Anda di halaman 1dari 13

KERANGKA TEORI KEPEMIMPINAN

Disusun untuk memenuhi tugas individu mata kuliah Manajemen Keperawatan semester VB

DISUSUN OLEH

NAMA : FLORA RISKA AROBAYA

NIM : 202114201116B

YAYASAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PAPUA (YPMP)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) PAPUA

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

SORONG

2021
Teori Kepemimpinan

A. Kerangka teori kepemimpinan

Definisi Kepemimpinan
Gaya Kepemimpinan Karismatik

Gaya Kepemimpinan Transaksional


Gaya kepemimpinan
Gaya Kepemimpinan Transformasional

Teori Perilaku (Behavior Theories)

Teori Kontingensi atau Teori Situasional

Teori karakter

Kemampuan yang dimiliki pemimpin

Kepemimpinan Kontingensi

Kepemimpinan Visioner

B. Definisi Kepemimpinan

Pengertian mengenai pemimpin banyak sekali, yaitu sebanyak pribadi yang


meminati masalah pemimpin. [ CITATION Ari18 \l 1033 ]
Pemimpin adalah seorang pribadi yang memiliki kecakapan dan kelebihan—
khususnya kecakapan-kelebihan di satu bidang–, sehingga dia mampu mempengaruhi
orang lain untuk bersama-sama melakukan aktivitas-aktivitas tertentu untuk pencapaian
satu atau beberapa tujuan. Pengertian ini menggambarkan bahwa seorang pemimpin
adalah, mereka yang memiliki kelebihan, sehingga ia memiliki kekuasaan dan
kewibawaan untuk menggerakkan, mengarahkan dan membimbing bawahan. Serta
mendapatkan pengakuan dan dukungan dari bawahannya, dan mampu menggerakkan
bawahan ke arah pencapaian tujuan tertentu
Kepemimpinan dipahami dalam dua pengertian yaitu sebagai kekuatan untuk
menggerakkan orang clan mempengaruhi orang. Kepemimpinan hanyalah sebuah alat,
sarana atau proses untuk membujuk orang agar bersedia melakukan sesuatu secara
sukarela/sukacita. Ada bermacam-macam faktor yang dapat menggerakkan orang yaitu
karena ancaman, penghargaan, otoritas clan bujukan[ CITATION Han17 \l 1033 ]
Berdasarkan beberapa pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan, bahwa pada
kepimpinan terdapat unsur-unsur:
a. Kemampuan mempengaruhi orang lain, bawahan atau kelompok,
b. Kemampuan mengarahkan tingkah laku bawahan atau orang lain,
c. Untuk mencapai tujuan organisasi atau kelompok

C. Gaya Kepemimpinan
1. Gaya Kepemimpinan Karismatik (Charismatic Leadership Styles)
 Empat proses cara atau gaya kepemimpinan karismatik di dalam
mempengaruhi bawahannya. Pertama, proses itu dimulai saat pemimpin
mengutarakan dengan jelas suatu visi yang menarik. Visi ini memberikan suatu
kesinambungan bagi para pengikut dengan menautkan masa kini dengan masa
depan yang lebih bak bagi organisasi itu. Kedua, kemudian pemimpin
mengkomunikasikan harapan dan kinerja yang tinggi dan mengungkapkan
keyakinan bahwa para pengikutnya dapat mencapai pengharapan itu. Hal ini akan
dapat meningkatkan harga diri dan kepercayaan diri para pengikut. Ketiga,
kemudian pemimpin menghantarkan, lewat kata dan tindakan, suatu perangkat
baru dari nilai-nilai dan dengan perilakunya menunjukkan suatu contoh untuk
ditiru para pengikutnya. Dan keempat, pemimpin karismatik melakukan
pengorbanan diri dan terlibat dalam perilaku yang tidak konvensional untuk
memperlihatkan keberanian dan keyakinan mengenai visi itu. [ CITATION Ari18 \l
1033 ]

