Disusun oleh :
Nurul Yaqin (2110632030001)
Hj. Manis Kiptiyah (2110632030018)
PASCASARAJANA
FAKULTAS PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)
UNIVERSITAS SINGAPERBANGSA KARAWANG (UNSIKA)
2022
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur bagi Allah SWT yang selalu memberikan rahmat, ridho,
dan hidayah-Nya kepada kita semua sehingga kita bisa menyelesaikan makalah
sederhana ini. Shalawat serta salam tak lupa kita junjungkan kepada murobbi kita yaitu
Nabi besar Muhammad SAW yang telah membawa kita dari zaman kegelapan menuju
zaman yang terang benderang, serta kepada para keluarga dan para sahabat Rasulullah
SAW.
Penyelesaian makalah ini dilakukan dengan kerjasama dua orang yang
tergabung dalam kelompok satu mata kuliah pasca sarjana Kepemimpinan dan
Manajerial. Setelah melewati proses yang cukup rumit, akhirnya kami bisa
menyelesaikan makalah ini.
Semoga makalah ini bisa menjadi acuan dan referensi bagi pembaca khususnya
yang berkecimpung dalam bidang pendidikan. Menjadi tambahan pengetahuan dan
pengalaman bagai para pembaca untuk lebih mengetahui tentang pendidikan
multikultural.
Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan, karena pengalaman yang kami
miliki sangat minim. Oleh kerena itu kami harapkan kepada para pembaca untuk
memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan
makalah ini.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
BAB I Pendahuluan.............................................................................................................1
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia merupakan makhluk sosial yang hidup dan menjalankan seluruh
aktivitasnya sebagai individu dalam kelompok sosial, komunitas, organisasi
maupun masyarakat. Dalam kehidupan sehari-hari, setiap manusia berinteraksi
dengan sesamanya. Oleh karena itu, manusia tidak dapat menghindari dari suatu
tindakan yang disebut komunikasi. Disadari atau tidak, komunikasi merupakan
bagian dari kehidupan manusia itu sendiri.
Komunikasi merupakan suatu proses dua arah yang menghasilkan
pertukaran informasi dan pengertian antara masing-masing individu yang
terlibat. Komunikasi merupakan dasar dari seluruh interaksi antar manusia.
Komunikasi merupakan kebutuhan hakiki dalam kehidupan manusia untuk
saling tukar menukar informasi. Karena tanpa komunikasi, interaksi antar
manusia baik yang dilakukan secara perorangan, kelompok maupun organisasi
tidak akan mungkin terjadi. Manusia memerlukan kehidupan sosial, yaitu
kehidupan bermasyarakat. Sebagian besar interaksi manusia berlangsung dalam
situasi komunikasi interpersonal (komunikasi antar pribadi).
Komunikasi antar pribadi sangat penting dilakukan untuk mendukung
kelancaran komunikasi dalam organisasi. Sistem komunikasi serta hubungan
antar pribadi yang baik akan meminimalisir kesenjangan antara berbagai pihak
dalam organisasi dan meminimalisir rasa saling tidak percaya serta kecurigaan di
lingkungan kerja. Komunikasi yang baik merupakan mediator dalam proses
kerjasama dan transformasi informasi dalam mendukung kemajuan organisasi.
Komunikasi yang baik senantiasa menimbulkan iklim keterbukaan, demokratis,
rasa tanggung jawab, kebersamaan dan rasa memiliki organisasi.
Setiap individu memiliki cara berfikir yang berbeda, terutama dalam
menyelesaikan suatu permasalahan. Ada yang bersikap santai, ada yang bersikap
cuek seperti tidak memiliki masalah, bahkan ada yang mensikapi sesuatu dengan
emosi. Hal ini di pengaruhi karena masing-masing individu memiliki
karakteristik yang berbeda, cara berkomunikasi yang berbeda, dan terkadang
semua itu menjadi masalah dalam kehidupan sehari hari. Hal ini sering menjadi
1
penghambat dalam menciptakan komunikasi yang efektif, sikap emosional yang
berlebihan bagi masing-masing individu saat menghadapi situasi tertentu dapat
memperburuk proses komunikasi. Suatu ketika terdapat sedikit masalah yang
sebenarnya sepele, dan mestinya bisa diselesaikan dengan baik. Akan tetapi jika
disikapi dengan emosional, maka hal itu akan menjadi bumerang dan akan
memperkuat ego dari individu tersebut yang akan berdampak pada terhambatnya
proses komunikasi yang efektif.
