Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

ILMU KEPERAWATAN DASAR II


TEORI PERKEMBANGAN PSIKOSEKSUAL(FREUD)

DISUSUN OLEH:
1. PUTU ADESTA PURNAMA DEWI
2. PUTRI LINDA SILVIANA
3. NOVI AMBAR SAPUTRI
4. SITI MASITOH
5. RISKA EVITA SARI
6. MUJI WIDODO
7. TONI SUSANTO

PERGURUAN TINGGI MITRA LAMPUNG


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
BANDAR LAMPUNG
2013

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat, Inayah,
Taufik dan Hidayahnya Sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam
bentuk maupun isinya yang sangat sederhana.
Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun
pedoman bagi pembaca dalam pendidikan dalam profesi pengalaman bagi para pembaca,
sehingga kami dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini dan menjadi lebih baik.
Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang kami miliki
masih kurang. Oleh karena itu kami harapkan para pembaca untuk memberikan masukan
masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.

Bandar Lampung, 27 Oktober 2013

Penulis

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN.............................................................................................1
1.1 Latar Belakang...............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................1
1.3 Tujuan Penulisan............................................................................................2
BAB 2 PEMBAHASAN.................................................................................................3
2.1 Teori perkembangan psikoseksual ................................................................3
BAB 3 SIMPULAN.......................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................12

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perkembangan anak terjadi dari masa prenatal hingga akhir hidupnya. Akan tetapi
perkembangan paling optimal terjadi pada tahun-tahun awal pertumbuhan anak. Suatu
perkembangan yang baik juga dipengaruhi oleh faktor pendukung yang baik. Masa
infancy suatu perkembangan dapat dilihat dari hal-hal kecil yang bayi lakukan seperti
tangisan bayi yang mengekspresikan banyak hal. Sedangkan dalam masa toddlerhood
perkembangan anak dapat terlihat dengan lebih jelas. Dan dalam makalah ini hal-hal
tersebut akan dibaha secara lebih lanjut.
Pada dasarnya setiap individu pasti mengalami suatu perkembangan. Dimana
perkembangan tersebut terjadi dalam beberapa aspek, mulai dari kognitif hingga
pikososialnya. Psikososial juga berkaitan dengan emosi anak dalam berperilaku. Sehingga
dengan mengetahui perkembangan anak dalam segi psikososial kita dapat merespon dan
memahami perilaku anak dengan baik. Dalam teori psikososial yang ada dalam makalah
ini, terdapat berbagai masalah yang akan dibahas tentang tahapan-tahapan perkembangan
pada anak. Khusunya perkembangan psikososial pada masa infancy dan toddlerhood.
Dimana perkembangan psikososial anak pada masa ini akan berpengaruh bagi
perkembangan selanjutnya. Oleh karena itu kita harus memaksimalkan setiap tahap
perkembangan pada anak.

1.2 Rumusan Masalah


Rumusan masalah dalam makalah ini adalah:
1. Apa yang dimaksud dengan psikoseksual?
2. Tahapan-tahapan dalam perkembangan psikoseksual?

1.3 Tujuan Penulisan


Tujuan dari makalah ini adalah:
1. Mengetahui tentang pengertian psikoseksual.
2. Mengetahui tahapan-tahapan dalam psikoseksual.

BAB 2
PEMBAHASAAN
2.1 Tahap Perkembangan Psikoseksual Sigmund Freud
Freud (1856-1939) mengembangkan ide tentang teori psikoanalisisnya saat sedang bekerja
dengan pasien gangguan mental. Ia adalah dokter medis spesialis neurologi. Ia menghabiskan
sebagian tahun-tahunnya di Wina, Austria, meskipun ia pindah ke London di akhir kariernya
karena kebijakan Nazi yang mendiskriminasi kaum Yahudi. Dalam tahap perkembangan,
Freud menyatakan bahwa manusia melalui lima tahap perkembangan dan bahwa di setiap
tahap kita mengalami kesenangan di salah satu bagian tubuh lebih daripada bagian tubuh lain.
Menurut Freud, kepribadian dewasa kita ditentukan oleh cara kita menyelesaikan konflik
antara sumber kesenangan awal. Jika kebutuhan akan kesenangan pada setiap tahap tidak
terpuaskan atau malah terlalu terpuaskan, seseorang dapat terfiksasi atau terkunci pada tahap
perkembangan tersebut. Freud lebih menekankan pada motivasi seksual, tahapan-tahapannya
ini disebut dengan teori perkembangan psikososial yang merangkum lima tahap, yaitu : Oral,
Anal, Phallic, Latency, Genital. Yang akan kami jelaskan secara singkat mengenai tahap
tersebut.
Teori perkembangan psikoseksual Sigmund Freud adalah salah satu teori yang paling
terkenal, akan tetapi juga salah satu teori yang paling kontroversial. Freud percaya
kepribadian yang berkembang melalui serangkaian tahapan masa kanak-kanak di mana
mencari kesenangan-energi diri menjadi fokus pada area sensitif seksual tertentu. Energi
psikoseksual, atau libido, digambarkan sebagai kekuatan pendorong di belakang perilaku.
Menurut Sigmund Freud, kepribadian sebagian besar dibentuk oleh usia lima tahun. Awal
perkembangan berpengaruh besar dalam pembentukan kepribadian dan terus mempengaruhi
perilaku di kemudian hari.
Jika tahap-tahap psikoseksual selesai dengan sukses, hasilnya adalah kepribadian yang sehat.
Jika masalah tertentu tidak diselesaikan pada tahap yang tepat, fiksasi dapat terjadi. fiksasi
adalah fokus yang gigih pada tahap awal psikoseksual. Sampai konflik ini diselesaikan,
individu akan tetap terjebak dalam tahap ini. Misalnya, seseorang yang terpaku pada tahap
oral mungkin terlalu bergantung pada orang lain dan dapat mencari rangsangan oral melalui
merokok, minum, atau makan.

