Disusun Oleh:
Kelompok 9
Jumiati 210101050084
Fatimatuzahra 210101050222
Rahmad Hidayat 210101050245
A. PENDAHULUAN
Dalam penjelajahan tentang kompleksitas manusia, teori kepribadian yang
diajukan oleh Alfred Adler dan Carl Rogers menawarkan pandangan yang
menarik. Keduanya, melalui pendekatan yang berbeda, membuka pintu untuk
memahami dasar-dasar kepribadian yang membentuk individu. Adler, dengan
teori psikologi individualnya, menekankan peran kuat dari dorongan sosial dan
tanggung jawab dalam membentuk karakter seseorang. Baginya, individu tidak
hanya dikuasai oleh dorongan pribadi untuk kesuksesan, tetapi juga oleh
kebutuhan untuk memberi kontribusi pada kehidupan sosial.
Di sisi lain, Carl Rogers menyoroti aspek subjektif dalam pengalaman
individu, menekankan proses aktualisasi diri sebagai inti dari kepribadian
manusia. Bagi Rogers, individu memiliki dorongan internal yang kuat untuk
berkembang menjadi versi terbaik dari diri mereka sendiri. Mereka didorong oleh
keinginan untuk mengeksplorasi dan memanfaatkan potensi yang dimiliki.
Meskipun pendekatan mereka berbeda, keduanya menekankan pentingnya
masa kecil dan hubungan sosial dalam membentuk identitas seseorang. Adler
menganggap pengaruh masa kecil sebagai fondasi penting yang membentuk pola
pikir dan tindakan masa dewasa, sementara Rogers menyoroti pentingnya
lingkungan yang mendukung dalam memungkinkan individu untuk tumbuh
menjadi diri mereka yang sejati.
Adler dan Rogers, meskipun memiliki sudut pandang yang berbeda,
sepakat bahwa individu memiliki potensi untuk mengubah diri dan lingkungan
mereka guna mencapai potensi penuh. Keduanya meyakini bahwa manusia pada
dasarnya baik dan memiliki kecenderungan aktif untuk mencapai kesempurnaan
diri. Dalam kerumitan yang ada, pandangan-pandangan ini menggambarkan
landasan yang membangun pemahaman kita terhadap keunikkan setiap individu.
1
B. PEMBAHASAN
1. Pengertian Individual Psychology
1
Alwisol, Psikologi Kepribadian, (Malang: UMM Press, 2009), h. 64
2
Sumadi Suryabrata, Psikologi Kepribadiann, h. 185
2
Adler menyimpulkan bahwa organ tubuh dapat mengatakan secara
lebih jelas dibanding dengan kalimat yang diucapkan.
2) Kesadaran dan Tak Sadar
Menurut Adler, tingkah laku tak sadar adalah bagian tujuan final
yang belum diformulasi dan dipahami secara jelas, Pikiran sadar
adalah apa saja yang dipahami dan diterima individu dapat
membantu perjuangan menjadi sukses. Apa saja yang dianggap
tidak membantu akan ditekan ke tak sadar adler memakai solusi
mahkota pohon dan akar, keduanya berkembang kearah yang
berbeda untuk mencapai tujuan kehidupan yang sama.
b. Perjuangan menjadi sukses atau superior
Adler yakin bahwa individu memulai hidup dengan kelemahan fisik yang
mengaktifkan perasaan inferior, perasaan yang menggerakkan orang untuk
berjuang menjadi superioritas atau untuk sukses Individu yang secara psikologis
kurang sehat berjuang untuk menjadi pribadi yang superior, dan individu yang
secara psikologis sehat termotivasi untuk menyukseskan umat manusia.
Tujuan Final yang Semu (Fictional Final Goal) Menurut Sdler, tingkah
laku ditentukan oleh persepsi harapan yang mungkin dicapai di masa dating,
bukan oleh apa yang sudah dikerjakan di masa lalu. Konsep Adler ini dipengaruhi
oleh Filsafat "as if" yakni: bahwa manusia hidup dengan berbagai macam pikiran
dan cita-cita yang semata-mata bersifat fiktif, tidak ada dalam kenyataan Misalnya
pernyataan "semua manusia diciptakan sama" jelas tidak benar, namun dapat
membimbing tingkah laku orang untuk berjuang membuat pernyataan itu menjadi
3
"benar". Dalam dinamika kepribadian keyakinan fiktif semacam itu
memungkinkan manusia dapat menghadapi realitas dengan lebih baik.3
Adler berpendapat, bahwa rasa rendah diri itu bukanlah suatu pertanda
ketidaknormalan, melainkan justru merupakan pendorong bagi segala perbaikan
dalam kehidupan manusia. Tentu saja dapat juga rasa rendah diri itu berlebih-lebih
sehingga manifestasinya juga tidak normal, misalnya timbul kompleks rendah diri
atau kompleks untuk superior. Tetapi dalam keadaan normal rasa rendah diri itu
3
Alwisol, Psikologi Kepribadian, h. 65
4
Daniel Cervone dkk., Kepribadian: Teori dan Penelitian, terj. Aliya Tusyanu dkk.,
(Jakarta: Salemba Humanika, 2011), h. 168
4
merupakan pendorong ke arah kemajuan atau kesempurnaan (superior). Bagi
Adler tujuan manusia bukanlah mendapatkan kenikmatan, akan tetapi mencapai
kesempurnaan.5
Diri yang kreatif adalah faktor yang sangat penting dalam kepribadian
individu, sebab hal ini dipandang sebagai penggerak utama, sebab pertama bagi
semua tingkah laku. Dengan prinsip ini Adler ingin menjelaskan bahwa manusia
5
Sumandi Suryabrata, Psikologi Kepribadian, h. 188
6
Alwisol, Psikologi Kepribadian, h. 73
5
adalah seniman bagi dirinya la adalah yang menafsirkan kehidupannya. Individu
menciptakan struktur pembawaan, menafsirkan kesan yang diterima dari
lingkungan kehidupannya, mencari pengalaman yang baru untuk memenuhi
keinginan untuk superior, dan meramu semua itu sehingga tercipta diri yang
berbeda dari orang lain, yang mempunyai gaya hidup sendiri, namun diri kreatif
ini adalah tahapan di luar gaya hidup. Diri kreatif membuat sesuatu yang baru
yang berbeda dari sebelumnya, yakni kepribadian yang baru.
