Anda di halaman 1dari 13

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, atas limpahan


rahmat dan hidayah -Nya penulis dapat menyelesaikan makalah yang
membahas tentang Bentuk-bentuk krisis komunikasi dan pelanggaran Etika.
Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Komunikasi antar personal, sekaligus mengetahui bagaimana pentingnya
menjaga komunikasi dengan etika yang baik.
Dalam makalah ini, penulis akan membahas penyebab terjadinya
masalah

krisis

komunikasi

dan

pelanggaran

etika,

sekaligus

cara

menanggulanginya.
Dalam penyusunan makalah ini, penulis mengucapkan banyak
terimakasih kepada dosen pembimbing Bapak Syaiful Haq Zubairi, ST.MBA,
rekan-rekan sekelompok kelas D jurusan teknik Informatika, dan semua
pihak yang terlibat dalam penyusunan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh
dari kesempurnaan, baik dari segi penyusunan, pembahsan, ataupun
penulisannya. Oleh sebab itu, penulis mengaharapkan kritik dan saran
yang sifatnya membangun, khususnya dari dosen mata kuliah,

guna

menjadi acuan dalam bekal pengalaman bagi penulis untuk lebih baik di
masa yang akan datang.
Bandung, 10 Oktober 2014,

Penyusun

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .1
DAFTAR ISI .2
BAB I PENDAHULUAN
A.
B.
C.
D.

Latar Belakang 3
Rumusan masalah .3
Tujuan ...4
Manfaat .4

BAB II PEMBAHASAN
A.
B.
C.
D.

Definisi komunikasi dan etika .5


Bentuk-bentuk krisis komunikasi dan pelanggaran etika ..7
Analisis Faktor-faktor terjadinya krisis komunikasi dan pelanggaran etika ...10
Tanggapan dan solusi ...10

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan ..12
B. Saran ....12
DAFTAR PUSTAKA

.13

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Pada dasarnya manusia tidak akan pernah hidup tanpa adanya
komunikasi, karena manusia merupakan mahluk social, dimana dia tidak
bias hidup dengan sendirinya. Komunikasi dianggap sebagai bentuk paling
ideal antara manusia dengan manusia yang lain untuk mewujudkan
egonya dan kemampuannya dalam berinteraksi secara individu dan sosial.
Komunikasi terbagi dalam level yang beragam. Komunikasi yang berada
pada level antar individu disebut dengan komunikasi interpersonal.
Banyak

tujuan

hakikatnya
kekurangan.

dari

setiap
Salah

komunikasi

bentuk
satu

model

komunikasi

kelebihan

interpersonal,
mempunyai

komunikasi

tetapi

pada

kelebihan

interpersonal

dan

adalah

memanusiakan orang, asumsinya karena kita secara langsung bertemu


dan mengadakan interaksi dengan orang lain (komunikasi semacam ini,
mampu memberikan adanya rasa support, mengakui, menghargai, dan
menghormati orang lain). Komunikasi interpersonal terbukti mampu
mengubah khalayak atau individu dengan pendekatan pendekatan yang
dilakukan dengan cara sangat personal. Kekurangan komunikasi model
interpersonal salah satunya adalah tidak dapat diaplikasikan ketika kita
berelasi dengan orang yang jumlahnya banyak, atau ketika kita berelasi
dengan pihak pihak yang terkait dengan media dan institusi yang lebih
mengarah pada sistem yang kuat.
Dengan seiring pesatnya perkembangan teknologi dan media untuk
bersosialisasi, maka berpengaruh pula terhadap komunikasi dikalangan
akademik mahasiswa baik didalam maupun di luar kampus. Oleh sebab
itu, perlu adanya pengetahuan terhadap mahasiswa mengenai solusi
untuk menangani masalah krisis komunikasi dan pelanggaran etika yang
akan dibahas dalam makalah berikut.
B. Rumusan masalah
1. Bagaimana definisi komunikasi dan etika ?
2. Apa saja bentuk-bentuk dari krisis dan pelanggaran etika di lingkungan kampus ?
3. Apa penyebab terjadinya krisis komunikasi dan pelanggaran etika tersebut ?
4. Bagaimana solusi untuk mengatasi krisis komunikasi dan pelanggaran etika tersebut ?
3

C. Tujuan
1. Menjelaskan definisi dari krisis komunikasi dan pelanggaran etika.
2. Menjelaskan bentuk-bentuk dari krisis dan pelanggaran etika di lingkungan kampus ?
3. Menjelaskan faktor-faktor terjadinya krisis komunikasi dan pelanggaran etika.
4. Menjelaskan solusi untuk menanggulangi krisis komunikasi dan pelanggaran etika.
D. Manfaat
Dengan disusunnya maklah ini,semoga dapat menambah pengetahuan bagi pembaca
khususnya mahasiswa, sekaligus dapat menerapkannya dilingkungan kampus, baik itu dalam
organisasi, klub, serta akademiknya.