2.2 Tahap Perkembangan Psikoseksual Sigmund Freud


Dalam teori perkembangan psikoseksual ini, Sigmund Freud membaginya menjadi
beberapa tahapan yaitu fase oral, fase anal, fase phalic, fase latent, dan fase genital. Tahapantahapan ini telah dialami oleh semua orang. Dibawah ini adalah penjelasaan scara singkat
tentang tahapan- tahapan perkembangan psikoseksual.
1. Fase Oral
Pada tahap oral, sumber utama bayi interaksi terjadi melalui mulut, sehingga
perakaran dan refleks mengisap adalah sangat penting. Mulut sangat penting untuk makan,
dan bayi berasal kesenangan dari rangsangan oral melalui kegiatan memuaskan seperti
mencicipi dan mengisap. Karena bayi sepenuhnya tergantung pada pengasuh (yang
bertanggung jawab untuk memberi makan anak), bayi juga mengembangkan rasa
kepercayaan dan kenyamanan melalui stimulasi oral.
Konflik utama pada tahap ini adalah proses penyapihan, anak harus menjadi kurang
bergantung pada para pengasuh. Jika fiksasi terjadi pada tahap ini, Freud percaya individu
akan memiliki masalah dengan ketergantungan atau agresi. fiksasi oral dapat mengakibatkan
masalah dengan minum, merokok makan, atau menggigit kuku.
2. Fase Anal
Pada tahap anal, Freud percaya bahwa fokus utama dari libido adalah pada
pengendalian kandung kemih dan buang air besar. Konflik utama pada tahap ini adalah
pelatihan toilet anak harus belajar untuk mengendalikan kebutuhan tubuhnya.
Mengembangkan kontrol ini menyebabkan rasa prestasi dan kemandirian.
Menurut Sigmund Freud, keberhasilan pada tahap ini tergantung pada cara di mana orang tua
pendekatan pelatihan toilet. Orang tua yang memanfaatkan pujian dan penghargaan untuk
menggunakan toilet pada saat yang tepat mendorong hasil positif dan membantu anak-anak
merasa mampu dan produktif. Freud percaya bahwa pengalaman positif selama tahap ini
menjabat sebagai dasar orang untuk menjadi orang dewasa yang kompeten, produktif dan
kreatif.
Namun, tidak semua orang tua memberikan dukungan dan dorongan bahwa anak-anak
perlukan selama tahap ini. Beberapa orang tua bukan menghukum, mengejek atau malu
seorang anak untuk kecelakaan. Menurut Freud, respon orangtua tidak sesuai dapat

mengakibatkan hasil negatif. Jika orangtua mengambil pendekatan yang terlalu longgar,
Freud menyarankan bahwa-yg mengusir kepribadian dubur dapat berkembang di mana
individu memiliki, boros atau merusak kepribadian berantakan. Jika orang tua terlalu ketat
atau mulai toilet training terlalu dini, Freud percaya bahwa kepribadian kuat-analberkembang
di mana individu tersebut ketat, tertib, kaku dan obsesif.
3. Fase Phalic
Pada tahap phallic , fokus utama dari libido adalah pada alat kelamin. Anak-anak juga
menemukan perbedaan antara pria dan wanita. Freud juga percaya bahwa anak laki-laki
mulai melihat ayah mereka sebagai saingan untuk ibu kasih sayang itu. Kompleks
Oedipusmenggambarkan perasaan ini ingin memiliki ibu dan keinginan untuk menggantikan
ayah.Namun, anak juga kekhawatiran bahwa ia akan dihukum oleh ayah untuk perasaan ini,
takut Freud disebut pengebirian kecemasan.
Istilah Electra kompleks telah digunakan untuk menggambarkan satu set sama perasaan yang
dialami oleh gadis-gadis muda. Freud, bagaimanapun, percaya bahwa gadis-gadis bukan iri
pengalaman penis.
Akhirnya, anak menyadari mulai mengidentifikasi dengan induk yang sama-seks sebagai alat
vicariously memiliki orang tua lainnya. Untuk anak perempuan, Namun, Freud percaya
bahwa penis iri tidak pernah sepenuhnya terselesaikan dan bahwa semua wanita tetap agak
terpaku pada tahap ini. Psikolog seperti Karen Horney sengketa teori ini, menyebutnya baik
tidak akurat dan merendahkan perempuan. Sebaliknya, Horney mengusulkan bahwa laki-laki
mengalami perasaan rendah diri karena mereka tidak bisa melahirkan anak-anak.

