Anda di halaman 1dari 9

RMK

Mata Kuliah Kepemimpinan EKM 476 B1

RPS 3: Pemimpin dan Perubahan Organisasi

Oleh

I Putu Widya Artana (1607521063)

Program Studi S1 Manajemen Reguler

Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Udayana

2018
Materi Pokok:

1. Tipe-tipe Perubahan Organisasi


2. Proses Perubahan
3. Penerimaan dan Penolakan
4. Inovasi dan Pembelajaran Kolektif

1. Tipe-tipe Perubahan Organisasi


A. Materi
a. Tipe perubahan yang berpusat pada sikap, yang mana melibatkan perubahan sikap dan
nilai-nilai dengan daya tarik persuasive, program pelatihan aktivitas pembentukan tim, atau
program perubahan budaya.
b. Tipe perubahan peran kerja, yang mana pada tipe ini berfokus pada mengubah peran kerja,
pola interaksi, kriteria kinerja, dan kontingensi penghargaan. Dalam hal ini akan terjadi
perubahan peran kerja dengan merancang kembali pekerjaan agar meliputi aktivitas dan
tanggung jawab berbeda, dengan melakukan reorganisasi arus kerja, dengan memodifikasi
hubungan otoritas, dengan mengubah kriteria prosedur untuk evaluasi pekerjaan, dan
dengan mengubah system penghargaan.
c. Tipe perubahan teknologi yang digunakan, yang mana pada tipe ini mengubah teknologi
yang digunakan untuk melakukan pekerjaan atau mendukung aktivitas kerja yang penting,
seperti menggunakan jenis peralatan baru untuk melakukan pekerjaan, merancang kembali
fasilitas fisik, dan system informasi dan pendukung keputusan yang baru.
d. Tipe perubahan strategi, tipe ini meliputi pengenalan produk atau jasa baru, memasuki
pasar baru, menggunakan bentuk pemasaran baru, memulai penjualan internet disamping
penjualan langsung, memebntuk aliansi atau joint venture dengan organisasi lain, dan
memodifikasi hubungan dengan para pemasok.
e. Tipe program perubahan yang mana pada tipe ini meliputi mendampingan, perombakan
lapisan, reorganisasi (misalnya menjadi divisi produk yang kecil), total manajmen kualitas,
rekayasa ulang, tim yang mengelola sendiri, outcourcing, dan menjadi rekanan.

Menurut Anderson dalam buku Pengantar Manajemen Perubahan karya Wibowo (2011), terdapat
tiga macam tipe perubahan organisasi, yaitu:
a. Developmental Change, mencerminkan perbaikan keterampilan, metode, standar kinerja
atau kondisi yang telah ada, yang karena berbagai alasan tidak mengukur kebutuhan
sekarang atau yang akan datang. Dalam developmental change terdapat dua asumsi
pertama, bahwa orang mampu memperbaiki. Kedua, mereka akan menjadi lebih baik
apabila diberi alasan, sumber daya, motivasi dan pelatihan yang tepat.
b. Transitional Change, merupakan response pada pergeseran signifikan pada kekuatan
lingkungan atau kebutuhan pasar untuk sukses, sehingga lebih kompleks daripada
developmental change. Transitional change dimulai ketika pemimpin mengetahui bahwa
suatu masalah terjadi dan bahwa sesuatu dalam operasi perlu berubah atau diciptakan
untuk melayani lebih baik permintaan sekarang atau yang akan datang.
c. Transformational Change, paling sulit dipahami dan merupakan tipe perubahan yang
paling kompleks dihadapi organisasi saat ini. Transformasi adalah pergeseran secara
radikal dari satu keadaan ke keadaan lainnya sehingga signifikan apabila memerlukan
pergeseran budaya, perilaku dan pola pikir untuk melaksanakan dengan sukses dan
berlanjut sepanjang waktu.
B. Hubungan Materi dengan Tokoh Idola (Tri Rismaharini)
Pada halaman 143 buku Kisah Perjuangan, dan Inspirasi Tri Rismaharini karangan Ervina Pitasari,
Ibu Tri Rismaharini melakukan perubahan mental, sikap ,dan peningkatan mutu SDM pekerja di
kebun binatang Surabaya setelah pengelolaannya diambil alih oleh pemerintah kota Surabaya
karena kasus kematian satwa secara tidak wajar pada saat it ditempat itu. Hal ini karena Ibu Risma
menganggap bahwa factor sumber daya manusia berperan besar dalam kejadian yang membuat
malu muka kota Surabaya tersebut. Utnuk mewujudkan perubahan di tubuh pekerja kebun
binatang surabaya tersebut Ibu Risma melakakukan perubahan seperti jam kerja yang mana
keryawan kebun binatang Surabaya sebelumnya datang bekerja pada saat yang kurang tepat
dirombak oleh Ibu Risma agar mereka datang lebih awal agar dapat menerima arahan sebelum
bekerja. Selain itu dilakuakn juga peningkatan mutu yang dibantu oleh pihak independent dari
Universitas Airlangga dengan memberikan pengahrgaan bagi karyawan yang bekerja dengan baik
dan memberhentikan pekerja yang bekerja sangat buruk. Selain itu pekerjaan pekerja di kebun
binatang Surabaya dikembangkan seiring dengan peningkatan mutu yang dilakukan.
2. Proses Perubahan
A. Materi