2. Gaya Kepemimpinan Transaksional


Kepemimpinan transaksional menurut Bass merupakan sebuah pertukaran
imbalan-imbalan untuk mendapatkan kepatuhan. Dalam pengertian bahwa secara
essensial, kepemimpinan transaksional mengembangkan pertukaran dengan
pengikut-pengikutnya mengenai apa yang pengikut-pengikutnya ingin terima
jika mereka melakukan sesuatu yang benar, atau salah.
Teori kepemimpinan transaksional menyatakan bahwa peran seorang
pemimpin adalah menyediakan apa yang pengikut butuhkan untuk dapat
berprestasi secara efektif dan mencapai tujuan. Kepemimpinan transaksional
tidak secara khusus inspirasional meskipun terfokus pada melakukan
pekerjaan[ CITATION Sus11 \l 1033 ]
Adapun gaya kepemimpinan transaksional meliputi empat perilaku
sebagai berikut[ CITATION Sus11 \l 1033 ]:
a) Contingent reward
b) Passive management by exception
c) Active management by exception
d) Laissez faire leadership

3. Gaya Kepemimpinan Transformasional

Konsep kepemimpinan transformasional menurut Burn dikembangkan


melalui landasan teori tata tingkat kebutuhan dari Maslow. Burn menjelaskan
konsep keterkaitan antara konsep kepemimpinan transformasional dan
transaksional dengan teori tata tingkat kebutuhan bawahan yang lebih rendah
seperti kebutuhan fisik, kebutuhan rasa aman dan kebutuhan akan penghargaan
akan dapat terpenuhi dengan baik melalui gaya kepemimpinan transaksional.
[ CITATION Sus11 \l 1033 ]
Menurut Bass empat ciri yang dimiliki seorang pemimpin sehingga
memiliki kualitas transformasional adalah sebagai berikut[ CITATION hen18 \l 1033
]:
a. Pemimpin tersebut memiliki kharisma yang diakui oleh pengikutnya
b. Inspirasional
c. Perhatian individual
d. Stimulasi intelektual
Keempat syarat tersebut akan saling melengkapi, namun tidak harus semuanya
dimiliki oleh seorang pemimpin transformasional. Semakin banyak kualitas yang
dimiliki akan semakin kuat pengaruhnya sebagai pemimpin transformasional.
Sifatnya kontinuum dan merupakan satu tingkatan di atas kepemimpinan
transaksional.
dua gaya kepemimpinan:
a. Gaya tugas (task style); pemimpin mengatur dan membagi tugas bawahan;
pemimpin menjelaskan tugas-tugas pada masing-masing bawahan yang harus
dilakukan dan kapan, di mana dan bagaimana bawahan melakukannya.
b. Gaya relasi (relationship style); pemimpin terbuka, memiliki relasi dengan
anggota kelompok, dan terdapat komunikasi terbuka, dukungan psikologis
dan emosional.
[ CITATION Mah18 \l 1033 ]
Hersey dan Blanchard memasukkan kematangan pengikut di dalam modelnya.
Tingkat kematangan berkaitan dengan[ CITATION Sam16 \l 1033 ]:
a. Job maturity
b. Psychological maturity

