Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pemimpin dan kepemimpinan pada dasarnya selalu menjadi persoalan yang
menarik untuk dibahas dan dicermati. Terdapat banyak literatur dan diskursus yang
mengangkat kajian tentanf bagaimana seharusnya pemimpin yang baik, kepemimpinan
yang unggul dan bagaimana mengaplikasikan teori-teori kepemimpinan ini dalam
menunjang kinerja sebuah organisasi. Hampir semua kalangan professional dan ahli
bersepakat bahwa keberadaan seorang pemimpin dan kepemimpinan yang dibawanya akan
menentukan nasib dan gerak organisasi secara keseluruhan.
Dalam mempelajari perihal pemimpin dan kepemimpinan ini pada dasarnya kita
tidak bisa melepaskan bagaimana pengaruh kultur dan sosial budaya dalam membentuk
situasi kepemimpinan. Menguraikan perihal pemimpin dan kepemimpinan semata
berdasarkan atas sudut pandang barat tentu tidak akan cukup untuk merangkum
kompleksitas dan dinamika pemimpin dan kepemimpinan itu sendiri.
B. Rumusan Masalah
1.
2.
3.
4.

Apa itu kompetensi kepemimpinan?


Apa saja pengertian kompetensi menurut para ahli?
Apa saja karakteristik kepemimpinan ?
Maksud dari kompetensi-kompetensi kepemimpinan?

C. Tujuan
1. Dapat mengetahui pengertian kompetensi
2. Dapat mengetahui pengertian kompetensi kepemimpinan
3. Dapat mengetahui apa saja karakteristik kepemimpinan
4. Dapat mengetahui apa saja kompetensi-kompetensi kepemimpinan

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Kompetensi Kepemimpinan
Kompetensi kepemimpinan merupakan satu persyaratan penting guna mendukung
terhadap efektivitas atau kesuksesan seorang pemimpin dalam mengemban peran,
tugas,fungsi kepemimpinan yang dijalankannya. Konsep tentang kepemimpinan ini di
kenalkan oleh Boyatzis (1982) yang mengartikannya sebagai Kemampuan yang dimiliki
seseorang yang nampak pada sikapnya yang sesuai dengan kebutuhan kerja dalam
parameter lingkungan organisasi memberikan hasil yang diinginkan.
Konsep kompetensi ini kemudian berkembang seiring dengan lingkup dan
dinamika pemikiran serta perkembangan kajian lintas bidang yang dapat dicermati dari
pemikiran yang diajukan oleh Burgoyne (1988), Woodruffe (1990), Spencer dan kawankawan (1990), Furnham (1990) dan Murphy (1993).
B. Pengertian Kompetensi
Spencer(1993) mengartikan kompetensi sebagai an underlying characteristic of an
individiual thai is casually related to criterion referenced effective and/or superior
performance in a job or situation. Sebagai karakteristik personal yang melekat pada
individu, kompetensi merupakan bagian dari kepribadian individu yang relatif dan stabil,
dan dapat dilihat serta diukur dari perilaku individu yang bersangkutan, ditempat kerja atau
dalam berbagai situasi.
Pengertian lain dari kompetensi adalah definisi dari William J. Rothwell & H.C
Kazanas (2003). Menurutnya kompetensi adalah any characteristic related to succesful
performance. Competencies are tied to individuals, not to the work they do. Berdasarkan
definisi dari Rothwell dan Kazanas ini, kompetensi dapat dikatakan sebagai segala
karakteristik individu yang menyokong kesuksesan kinerja.
Berdasarkan pengertian tentang kompetensi diatas, kita dapat menyatakan bahwa
kompetensi merupakan karakteristik atau kepribadian (traits) individual yang bersifat
permanen yang dapat mempengaruhi kinerja seseorang.

C. Karakteristik Kompetensi Kepemimpinan

Menurut beberapa ahli sepakat bahwa pada dasarnya karakteristik kepemimpinan


mengandung atau terdapat makna sebagai berikut:
Traits merunjuk pada ciri bawaan yang bersifat fisik dan tanggapan yang

konsisten terhadap berbagai situasi dan informasi.


Motives adalah sesuatu yang selalu dipikirkan atau diinginkan seseorang, yang
dapat mengarahkan, mendorong, atau menyebabkan orang melakukan suatu

tindakan.
Self Concept adalah sikap, nilai, atau citra yang dimiliki seseorang tentang

dirinya sendiri; yang memberikan keyakinan pada seseorang siapa dirinya.