Teori proses perubahan menjelaskan sebuah pola peristiwa tipikal yang terjadi dari awal sebuah
perubahan hingga akhirnya. Salah satu teori proses perubahan paling awal adalah model gaya dari
Lewin (1951). Ia mengusulkan bahwa proses perubahan dapat dibagi menjadi tiga tahapan, yaitu
mencairkan, mengubah, dan membekukan kembali. Dalam tahapan mencairkan, orang menyadari
bahwa cara lama melakukan segala hal tidak lagi memadai. Kesadaran ini terjadi sebagai akibat
dari krisis yang jelas, atau bisa dihasilkan dari sebuah upaya untuk menggambarkan ancaman atau
kesempatan yang belum terbukti kepada banyak orang dakam organisasi. Dalam tahapan
perubahan, orang mencari cara baru melakukan segala hal dan memilih pendekatan yang
menjanjikan. Dalam tahapan pembekuan kembali, pendekatan baru diterapkan dan didirikan.
Upaya untuk secara langsung berpindah kepada tahapan perubahan tanpa terlebih dahulu
mencairkan sikap akan mungkin menemui kelesuan atau perlawanan yang kuat. Kurangnya
diagnosis yang sistematis dan pemecahan masalah dalam tahapan perubahan akan menghasilkan
rencana perubahan yang lemah.

Menurut Lewin, perubahan akan terjadi dengan dua tindakan, pertama adalah meningkatkan gaya
pendorong terhadap perubahan (misalnya meningkatkan insentif, menggunakan kekuasaan posisi
untuk mendorong perubahan), kedua adalah dengan mengurangi gaya yang membatasi yang
menciptakan perlawanan terhadap perubahan (misalnya, mengurangi ketakutan akan kegagalan
atau kerugian ekonomis). Jika kekuatan yang membatasi itu lemah, cukup dengan maningkatkan
gaya yang mendorong. Namun, saat gaya yang membatasi itu kuat, disarankan menggunakan
pendekatan ganda. Kecuali gaya yang membatasi tersebut dapat dikurangi, sebuah peningkatan
dalam gaya yang mendorong akan menciptakan sebuah konflik yang kuat atas perubahan dan
perlawanan yang berlanjut akan membuatnya makin sulit untuk menyelesaikan tahapan
pembekuan kembali.

B. Hubungan Materi dengan Tokoh Idola (Tri Rismaharini)


Masih dikasus yang sama yaitu kasus kebun bianatang Surabaya yang mana pada kasusu ini Ibu
Risma sebagai walikota Surabaya turun langsung ke lapangan selama beberapa bulan untuk
merubah system kerja yang ada di kebun bianatang Surabaya. Ibu Risma melakukan perubahan dit
tubuh karyawan kebun binatang Surabaya dengan cara berlahan dan bertahap dan membaur
dengan karyawan. Hal itu dilakukan agar Ibu Risma dapat mengetahui betul permasalahan
sebenarnya yang terjadi. Dalam proses ini dapat dikatakan bahwa Ibu Risma melakukan proses
pencairan. Setelah mengetahui permasalahan yang ada di tubuh karyawan barulah Ibu Risma
melakukan proses perubahan dan tentunya juga melakukan proses pembekuan kembali dengan
menetapkan berbagai aturan baru yang lebih baik agar para pekerja kebun binantang Surabaya
dapat bekerja dengan lebih baik lagi.

