Anda di halaman 1dari 8

(PSIKOLOGI INDIVIDUAL:

ALFRED ADLER)
Alfred Adler
(1870 – 1937)
Biografi Tokoh
Tokoh pendiri awal teori psikologi individu bernama lengkap Alfred Adler, ia lahir pada
tanggal 7 Februari 1870 di wilayah pinggiran Wina, Austria. Adler adalah anak ketiga dari tujuh
bersaudara, ayahnya bernama Leopold yang bekerja sebagai seorang pedagang gandum yang
sukses,
Alfred Adler adalah seorang psikolog, dokter, terapis. Ia menekankan terhadap
pentingnya perasaan inferior. Perasaan inferior dianggap elemen penting
sebagai latar belakang ia mengembangkan teori psikologi individual. Adler
menganggap manusia adalah individu utuh, bukan seperangkat elemen. Adler
adalah orang pertama yang menekankan pentingnya elemen sosial dalam
mengatur proses individual.
Masa kecilnya, Adler adalah anak yang sakit-sakitan hingga divonis hampir tidak
ada kemungkinan untuk melanjutkan hidup. Hal ini menjadikan ketakutan yang
amat sangat bagi anak seusianya dan membuatnya bercita-cita ingin menjadi
dokter, ia percaya bahwa profesi itu akan menyediakan baginya cara untuk
menaklukkan kematian.
Meski masa kecilnya kurang menyenangkan, namun Adler tetap tumbuh sebagi anak yang memiliki sosial yang
baik, ia ramah, mudah bergaul dengan rasa sayang yang orisinil pada rasa sejahtera orang lain (karakter yag ia
miliki seumur hidup).
Prinsip-prinsip Teori
 Adler memandang tentang sifat manusia bahwa manusia dimotivasi terutama oleh dorongan-
dorongan sosial.
 Adler menekankan determinan-determinan sosial dan berlawanan dengan teori Freud yang
menekankan determinan-deteminan seksual. Pusat kepribadian manusia adalah kesadaran dan
bukan ketidaksadaran, manusia adalah tuan yang menentukan keadaannya saat ini dan bukan
korban nasib sendiri akibat pengalaman dimasa lampau.
 minat sosial adalah kebutuhan bawaan semua manusia untuk hidup dalam keadaan yang
harmonis dan penuh persahabatan dengan orang lain sehingga akan teraspirasikan menuju
pengembangan masyarakat yang sempurna. Sebuah minat sosial individu berkembang dengan
baik berkaitan dengan hampir semua aspek hidup yang dialami manusia.
 Adler (dalam Olson, 2013), ada 3 masalah utama yag harus diselesaikan oleh individu: (1)
tugas-tugas pekerjaan; (2) tugas-tugas kemasyarakatan; (3) tugas cinta dan pernikahan.
Konsep Dasar (Inti Teori)
Beberapa konsep dasar yang dikemukakan Adler diantaranya: a). Inferioritas Dasar dan Kompensasi;
b). Usaha Untuk Mencapai Superioritas; c). Gaya Hidup; d) Pengalaman-pengalaman Masa Kanak-
kanak.
a). Inferioritas Dasar dan Kompensasi, Inferioritas organ atau perasaan-perasaan inferioritas dimiliki oleh
setiap orang karena setiap manusia dilahirkan sebagai anak-anak yang lemah dimana membutuhkan orang
dewasa yang kuat untuk menyandarkan hidup. Adler juga menyebutkan bahwa setiap orang memiliki perasaan
lemah (feminitas) dan sebuah dorongan untuk mampu menjadi kuat (maskulinitas) sehingga semua orang bisa
disebut biseksual secara psikologis. Bagi Adler, seskualitas (ciri,sifat) sangat penting karena menjadi simbol
sosial budaya, bukannya perbedaan gender yang bersifat biologis.
b). Usaha Untuk Mencapai Superioritas, Perasaan inferior sebagai motivasi karena inferioritas
bukan menunjukkan kelemahan atau abnormalitas individu. Seorang merasakan inferioritas karena
keinginan untuk mencapai sesuatu namun melihat kondisi orang lain seringkali rasa rendah diri
muncul. Kadang seseorang mengalami kompleks inferioritas yaitu keadaan ketika inferioritas
menjadi penghalang untuk pencapaian yang positif.
Konsep Dasar (Inti Teori)
Beberapa konsep dasar yang dikemukakan Adler diantaranya: a). Inferioritas Dasar dan Kompensasi;
b). Usaha Untuk Mencapai Superioritas; c). Gaya Hidup; d) Pengalaman-pengalaman Masa Kanak-
kanak.