Dengan berfokus pada struktur sosial dan observasi yang tajam (baik
terhadap masa kecilnya sendiri maupun masa kecil orang lain), Adler menjadi
yakin akan pentingnya urutan kelahiran dalam menentukan karakteristik
kepribadian.7 Dalam terapi Adler hampir selalu menanyai kliennya mengenai
keadaan keluarga, yakni; urutan kelahiran, jenis kelamin dan usia saudara-saudara
kandung.8
c. Mimpi
7
Howard S. Fridman dkk, Keoribadian: Teori Klasik dan Riset Modern, terj. Fransiska
Dian lkarini dkk., (Jakarta: Erlangga, 2006), h.140
8
Alwisol, Psikologi Kepribadian, h. 79
9
Jess Feist dan Gregory J. Feist, Teori Kepribadian, terj. Handriatno, (Jakarta: Selemba
Humanika, 2010), h. 103
6
Walaupun Adler percaya bahwa ia bisa dengan mudah
menginterpretasikan mimpinya, ia menyatakan bahwa kebanyakan mimpi itu
bersifat menipu dan tidak mudah dipahami oleh si pemimpi. Semakin tidak
konsisten tujuan seseorang dengan realitas, semakin besar kemungkinan mimpi
orang tersebut digunakan untuk mengecoh diri. Mimpi membuka selubung
tentang gaya hidup seseorang, tetapi mimpi mengecoh si pemimpi dengan
menyajikan suatu pencapaian dan kekuasaan yang tidak realistis dan berlebihan. 10
d. Psikoterapi teori
10
Jess feist dan Greogory J. Feist, Teori Kepribadian, h. 105
7
f. Setiap individu dalam dirinya terdapat motor penggerak : terbuka pada
pengalamandiri, percaya pada diri sendiri.11
5. Struktur Teori Kepribadian Carl Rogers
a. Organisme
Organisme adalah bagian dari pengalaman secara keseluruhan.
Pengalamanmeliputi segala sesuatu tentang kesadaran organisme dan medan
fenomenal termasukke dalam kesadaran organisme tersebut. Medan fenomenal
(frame of reference)adalah bagian dari seorang individu yang tidak dapat
diketahui oleh orang lain.Bagaimana individu bertingkah laku tergantung pada
medan fenomenal tersebut.Medan fenomenal terdiri dari pengalaman sadar
(dilambangkan) dan pengalamantidak sadar (tidak dilambangkan).
b. Diri
Diri merupakan salah satu konstruk sentral/pusat dalam teori Rogers, dan
dirimerupakan unsur penting dalam pengalaman klien. Di dalam arti diri,
terdapatsebagaimana adanya (struktur diri) dan diri ideal (apa yang diinginkan
orang tentangdirinya).
11
Rogers, Psychologists And Their Theories for Students. (Farmington Hills: Gale.,
2004).
8
keselarasan dan ketidak selarasan Pembicaraan ini adalah tentang
kongruensi dan inkongruensi antara dirisebagaimana dipresepsikan dan
pengalaman aktual organisme. Apalabila pengalaman tersebut membentuk diri
secara benar, maka orang tersebut berpenyesuaian baik,matang, dan berfungsi
sepenuhnya, orang dengan macam seperti ini menerima seluruh pengalaman
organismik tanpa merasakan ancaman dan kecemasan, serta dapat berpikir secara
realistis. Dan sebaliknya, inkongreunsi adalah orang yang merasa terancam dan
cemas. Orang-orang tersebut bertingkah kaku serba defensive dan cara
berpikirnya menjadi sempit dan kaku.
d. Medan Fenomena
Keseluruhan pengalaman itu, baik yang internal maupun eksternal,
disadarimaupun tidak disadari dinamakan medan fenomena. Medan fenomena
adalah seluruh pengalaman pribadi seseorang sepanjang hidupnya di dunia,
sebagaimana persepsisubyektifnya.12
12
Thorne dan Sanders, Carl Rogers. (London: SAGE Publications Inc, 2013).
