Nativisme Edward L.
(Arthur Schopenhauer)) Throndike (1903)
Noam choamsky
Empirisme Konvergensi
(John Locke) (William Smith)
Teori ini mengatakan Perkembangan individu
perkembangan individu merupakan perpaduan antara
ditentukan oleh pengalaman faktor pembawaan dengan
atau faktor-faktor lingkungan faktor pengalaman.
(Empiris = Lingkungan).
Tokoh – Tokoh dan Aliran Nurture
Albert Bandura
John B. Watson (social kognitif)
(behaviorisme)
Anak mempelajari perilaku
Manusia membentuk baru dengan mengamati
sejumlah hubungan simulasi- (imitating atau modeling)
respon, dan perilaku manusia perilaku orang dewasa yang
dipelajari melalui rantai- ada disekitarnya.
rantai respon.
Faktor – faktor Nature dalam perkembangan
Faktor nature adalah faktor bawaan yang
diwariskan orang tua kepada anaknya.
Faktor nature atau genetika (hereditas)
merupakan totalitas karakteristik individu
yang diwariskan orang tua kepada anak
atau segala potensi (baik fisik maupun
psikis) yang dimiliki individu sejak masa
konsepsi sebagai pewarisan dari pihak orang
tua melalui gen-gen.
1. Anak dari orang tua yang agresif mungkin sangat sopan dan bertanggung
jawab tergantung pada jenis lingkungan dimana mereka menghabiskan
sebagian tahap perkembangan.
2. Kecerdasan sosial merupakan sumber nyata dari memeliharaan,
pengalaman, dan pembelajaran yang individu mencapai melalui interaksi
mereka dengan orang lain dalam pengaturan sosial.
3. Meskipun genetika memainkan peran dalam penentuan kepribadian
seorang individu, memelihara memiliki kontribusi yang lebih besar untuk
kepribadian bahwa seseorang memperoleh kemudian dalam hidup
4. Perbedaan dalam kepribadian dicatat diantara anak dan orangtua
meskipun kedekatan mereka dalam makeup genetik mereka.
5. Perubahan dalam kepribadian dicapai oleh seorang individu melalui
pengalaman yang satu berjalan melalui selama proses kehidupan.
Studi Kasus Nature dan Nurture
1. Di sebuah desa di Perancis, pada tahun 1800, ditemukan anak laki-laki berusia 11-12
tahun yang tinggal di hutan dan sering menyusup ke desa untuk mencari makan.
Ketika tertangkap dan dididik oleh direktur Institut Tuna Rungu yaitu Dr. Sicard,
anak tersebut tidak dapat berbicara seperti manusia lain. Kemudian ia dididik oleh
ahli lain, Jean-Marc-Gaspard Itard. Dibawah asuhan dan didikan yang baru ini, pola
laku kehidupan Victor, nama yang diberikan pada anak laki-laki tersebut, dapat
berubah namun tetap tidak mampu menggunakan bahasa (Dardjowidjojo, 2003:236-
237).
2. Di Los Angeles, pada tahun 1970, ditemukan seorang anak perempuan yang disekap
oleh orang tuanya di gudang belakang rumahnya. Selama 13 tahun ia tinggal dan
sering disiksa ayahnya di dalam gudang tersebut, dan hanya diberi makan namun
tidak pernah diajak berbicara oleh orang tuanya. Setelah diselamatkan, anak
perempuan tersebut diberi nama Ginie kemudian dilatih agar dapat berbahasa
selama 8 tahun, namun ternyata sama halnya dengan Victor pada kasus sebelumnya,
ia tetap tidak mampu menggunakan bahasa (Dardjowidjojo, 2003:237).
Pada contoh kasus pertama dan kedua, meskipun Victor dan Isabelle juga
memiliki kemampuan bawaan untuk menguasai bahasa atau nature, namun
karena tidak adanya pengaruh dari lingkungan semenjak mereka dilahirkan
atau nurture, