“KEPEMIMPINAN”
Disusun oleh :
Kelompok 9
FAKULTAS EKONOMI
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan rahmat
dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini tepat pada waktunya. Makalah ini
disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Kepemimpinan dengan judul “Hakikat
Pekerjaan Manajerial”. Kami berterima kasih kepada berbagai pihak yang telah berpartisipasi dalam
pembuatan tugas, terlebih khusus kepada dosen yang telah membantu dalam perkuliahan Mata
Kepemimpinan
Semoga dengan tugas ini, dapat bermanfaat bagi kami khususnya dan pembaca pada
umumnya. Namun, kami menyadari dalam pembuatan tugas masih terdapat banyak kekurangan.
Untuk itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak demi
penyempurnaan tugas ini. Terima kasih.
Kelompok 9
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
……........................................................................
3.2 Saran………………………………………………………………………..
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
Kepemimpinan merupakan salah satu isu dalam manajemen yang masihcukup menarik untuk
diperbincangkan hingga dewasa ini. Media massa, baikelektronik maupun cetak, seringkali
menampilkan opini dan pembicaraan yang membahas seputar kepemimpinan. Peran kepemimpinan
yang sangat strategis danpenting bagi pencapaian misi, visi dan tujuan suatu organisasi, merupakan
salah satumotif yang mendorong manusia untuk selalu menyelidiki seluk-beluk yang terkait dengan
kepemimpinan. Kualitas dari pemimpin seringkali dianggap sebagai factor terpenting dalam
keberhailan atau kegagalan organisasi ,demikian juga keberhasilan atau kegagalan suatu organisasi
baik yang berorientasi bisnis maupun public, biasanya dipersepsikan sebagai keberhasilan atau
kegagalan pemimpin.
1.3 Tujuan
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 POLA-POLA AKTIVITAS KHAS DALAM PEKERJAAN MANAJERIAL
Kepemimpinan adalah tuntutan peranan yang penting bagi para manager dan alasan
utama akan adanya pekerjaanmanajerial.Para peneliti menggunakan metode deskriptif seperti
observasi langsung, laporan dan wawancara. Para peneliti berusaha untuk menemukan
jawaban atas pertanyaan seperti berapa banyak waktu yang digunakan manajer bagi dirinya
sendiri atau berinteraksi dengan berbagai macam orang (seperti bawahan, rekan sejawat,
atasan dan orang luar), seberapa sering manajer menggunakan bentuk interaksi itu
berlangsung dan siapa yang memulainya.
A. Tingkatan Manajemen
Para manejer dari tingkatan yang lebih tinggi biasanya lebih memperhatikan
penggunaan kekuasaan yang luas dalam membuat rencana jangka panjang,merumuskan
kebijakan, memodifikasi struktur organisasi dan memperkasai cara-cara baru untuk
melakukan kegiatan.
Manajer yang berada pada tingkatan yang tinggi dalam hararki otoritas organisasi biasanya
memiliki tanggung jawab yang lebih besar dalam membuat keputusan yang penting, yang
mencakup tujuan organisasi, perencanaan strategi untuk mencapai tujuan, penentuan
kebijakan umum, rancangan kebijakan umum, rancangan struktur organisasi, dan alokasi
sumberdaya.
Blankenship dan miles (1968) menemukan bahwa mana manager tingkat lebih rendah
mempunyai kebijaksanaan yang lebih sedikit, diminta untuk lebih sering berkonsultasi
dengan atasan sebelum mengambil tindakan mengenai keputusan, dan jarang membuat
pilihan mengenai keputusan akhir.
Para manager tingkat lebih rendah cenderung lebih memperhatikan masalah teknis,
staffing (seleksi personalia dan pelatihan ), merencanakan pekerjaan, dan membantu kinerja
para bawahan. Jumlah aktifitas perhari lebih besar bagi para menager tingkat lebih rendah,
dan waktu yang di habiskan oleh setiap aktifitas cenderung untuk lebih sedikit (kurke &
Aldrich 1973 thomason, 1967 walker,guest, turner,1956).
C. Interdepedensi lateral
Sejauh mana sejauh sub unit seseorang pemimpin tergantung pada sub unit lainnya
dalam organisasi yang sama(“indepedensi lateral”) atau pada kelompok eksternal akan cukup
bvanyak mempengaruhi prilaku pemimpin. Pada saat interpredensi dengan subunit lainnya
meningkat. Koordinasi semakin menjadi penting namun juga menjadi lebih sukar bagi
manager subunit untuk bersama-sama menyesuaikan rencana jadwal serta aktivitas (galbraith
1973 mintzberg 1979). Interdepedensi lateral merupakan ancaman bagi subunit tersebut
karena kagiatan rutin harus lebih sering dimodifikasi agar dapat memenuhi kebutuhan subunit
lainnya , yang mengakibatkan hilangnya otonomi dan stabilitas (hunt & Osborn 1982 sayles
1979).