3. Penerimaan dan Penolakan


A. Materi

Perlawanan untuk perubahan adalah fenomena umum bagi orang dan organiasasi. Perlawanan
harus dipandang sebagai respon yang normal dari suatu perubahan. Hal ini karena dalam setiap
perubahan tentu ada saja gejolak yang terjadi. Terdapat sejumlah alasan berbeda mengapa
seseorang menentang perubahan besar dalam organisasi, yaitu:

a. Kurangnya kepercayaan
b. Yakin bahwa perubahan tidak perlu
c. Yakin bahwa perubahan itu tidak mungkin
d. Ancaman ekonomis
e. Biaya yang relative tinggi
f. Ketakutan akan kegagalan pribadi
g. Hilangnya status dan kekuasaan
h. Ancaman terhadap nilai dan idealism
i. Kemarahan terhadap campur tangan

Sebuah teori menjelaskan bagaimana orang dalam organisasi bereaksi terhdapat peubahan yang
dikenakan kepada mereka (Jick, 1993; Woodward & Bucholz, 1987). Teori itu dibangun di atas
pengamatan mengenai reaksi orang terhadap peristiwa mendadak yang traumatis seperti kematian
orang yang dikasihi, perceraian, atau bencana alam yang menghancurkan rumah seseorang. Pola
reaksi serupa diasumsikan terjadi selama perubahan organisasi. Pola reaksi tersebut mempunyai
empat tahapan: penolakan, kemarahan, berduka, dan adaptasi. Reaksi awal adalah menolak bahwa
perubahan itu diperlukan . tahapan berikutnya adalah marah dan mencari seseorang untuk
dipersalahkan. Pada saat yang sama, orang secara keras kepala menentang untuk melepaskan cara
yang telah biasa dalam melakukan segala hal. Pada tahapan ketiga, orang berhenti menolak bahwa
perubahan adalah tidak terhindarkan, mengakui hal yang telah hilang dan berduka atasnya.
Tahapan akhir adalah menerima kebutuhan untuk berubah dan melanjutkan hidup. Durasi dan
keparahan dari setiap jenis reaksi bias amat beragam dan beberapa orang terjepit pada tahapan
menengah. Banyak orang yang membutuhkan bantuan untuk mengatsai penolakan, menyalurkan
kemarahan mereka secara konstruktif, berduka tanpa menjadi terlalu depresi, dan memiliki
optimism mengenai penyesuaian dengan berhasil.

B. Hubungan Materi dengan Tokoh Idola (Tri Rismaharini)


Pada halaman 181 di buku yang sama, Ibu Risma pernah mengalami penolakan keras terhadap
rencananya untuk menutup gang dolly yang terkenal dengan sebagai tempat lokalisasi prostitusi
di kota Surabaya. Penolakan tersebut tentunya dilakukan oleh para wanita PSK yang di sana dan
masyarakat sekitar yang bermata pencaharian yang berhubungan dengan kegiatan prostitusi
tersebut. Menanggapi hal itu Ibu Risma memegang prinsip sebagai seorang pemimpin yang selalu
bertanggungjawab atas segala kebijaknnya. Dia mengatakan bahwa dia mengerti akan penolakan
tersebut.akan tetapi beliau tetap pada keputusannya dan mengatakan tidak atakut akan berbagai
ancaman yang ditunjukan kepadanya. Pada saat eksekusi penutupan kerusuhan pun tidak
terhindarkan anatar masyarakat setempat dan petugas Satpol PP dalam waktu yang lama. Setelah
itu Ibu Risma kemudian hadir ke lapangan dan meberikan pengertian kepada masyarakat bahwa
yang beliau lakukan ini juga demi kebaikan Bersama. Setelah itu kebijakan Ibu Risma itu lama
kelamaan diterima oleh masyarakat gang dolly apalagi Ibu Risma memberikan kompensasi pada
setiap orang di Kawasan tersebut beruapa uang tunai dan pelatihan kewirausahaan.
4. Inovasi dan Pembelajaran Kolektif
A. Materi

Lingkungan dari kebanyakan organisasi makin menjadi lebih dinamis dan kompetitif. Kompetisi
menjadi lebih kuat, harapan pelanggan meningkat, hanya tersedia sedikit waktu untuk
mengembangkan dan memasarkan produk dan jasa baru, dan dengan segera mereka akan menjadi
using. Agar berhasil dalam lingkungan yang bergolak ini, organisasi harus memiliki orang-orang
pada setiap tingkatan yang berorientasi menuju peningkatan dan pembelajaran yang berkelanjutan.
Pemebelajaran organisatoris melibatkan perolehan pengetahuan baru, baik dengan menemukannya
maupun dengan meniru praktik terbaik milik orang lain. Pendekatan terakhir ini lebih mudah,
tetapi hanya memberikan sedikit keuntungan kompetitif. Campuran pendekatan yang tepat untuk
mendapatkan pengetahuan bergantung pada organisasi dan situasi. Penegtahuan baru memiliki
nilai yang kecil jika tidak digunakan. Beberapa organisasi berhasil menemukan pengetahuan,
tetapi gagal menerapkannya secara efektif.