BAB II
PEMBAHSAN
A. Definisi komunikasi dan etika
1. Komunikasi

Definisi komunikasi interpersonal ( Wood. 2007 : p.20 )


interpersonal communication often involves only two or three people,
this

isnt

useful

definition.

Secara jelas dinyatakan bahwa garis besar komunikasi interpersonal


adalah komunikasi antara dua atau tiga orang, tetapi ini menjadi
bermakna sangat banyak dan dapat didefinisikan dengan cara yang
lain pula. Esensinya bahwa komunikasi interpersonal itu merupakan
komunikasi yang beranjak dari model intra personal, ia berkembang
menjadi komunikasi antara personal yang satu dengan personal yang
lain (terlepas dari definisi teoritikus, yang semakin beragam dalam
mendefiniikan
Komunikasi

komunikasi

yang

dilakukan

oleh

interpersonal).

manusia,

termasuk

komunikasi

interpersonal terdapat dua jenis penyampaian. Dua jenis penyampaian


dikenal dengan komunikasi verbal ketika disampaikan oleh sumber
dalam

bentuk

kata

kata

Sedangkan,

komunikasi

yang

tidak

disampaikan dengan bentuk kata kata disebut sebagai komunikasi


non verbal. Terdapat banyak tipe komunikasi non verbal, diantaranya
adalah ( Wood. 2000. p:140-154 ) dibagi atas kinesics, haptics, physical
appearance, artifacts, environmental factors, proxemics and personal
space,

chronemics,

paralanguage,

and

silence.

2. Etika
Etika berasal dari bahasa latin, yaitu ethicus yang memiliki arti kebiasaan. Secara
deskriptipnya, etika adalah ilmu yang mempelajari perbuatan atau tingkah laku
manusia, membedakan mana yang baik dan mana yang dinilai buruk.
Adapun menurut Courtland L.Bovee dan Jhon V.Thill yaitu ahli bahasa doddi
praprastuti, 2007:31, etika adalah prinsip perilaku yang mengatur seseorang atau
sekelompok orang.
Etika Mahasiswa di Lingkungan Kampus
Kampus merupakan pusat kegiatan utama mahasiswa yakni tempat untuk
menimba ilmu pengetahuan, wawasan serta pengalaman. Etika sangat diperlukan oleh
mahasiswa dalam kehidupan sehari-hari di kampus. Adapun beberapa etika yang
perlu diperhatikan oleh mahasiswa di lungkungan kampus diantaranya :

Menjunjung tinggi nilai-nilai ilmiah yakni nilai-nilai dalam menuntut dan menimba
ilmu pengetahuan yang dilakukan dikampus dengan cara belajar dengan sungguhsungguh.

Mematuhi peraturan-peraturan yang berlaku di lingkungan kampus mulai dari


peraturan berbusana, misalnya di UIN Suska kuliah harus menggunakan celana dasar
dan menggunakan baju kemeja bagi mahasiswa dan menggunakan rok, kemeja dan
jilbab bagi mahasiswi serta menaati peraturan peraturan lainnya.

Menghormati dan menghargai dosen selaku orang yang mengarahkan dan memberi
ilmu pengetahuan kepada mahasiswa

Memberi contoh yang baik dalam berperilaku kepada adik tingkat, teman setingkat
dan kakak tingkat.

Saling menghormati dan menghargai terhadap sesama mahasiswa.

Berperilaku dan bertutur kata yang sopan, baik di dalam kelas dan di luar kelas yang
mencerminkan perilaku sebagai mahasiswa dan dijiwai oleh nilai-nilai agama.

Tidak berperilaku asusila atau tidak bermoral.

Bersedia menerima sanksi yang ditetapkan atas pelanggaran terhadap peraturan yang
berlaku sebagai bagian dari pendidikan disiplin.

Etika Mahasiswa di Luar Kampus


Mahasiswa tidak selamanya berada di lingkungan kampus. Etika dalam kehidupan
sehari hari di lingkungan luar kampus misalnya di lingkungan masyarakat tempat
tinggal/kos juga sangat diperlukan. Adapun beberapa etika yang baik yang seharusnya
diterapkan mahasiswa dalam kehidupan sehari-hari di luar lingkungan kampus adalah
diantaranya :

Menjadi contoh yang baik di lingkungan dimana mahasiswa tersebut berada.