B. Rumusan Masalah
Penulis telah menyusun beberapa yang akan dibahas dalam makalah ini
antaralain :
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Dari pengertian komunikasi interpersonal yang telah diuraikan di atas, dapat
diidentifikasikan beberapa komponen yang harus ada dalam komunikasi
interpersonal. Menurut Suranto A.W, komponen-komponen komunikasi
interpersonal yaitu:
1. Sumber / komunikator
Merupakan orang yang mempunyai kebutuhan untuk berkomunikasi,
yakni keinginan untuk membagi keadaan internal sendiri, baik yang bersifat
emosional maupun informasional dengan orang lain. Kebutuhan ini dapat berupa
keinginan untuk memperoleh pengakuan sosial sampai pada keinginan untuk
mempengaruhi sikap dan tingkah laku orang lain. Dalam konteks komunikasi
interpersonal komunikator adalah individu yang menciptakan,
memformulasikan, dan menyampaikan pesan.
2. Encoding
Encoding adalah suatu aktifitas internal pada komunikator
dalam menciptakan pesan melalui pemilihan simbol-simbol verbal dan
non verbal, yang disusun berdasarkan aturan-aturan tata bahasa,
serta disesuaikan dengan karakteristik komunikan.
3. Pesan
Merupakan hasil encoding. Pesan adalah seperangkat simbol-simbol baik
verbal maupun non verbal, atau gabungan keduanya, yang mewakili keadaan
khusus komunikator untuk disampaikan kepada pihak lain. Dalam aktivitas
komunikasi, pesan merupakan unsur yang sangat penting. Pesan itulah
disampaikan oleh komunikator untuk diterima dan diinterpretasi oleh
komunikan.
4. Saluran
Merupakan sarana fisik penyampaian pesan dari sumber ke penerima
atau yang menghubungkan orang ke orang lain secara umum. Dalam konteks
komunikasi interpersonal, penggunaan saluran atau media semata-mata karena
situasi dan kondisi tidak memungkinkan dilakukan komunikasi secara tatap
muka.
5. Penerima/ komunikan
Adalah seseorang yang menerima, memahami, dan menginterpretasi
pesan. Dalam proses komunikasi interpersonal, penerima bersifat aktif, selain
menerima pesan melakukan pula proses interpretasi dan memberikan umpan
balik. Berdasarkan umpan balik dari komunikan inilah seorang komunikator
akan dapat mengetahui keefektifan komunikasi yang telah dilakukan, apakah
4
makna pesan dapat dipahami secara bersama oleh kedua belah pihak yakni
komunikator dan komunikan.
6. Decoding
Decoding merupakan kegiatan lain secara umum. Pentafsiran si penerima
pesan (komunikan) ketika mendapatkan pesan dari (komunikator).
7. Respon
Yakni apa yang telah diputuskan oleh penerima untuk dijadikan sebagai
sebuah tanggapan terhadap pesan. Respon dapat bersifat positif, netral, maupun
negatif. Respon positif apabila sesuai dengan yang dikehendaki komunikator.
Netral berarti respon itu tidak menerima ataupun menolak keinginan
komunikator. Dikatakan respon negatif apabila tanggapan yang diberikan
bertentangan dengan yang diinginkan oleh komunikator.
8. Gangguan (noise)
Gangguan atau noise atau barier beraneka ragam, untuk itu harus
didefinisikan dan dianalisis. Noise dapat terjadi di dalam komponen-komponen
manapun dari sistem komunikasi. Noise merupakan apa saja yang mengganggu
atau membuat kacau penyampaian dan penerimaan pesan, termasuk yang
bersifat fisik dan psikis.
9. Konteks komunikasi
Komunikasi selalu terjadi dalam suatu konteks tertentu, paling tidak ada
tiga dimensi yaitu ruang, waktu, dan nilai. Konteks ruang menunjuk pada
lingkungan konkrit dan nyata tempat terjadinya komunikasi, seperti ruangan,
halaman dan jalanan. Konteks waktu menunjuk pada waktu kapan komunikasi
tersebut dilaksanakan, misalnya: pagi, siang, sore, malam. Konteks nilai,
meliputi nilai sosial dan budaya yang mempengaruhi suasana komunikasi,
seperti: adat istiadat, situasi rumah, norma pergaulan, etika, tata krama, dan
sebagainya.
5
berikut : Terdapat seorang komunikator yang ingin menyampaikan pesannya
(message). Pesan tersebut diekspresikan (encoded) melalui berbagai lambang dalam
bahasa. Bahasa tersebut mungkin berupa simbol kata-kata, simbol-simbol
matematik, diagram, sentuhan dan seterusnya. Pesan disampaikan melalui
perantaraan. Berbagai media komunikasi digunakan dalam organisasi meliputi:
percakapan tatap muka, percakapan telepon, memo-memo tertulis, sistem alamat
umum, serta banyak media lainnya. Terdapat satu atau lebih penerima pesan
(recipients). Bilamana seorang penerima menerima pesan, maka pesannya
ditafsirkan (decoded).
Bila kita terlibat dalam pertemuan interpersonal dengan orang lain kita
belajar banyak sekali tentang diri kita maupun orang lain. Komunikasi
interpersonal memberikan kesempatan kepada kita untuk berbicara tentang apa
yang kita sukai, atau mengenai diri kita. Adalah sangat menarik dan
mengasyikkan bila berdiskusi mengenai perasaan, pikiran, dan tingkah laku kita
sendiri. Dengan membicarakan diri kita dengan orang lain, kita memberikan
sumber balikan yang luar biasa pada perasaan, pikiran, dan tingkah laku kita.
6
3. Membentuk Dan Menjaga Hubungan Yang Penuh Arti
Salah satu keinginan orang yang paling besar adalah membentuk dan
memelihara hubungan dengan orang lain. Banyak dari waktu kita pergunakan
dalam komunikasi interpersonal diabadikan untuk membentuk dan menjaga
hubungan sosial dengan orang lain.
6. Untuk Membantu
7
Komunikasi intrapersonal terbagi menjadi dua jenis yaitu :
a. Komunikasi diadik (Dyadic communication)
Komunikasi diadik adalah komunikasi yang dilakukan oleh dua orang.
Misalkan, anda berkomunikasi dengan seseorang yang anda temui di jalan. atau
sedang menelpon seseorang yang lokasinya jauh dari saudara.
b. Komunikasi triadik (Triadic communication)
Komunikasi triadik adalah komunikasi antarpribadi yang pelaku
komunikasinya terdiri dari tiga orang, yaitu seorang komunikator dan dua orang
komunikan.
Apabila dibandingkan dengan komunikasi triadik, maka komunikasi diadik
lebih efektif, karena komunikator memusatkan perhatiannya kepada seorang
komunikan sepenuhnya, sehingga ia dapat menguasai frame of reference komunikan
sepenuhnya, juga umpan balik yang berlangsung, kedua faktor yang sangat
berpengaruh terhadap efektif tidaknya proses komunikasi.
Komunikasi interpersonal memiliki beberapa ciri, yaitu : arus pesan dua
arah, suasana nonformal, umpan balik segera, peserta komunikasi berada dalam jarak
yang dekat, dan peserta komunikasi mengirim dan menerima pesan secara simultan
serta spontan, baik verbal maupun non verbal.
Fungsi Komunikasi interpersonal adalah untuk mendapatkan respon/ umpan
balik. Hal ini sebagai salah satu tanda efektivitas proses komunikasi. Tipe
komunikasi interpersonal, yang pertama adalah komunikasi dua orang (mencakup
segala jenis hubungan antarpribadi, antara satu orang dengan orang lain, mulai dari
hubungan yang paling singkat (kontak) biasa, sampai hubungan yang bertahan lama
dan mendalam). Kedua, yaitu wawancara merupakan salah satu tipe komunikasi
interpersonal dimana dua orang terlibat dalam percakapan yang berupa tanya jawab
seperti saat orang melamar pekerjaan. Seorang HRD mewawancari karyawan yang
sedang melamar kerja. Dan yang ketiga, Komunikasi kelompok kecil merupakan
salah satu tipe komunikasi interpersonal, dimana beberapa orang terlibat dalam suatu
pembicaraan, percakapan, diskusi, musyawarah, dan sebagainya.
8
hubungan. Ganjaran dapat berupa uang, penerimaan sosial, atau dukungan
terhadap nilai yang dipegangnya. Nilai suatu ganjaran itupun berbeda-beda
tergantung waktu dan strata sosial pelaku komunikasi. Sedangkan biaya dijelaskan
sebagai akibat yang dinilai negatif yang terjadi dalam suatu hubungan. Biaya
dapat berupa waktu, usaha, konflik, kecemasan, dan keruntuhan harga diri.
Sebagaimana ganjaran, biaya pun berubah-ubah sesuai dengan waktu dan orang
yang terlibat didalamnya.
Dengan kata lain, model pertukaran sosial dapat di ibaratkan sebagai suatu
transaksi dagang. Karena, orang berinteraksi dengan orang lainnya hanya
mengharapkan sesuatu yang dapat memenuhi kebutuhannya.
2. Model Peranan
Bila model pertukaran sosial memandang hubungan interpersonal sebagai
transaksi dagang, model peranan melihatnya sebagi panggung sandiwara. Di sini
setiap orang harus memainkan peranannya sesuai dengan naskah yang telah dibuat
masyarakat. Hubungan interpersonal berkembang baik bila setiap individu
bertindak sesuai dengan ekspedisi peranan dan tuntutan peranan.
Tuntutan peranan adalah desakan sosial yang memaksa individu untuk
memenuhi peranan yang telah dibebankan kepadanya. Dalam hubungan
interpersonal, desakan halus atau kasar dikenakan pada orang lain agar ia
melaksanakan peranannya.
Keterampilan peranan adalah kemampuan memainkan peranan tertentu,
kadang disebut juga kompetensi sosial. Dibedakan menjadi keterampilan kognitif
menunjukkan kemampuan individu untuk mempersepsi apa yang diharapkan
orang lain dari dirinya dan keterampilan tindakan merupakan kemampuan
melaksanakan peranan sesuai dengan harapan. Konfliik peranan terjadi bila
individu tidak sanggup mempertemukan berbagai tuntutan peranan.
3. Model Permainan
Eric Berne (1964,1972) dalam bukunya Games People Play,
mmengklasifikasikan model permainan ini dalam tiga kepribadian manusia. Yaitu
Orang Tua, Orang Dewasa dan Anak (Parent, Adult, Child). Orang Tua adalah
aspek kepribadian yang merupakan asumsi dan perilaku yang kita terima dari
orang tua kita. Orang Dewasa adalah bagian kepribadian yang mengolah
informasi secara rasional, sesuai dengan situaisi, dan biasanya berhubungan
dengan masalah yang membutuhkan pengambilan keputusan secara sadar. Anak
adalah unsur yang diambil dari perasaan dan penglaman kanak-kanak dan
9
mengandung potensi intuisi, spontanitas, kreativitas, dan kesenangan. Dan kita
akan memunculkan salah satu aspek kepribadian kita pada saat berkomunikasi
interpersonal, dan orang lain akan membalasnya dengan salah satu aspek tersebut
juga.
4. Model interaksional
Komunikasi interpersonal harus dilihat dari tujuan bersama,
metode komunikasi, ekspektasi dan pelaksanan peranan, serta permainan yang
dilakukan. Dengan singkat, model interaksional mencoba menggabungkan model
pertukaran sosial, peranan dan permainan. Model yang memandang bahwa
hubungan interpersonal sebagai suatu sistem, dan setiap sistem memiliki sifat-sifat
struktural, integratif, dan medan.
