Anda di halaman 1dari 9

PENDEKATAN KEPEMIMPINAN

DISUSUN OLEH KELOMPOK 2

NAMA : 1. SAMAHATI ZEGA


2. DEWIKA HALAWA
3. MEI PASRAH KRISTIN LOMBU
4. YAAMAN GIAWA
5. SIJAMAN RIUS GIAWA
KELAS :A
FAKULTAS/PRODI : FKIP/PPKn
MATA KULIAH : KEPEMIMPINAN

DOSEN PENGAMPU :
ADRIANUS BAWAMEWI SH,. MH

UNIVERSITAS NIAS
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN
TAHUN AKADEMIK 2021/2022
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur bagi Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
rahmatNya sehingga kami, selaku penyusun telah menyelesaikan pembuatan makalah
berdasarkan mata kuliah Kepemimpinan, yang berjudul “Pendekatan kepemimpinan”.
Makalah ini disusun agar pembaca dapat mengetahui apa istilah istilah yang dimaksud
dengan Korupsi dan Pelayanan Publik.
Dalam kesempatan ini kami mengucapkan terimakasih sedalam-dalamnya kepada
Bapak Adrianus Bawamenewi, SH,.MH selaku dosen pembimbing kami pada mata kuliah
Pendidikan Anti Korupsi. Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas
kepada pembaca, walaupun makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Penyusun
memohon maaf bila ada kesalahan dalam penyusunan kata dan kiranya pembaca dapat
memberikan saran dan kritiknya.
Sekian dan terimakasih.

Gunungsitoli, 11 Mei 2022


Penyusun,

KELOMPOK 2

i
DAFTAR ISI

COVER
KATA PENGANTAR............................................................................................... i
DAFTAR ISI.............................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................... 1
A. Latar Belakang............................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.......................................................................................... 1
C. Tujuan............................................................................................................ 1

BAB II PEMBAHASAN........................................................................................... 2
A. Pendekatan pada sifat kepemimpinan............................................................ 2
B. Pendekatan tingkah laku................................................................................ 3
C. Pendekatan Kontigensi................................................................................... 4

BAB III PENUTUP.................................................................................................... 5


A. Kesimpulan.................................................................................................... 5
B. Saran............................................................................................................... 5

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 6

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Di dalam sebuah organisasi, peran seorang pemimpin begitu sangat urgensi. Karena
pada dasarnya, manajemen atau administrasi organisasi tentunya akan sangat dipengaruhi
oleh tindak-tanduknya pemimpin. Terkait kepemimpinan,sesungguhnya baru dapat
berjalan jika seorang pemimpin berusaha untukmempengaruhi orang lain, baik lewat
arahan, himbauan, saran, bimbingan, dansebagainya.Kepemimpinan yang sangat
diharapkan tentunya yang bersifat efektif. Gunamencapainya, maka sudah selayaknya
sifat kepemimpinan harus berubah jikaterjadi perubahan pada tugas kelompok, komposisi
orang dalam kelompok atau pada situasi kelompok.Selain itu, untuk menjalankan
kepemimpinan secara efektif perlu adanya pemahaman terkait pendekatan-
pendekatan apa saja yang ada di dalam sebuahteori kepemimpinan.
Pendekatan-pendekatan tersebut diantaranya, pendekatan sifat, tingkah laku, dan
kontingensi pada kepemimpinan. Lebih jauh lagi, dalam makalah ini juga akan membahas
seperti
apa pendekatan tingkah laku menurut Kouzes, karakteristik seorang karyawan, serta bagai
mana masa depan teori kepemimpinan nantinya. Dengan pengetahuan dan pemahaman
yang baik terkait berbagai pendekatankepemimpinan tersebut, harapannya kita dapat
memilih dan mengaplikasikan mana pendekatan yang menurut kita sesuai dengan apa
yang kita butuhkan.Hingga dalam implementasinya, terwujud suatu sistem kepemimpinan
yang efektif dan efisien serta mampu membawa organisasi menuju perubahan yanglebih
baik lagi.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pendekatan pada sifat kepemimpinan?
2. Bagaimana pendekatan tingkah laku pada kepemimpinan?
3. Bagaimana pendekatan kontigensi pada kepemimpinan?
C. Tujuan
1. Utnuk mengetahui Bagaimana pendekatan pada sifat kepemimpinan.
2. Untuk mengetahui Bagaimana pendekatan tingkah laku pada kepemimpinan.
3. Untuk mengetahui Bagaimana pendekatan kontigensi pada kepemimpinan.