Berperilaku dan bertutur kata yang baik yang mencerminkan sebagai mahasiswa yang
merupakan kaum intelektual.

Berupaya mengaplikasikan ilmu pengetahuan dan teknologi yang telah dipelajarinya


di masyarakat sebagai wujud pengabdian.
6

Mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi di luar kampus.

Bermasyarakat, yakni dekat dengan masyarakat sekitar lingkungan tempat tinggal.

Mengikuti segala bentuk aksi sosial masyarakat seperti gotong royong dll

Etika Mahasiswa Dalam Pergaulan


Etika pergaulan dalam kehidupan sehari-hari baik di lingkungan kampus
maupun luar kampus sangat diperlukan. Sebagai mahasiswa, kita harus bisa memilah
baik buruknya pergaulan dalam kehidupan sehari-hari. Pergaulan merupakan salah
satu faktor utama pendukung baik atau buruknya etika seseorang. Mahasiswa
hendaknya dijadikan sebagai contoh dalam pergaulan baik di lingkungan kampus,
maupun masyarakat. Adapun yang perlu diperhatikan dalam pergaulan dalam
kehidupan sehari-hari baik itu dilingkungan kampus maupun luar kampus antara lain :

Bersikap sopan dan ramah kepada siapa saja, baik kepada dosen, masyarakat, teman
kampus, senior, ataupun adik tingkat.

Memberi perhatian kepada orang lain.

Berusaha selalu menjaga perasaan orang lain.

Bersikap ingin membantu sesama teman maupun masyarakat di lingkungan tempat


tinggal kita.

Memiliki rasa toleransi yang tinggi.

Dapat menguasai diri, mengendalikan emosi dalam situasi apapun.


Etika Mahasiswa Dalam Berbusana
Busana sangat mencerminkan sikap dan tingkah laku baik buruknya
seseorang. Etika dalam berbusana sangat penting dan vital bagi mahasiswa baik di
lingkungan kampus maupun luar kampus. Terlebih lagi sebagai mahasiswa UIN
Suska, kita harus bisa menerapkan budaya berbusana islami baik itu dikampus
ataupun diluar kampus.

Mahasiswa juga hendaknya menjadi contoh dari segi busana kepada


masyarakat, dengan membiasakan menggunakan pakaian bernuansa islami. Banyak
kita lihat sekarang mahasiswa UIN Suska terutama yang perempuan memakai jilbab
hanya waktu ke kampus untuk memenuhi formalitas saja, itu merupakan etika yang
tidak baik dan seharusnya tidak dijadikan contoh bagi kita.

B. Bentuk-bentuk krisis komunikasi dan pelanggaran etika


1. Krisis komunikasi
Dalam konteks relasi interpersonal mahasiswa dilingkungan UIN,
terdapat beberapa bentuk krisis komunikasi yang saling membedakan :
1. Sentuhan perkenalan
Biasanya haptics ini dikategorikan saat mahasiswi / mahasiswa belum terlalu
kenal satu sama lain. Hal yang paling dapat terlihat dengan adanya salam tangan,
atau

sentuhan

yang

menandakan

ingin

berkenalan

lebih

lanjut.

2. Sentuhan persahabatan
Sentuhan
persahabatan di klasifikasikan dalam relasi interpersonal
mahasiswi/ mahasiswa

pada

taraf

saling

kenal. Bisanya di pertukarkan

saat

pertemuan antar personal yang bersahabat, dan muncul pada pertemuan pertemuan antar
sahabat.
3. Sentuhan kekuasaan
Sentuhan kekuasaan biasanya terjadi pada komunikasi mahasiswi/ mahasiswa
yang mempunyai kekuasaan. Kekuasaan disini mungkin dapat di sengaja, atau tidak
disengaja. Misalnya saat dilakukan inisiasi dikampus.
4. Sentuhan keintiman
sentuhan keintiman terjadi dalam komunikasi interpersonal non verbal
mahasiswi/ mahasiswa yang mempunyai relasi tertentu. Relasi tertentu disini dalam
artian memiliki pengakuan atas hubungan keduanya, misalnya pacaran. Sentuhan
dalam taraf keintiman, jauh lebih inten dan kuat dari pada sentuhan yang lainnya.
2. Pelanggaran etika
a. Pelanggaran Akademik
Perbuatan-perbuatan yang dapat dikategorikan sebagai pelanggran akademik antara lain
sebagai berikut :

