Anda di halaman 1dari 18

PSIKOLOGI KEPRIBADIAN

TEORI ALFRED ADLER


( PSIKOLOGI INDIVIDUAL )

PERTEMUAN SETELAH UTS


LATAR BELAKANG KEHIDUPAN AL FRED
ADLER
( 1870-1937 )

 Lahir pada 7 febuari 1870 dinpiggiran kota viena


 Keturunan yahudi kelas menengah dari hungria
 Terlahir dgn fisik lemah, pada usia 5 thn hampir meninggal karena pneumia
 Memiliki persangian dgn kakaknya “sigmun adler” yg sering membanding bandingkan dirinya
 Dia belajar ilmu kedokteran di Universitas di Vienna. Dia secara khusus tertarik pada penyakit yang tidak dapat disembuhkan
 Adler menikah dengan wanita Rusia yang sangat independen, Raissa Epstein, pada Desember 1897
 Pada tahun 1935 ia menetap di Amerika Serikat di mana ia meneruskan prakteknya sebagai psikiater dan menjadi profesor psikologi medis
 Tahun 1937, ia sangat aktif menjadi pembicara keliling di Belanda. Walaupun mulai merasakan nyeri dada dan disarankan oleh dokter untuk
beristirahat, Adler tetap bersikeras ke Aberdeen Skotlandia dan akhirnya pada tanggal 28 Mei 1937, ia meninggal dunia akibat serangan jantung
PEMIKIRAN ALFRED ADLER
Alfred Adler tidak begitu terkenal dibandingkan dengan Freud dan Carl Jung meskipun teorinya berpengaruh besar terhadap
teoritikus-teoritikus selanjutnya seperti Harry Stack Sullivan, Karen Horney, Julian Rotter, Abraham H. Maslow, Carl Rogers,
Albert Ellis, Rollo May, dan yang lainnya. Ada tiga hal yang menyebabkan hal ini.

Adler tidak mendirikan organisasi yang


dijalankan dengan kuat untuk
mengabadikan teorinya.
1

Adler bukan seorang penulis yang berbakat dan sebagain


besar bukunya merupakan kumpulan bahan pengajaran Adler
yang tersebar yang dikumpulkan oleh beberapa editor
2

banyak dari pandangan Adler tergabung dalam karya teoritikus selanjutnya,


seperti Maslow, Rogers, dan Ellis sehingga pandangan-pandangan itu tidak lagi
diasosiasikan dengan nama Adler.
3
PRINSIP-PRINSIP UTAMA DALAM TEORI ADLER.
1.
 
Persepsi subjektif adalah persepsi subjektif seseorang membentuk perilaku dan kepribadian mereka. Manusia berjuang meraih kesempurnaan untuk
menggantikan perasaan inferior. Namun, sikap juang manusia tidak ditentuk oleh kenyataan, namun oleh persepsi subjektif manusia akan kenyataan,
yaitu oleh fiksi manusia, atau harapan masa depan.
2. Kesatuan dan self-consistency dari kepribadian adalah kepribadian itu menyatu dan self-consistent. Adler yakin bahwa setiap individu itu unik
dan tak terpisahkan.
3. Minat Sosial adalah nilai dari semua aktivitas manusia harus dilihat dari sudut pandang minat sosial. Minat sosial adalah perasaan menjadi satu
dengan umat manusia; menyatakan secara tidak langsuang keanggotaan dalam komunitas sosial seluruh manusia. Individu dengan minat sosial yang
berkembang dengan baik tidak berjuang untuk superioritas pribadi, melainkan untuk kesempurnaan semua manusia. Minat sosial dapat didefinisikan
sebagai sikap keterikatan dengan umat manusia secara umum maupun sebagai empati untuk setiap anggota masyarakat.
4. Gaya hidup (style of life) Struktur kepribadian yang self-consistent berkembang menjadi gaya hidup seseorang. Adler menggunakan istilah gaya
hidup (style of life) untuk menunjukkan selera hidup seseorang. Gaya hidup ini mencakup tujuan seseorang, konsep diri, perasaan terhadap orang
lain dan sikap terhadap dunia. Gaya hidup adalah hasil interaksi antara keturunan atau bawaan lahir, lingkungan, dan daya kreatif yang dimiliki oleh
seseorang. Gaya hidup terbentuk sangat dini pada masa kanak-kanak, pada usia 4 atau 5 tahun, dan sejak itu pengalaman-pengalaman diasimilasikan
dan digunakan seturut gaya hidup.
5. Daya Kreatif (creative power)  Adler percaya bahwa gaya hidup manusia dibentuk oleh daya kreatif yang ada di dalam dirinya. Daya kreatif adalah
ragi yang mengolah fakta-fakta dunia dan mentransformasikan fakta-fakta ini menjadi kepribadian yang bersifat subjektf, dinamik, menyatu,
personal dan unik. Daya kreatif ini memberikan arti pada kehidupan manusia. Ia menciptakan tujuan dan sarana untuk mencapainya. Daya kreatif
sulit digambarkan, tetapi kita dapat melihat pengaruh-pengaruhnya. Daya kreatif merupakan jembatan antara stimulus-stimulus yang menerpa
seseorang dan respon-respon yang diberikan oleh yang bersangkutan terhadap stimulus-stimulus itu.
6. pejuang kearah superiotaitas adalah kekuatan dinamis dibalik perilaku manusia sebagai perjuangan untuk meraih keberhasilan atau superioritas.
PEMBAHASAN KONSEP
KEPRIBADIAN ALFRED ADLER
Mengatasi Inferioritas dan
Superiorita

Wordpress.com
Kuntjojo: 2010
PERJUANGAN MENUJU
SUPERIORITAS

• Adler menggambarkan manusia sebagai individu yang berjuang untuk meraih kesempurnaan atau
superioritas.

maksudnya setiap orang memulai hidup dengan kelemahan fisik yang memunculkan perasaan inferior, yaitu perasaan
yang memotivasi seseorang untuk berjuang demi meraih superioritas atau keberhasilan. Perjuangan ke arah superioritas
adalah perjuangan yang bersifat bawaan. Dari lahir sampai mati perjuangan ke arah superioritas itu membawa setiap
individu dari satu tahap perkembangan ke tahap-tahap perkembangan berikutnya yang lebih tinggi.

• Adler menyebutkan bahwa dorongan ke arah superioritas itu dapat menjelma dengan bermacam-macam cara yang
berbeda-beda, dan setiap individu memiliki cara masing-masing untuk mencapai kesempurnaan. Individu yang tidak sehat
secara psikologis (neurotik) akan berjuang untuk superiotitas pribadi (memperjuangkan tujuan-tujuan egoistik), sedangkan
individu yang sehat secara psikologis (normal) mencari keberhasilan untuk semua umat manusia (bersifat sosial).
TUJUAN AKHIR (FINAL DESTINATION)

Menurut Adler, manusia berjuang demi sebuah tujuan akhir, entah itu
superioritas pribadi atau keberhasilan untuk semua umat manusia.
Tujuan akhir ini semata-mata bersifat fiktif, yang tidak ada bentuk objektifnya.
Namun demikian, tujuan akhir memiliki makna yang besar karena
mempersatukan kepribadian dan membuat semua perilaku dapat dipahami
Tujuan ini tidak ditentukan oleh faktor genetik dan lingkungan. Ia lebih sebagai
produk dari daya kreatif (creative power), yaitu kemampuan manusia untuk
secara bebas membentuk perilakunya dan menciptakan kepribadian mereka
sendiri.
Tujuan akhir dari individu adalah mengurangi rasa sakit akibat perasaan
inferior dan mengarahkan individu tersebut kepada superioritas atau
keberhasilan. Di dalam prinsip ini, Adler mereduksi semua motivasi menjadi
satu dorongan tunggal-berjuang untuk meraih keberhasilan atau superioritas
PENELITIAN ALFRED ADLER

 Konstelasi Keluarga
Ketika melakukan terapi terhadap pasien, Adler selalu bertanya tentang konstelasi keluarga mereka, yakni
urutan kelahiran, gender dari saudara kandung, dan jarak umur diantara mereka. Adler mengamati ada
hubungan antara urutan kelahiran dan kepribadian anak, namun persepsi anak terhadap situasi dimana
mereka dilahirkan berperan lebih penting daripada sekedar nomor urut .

 Ingatan masa kecil


Untuk memperoleh pemahaman terhadap kepribadian seseorang, Adler selalu meminta mereka untuk
mengungkapkan ingatan masa kecil/masa awal (early recollections-Ers). Walaupun Adler berpendapat
bahwa ingatan yang diungkapkan kembali akan memberikan petunjuk untuk memahami kepribadian
pasien, ia tidak menganggap bahwa ingatan-ingatan ini membawa dampak kausal. Dalam penelitiannya, ia
menemukan bahwa pengalaman masa kecil tidak menentukan gaya hidup seseorang, melainkan sebaliknya
dimana ingatan pengalaman masa kecil sesungguhnya dibentuk oleh gaya hidup yang dijalani seseorang.
 Pengalaman masa kanak-kanak
Adler sangat tertarik mempelajari pengaruh masa kanak-kanak terhadap perkembangan masa mendatang. Pola asuh orangtua
sangat mempengaruhi perkembangan kepribadian seorang anak. Ia menemukan 3 faktor penting penyebab ketidakmampuan
menyesuaikan diri:

1. Anak-anak
2. Anak-anak 3. Anak-anak
yang memiliki
yang dimanjakan yang diabaikan
inferioritas-
inferioritas
URUTAN KELAHIRAN
Adler menempatkan urutan kelahiran sebagai salah satu pengaruh sosial mayor dalam masa kanak-kanak dimana individu
membentuk gaya hidup. Adler focus pada tiga posisi ; anak pertama, anak kedua, dan yang paling muda.

1. Anak pertama
• menemukan dirinya dalam keunikan dan dalam banyak situasi yang patut ditiru.
• Keras kepala
• menerima perhatian yang sepenuhnya dari orangtua.
• Suka mengganggu
• memiliki ketertarikan pada pemeliharaan urutan dan kekuasaan.

2. anak kedua

• Menjadikan anak 1 sebagai contoh


• Ambisi
3. anak terakhir
• Anak kesayangan
• sering berprestasi tinggi dalam pekerjaan apapun yang mereka
kerjakan seperti orang dewasa

4. anak tunggal
• anak pertama yang tidak pernah kehilangan posisi unggul dan kuat—
paling tidak dalam masa kanakkanak.
• tumbuh dewasa dengan cepat dan meraih kedewasaan perilaku dan
sikap lebih cepat
DAMPAK POSITIF DAN NEGATIF
URUTAN KELAHIRAN

Dampak positif Dampak negatif


1. Anak sulung, akan lebih bertanggung jawab, melindungi dan 1. Anak sulung, merasa tidak aman takut tiba-tiba kehilangan
memperhatikan orang lain. nasib baik, pemarah, berjuang untuk diterima, dan perhatian
pada aturan dan hukum.
2. Anak ke 2, memiliki motivasi tinggi dan lebih bisa
menyesuaikan diri dibanding kaka nya. 2. Anak ke 2, pemberontak, pengiri permanen, cenderung
berusaha untuk mengalahkan orang lain, dan mudah kecil
3. Anak bungsu, ambisius yang realistik hati.
4. Anak tunggal, masak sosial. 3. Anak bungsu, tergantung pada orang lain, dan gaya hidup
manja
4. Anak tunggal, ingin menjadi pusat perhatian, takut bersaing
dengan orang lain dan selalu merasa dirinya benar.
PERBEDAAN PRINSIP ADLER
DENGAN FREUD

1. Freud memandang kepribadian sebagai proses biologik-mekanistik,


sedangkan adler termasuk pelopor ego kreatif ( ego-creative)

2. adler memandang kesadaran sebagai pusat keperibadian, bukan ketidak


sadaran.

3. menurut adler manusia manusia di motivasi oleh dorongan sosial, bukan dorongan
seksual.
KETIDAKSEPAKATAN ADLER DENGAN
SIGMUND FREUD.

Adler justru berpendapat bahwa "dorongan


Menurut Freud, segala sesuatu yang terjadi di
ke arah kesempurnaan" yang hendak
masa lalu, seperti trauma masa kecil, pasti menjadi
seseorang capai di masa depan itulah yang
penentu siapa orang itu di masa kini.
memotivasi manusia di masa kini.
PERBEDAAN KONSEP
KEPRIBADIAN ADLER DAN FREUD
FREUD ADLER

1. Kehidupan yang sejati adalah kemampuan mencintai dan 1. Kehidupan yang sehat lebih dari mencintai dan berkarya,
berkarya namun juga merasakan kebersamaan dengan orang lain dan
memperdulikan kesejahteraan mereka.
2. Motivasi tindakan manusia oleh pengaruh sosial dan
2. Motivasi tindakan manusia lebih pada seks dan agresi
perjuangan menuju keberhasilan.
3. Kepribadian sebagai proses biologis mekanistik 3. Kepribadian adalah ego kreatif yang menginterpretasikan
dan membuat pengalaman organisme penuh makna
4. Pusat kepribadian adalah ketidaksadaran 4. Pusat kepribadian adalah kesadaran
5. Manusia sedikit/tidak sama sekali pilihan 5. Manusia bertanggungjawab sepenuhnya untuk menjadi siapa
dalam mebuat kepribadian mereka. diri mereka

6. Perilaku manusia dibentuk oleh 6. Perilaku anusia dibentuk oleh pandangan manusia
pengalaman-pengalaman masa lalu mengenai masa depan

*Alwisol (2005): Psikologi


Kepribadian
*Psikodemia.com
PEMBAHASAN KONSEP
ALFRED ADLER

Fictional Final Goal

Mengatasi
Inferioritas dan
Superiorita
PEMBAHASAN KONSEP ALFRED ADLER
Fictional Final Goal

 ”Manusia harus memiliki


tujuan-tujuan semu atau tujuan-
tujuan antara yang dapat
mengarahkan perilakunya agar
dapat mencapai tujuan besar
yang ingin dicapai.”
-Alfred Adler-

Kompasiana.com
(Novie Oktaviana Putri: 2014)
SELESAI .....
Terimakasih atas perhatian nya

Anda mungkin juga menyukai