10
1. Keterbukaan (Openness)
Kualitas keterbukaan mengacu pada sedikitnya tiga aspek dari komunikasi
interpersonal. Pertama, komunikator interpersonal yang efektif harus terbuka
kepada orang yang diajaknya berinteraksi. Ini tidaklah berarti bahwa orang harus
dengan segera membukakan semua riwayat hidupnya.memang ini mungkin
menarik, tapi biasanya tidak membantu komunikasi. Sebaliknya, harus ada
kesediaan untuk membuka diri mengungkapkan informasi yang biasanya
disembunyikan, asalkan pengungkapan diri ini patut.
Aspek keterbukaan yang kedua mengacu kepada kesediaan komunikator
untuk bereaksi secara jujur terhadap stimulus yang datang. Orang yang diam,
tidak kritis, dan tidak tanggap pada umumnya merupakan peserta percakapan yang
menjemukan. Kita ingin orang bereaksi secara terbuka terhadap apa yang kita
ucapkan. Dan kita berhak mengharapkan hal ini. Tidak ada yang lebih buruk
daripada ketidak acuhan, bahkan ketidaksependapatan jauh lebih
menyenangkan. Kita memperlihatkan keterbukaan dengan cara bereaksi secara
spontan terhadap orang lain.
Aspek ketiga menyangkut “kepemilikan” perasaan dan pikiran. Terbuka
dalam pengertian ini adalah mengakui bahwa perasaan dan pikiran yang anda
lontarkan adalah memang milik anda dan anda bertanggungjawab atasnya. Cara
terbaik untuk menyatakan tanggung jawab ini adalah dengan pesan yang
menggunakan kata saya (kata ganti orang pertama tunggal).
2. Empati (empathy)
Empati sebagai kemampuan seseorang untuk ‘mengetahui’ apa yang sedang
dialami orang lain pada suatu saat tertentu, dari sudut pandang orang lain itu,
melalui kacamata orang lain itu. Bersimpati, di pihak lain adalah merasakan bagi
orang lain atau merasa ikut bersedih. Sedangkan berempati adalah merasakan
sesuatu seperti orang yang mengalaminya, berada di kapal yang sama dan
merasakan perasaan yang sama dengan cara yang sama. Orang yang empatik
mampu memahami motivasi dan pengalaman orang lain, perasaan dan sikap
mereka, serta harapan dan keinginan mereka untuk masa mendatang.
Kita dapat mengkomunikasikan empati baik secara verbal maupun non
verbal. Secara nonverbal, kita dapat mengkomunikasikan empati dengan
memperlihatkan (1) keterlibatan aktif dengan orang itu melalui ekspresi wajah dan
gerak-gerik yang sesuai; (2) konsentrasi terpusat meliputi kontak mata, postur
tubuh yang penuh perhatian, dan kedekatan fisik; serta (3) sentuhan atau belaian
yang sepantasnya.
11
3. Sikap mendukung (supportiveness) dan Umpan Balik
Hubungan interpersonal yang efektif adalah hubungan dimana terdapat
sikap mendukung (supportiveness). Komunikasi yang terbuka dan empatik tidak
dapat berlangsung dalam suasana yang tidak mendukung. Dan umpan balik yang
ditimbulkan harus terlihat komunikasi yang diciptakan berhasil atau tidak, efektif
atau tidak.
4. Sikap positif (positiveness)
Kita mengkomunikasikan sikap positif dalam komunikasi interpersonal
dengan sedikitnya dua cara: (1) menyatakan sikap positif dan (2) secara positif
mendorong orang yang menjadi teman kita berinteraksi. Sikap positif mengacu
pada sedikitnya dua aspek dari komunikasi interpersonal. Pertama, komunikasi
interpersonal terbina jika seseorang memiliki sikap positif terhadap diri mereka
sendiri.