Menggunakan atau mencoba menggunakan bahan-bahan, informasi atau alat bantu studi
lainnya pada waktu ujian tanpa izin dari Instruktur atau Dosen yang berkepentingan;

Mengganti, mengubah, memalsukan nilai atau transkrip akademik, Kartu Tanda Mahasiswa
(KTM), tugas-tugas dalam rangka perkuliahan, keterangan, laporan, atau tanda tangan dalam
lingkup kegiatan akademik;

Menyediakan sarana atau prasarana yang dapat menyebabkan terjadinya hal yang tidak
diperbolehkan dalam kegiatan akademik;

Menggunakan kata-kata atau karya orang lain sebagai kata-kata atau karya sendiri dalam
suatu kegiatan akademik;

Mempengaruhi atau mencoba mempengaruhi orang lain dengan cara lain dengan cara
membujuk, memberi hadiah atau mengancam dengan maksud mempengaruhi penilaian
terhadap prestasi akademik;

Menggantikan kedudukan atau melakukan tugas/kegiatan untuk kepentingan orang lain dalam
kegiatan akademik, atas permintaan orang lain atau kehendak sendiri, seperti; ujian, kegiatan
atau tugas akademik lainnya;

Menyuruh orang lain baik sivitas akademika Ubaya maupun di luar Ubaya untuk
menggantikan kedudukan atau melakukan tugas-tugas atau kegiatan baik untuk kepentingan
sendiri maupun kepentingan orang lain dalam kegiatan akademik, seperti ujian, kegiatan atau
tugas akademik lainnya;

Melakukan hal-hal yang bertentangan dengan norma-norma kepatutan dalam kehidupan


masyarakat akademik.
b. Pelanggaran Non Akademik
Perbuatan-perbuatan yang dapat dikategorikan sebagai pelanggaran non akademik
adalah sebagai berikut :

Mengucapkan dan/atau menuliskan kata-kata kotor dan keji yang ditujukan kepada lembaga,
para dosen, karyawan, sesama mahasiswa dan tamu Ubaya;

Membawa senjata dalam bentuk apapun di dalam kampus maupun di dalam kegiatan-kegiatan
yang diselenggarakan atau yang menyangkut nama Ubaya, kecuali mendapat izin dari Rektor;

Membawa dan/atau menggunakan segala macam bahan kimia yang berbahaya dalam bentuk
apapun terutama napza (Narkotika, Psikotropika & Zat Aditif) di dalam kampus maupun di

dalam kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan oleh Ubaya atau yang menyangkut nama
Ubaya, kecuali bahan kimia yang digunakan untuk keperluan keperluan praktikum;

Membuat keributan atau kegaduhan, pertengkaran atau perkelahian, perusakan sarana dan
prasarana kampus serta tindakan-tindakan lain yang dapat menimbulkan terganggunya
keamanan dan ketertiban kampus;

Melakukan segala kegiatan dan/atau mengeluarkan ucapan atau tulisan yang menjurus ke arah
pertentangan suku, agama, ras dan antar-golongan;

Melakukan perjudian di lingkungan kampus;

Melakukan tindakan dan perbuatan pelecehan dan pelanggaran seksual atau perbuatan yang
bertentangan dengan kesusilaan.

C. Analisis Faktor-faktor terjadinya krisis komunikasi dan pelanggaran etika


Banyaknya krisis komunikasi dan pelanggaran yang dilakukan oleh mahasiswa,
membuktikan bahwa kurang ketatnya akademik dan tatatertib di kampus, sehingga
dengan ringan tanpa ada rasa takut mahasiswa melakukan pelanggaran tersebut, serta
kurang tegasnya sanksi yang diterapkan pada mahasiswa.
Hal ini membuktikan bahwa tata tertib dan sanksi pelanggaran di kampus hanya sekedar
norma tertulis saja.
Selanjutnya, krisis komunikasi antar mahasiswa khususnya di kampus diantaranya
adalah banyak terjadi karena factor perbedaan himpunan, kepercayaan, dan organisasi
yang beda walaupun sebenarnya sama tujuan.
D. Tanggapan dan solusi
Banyaknya masalah dalam komunikasi antar mahasiswa, yang umumnya dikarenakan
perbedaan kelompok atau himpunan organisasi, serta banyaknya pelanggara-pelanggaran
etika kecil yang silakukan oleh mahasiswa/mahasiswi di lingkungan kampus, maka perlu
adanya tanggapan dari pihak akademik, misalnya melalui dosen, atau perwakilan dari
mahasiswa itu sendiri.
Salah satu upayanya adalah Komisi disiplin yaitu kelengkapan non struktural yang

bertugas membantu pimpinan Ubaya dalam memasyarakatkan peraturan/ ketentuan


yang berlaku, khususunya dalam melakukan penelitian serta penilaian atas ancaman
sanksi skorsing dan pemecatan.
10