Semua organisasi mempelajari banyak hal, teteapi sebagian organisasi melakukannya jauh lebih
baik dibanding yang lainnya. istilah organisasi yang belajar telah digunakan untuk
menggambarkan organisasi yang cepat belajar dan menggunakan pengetahuan untuk menjadi lebih
efektif. Dalam organisasi ini, keputusan terpengaruh oleh kegiatan untuk belajar dan keienginan
untuk meningkatkan kinerja jangka pendek. Terdapat tiga aktivitas yang tinggi untuk
mengembangkan dan memurnikan perangkat konsptual dan model mental Bersama untuk
memahami bagaimana segala hal bekerja, bagaimana beradaptasi dengan lingkunagan, dan
bagaimana mencapai sasaran organisasi. Sumber daya diinvestasikan untuk mempromosikan
pembelajaran pada semua tingkatan. Nilai dari inovasi, eksperimentasi, fleksibilitas, dan inisiatif
terutama kuat dalam budaya organisasi dan tercermin dalam penghargaan dengan penilaian. Orang
pada semua tigkatan diberikan wewenang untuk menghadapi masalah dan menemukan cara yang
baik untuk melakukan pekerjaan itu. Manajemen puncak menciptakan dan mempertahankan
proses unutk memelihara ide-ide dan mendukung perubahan yang dimulai oleh orang-orang pada
tingkatan rendah dalam organisasi. Penegtahuan disebarkan atau dibuat mudah tersedia bagi siapa
saja yang membutuhkannnya, dan orang didorong untuk menerapkannya kepada pekerjaan
mereka.

Para pemimpin dapat melakukan sejumlah hal untuk menciptakan kondisi yang menguntungkan
untuk belajar dan inovasi. Pedoman berikut didasarkan pada teori, temuan penelitian dan wawasan
praktisi. Adapun pedoman-pedoman untuk meningkatkan fleksibilitas dan inovasi antara lain:

a. Mendorong apresiasi untuk fleksibilitas dan pembelajaran


b. Mendorong pemikiran system
c. Membantu orang untuk memahami dan meningkatkan model mental mereka
d. Mengangkat pembelajaran dari kejutan dan kegagalan
e. Mendorong dan memudahkan pembelajaran oleh orang-orang dan tim
f. Mendorong eksperimentasi
g. Mendapatkan pengetahuan dari orang luar
h. Mendorong inovasi dan aktivitas usaha
i. Memudahkan penyebaran pembelajaran dalam organisasi
j. Memberikan penghargaan belajar dan inovasi.
B. Hubungan Materi dengan Tokoh Idola (Tri Rismaharini)
Pada buku yang sama di halaman 118, dituliskan bahwa salah satu program kerja Ibu Risma adalah
Pahlawan Ekonomi. Program ini ditujukan kepada para Ibu rumah tangga yang seringkali tidak
produktif dan hanya bergantung pada penghasilan suami. Dalam program ini para Ibu rumah
tangga diberdayakan agar mereka juga mampu melakukan hal produktif dan membantu
perekonomian di dalam keluarganya. Dalam program ini Ibu Risma mengintruksikan para
bawahannya langsung untuk memberikan pelatihan usaha-usaha yang sekiranya dapat dilakukan
oleh para Ibu rumah tangga sambal mengurus rumah dan anak mereka, termasuk dalam hal ini
memasarkan produk bautan mereka ke media social. Awalnya untuk melakukan berbagai pelatihan
hal tersebut kepada Ibu rumah tangga agak susah akan tetapi lama kelamaan program ini akhirnya
berhasil. Hal ini tentunya adalah bentuk inovasi yang dilakukan oleh Ibu Risma di wilayah
kerjanya di kota Surabaya.
Daftar Pustaka

1. Yuki, Gary. 2010. Kepemimpinan dalam Organisasi. Jakarta: PT Indeks.


2. Wibowo. 2006.Managing Change.Pengantar Manajemen Perubahan. Bandung: Alfabet.
3. Pitasari, Ervina. 2018. Kisah, Perjuangan, dan Inspirasi Tri Rismaharini. Yogyakarta:
Checklist.

Anda mungkin juga menyukai