Kunci kepemimpinan yang efektif dalam model ini disesuaikan terhadap situasi
dengan gaya kepemimpinan yang tepat, sehingga dapat disimpulkan empat gaya
dasar kepemimpinan, yaitu[ CITATION Rof19 \l 1033 ]:
a. Telling style; tugas tinggi, gaya relasi tinggi dan efektif, ketika pengikut
memiliki tingkat kematangan rendah.
b. Selling style; tugas tinggi, gaya relasi rendah dan efektif ketika pengikut
memiliki kematangan sebagian rendah.
c. Participating style; tugas rendah, gaya relasi tinggi dan efektif ketika
pengikut sebagian memiliki kematangan yang tinggi.
d. Delegating style; tugas rendah, gaya relasi rendah dan efektif ketika pengikut
memiliki kematangan tingkat tinggi.
Berdasarkan kriteria dasar kepemimpinan, diketahui bahwa tingkat
kematangan (maturity level) dari para bawahan menentukan gaya efektif dari
pemimpin. Gaya pemimpin berubah-ubah tergantung dari tingkat pekerjaan dan
kematangan psikologis dari para pengikutnya.
Hersey dan Blanchard berasumsi bahwa tingkat kematangan dari para
bawahan tidak tetap. Bawahan yang tidak dewasa berubah untuk menjadi lebih
dewasa. Salah satu tanggung jawab pemimpin adalah membantu bawahan untuk
meningkatkan tingkat kematangannya. Pemimpin harus menyesuaikan dirinya
terhadap situasi tidak hanya pasif tetapi juga secara aktif.

D. Teori Perilaku (Behavior Theories)


Keberhasilan seorang pemimpin sangat tergantung pada perilakunya dalam
melaksanakan fungsi-fungsi kepemimpinan[ CITATION hen18 \l 1033 ]
Gaya atau perilaku kepemimpinan tampak dari cara melakukan pengambilan
keputusan, cara memerintah (instruksi), cara memberikan tugas, cara
berkomunikasi, cara mendorong semangat bawahan, cara membimbing dan
mengarahkan, cara menegakkan disiplin, cara memimpin rapat, cara menegur dan
memberikan sanksi[ CITATION hen18 \l 1033 ]

E. Teori Kontingensi atau Teori Situasional


Resistensi atas teori kepemimpinan yang telah diuraikan sebelumnya
memberlakukan asas-asas umum untuk semua situasi. Hal ini tidak mungkin
setiap organisasi hanya dipimpin dengan gaya kepemimpinan tunggal untuk
segala situasi terutama apabila organisasi terus berkembang atau jumlah
anggotanya semakin besar. Respon atau reaksi yang timbul berfokus pada
pendapat bahwa dalam menghadapi situasi yang berbeda diperlukan gaya
kepemimpin yg berbeda – beda pula[ CITATION NAN14 \l 1033 ]
a) Model Kepemimpinan Situasional dari Fiedler
Menurut Fiedler di dalam kreitner dan kiniki mengatakan bahwa ada
tiga dimensi di dalam situasi yang dihadapi pemimpin [ CITATION Sam16 \l
1033 ] :
1) Hubungan pemimpin anggota (the leader member relationship).
Adanya hubungan baik pimpinan dengan anggota
2) Derajat dari susunan tugas (the degree of task structure). Adanya
susunan tugas setiap anggota organisasi tersusun secara jelas
3) Posisi kekuasaan pemimpin (the leader’s positions power). Adanya
kewenangan /kekuasaan formal yang dimilki oleh pemimpin.
i. Model Kepemimpinan Situasional Tiga Dimensi dari Reddin
ii. Model Kepemimpinan Situasional dari Tannenbaum dan Schmidt
iii. Model Kepemimpinan Situasional dari Hersey dan Blanchard

Teori kepemimpinan situasional, dikembangkan oleh Hersey dan Blanchard.


Teori ini berusaha memberikan pemahaman kepada pemimpin tentang kaitan antara
gaya kepemimpinan yang efektif dengan tingkat kematangan dari para pengikutnya.
Hersey dan Blanchard berpendapat bahwa bawahan merupakan faktor yang sangat
penting dalam situasi kepemimpinan. Tingkat kematangan dari para bawahan
menentukan gaya efektif dari pemimpin.
Dengan demikian konsep dari teori kepemimpinan situasional menekankan
bahwa seorang pemimpin hendaknya menganalisa secara cermat tingkat kematangan
anggota di dalam melaksanakan tugasnya. Misalnya anggota yang sudah bisa
memotivasi dirinya sendiri akan sangat sesuai bila ia dipimpin dengan cara delegasi.
Artinya ia dipercaya penuh mengerjakan tugas-tugasnya secara mandiri tanpa perlu
adanya pengawasan melekat. Jadi dalam hal ini pemimpinlah yang harus
menyesuaikan dirinya dengan tuntutan situasi.