1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pendekatan pada Sifat Kepemimpinan
Pendekatan sifat merupakan salah satu pendekatan lama dalam mempelajari tentang
kepemimpinan. Dalam bukunya pak Wukir , disebutkan bahwa pendekatan ini
berkembang dari teori “Great Man” yang merupakan teori awal mengenai sifat-sifat
pemimpin di zaman Yunani kuno dan Roma.Teori ini menegaskan bahwa kualitas
kepemimpinan diwariskan,terutama oleh orang-orang dari kelas atas. Orang-orang pada
zaman itu percaya bahwa pemimpin itu dilahirkan tidak diciptakan (leaders are born,not
made).
Ada pula yang berpendapat bahwa seseorang menjadi pemimpin karena sifat-sifatnya
yang dibawa sejak lahir, bukan karena dibuat atau dilatih. Pendekatan sifat menekankan
kualitas pribadi pemimpin dan focus terhadap atribut yang membedakan pemimpin dari
yang bukan pemimpin. Karena bagaimana pun, keberhasilan suatu organisasi tergantung
dari bagaimana sifat pemimpinnya
Pendekatan pertama ini, disebut teri sifat. Dibicarakan mengenai sifat-sifat yang perlu
dimiliki oleh seorang pemimpin. Yaitu yang membedakan dengan yang bukan pemimpin.
Para ahli ilmu kepemimpinan telah mengidentifikasikan 5 sifat negative yang mencegah
orang menjadi pemimpin :
 tidak banyak mengetahui.
 Terlalu kaku.
 Tidak berperan serta.
 Otoriter.
 Suka menyerang dengan kata-kata.
Selama ini, berbagai penelitian telah dilakukan namun para peneliti hingga sekarang
belum menemukan sifat yang konsisten membedakan pemimpin dengan bukan pemimpin.
Selain itu, pada dasarnya pemimpin yang efektif tidak didasarkan pada sifat manusia
tertentu tetapi terletak seberapa jauh sifat seorang pemimpin dapat mengatasi keadaan
yang dihadapinya.

2
B. Pendekatan Tingkah Laku pada Kepemimpinan
Dari akhir tahun 1940-an, fokus penelitian mulai berubah menjadi tingkah laku
kepemimpinan. Para peneliti tertarik untuk mengidentifikasi perilaku pemimpin yang
meningkatkan keefektifan bawahannya. Dengan adanya perubahan fokus penelitian ini,
opini awal mengenai pemimpi dengan kualitas yang baik harus dipilih berubah menjadi
opini bahwa dengan mengetahui perilaku kepemimpinan yang efektif, seorang pemimpin
dapat dilatih agar sukses (Bryman, 1992).
Perilaku kepemimpinan merupakan usaha mempengaruhi yang teramati secara
empiris yang bervariasi tergantung situasi, dimana gaya kepemimpinan menunjukkan
jangka panjang, pola perilaku situasional invariant (Staehle,1999).
Terkadang, pendekatan perilaku juga disamakan artinya dengan pendekatan gaya.
Sikap dan gaya kepemimpinan itu menurut NgalimPurwanto akan tampak dalam
kegiatannya sehari-hari, seperti cara member perintah, membagi tugas dan wewenangnya,
dan lain sebagainya.
Adapun beberapa gaya kepemimpinan, diantaranya:
a. Kepemimpinan Otoriter
Yakni jika kekuasaan atau wewenang, sebagian besar mutlak tetap berada
pada pemimpin atau kalau pemimpin itu menganut system sentralisasi wewenang.
Orientasinya difokuskan hanya untuk peningkatan produktivitas kerja karyawan
dengan kurang memperhatikan perasaan dankesejahteraan bawahan. Selain itu
menurut Tannenbaum dan Schmid, kepemimpinan ini orientasinya juga hanya
diarahkan kepada tugas dan tercapainya tujuan organisasi atau lembaga.
b. Kepemimpinan Partisipatif
Yakni apabila dalam kepemimpinannya dilakukan dengan cara persuasif,
menciptakan kerjasama yang serasi, menumbuhkan loyalitas, dan partisipasi para
bawahan. Pemimpin dengan gaya partisipatif akan mendorong kemampuan bawahan
mengambil keputusan. Dengan demikian, pimpinan akan selalu membina bawahan
untuk menerima tanggung jawab yang lebih besar
c. Kepemimpinan Delegatif
Yakni apabila seorang pemimpin mendelegasikan wewenang kepada bawahan
dengan agak lengkap. Dengan demikian, bawahan dapat mengambil keputusan dan
kebijaksanaan dengan bebas atau leluasa. Dalam hal ini, bawahan dituntut memiliki
kematangan dalam pekerjaan (kemampuan) dan kematangan psikologis (kemauan).
Perilaku hubungan didefinisikan sebagai perilaku pemimpin yang melakukan
3
komunikasi dua arah atau banyak arah. Situasi yang dimaksud dipengaruhi oleh
berbagai kondisi.
Beberapa faktor dalam situasi yang mempengaruhi efektivitas pemimpin
adalah: pemimpin, pengikut, rekandi posisi kunci, organisasi, tujuan jabatan, dan
waktu pengambilan keputusan.