Komisi disiplin ini beranggotakan pejabat struktural, wakil dosen, dan wakil
mahasiswa, yang ditetapkan berdasarkan keputusan rektor dengan tugas utama :

meminta laporan dari pejabat atau petugas yang berwenang atau anggota
sivitas akademika lainya mengenai terjadinya pelanggaran;

memeriksa, meneliti dan mengevaluasi laporan tersebut untuk menegaskan


apakah laporan tersebut perlu diproses lebih lanjut atau tidak;

memanggil mahasiswa yang bersangkutan beserta mereka yang terkait untuk


meminta data/informasi mengenai pelanggran yang dilengkapi dengan Berita
Acara Pemeriksaan;

memberikan rekomendasi mengenai sanksi bagi pelaku pelanggaran untuk


disampaikan kepada Rapat Pimpinan Ubaya.

Jika karena pelanggaran yang dilakukan oleh mahasiswa telah terbukti secara
nyata berdasarkan proses oleh lembaga peradilan atau kepolisian sesuai
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku, maka sanksi dapat
diputuskan

melalui

Rapat

Pimpinan

tanpa

lebih

dahulu

dilakukan

pemeriksaan, penelitian dan evaluasi oleh Komisi Disiplin.


Adapun diluar dari upaya diatas :

semua kegiatan mahasiswa dalam bentuk apapun yang mengunakan nama Ubaya
harus disalurkan melalui lembaga atau organisasi yang ada di Ubaya dengan
persetujuan pimpinan universitas atau fakultas/Poltek yang berwenang.

semua usul, saran dan permasalahan yang dihadapi dapat disampaikan kepada
pimpinan universitas dan atau fakultas/Poltek yang berwenang, apabila disampikan
secara tertulis harus ditandatangani dan dilampiri dengan fotokopi kartu mahasiswa;

setiap menempel dan/atau memasang poster, plakat spanduk dan sejenisnya harus
mendapat izin dari Kepala Biro Administrasi Pelayanan Kemahasiwaan (Biro
Adpelkam) pada lingkup Universitas atau Wakil Dekan /Wakil Direktur pada lingkup
11

Fakultas/Poltek Ubaya, serta kepada sekretaris program pascasarjana pada lingkup


pascasarjana;

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dalam kehidupan sehari-hari kita sering mendengar itu Etika dan Moral, namun pada
kenyataannya hanya sebagian orang yang dapat menerakan Etika dan Moral yang baik dalam
kehidupan sehari-hari. Sebelum lebih lanjut membahas pentingnya etika akan lebih baik jika
kita mengerti apa itu etika dan moral.
Etika merupakan Ilmu yang membahas perbuatan baik dan perbuatan buruk manusia
sejauh yang dapat dipahami oleh pikiran manusia. Sedangkan moral Istilah Moral berasal dari
bahasa Latin. Bentuk tunggal kata moral yaitu mos sedangkan bentuk jamaknya yaitu mores
yang masing-masing mempunyai arti yang sama yaitu kebiasaan, adat.
B. Saran
Penulis berharap dengan di susunnya makalah ini, seiiring dengan
berkembangnya media teknologi dalam berkomunikasi dan etika dalam
12

ekademik serta lingkungannya, diharapkan dapat menjadikan pedoman


kepada

pembaca

khususnya

mahasiswa

serta

dosen,

untuk

bisa

menanggapi krisis komunikasi dan pelanggaran etika dikampus dengan


baik. Umumnya kepada semua pembaca semoga dapat lebih cerdas
dalam melakukan komunikasi antar personal dengan disertai etika yang
baik.

DAFTAR PUSTAKA
https://fbe.ubaya.ac.id/current_students/moral_ethics/0/Norma_Akademik_dan_Etika_Kamp
us.html
http://danudeanasmoro.wordpress.com/2011/02/05/analisis-praktek-komunikasiinterpersonal/
http://www.unpad.ac.id/pembelajaran/sanksi-akademik/sanksi-pelanggaran/
http://karimahpatryani.blogspot.com/2013/10/etika-mahasiswa-dan-pelanggaran-yang.html
http://akbarsf.wordpress.com/2012/10/09/etika-dan-moral/
Fearn.Banks, K. 1996. Crisis Communications: A casebook Approach. Mahwah NJ: Lawrence
Erlbaum.

13

Anda mungkin juga menyukai