Penelitian mengenai pola kegiatan para manager menemukan bahwa hasilnya
konsisten dengan gambaran tersebut. Saat interdependesi lateral meningkat, kegiatan
eksternal pemimpin menjadi lebih penting, para manager lebih banyak menggunakan
waktunya dalam interaksi lateral, dan merasa membangun hubungan kerja dengan kontak-
kontak dibagian lain dari organisasi (hammer &turk 1987 kaplan 1986 kotter 1982 michael &
yuki 1993,stewart 19676,1976, walker, mguest & ,turner 1956 yanouzas 1964 ).
Para pemimpin dalam hubungan lateral meliputi fungsi-fungsi seperti mengumpulkan
informasi dari subunit lainnya, memperoleh bantuan dan kerjasama dari mereka, melakukan
negosiasi untuk memperoleh persetujuan, mencapai keputusan bersama untuk
mengkoordinasi kegiatan unit, mempertahankan kepentingan unit, memperomosikan citra
yang menguntungkan bagi unit, dan bertindak sebagai juru bicara bagi para bawahan. Sejauh
mana pemimpin menekankan masing-masing kegiatan tersebut tergantaung pada sifat
hubungan laeral tersebut. Misalnya, jika sebuah unit memberikan pelayanan berdasarkan
permintaan kepada unit lainnya, perhatian utama pemimpin tersebut adalah bertindak sebagai
penahan bagi para bawahan terhadap permintaan dari luar itu. (sayles 1979).
D. Krisis
Jika sebuah kelompok mengalami tekanan yang kuat melaksanakan tugas yang sulit
atau untuk dapat bertahan dalam lingkungan yang bermusuhan, harapan peran bagi pemimpin
tersebut cenderung akan berubah dalam cara yang dapat di prediksi. Dalam keadaan
demikian, para bawahan mengharapkan pemimpin tersebut akan lebih tegas, member
petunjuk dan memberikan (halpin, 1954 mulder &stemerding 1963). Mereka melihat kepada
pemimpin agar memperlihatkan inisiatif dalam mendefisinikan masalah, mengidentifikasi
solusi, mengatur tanggapan kelompok terhadapkrisis tersebut, tetap member informasi
kepada kelompok mengenai pristiwa yang terjadi. Misalnya, sebuah study yang dilakukan
diatas kapal-kapal angkatan laut memperlihatkan bahwa para perwira angkatan laut
menjalankan lebih banyak kekuasaan dalam situasi krisis, dan lebih kreatif, lebih otokratis,
dan berirontasi tujuan (mulder, risetma van eck &de jong 1970).
Teknologi baru saja mengubah sifat pekerjaan dan membuat mungkin informasi yang
lebih rincidan tepat waktu kepada siapa saja yang membutuhkannya. Namun, meningkatnya
informasi tentang operasi dan lingkungan organisasi dapat menjadi keuntungan dan kerugian.
Membutuhkan rasa obyektif dan prioritas yang jelas dan ketrampilan kognitif yang kuat
untuk mengatasi kebanjiran informasi dan memahaminya. Selanjutnya, karena komunikasi
elektronik menjadi makin penting, para pemimpin akan harus menyesuaikan perilaku mereka
agar sesuai dengan tegnologi yang baru tersebut.
Perubahan sifat organisasi menyajikan tantangan lainnya lagi, banyak organisasi yang
dibuat desentralisasi menjadi unit organisasi yang lebih kecil dan semi-otonomi, dibuat
mendatar strukturnya dengan menghilangkan lapisan manajemen menengah, atau
direstrukturisasi berdasar tim-tim yang prosuksi yang mencakup sejumlah lini fungsional atau
geografis. Dalam organisasi yang berbasis tim, terdapat lebih banyak kepentiangan bersam,
dan tanggung jawab kepemimpinan senantiasa berubah dalam cara yang penting. Sebagai
contoh, para pemimpin tim diharapkan untuk menjadi lebih pembimbing (coach) dan
fasulitator dan tidak terlalu menjadi pengatur (director) dan penggendali.
Proses tersebut saling terkait di antara berbagai kegiatan manajer, dan setiap kegiatan
khusus mana saja dapet menyangkut dia proses atau lebih.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Sangat diperlukan sekali jiwa kepemimpinan pada setiap pribadi manusia. Jiwa
kepemimpinan itu perlu sekali dipupuk dan dikembangkan. Paling tidak untuk memimpin diri
sendiri.
DAFTAR PUSTAKA
http://ciputrauceo.net/blog/2014/10/21/kepemimpinan-adalah-bagaimana-mempengaruhi-
orang-lain-untuk-alasan-yang-bermanfaat
https://www.cekkembali.com/kepemimpinan/
https://www.kompasiana.com/rarabintraamelia4318/5b3e2439bde5752d9f226e42/kepemi
mpinan-berdasarkan-kecerdasan-emosional?page=all
https://koinworks.com/blog/kepemimpinan-vs-manajemen/
https://www.maxmanroe.com/vid/organisasi/pengertian-kepemimpinan.html
http://majalahukm.com/efektivitas-kepemimpinan-dan-kepercayaan/
http://paper-hayun.blogspot.com/2008/08/efektivitas-kepemimpinan.html
http://sosiologis.com/pendekatan-penelitian