Kedua, perasaan positif untuk situasi komunikasi pada umumnya sangat
penting untuk interaksi yang efektif. Tidak ada yang lebih menyenangkan
daripada berkomunikasi dengan orang yang tidak menikmati interaksi atau tidak
bereaksi secara menyenangkan terhadap situasi atau suasana interaksi.
5. Kesetaraan (Equality)
Dalam setiap situasi, barangkali terjadi ketidaksetaraan. Salah seorang
mungkin lebih pandai, lebih kaya, lebih tampan atau cantik, atau lebih atletis
daripada yang lain. Tidak pernah ada dua orang yang benar-benar setara dalam
segala hal. Terlepas dari ketidaksetaraan ini, komunikasi interpersonal akan lebih
efektif bila suasananya setara. Artinya,, harus ada pengakuan secara diam-diam
bahwa kedua pihak sama-sama bernilai dan berharga, dan bahwa masing-masing
pihak mempunyai sesuatu yang penting untuk disumbangkan. Dalam suatu
hubungan interpersonal yang ditandai oleh kesetaraan,
Ketidak-sependapatan dan konflik lebih dillihat sebagai upaya untuk
memahami perbedaan yang pasti ada daripada sebagai kesempatan untuk
menjatuhkan pihak lain.kesetaraan tidak mengharuskan kita menerima dan
menyetujui begitu saja semua perilaku verbal dan nonverbal pihak lain.
Kesetaraan berarti kita menerima pihak lain, atau menurut istilah kesetaraan
meminta kita untuk memberikan ”penghargaan positif tak bersyarat” kepada orang
lain.
Komunikasi yang efektif ditandai dengan hubungan interpersonal atau
hubungan emosional yang baik. Kegagalan komunikasi terjadi apabila isi pesan
kita pahami, tetapi hubungan diantara komunikan menjadi rusak. Bila seseorang
12
berkumpul dalam satu kelompok yang memiliki kesamaan dengan dirinya, maka
seseorang tersebut akan merasa gembira, dan terbuka. Sebaliknya bila ia
berkumpul dengan orang-orang yang ia benci, maka itu akan membuatnya merasa
tegang, resah, dan tidak enak. Dengan demikian seseorang tersebut akan menutup
diri dan menghindari komunikasi atau ingin segera mengakhiri komunikasi
tersebut.
Komunikasi interpersonal dikatakan efektif apabila memenuhi tiga syarat :
1. Pesan yang dapat diterima dan dipahami oleh komunikan sebagaimana
dimaksud oleh komunikator
2. Ditindak lanjuti dengan perbuatan secara sukarela.
3. Meningkatkan kualitas hubungan antar pribadi.
Komunikasi interpersonal yang efektif berfungsi untuk :
1. Membentuk dan menjaga hubungan baik antar individu.
2. Menyampaikan pengetahuan atau informasi.
3. Mengubah sikap dan perilaku
4. Pemecahan masalah hubungan antar manusia
5. Citra diri menjadi lebih baik
6. Jalan menuju sukses
Komunikasi interpersonal tatap muka mempunyai banyak kelebihan, yaitu :
1. Feedback antara komunikator dan komunikan akan diterima secara cepat dan
dapat melihat pula reaksi yang menjadi komunikasi non verbal dari komunikan
itu sendiri.
2. Terdapat kedekatan emosional karena intensitas dalam berkomunikasi.
3. Bisa mengurangi noise (gangguan) dalam berkomunikasi karena terjadi secara
langsung dan bila ada gangguan langsung bisa dikonfirmasi.
4. Dapat menyampaikan suatu pesan dengan hanya komunikasi non verbal tanpa
komunikasi verbal.
5. Tidak memerlukan biaya dalam melakukannya karena dilakukan secara
langsung dan continue , sehingga mengobrol dalam jangka waktu yang lama
tidak mengeluarkan biaya.
6. Emosi atau perasaan antara komunikator dan komunikan lebih terlibat dan
mengurangi kebohongan karena mimik wajah akan terlihat langsung oleh lawan
bicaranya.