c). Gaya Hidup, Menurut Adler pribadi yang sehat adalah seorang yang mampu menggunakana tujuan-tujuan
fiksinya untuk menghadapi hidup, hidup akan kacau apabila tidak memiliki perencanaan maka agar menjalani
hidup yang baik dan konstruktif individu yang sehat harus memiliki insiatif untuk menemukan cara yang
tepat. Dalam gaya hidup seseorang sangat dipengaruhi oleh tujuan-tujuan fiksi, fiksi berkembang ketika
individu masih kanak-kanak sehingga persepsi akan sesuatu dipengaruhi pengalaman awal.

d) Pengalaman-pengalaman Masa Kanak-kanak, masa awal kehidupan atau masa kanak-kanak


seseorang dapat mempengaruhi pengembangan gaya hidup yang keliru bagi individu, gaya hidup
yang keliru bermula pada masa kanak-kanak. Maka susunan dalam keluarga bisa memperkuat rasa
rendah diri pada si anak. Adler mendeskripsiskan tiga kondisi anak-anak yang cenderung
menciptakan gaya hidup yang salah: inferitas fisik, pemanjaan dan pengabaian.
Implikasi TEORI ADLER
 Pendekatan Adlerian terhadap terapi menghindari pengkritikan, penyalahan, hukuman dan
atmosfer otoritarian karena hal-hal ini biasanya malah memperkuat perasaan inferioritas yang
sudah kuat dimiliki oleh pasien (konseli).
 Terapis duduk berhadapan dengan pasien dan bersikap informal dengan rasa humor yang baik.
Pasien tidak diizinkan menggunakan neurosis untuk mendapatkan simpati terapis seperti yang
sudah mereka lakukan pada orangtua atau orang lain.
 Terapis juga menghindari pemanjaan dan pengabaian, terapis Adlerian yakin bahwa setiap
pemahaman apapun yang diperoleh mestinya bisa dijelaskan secara jernih dan gamblang untuk
bisa diterima pasien baik secara intelektual maupun emosi.
 Terapis Adlerian berharap dapat melihat sejumlah perbaikan pada diri pasien dalam waktu
sekitar 3 bulanan dengan sesi pertemuan satu atau dua kali seminggu, jika kasus cukup pelik
maka bisa memakan waktu terapi selama setahun atau lebih, namun jarang.
 Dalam praktiknya Adler langsung menangani pasien anak pada setting alamiah rumah dan
meminta orang tua untuk ikut berpartisipasi dalam proses terapeutik.
Kritik Terhadap Teori
Olson menulis sekurangnya ada dua jenis kritikan yang dilontarkan pada teori kepribadian Adler,
yaitu:

a) Sulit difalsifikasi. Karena tidak mengandung defenisi yang jelas maka sulit bagi kita untuk
menentukan dampak dari konsep-konsep seperti inferioritas, superioritas, minat sosial dan
daya kreatif terhadap kepribadian. Adler yakin bahwa realitas subjektiflah yang menentukan
perilaku bukannya realitas objektif.
b) Terlalu menyederhanakan, Terhadap klaim ini banyak teorisi kepribadian modern yang
menilai bahwa asumsi Adlerian terlalu optimistik. Penggabambaran Adler tentang
kepribadian terlalu simplistik seperti keyakinannya bahwa manusia terlahir dengan minat
sosial, membuat Adler sendiri merasa kesulitan untuk bisa menjelaskan tersebar luasnya
perang, pembunuhan, perkosaan, kejahatan dan tindak-tindak kekerasan manusia lainnya.

Anda mungkin juga menyukai