9
miliki. Rogers percaya, bahwa manusia pada dasarnya baik hati dan kreatif.
Mereka menjadi destruktif hanya jika konsep diri yang burak atau hambatan-
hambatan eksternal mengalahkan proses penilaian.
Seluruh teori Rogers dibangun dari satu gaya hidup yang ia sebut
kecenderungan aktualisasi. Rogers percaya bahwa semua makhluk berusaha untuk
membuat yang terbaik dari keberadaan mereka. Jika mereka gagal melakukannya,
itu bukan karena kurangnya keinginan, tetapi karena kondisi yang membatasinya.
Dirinya meyakini jika ada kekuatan yang tumbuh dalam diri setiap orang yang
13
Djiwandono, S. E. (2002). Psikologi Pendidikan. Malang: PT Grasindo. Hidayat,
10
mana secara alami akan mendorong proses organisme menjadi lebih kompleks,
otonom, ekspansi, sosial, serta secara keseluruhan semakin mengaktualisasi diri.
11
karena syarat-syarat penghargaan ini diambil dari orang lain, bukan karena
pengalaman itu telah mengembangkan atau gagal mengembangkan
organismenya".
12
e. Kondisi yang Berharga (Condition of Work)
f. In-Kongruensi (Incongruence)
g. Pertahanan
13
psikologis dan evolusi sosial. Beberapa ciri dari orang yang berfungsi sepenuhnya
(aktualisasi diri) seperti: Terbuka terhadap pengalaman (kebalikan dari defensif).
eksistensi hidup, percaya pada organsme sendiri, hidup secara penuh dan kaya
dalam setiap kejadian, memiliki perasaan bebas dalam membuat pilihan, hidup
secara konstruktif dan adaptif terhadap lingkungan yang berubah, dan orang yang
berfungsi sepenuhnya mungkin menghadapi kesulitan.14
14
Dede Rahmat. (2011). Teori dan Aplikasi Psikologi Keperibadian dalam Konseling,
Bogor: Ghalia Indonesia
14
b. Persamaan Teori Kepribadian Alfred Adler dan Teori Kepribadian Carl
Rogers
Persamaan antara Teori Kepribadian Alfred Adler dengan Teori
Kepribadian Carl Rogers antara lain :
2) Keduanya menekankan pentingnya pengalaman masa kecil dalam
membentuk kepribadian.
3) Keduanya menekankan pentingnya hubungan antara individu dan
lingkungan sosial mereka.
4) Keduanya menekankan pentingnya individu dalam mengubah diri
mereka sendiri dan lingkungan mereka.16
15
Watts, “Watts, R. E. (2000). Comparing Adlerian and Rogersian theories. Journal of
Individual Psychology, 56(2), 139-156.,” Journal of Individual Psychology 56 (2000).
16
Carlson, Watts, dan Maniacci, Adlerian therapy: Theory and practice. American
Psychological Association., 2006.
15
KESIMPULAN
Teori kepribadian Alfred Adler dan Carl Rogers menyoroti aspek unik
dalam memahami manusia. Adler menekankan bahwa individu dikuasai oleh
dorongan untuk kesuksesan melalui kebutuhan sosial dan tanggung jawab,
sementara Rogers fokus pada aktualisasi diri dan pengalaman subjektif individu.
Keduanya mengamati peran masa kecil dan hubungan sosial dalam membentuk
kepribadian. Adler menyoroti pengaruhnya, sementara Rogers menekankan nilai
positif dan pentingnya lingkungan yang mendukung. Meskipun pendekatan
mereka berbeda, keduanya menekankan pentingnya individu dalam mengubah diri
dan lingkungan untuk mencapai potensi penuh serta menyatakan bahwa manusia
pada dasarnya baik dan aktif dalam mencapai kesempurnaan diri.
16
DAFTAR PUSTAKA
Alwisol, Psikologi Kepribadian, (Malang: UMM Press, 2009)
Carlson, Watts, dan Maniacci. Adlerian therapy: Theory and practice. American
Psychological Association., 2006.
Daniel Cervone dkk., Kepribadian: Teori dan Penelitian, terj. Aliya Tusyanu dkk.,
(Jakarta: Salemba Humanika, 2011)
Howard S. Fridman dkk, Keoribadian: Teori Klasik dan Riset Modern, terj.
Fransiska Dian lkarini dkk., (Jakarta: Erlangga, 2006)
Jess Feist dan Gregory J. Feist, Teori Kepribadian, terj. Handriatno, (Jakarta:
Selemba Humanika, 2010)
Rogers. Psychologists And Their Theories for Students. Farmington Hills: Gale.,
2004.
Thorne, dan Sanders. Carl Rogers. London: SAGE Publications Inc, 2013.
17