Anda di halaman 1dari 2

Nama : Amaani Shofia

NIM : 2022410002
Matkul : Psikologi kepribadian
Dosen pengampu : Wida Nurwahidah S.Psi, M.Psi, Psikolog

A. Tahap perkembangan psikoseksual ( Sigmund Freud )


Menurut Freud energi psikoseksua/ libido adalah kekuatan pendorong dibelakang
perilaku. Freud membagikan tahap perkembangan psikoseksual menjadi 5.
1. Fase Oral ( 0-1,5 tahun )
Pada fase ini mulut adalah hal yang dapat memicu kesenagan pada bayi
(mencicip, menghisap) karena bayi merasa kalau mulut adalah tempat pemuasan
(oral gratification).
2. Fase Anal ( 1½ - 3 tahun )
Pada fase ini kenikmatan/kepuasan anak terletam pada anus. Kenikmatan
didapatkan pada waktu menahan bab dan lenyap ketika selesai bab.
3. Fase Phallus ( 3-5 tahun )
Pada fase ini anak mulai mengerti bahwa kelaminnya tempat memberikan
kenikmatan ketika ia mempermainkan bagian tersebut. Daya erotk yang muncul
pada anak laki-laki pada ibunya disebut kompleks oedipus & kompleks elektra
terhadap anak perempuan. Bila komples oedipus & kompleks elektra tidak dapat
diselesaikan dengan baik, hal itu dapat menyebabkan gangguan emosi di
kemudian hari.
4. Fase latensi ( 5-6 tahun – 11-13 tahun )
Pada fase ini semua aktifitas & fantasi seksual muncul namun tertekan karena
perhatian anak tertuju pada hal-hal diluar rumah. Biasanya anak memperoleh
informasi tentang seksualitas dari teman-temannya. Pada fase ini rawan terjadi
hubungan homoseksual pada laki-laki maupun perempuan. Kegagalan dalam fase
ini mengakibatkan kurang berkembangnya kontrol diri sehingga anak gagal
mengalihkan energinya secara efisien pada minat belajar dan pengembanga
keterampilan.
5. Fase genital ( 11-13 – 18 tahun )
Pada fase ini organ seksual mulai aktif sejalan dengan mulai berfungsinya hormon
seksual & terjadinya perubahan fisik dan psikis. Secara psikis remaja mulai
mengalami cinta dan tertarik pada lawan jenis. Kegagalan dalam fase ini
mengakibatkan kekacauan identitas.

B. Jenis terapi psikoanalisa ( Sigmund Freud )


1. Asosiasi bebas : metode pengungkapan pengalaman masa lampau & penghentian
emosi yang berkaitan dengan situasi traumatik dimasa lalu ( katarisis ).
2. Interpretasi ( penafsiran ) : fungsi terapi ini adalah untuk mencerna materi baru
& mempercepat proses menyadarkan hal-hal yang tersembunyi.
3. Analisis mimpi : digunakan untuk membuka jal yang tidak disadari & membantu
Klien untuk memperoleh penjelasan kepada masalah yang belum terpecahka.
Menurut Freud mimpi adalah “royal to the unconsious” dimana didalamnya
semua keinginan, kebutuhan & ketakutan yang tidak disadari terekspresikan.
4. Analisis resistensi : menurut Freud analisis ini dianggap sebagai suatu dinamika
yang tidak disadari dan mendorong seseorang untuk mempertahankan kecemasan.
5. Analisis transperensi ( pemindahan ) : pemindahan dari suatu objek ke objek
lainnya , secara lebih khusus yaitu pemindahan emosi dari orangtua kepada
terapis.

C. Kekurangan teori psikoanalisis


1. Teknik dan penekanan yang dilakukan secara tidak sadar tekadang terlalu
merendahkan martabat manusia.
2. Terlalu menekankan pada masa lalu sehingga seolah tanggung jawab indvidu
menjadi berkurang.
3. Perilaku seseorang ditentukan oleh energi psikis adalah teori yang masih
meragukan dan kerap kali psikoanalisis meminimalkan rasional.
4. Waktu yang tidak efisien, kerap kali memerlukan beberapa kali pertemuan.
5. Dapat menimbulkan kebosanan dan kelelahan pada pasien karena proses yang
panjang.

Anda mungkin juga menyukai