F. Teori karakter
Adalah suatu teori yang berusaha untuk mengidentifikasikan karakteristik atau
sifat-sifat yang khas yang dihubungkan dengan keberhasilan seorang pemimpin.
Karakteristik yang dapat diperhatikan seperti intelegensia, kepribadian, karakter fisik,
kemampuan pengawasan dan sebagainya.
Ghiselli (dalam Rasimin, 2004) menemukan bahwa terdapat hubungan yang
positif antara tingkat pengawasan dengan tingkat hirarki. Krikpatrick dan Locke
menambahkan bahwa pemimpin tidak harus memiliki intelegensi yang tinggi akan
tetapi harus memiliki “hal-hal yang tepat atau karakter/sifat untuk menjadi efektif.
Adapun hal lain yang membedakan pemimpin dan bukan pemimpin adalah: ambisi
dan energi, hasrat untuk memimpin, kejujuran, kepercayaan diri, sosiabilitas,
pengetahuan dan stabilitas emosi., Alasan teori ciri kurang tepat di dalam
menerangkan efektifitas kepemimpinan. Karena mengabaikan pengikut, kurang
mampu menjelaskan pentingnya ciri, dan mengabaikan faktor situasional.
Hasil ringkasan Stogdill terhadap penelitian karakteristik selama 70 tahun sebagai
berikut:
1. Pemimpin mempunyai rasa tanggungjawab yang kuat dan keinginan
menyelesaikan tugas.
2. Keras hati dalam mencapai tujuan.
3. Suka berpetualang dalam menyelesaikan masalah.
4. Dorongan berinisiatif dalam situasi sosial.
5. Rasa percaya diri dan memiliki identitas pribadi.
6. Kemauan menerima konsekwensi atas keputusan dan tindakan yang dilakukan.
7. Kesiapan menerima tekanan.
8. Kemauan memberi toleransi terhadap frustrasi dan penundaan.
9. Kemampuan mempengaruhi perilaku orang lain.
10. Kapasitas membuat struktur sistem interaksi sosial sesuai dengan tujuan yang
dikehendaki.

G. Kemampuan yang dimiliki pemimpin

1. Kecakapan dalam mengarahkan atau mengatur anak buah


              Seorang pemimpin harus cakap dalam mengarahkan kinerja bawahannya.
Artinya, sebagai pemimpin kita bertindak sebagai pengendali para bawahan,
untuk mendapatkan sikap yang baik dari para bawahan, cobalah bersikap tegas,
berbicara dengan pasti, dan terkadang membutuhkan gaya bicara atau retorika
yang baik dalam mengarahkan bawahan sehingga anak buah kita merasa yakin
atas sikap kepemimpinan kita.

2. Memahami permasalahan secara lebih dalam


             Pemimpin bertindak sebagai pemberi keputusan. Dalam suatu
permasalah, pemimpin juga memerlukan pandangan-pandangan atau masukan
dari orang lain. masukan tersebut dapat menjadi referensi pemimpin dalam
menemukan solusi suatu permasalahan atau memutuskan sesuatu. Dalam
memutuskan masalah, pemimpin harus memiliki pemahaman yang luas,
pemahaman yang lebih dalam atas masalah, dan mampu memperkirakan apakah
keputusan yang akan di ambil adalah keputusan yang baik dan benar.

