, pertama, Hasil-hasil tersebut memungkinkan
pemimpin kerja mampu melakukan penilaian diri yang akurat; kedua, hasil-hasil itu
memberikan pemahaman yang tepat mengenai bagaimana membantu para karyawan untuk
memfokuskan kembali tanggung jawab dan usaha-usaha mereka.
Ketujuh, para pemimpin kerja selalui mematuhi Tujuh Prinsip Petunjuk dalam semua
hal yaitu:
1. Jadilah seorang peraih prestasi
2. Jadilah orang yang pragmatis strategis
3. Praktekkan kerendahan hati
4. Jadilah orang yang mempunyai fokus pada konsumen
5. Jadilah orang yang mempunyai komitmen
6. Belajarlah untuk menjadi orang yang optimis
7. Jadilah orang yang mau menerima tanggung jawab

Anda mungkin juga menyukai