4. Fase Latent
Periode laten adalah saat eksplorasi di mana energi seksual tetap ada, tetapi diarahkan
ke daerah lain seperti pengejaran intelektual dan interaksi sosial. Tahap ini sangat penting
dalam pengembangan keterampilan sosial dan komunikasi dan kepercayaan diri.
Freud menggambarkan fase latens sebagai salah satu yang relatif stabil. Tidak ada organisasi
baru seksualitas berkembang, dan dia tidak membayar banyak perhatian untuk itu. Untuk
alasan ini, fase ini tidak selalu disebutkan dalam deskripsi teori sebagai salah satu tahap,
tetapi sebagai suatu periode terpisah.

5. Fase Genital
Fase ini berlangsung pada usia 12 tahun atau usia dimulainya pubertas sampai dengan umur
18 tahun, dimana anak mulai menyukai lawan jenis dan melakukan hubungan percintaan lewat
berpacaran. Dan pada masa ini pula seorang anak akan mulai melepas diri dari orangtuanya dan
belajar bertanggung jawab akan dirinya.

Pada tahap akhir perkembangan psikoseksual, individu mengembangkan minat


seksual yang kuat pada lawan jenis. Dimana dalam tahap-tahap awal fokus hanya pada
kebutuhan individu, kepentingan kesejahteraan orang lain tumbuh selama tahap ini. Jika
tahap lainnya telah selesai dengan sukses, individu sekarang harus seimbang, hangat dan
peduli.

BAB 3
SIMPULAN
Dalam tahap perkembangan, Freud menyatakan bahwa manusia melalui lima tahap
perkembangan dan bahwa di setiap tahap kita mengalami kesenangan di salah satu bagian
tubuh lebih daripada bagian tubuh lain. tahapan-tahapannya ini disebut dengan teori
perkembangan psikoseksual yang merangkum lima tahap, yaitu : Oral, Anal, Phallic,
Latency, Genital. Yang akan kami jelaskan secara singkat mengenai tahap tersebut. Tahap
Oral yaitu, terjadi pada anak dari lahir hingga usia 1 tahun, dimana kesenangan bayi
terpusat disekitar mulut seperti mengunyah, menghisap, dan menggigit. Tahap Anal yaitu,
terjadi pada anak usia 1 hingga 3 tahun, dimana kesenangan anak terpusat pada anus
sebagai fungsi pembuangan yang berhubungan dengannya. Tahap Phallic yaitu, terjadi pada
anak usia 3-6 tahun, dimana kesenangan anak terpusat pada alat kelamin saat anak laki-laki
dan perempuan menyadari bahwa manipulasi diri itu menyenangkan. Seperti pada kasus
Oedipus, Oedipus seorang anak raja Thebes secara tidak sadar membunuh ayahnya dan
menikahi ibunya. Tahap Latency yaitu, tejadi pada anak usia 6 tahun hingga pada masa
pubernya, dimana si anak menekan seluruh minat seksual dan mengembangkan keterampilan
sosial dan intelektual. Tahap Genital yaitu, terjadi pada anak dalam masa puber hingga
seterusnya, dimana tahap ini merupakan saat kebangkitan seksual. Sumber kesenangan
seksual sekarang didapat dari seseorang diluar keluarga. Si anak mampu untuk
mengembangkan hubungan cinta yang matang dan mampu bertindak secara mandiri sebagai
orang dewasa.

DAFTAR PUSTAKA
http://piipiiodd.wordpress.com/2010/04/06/perkembangan-psikososial-pada-infancy-dantodlerhood/
http://heritelon.blogspot.com/2012/03/makalah-teori-teori-perkembangan.html
http://dessyrilia.blogspot.com/2013/02/perkembangan-psikososial-masa-anak-anak.html

Anda mungkin juga menyukai