Disusun untuk memenuhi tugas individu mata kuliah Manajemen Keperawatan semester VB
DISUSUN OLEH
NIM : 202114201116B
SORONG
2021
Teori Kepemimpinan
Definisi Kepemimpinan
Gaya Kepemimpinan Karismatik
Teori karakter
Kepemimpinan Kontingensi
Kepemimpinan Visioner
B. Definisi Kepemimpinan
C. Gaya Kepemimpinan
1. Gaya Kepemimpinan Karismatik (Charismatic Leadership Styles)
Empat proses cara atau gaya kepemimpinan karismatik di dalam
mempengaruhi bawahannya. Pertama, proses itu dimulai saat pemimpin
mengutarakan dengan jelas suatu visi yang menarik. Visi ini memberikan suatu
kesinambungan bagi para pengikut dengan menautkan masa kini dengan masa
depan yang lebih bak bagi organisasi itu. Kedua, kemudian pemimpin
mengkomunikasikan harapan dan kinerja yang tinggi dan mengungkapkan
keyakinan bahwa para pengikutnya dapat mencapai pengharapan itu. Hal ini akan
dapat meningkatkan harga diri dan kepercayaan diri para pengikut. Ketiga,
kemudian pemimpin menghantarkan, lewat kata dan tindakan, suatu perangkat
baru dari nilai-nilai dan dengan perilakunya menunjukkan suatu contoh untuk
ditiru para pengikutnya. Dan keempat, pemimpin karismatik melakukan
pengorbanan diri dan terlibat dalam perilaku yang tidak konvensional untuk
memperlihatkan keberanian dan keyakinan mengenai visi itu. [ CITATION Ari18 \l
1033 ]
Kunci kepemimpinan yang efektif dalam model ini disesuaikan terhadap situasi
dengan gaya kepemimpinan yang tepat, sehingga dapat disimpulkan empat gaya
dasar kepemimpinan, yaitu[ CITATION Rof19 \l 1033 ]:
a. Telling style; tugas tinggi, gaya relasi tinggi dan efektif, ketika pengikut
memiliki tingkat kematangan rendah.
b. Selling style; tugas tinggi, gaya relasi rendah dan efektif ketika pengikut
memiliki kematangan sebagian rendah.
c. Participating style; tugas rendah, gaya relasi tinggi dan efektif ketika
pengikut sebagian memiliki kematangan yang tinggi.
d. Delegating style; tugas rendah, gaya relasi rendah dan efektif ketika pengikut
memiliki kematangan tingkat tinggi.
Berdasarkan kriteria dasar kepemimpinan, diketahui bahwa tingkat
kematangan (maturity level) dari para bawahan menentukan gaya efektif dari
pemimpin. Gaya pemimpin berubah-ubah tergantung dari tingkat pekerjaan dan
kematangan psikologis dari para pengikutnya.
Hersey dan Blanchard berasumsi bahwa tingkat kematangan dari para
bawahan tidak tetap. Bawahan yang tidak dewasa berubah untuk menjadi lebih
dewasa. Salah satu tanggung jawab pemimpin adalah membantu bawahan untuk
meningkatkan tingkat kematangannya. Pemimpin harus menyesuaikan dirinya
terhadap situasi tidak hanya pasif tetapi juga secara aktif.
F. Teori karakter
Adalah suatu teori yang berusaha untuk mengidentifikasikan karakteristik atau
sifat-sifat yang khas yang dihubungkan dengan keberhasilan seorang pemimpin.
Karakteristik yang dapat diperhatikan seperti intelegensia, kepribadian, karakter fisik,
kemampuan pengawasan dan sebagainya.
Ghiselli (dalam Rasimin, 2004) menemukan bahwa terdapat hubungan yang
positif antara tingkat pengawasan dengan tingkat hirarki. Krikpatrick dan Locke
menambahkan bahwa pemimpin tidak harus memiliki intelegensi yang tinggi akan
tetapi harus memiliki “hal-hal yang tepat atau karakter/sifat untuk menjadi efektif.
Adapun hal lain yang membedakan pemimpin dan bukan pemimpin adalah: ambisi
dan energi, hasrat untuk memimpin, kejujuran, kepercayaan diri, sosiabilitas,
pengetahuan dan stabilitas emosi., Alasan teori ciri kurang tepat di dalam
menerangkan efektifitas kepemimpinan. Karena mengabaikan pengikut, kurang
mampu menjelaskan pentingnya ciri, dan mengabaikan faktor situasional.
Hasil ringkasan Stogdill terhadap penelitian karakteristik selama 70 tahun sebagai
berikut:
1. Pemimpin mempunyai rasa tanggungjawab yang kuat dan keinginan
menyelesaikan tugas.
2. Keras hati dalam mencapai tujuan.
3. Suka berpetualang dalam menyelesaikan masalah.
4. Dorongan berinisiatif dalam situasi sosial.
5. Rasa percaya diri dan memiliki identitas pribadi.
6. Kemauan menerima konsekwensi atas keputusan dan tindakan yang dilakukan.
7. Kesiapan menerima tekanan.
8. Kemauan memberi toleransi terhadap frustrasi dan penundaan.
9. Kemampuan mempengaruhi perilaku orang lain.
10. Kapasitas membuat struktur sistem interaksi sosial sesuai dengan tujuan yang
dikehendaki.
H. Kepemimpinan Kontingensi
I. Kepemimpinan Visioner
Kepemimpinan visioner, adalah pola kepemimpinan yang ditujukan untuk
memberi arti pada kerja dan usaha yang perlu dilakukan bersama-sama oleh para
anggota perusahaan dengan cara memberl arahan dan mahna pada keria dan usaha
yang dilakuhan berdasarhan visi yang jelas [ CITATION Ras13 \l 1033 ]