13
Selain mempunyai kelebihan, komunikasi interpersonal tatap muka juga
mempunyai kelemahan, yaitu :
2. Tidak dapat berkomunikasi dengan orang yang ada di tempat yang berbeda
karena jangkauan tatap muka ini sangat terbatas sehingga memerlukan media
untuk menghubungkan antara satu sama lain agar dapat berkomunikasi. Jadi
dalam tatap muka ini yang menjadi kendala adalah waktu dan jangkauannya
yang terbatas.
3. Tujuan yang tidak jelas : Dalam komunikasi harus ada kejelasan dalam
berhubungan agar ada tujuan yang pasti, apabila tidak ada tujuan yang jelas
akan terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Misalnya miss komunikasi yang
dapat memecahkan hubungan antar sahabat ataupun hubungan antar personal
yang lainya.
14
4. Salah paham : Terkadang di dalam suatu komunikasi terjadi salah paham
dalam interpretasi, respon, dan asumsi. Dan ini membuat suatu
kesalahpahaman dalam berkomunikasi sehingga dari kesaahpahaman ini bisa
terjadi perusakan suatu komunikasi. Selain itu apabila kesalahpahaman terus
berlanjut dalam suatu hubungan komunikasi. Hubungan komunikasi antar
personal tersebut bisa pecah atau ada pemutusan hubungan.
15
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Komunikasi interpersonal merupakan proses penyampaian informasi,
pikiran dan sikap tertentu antara dua orang atau lebih yang terjadi pergantian
pesan baik sebagai komunikan maupun komunikator dengan tujuan untuk
mencapai saling pengertian, mengenai masalah yang akan dibicarakan yang
akhirnya diharapkan terjadi perubahan perilaku.
Komunikasi interpersonal memiliki beberapa komponen yaitu Sumber /
komunikator, encoding, pesan, saluran, komunikan, decoding, respon, gangguan,
dan konteks komunikasi.
Tujuan komunikasi interpersonal adalah menemukan diri sendiri,
menemukan dunia luar, membangun dan memelihara hubungan yang harmonis,
mempengaruhi sikap dan tngkah laku, mencari kesenangan atau sekedar
menghabiskan waktu, dan memberikan bantuan (konseling).
Model komunikasi interpersonal adalah model pertukaran sosial, model
peranan, model permainan, dan model interaksional.
Komunikasi interpersonal dikatakan lebih efektif dalam hal membujuk
lawan bicara karena tanpa menggunakan media dalam penyampaian pesannya
serta dapat langsung melihat reaksi dari lawan bicara. Komunikasi interpersonal
sering dilakukan oleh semua orang dalam berhubungan dengan masyarakat luas.
Efektifitas komunikasi interpersonal dimulai dengan lima kualitas umum
(sifat) yang dipertimbangkan yaitu keterbukaan (openness), empati (empathy),
sikap mendukung (supportiveness), sikap positif (positiveness), dan kesetaraan
(equality).
Dalam komunikasi interpersonal memiliki beberapa hambatan yaitu
bahasa, budaya, tujuan yang tidak jelas, salah paham, mengangap enteng lawan
bicara, dan mendominasi pembicaraan.
3.2 Saran
Komunikasi interpersonal adalah komunikasi antar dua orang atau
sekelompok kecil yang saling memberikan ide, pengertian, wawasan, ataupun
16
pendapat yang mengharapkan adanya reaksi atau umpan balik positif dari
penerima pesan. Diharapkan dengan kehidupan sehari-hari melakukan
komunikasi, kejelasan, keterbukaan, dan bahasa yang sopan santun harus
ditingkatkan untuk menjalin komunikasi baik antar teman, sahabat, orang tua,
rekan kerja, dan lain halnya.
Dengan keterbatasan yang ada baik dari segi waktu maupun wawasan
penyusun yang masih minim kemungkinan pada makalah ini ditemukan
berbagai kekurangan-kekurangan. Oleh karena itu dengan lapang dada penyusun
berharap serta bersedia menerima kritik dan saran dari teman-teman, yang
membangun guna untuk menambah wawasan penyusun.
17
DAFTAR PUSTAKA
18