Knowledge adalah informasi yang dimiliki seseorang dalam suatu bidang

tertentu.
Skill adalah kemampuan untuk melaksanakan tugas tertentu, baik mental atau

pun fisik.
Dari kelima karakteristik kompetensi diatas, keterampilan dan pengetahuan dapat
dianggap sebagai karakteristik yang lebih muncul ke permukaan dan lebih terlihat,
sedangkan konsep diri, sifat, dan motif-motif lebih relatif tersembunyi dan bisa lebih sulit
untuk berkembang serta kita akses. Disisi lain motif, sifat bawaan, dan konsep diri akan
memengaruhi tindakan dari dalam, yang nantinya berujung pada hasil (karya) atau
performa kerja seseorang secara keseluruhan seperti terlihat pada gambar berikut ini:
Nilai
Karakteristik

Tindakan
Perilaku

Pribadi

Motif,sifat, konsep

Hasil
Performa
Kerja

Keterampilan

Karya, Prestasi

diri, pengetahuan

D. Kompetensi-kompetensi Kepemimpinan
Spencer (1993) dan Kazanas (1993) pada dasarnya telah merumuskan beberapa
kompetensi dasar tentang kepemimpinan yang dapat berlaku atau dipilah menurut jenjang,

fungsi, atau bidang, yang mencakup : result orientation, influence, initiative, flexibility,
concern for quality, technical expertise, analytical thinking, conceptual thinking, team
work, service orientation, interpersonal awareness, relationship building, cross cultural
sensitivity, strategic thinking, enterpreneurial orientation, building organizational
commitmen, dan empowering others, develiping others. Kompetensi kompetensi tersebut
dapat diturunkan lagi ke dalam jenjang kepemimpinan berikut: pimpinan puncak,
pimpinan menengah, dan dan pimpinan pengendali operasi teknis (supervisor).
Kouzes dan Posner (1995) meyakini bahwa suatu kinerja yang memiliki kualitas
unggul berupa barang atau pun jasa, hanya dapat dihasilkan oleh para pemimpin yang
memiliki kualitas prima. Dikemukakan, kualitas kepemimpinan manajerial adalah suatu
cara hidup yang dihasilkan dari mutu pribadi total ditambah kendali mutu total
ditambah mutu kepemimpinan. Berdasarkan penelitiannya, ditemukan bahwa terdapat 5
praktek mendasar pemimpin yang memiliki kualitas kepemimpinan unggul, yaitu :
1. Pemimpin yang menantang protes
2. Memberikan inspirasi wawasan bersama
3. Memungkinkan orang lain dapat bertindak dan berpartisipasi
4. Mampu menjadi penunjuk jalan
5. Memiliki kemampuan dalam memotivasi bawahan untuk menghadapi tekanan
Menurut Bennis dan Burt Nanus (1985) bahwa kompetensi kepemimpinan berupa
the ability to manage dengan attention (vision), meaning (communication), trust
(emotional glue), and self (commitment, willingness to take risk), sedangkan menurut
Peter

F.

Drucker,

pemimpin

seharusnya

memiliki

minimal

bidang

kemampuan/kompetensi yaitu:
1. Kemampuan pribadi, memiliki integritas tinggi, memiliki visi yang jelas,
intelegensia tinggi, kreatif dan inovatif, tidak mudah merasa puas, fleksibel dan
memiliki kematangan jiwa, sehat jasmani dan rohani, wibawa dan kharismatik,
mempunyai idealisme dan cinta tanah air.
2. Kemampuan kepemimpinan (Leadership

Mastery),

memiliki

kemampuan

memotivasi orang lain, membuat keputusan yang cepat dan tepat, mempengaruhi
orang lain, mengelola konflik, berorganisasi, memimpin tim kerja, mengendalikan
stress dan keterampilan berkomunikasi.
3. Kemampuan berorganisasi (Organizational Mastery), yang memiliki kemampuan
mengembangkan organisasi, manajemen startegik, meraih peluang, mengadakan
pengkaderan generasi penerus , memahami aspek makro dan mikro ekonomi dan
keterampilan operasional.