C. Pendekatan Kontingensi pada Kepemimpinan


Pendekatan kontingensi merupakan sebuah cara berfikir yang komparatif(berdasarkan
perbandingan) baru diantara teori-teori manajemen yang telahdikenal. Manajemen
kontingensi berupaya untuk melangkah, keluar dari prinsip-prinsip manajemen yang
dapat diterapkan dan menuju kondisisituasional.
Apabila dirumuskan secara formal, pendekatan kontingensi adalah merupakan suatu
upaya untuk menentukan melalui kegiatan riset, praktik, danteknik manajerial mana yang
paling cocok dan tepat dalam situasi tertentu. Maka menurut pendekatan kontingensi,
situasi-situasi yang berbeda mengharuskan adanya reaksi manajerial yang berbeda pula.
Salah satu faktor yang menunjukkan adanya perbedaan situasi organisasiadalah tingkat
kematangan dan perilaku kelompok atau bawahan.
Ada 3 macam pendekatan kontingensi:
 Model kepemimpinan kontingensi dari Friedler, Disebut sebagai model kontingensi
karena model tersebut beranggapan bahwa kontribusi pemimpin terhadap efektivitas
kinerja kelompoktergantung pada cara atau gaya kepemimpinan dan kesesuaian
situasiyang dihadapinya
 Model tiga dimensi kepemimpinan dari William J. Reddin. Model ini
menghubungkan tiga kelompok gaya kepemimpinan yaitu:
a. Gaya dasar (pemisah, pengabdi, penghubung, terpadu)
b. Gaya efektif dalam satu kesatuan (birokrat, bijaksana, pengembang
c. Gaya tidak efektif (pelan, otokrat, penganjur, kompromis)
 Model kontinum kepemimpinan dari Vroom dan Yetton
Ada dua macam kondisi utama yang dapat dijadikan dasar bagi
pemimpinuntuk mengikutsertakan atau tidak mengikutsertakan bawahan
dalam pembuatan keputusan, yakni:
a. Tingkat keefektifan teknis diantara para bawahan 
b. Tingkat motivasi serta dukungan para bawahan.

4
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari apa yang telah diuraikan tentang pendekatan atau teori model-model
kepemimpinan, membuat kita semakin jelas bahwa dari berbagai pendekatan- pendekatan
muncul berbagai macam gaya yang dihasilkan dari berbagai penelitian atau observasi
yang dilakukan di zamannya. Hal ini membuat kita mudah untuk mengklasifikasikan
berbagai tipe kepemimpinan dengan berbagai perilaku pemimpin yang terjadi di
lapangan. Dan tentunya, hal yang paling penting adalah bagaimana mensinergikan
berbagai pendekatan kepemimpinan tersebut, baik sifat, perilaku maupun kontingensi
untuk memajukan sebuah organisasi menjadi lebih baik lagi.
Teori kepemimpinan memang akan selalu mengalami perkembangan
dan perubahan agar sesuai dengan zamannya. Untuk menghadapi itu semua tentu sebagai
seorang pemimpin harus mampu menempatkan dirinya sesuai dengan porsinya, terus
mengembangkan diri.

B. Saran
Dalam menjadi seorang pemimpin bukanlah sesuatu yang mudah dalam menjalankan
tugas dan tanggungjawab, untuk itu hendaknya seorang pemimpin belajar dan mencari
pengalaman yang luas bagaimana cara memimpin dengan baik berdasarkan gaya maupun
tingkah laku seorang pemimpin yang disenangi banyak orang.

5
DAFTAR PUSTAKA
Internet
:http://arimahfuddin.blogspot.com/2013/08/makalah-pendekatan-kontingensi.html(Sabtu,
15/3/2014, 20.00 WIB)
http://mjusupnurgraha.blogspot.com/2009/10/tantangan-kepemimpinan-masa-depan.html
http://www.ginandjar.com/public/15KepemimpinanMenghadapiMasaDepan.pdf
subliyanto.wordpress.com

Anda mungkin juga menyukai