3. Pemimpin adalah orang yang memiliki kompetensi dan teknis


             Pemimpin harus berkompeten dengan setiap situasi yang dialaminya
sehingga kompetensi yang kita miliki berguna bagi setiap situasi yang dihadapi.
Pemimpin yang berkompeten adalah pemimpin yang cakap, kuat, berpendirian
teguh, memiliki pemahaman yang baik terhadap suatu situasi, dan mampu
menyesuaikan keputusannya baik dari segi etika, moral, dan sebagainya.

H. Kepemimpinan Kontingensi

Kepemimpinan kontingensi dikembangkan oleh Fiedler. Menurut Fiedler


prestasi kerja suatu kelompok dipengaruhi oleh sistem motivasi dari kepemimpinan
dan sejauh mana pemimpin dapat mengendalikan dan mempengaruhi suatu situasi
tertentu. Kepemimpinan dilihat sebagai suatu hubungan yang didasari oleh kekuatan
dan pengaruh.[ CITATION Yus21 \l 1033 ]
1. Kepemimpinan yang efektif terletak pada “belajar menjadi pemimpin yang baik”
2. Penolakan terhadap pemikiran “satu jalan yang terbaik”.
3. Perilaku pemimpin yang sesuai tergantung pada karakteristik tertentu dari
pemimpin, situasi yang dihadapi dan bawahan (mereka yang dipimpin).
4. Dasar teori kontingensi ialah perilaku pemimpin berubah sesuai dengan keadaan
tertentu
Terdapat dua hal pertimbangan penting:
1. Sampai sejauh mana situasi memberikan pemimpin kekuatan dan pengaruh
yang diperlukan agar efektif
2. Sampai sejauh mana pemimpin dapat meramalkan efek dari gaya pemimpin
pada perilaku atau prestasi pengikut

Efektifitas kepemimpinan menurut Fiedler tergantung pada interaksi antara


gaya kepemimpinan dengan situasi yang mendukung, sebagai berikut: [ CITATION
Rof19 \l 1033 ]
1. Struktur kebutuhan pemimpin; apakah motivasi pada pencapaian tugas atau
hubungan antar pribadi.
2. Kendali situasi pemimpin, yaitu keyakinan pemimpin bahwa tugas bisa
diselesaikan. Kendali situasi adalah fungsi dari; hubungan pemimpin-anggota
(tingkat keyakinan, kepercayaan, dan respek bawahan terhadap pemimpin
mereka), struktur tugas (tingkat di mana penugasan pekerjaan diprosedurkan
yakni terstruktur atau tidak terstruktur), dan kekuasaan jabatan (tingkat
pengaruh yang dimiliki seorang pemimpin mempunyai variabel kekuasaan
seperti mempekerjakan, memecat, mendisiplinkan, mempromosikan, dan
menaikan gaji).
3. Interaksi antara struktur kebutuhan pemimpin dengan kendali situasi. Fiedler
mengevaluasi situasi dalam ketiga variabel kemungkinan tersebut (hubungan
pemimin-anggota, struktur tugas dan kekuasaan jabatan). Hubungan
pemimpin-anggota baik atau buruk, struktur tugas tinggi atau rendah,
kekuasaan jabatan kuat atau lemah. Fiedler menyatakan bahwa makin baik
hubungan pemimpin-anggota, makin terstruktur pekerjaan itu, dan makin kuat
kekuasaan posisi, makin banyak kendali atau pengaruh yang dimiliki
pemimpin itu

I. Kepemimpinan Visioner
Kepemimpinan visioner, adalah pola kepemimpinan yang ditujukan untuk
memberi arti pada kerja dan usaha yang perlu dilakukan bersama-sama oleh para
anggota perusahaan dengan cara memberl arahan dan mahna pada keria dan usaha
yang dilakuhan berdasarhan visi yang jelas [ CITATION Ras13 \l 1033 ]