Kadar kompetensi kepemimpinan seseorang dapat dipelajari melalui 4 (empat)


tingkatan kemampuan yaitu: tingkat pertama, yaitu seseorang tidak memiliki pengetahuan
banyak tentang kopentensi kepemimpinan, dan tidak peka untuk mengembangkan
kompetensi tersebut, mungkin karena mereka tidak pernah mencoba menjadi pemimpin,
tingkat kedua, yaitu seseorang menjadi sadar apa yang diperlukan untuk mengerjakan
sesuatu secara baik, tetapi masih merupakan kompetensi yang masih bersifat personal.
Dengan berlatih seseorang akan lebih peka dan sadar tentang hal yang benar juga penting
dilakukan untuk kemudian secara gradual diubah menjadi kompetensi kepemimpinan,
tingkat ketiga, yaitu kepemimpinan atau kompetensi akan sesuatu hal menjadi suatu
kenikmatan yang sempurna. Anda akan menerima feed back positif dari kemampuan skill
dan kepekaan tentang seberapa baik keadaan seseorang yang akan segera berlanjut ke
tingkat empat, dan (4) tingkat keempat, yaitu kemampuan kepemimpinan atau skill
menjadi bagian diri seseorang dan akan tampak secara alami. Seseorang yang yang
dilahirkan dari pada bagaimana ia dibentuk atau bahwa seseorang pemimpin alami, itu
berarti orang tersebut dapat langsung beroperasi menjadi pemimpin tanpa melalui tahap 3.
E. Pengelompokan Kompetensi
Spencer dalam melanjutkan

bahasan

tentang

kompetensi,

kemudian

mengelompokan berbagi jenis kompetensi yang berpengaruh terhadap kinerja seseorang ke


dalam beberapa kelompok kompetensi kepemimpinanyang mencakup:
1. Prestasi dan Tindakan (achievement and action)
2. Pelayanan (helping and human service)
3. Dampak dan Pengaruh atau Kepemimpinan (the impact and influence)
4. Manajerial (Managerial)
5. Pemikiran (cognitive)
6. Efektivitas personal (personal effectivennes)
Pengelompokan ini nantinya berguna dalam menata skala penomoran dan dimensi
dan indikator yang digunakan dalam pengukuran setiap kelompok kompetensi. Perlu
diingat pula bahwa beberapa kompetensi memiliki 2 dimensi atau lebih. Beberapa tipe
dimensi yang dilibatkan dalam pengukuran kompetensi sendiri mencakup :
1. Intensitas atau derajat penyelesaian sebuah tindakan (intensity of completeness
of action). Dimensi ini merupakan skala utama yang menunjukan derajat
kesempurnaan pencapaian sebuah tindakan. Dimensi ini diberi simbol skala A.
2. Ukuran dampak yang ditimbulkan (size of impact). Dimensi ini menunjukan
besaran dan jumlah orang- orang yang terkena dampak atau pengaruh, yang
diberi skala B.

3. Kompleksitas (complexity). Dimensi ini biasanya ditunjukan pada kompetensi


pemikiran.
4. Besarnya usaha (amount of effort). Dimensi ini berhubungan dengan waktu
dan sumber daya tambahan yang diberikan dalam pencapaian seuatu.
5. Dimensi-dimensi unik (unique dimensions). Dimensi unik ini biasanya
terdapat dalam beberapa jenis kompetensi keempat dimensi sebelumnya

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kompetensi ini berguna untuk menilai apakah kepemimpinan yang dijalankan
dalam sebuah organisasi sudah cukup baik ataukah bernilai negatif sehingga memerlukan
evaluasi kepemimpinan. Kepemimpinan yang baik tidak hanya dibutuhkan pada
perusahaan-perusahaan atau organisasi yang berkecimpung di dunia kerja atau dunia
industri, namun juga dibutuhkan oleh setiap bentuk organisai yang berada di berbagai
bidang, tidak terkecuali pendidikan. Kita akan melihat bagaimana peran kepemimpinan

berikut segala bentuk fungsi dan kewajiban pemimpin dalam dunia pendidikan,
berdasarkan teori dan konsepsi tentang kepemimpinan yang telah dibahas.

DAFTAR PUSTAKA

Dr. Lilis Sulastri,MM. 2012. Manajemen. Bandung: La Goods Publishing


http://learnmine.blogspot.co.id/2014/09/makalah-tentang-kepemimpinan.html
http://mgt-sdm.blogspot.co.id/2013/03/kompetensi-kepemimpinan.html

Anda mungkin juga menyukai