Kesimpulan dari jurnal


Hubungan Gaya Kepemimpinan Kepala Ruangan Dengan Kinerja Perawat Di Ruang
Rawat Inap Rumah Sakit Gmim Pancaran Kasih Manado[CITATION Gan \l 1033 ]
Penelitian dilakukan di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Gmim Pancaran Kasih Manado, dengan
Tujuan penelitian yaitu untuk mengidentifikasi gaya kepemimpinan kepala ruangan pada perawat
dan kinerja perawat pada pasien serta menganalisis apakah ada hubungan gaya kepemimpinan
kepala ruangan.
Desain penelitian : deskritif analitik dengan pendekatan non rondom sampling dengan metode
purposive sampling .
Hasil penelitian : didapatkan nilai signifikan P-value = 1,000
Kesimpulan :
Berdasarkan hasil penelitian dari Analisa karakteristik responden berdasarkan lama kerja
pada penelitian ini adalah responden dengan lama bekerja < 5 tahun sampai > 10 tahun. Dengan
presentase terbanyak adalah responden dengan lama kerja < 5 tahun, yaitu sebanyak 50
responden (82%). Karakteristik responden berdasarkan status diketahui responden yang belum
menikah sebanyak 33 responden (54,1%), dan responden yang sudah menikah sebanyak 2
responden (45,9%). Berdasarkan hasil penelitian maka dapat dikatakan bahwa perawat
yang telah lama bekerja tentu telah mampunyai pengalaman dan pengetahuan mengenai gaya
kepemimpinan kepala ruangan maka dapat disimpulkan, tidak terdapat hubungan yang
signifikan antara gaya kepemimpinan kepala ruangan dengan kinerja perawat di ruang rawat
inap RSU GMIM Pancaran Kasih Manado. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa
gaya kepemimpinan kepala ruangan tidak bisa dipastikan, karena setiap kepala ruangan
atau pemimpin memiliki cara yang berbeda untuk mengatur dan mengarahkan bawahannya.
Hal tersebut dapat dilihat kembali dengan keadaan dan situasi yang terjadi dimana pemimpin
atau kepala ruangan harus menggunakan gaya kepemimpinan demokratis, partisipatif atau
autokratis
Daftar Referensi

Batlajery, Samuel. 2016. "PENERAPAN FUNGSI-FUNGSI MANAJEMEN PADA


APARATUR PEMERINTAHAN." JURNAL ILMU EKONOMI & SOSIAL, VOL.VII,
NO. 2.
Gannika, Lenny , and Andi Buanasari. 2019. "Hubungan Gaya Kepemimpinan Kepala Ruangan
Dengan Kinerja Perawat Di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Gmim." e-Journal
Keperawatan (e-Kp), Volume 7 Nomor 1.
Handoko. 2017. "manajemen." eprints unpam.
henry. 2018. "teori kepemimpinan." journal dinus .
HERMAWAN, NANANG. 2014. "PENERAPAN PRINSIP MANAJEMEN ORGANISASI."
UIN Alauddin Makassar.
Mahardhika, M. Anang Firmansyah dan . Budi W. 2018. "Pengantar manajemen." By Dwi
Novidiantoko, 376. jakarta: Deepublish.
Mahesa, Yusuf. 2021. Belajar Ekonomi. juli 31. Accessed oktober 17, 2021.
https://belajarekonomi.com/10-peran-manajer-mintzberg/.
Rasto. 2013. "Kepemimpinan Visioner." Jurnal Manajemen dan Sistem Informasi.
Rofi. 2019. "Desa tanpa balai desa (Manajemen Pelayanan Publik Desa Sukolilo Barat."
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL.
Suska. 2011. "manajemen dan kepemimpinan." repository.uni.
Yudiaatmaja, Fridayana. 2017. "kepemimpinan : konsep, teori dan karakternya." Jurnal
Universitas Pendidikan Ganesha.
Zulkifli, Arif. 2018. Dr.Arif Zulkifli Nasutio. november 25. Accessed oktober 17, 2021.
https://bangazul.com/konflik-atau-conflict-1/.

Anda mungkin juga menyukai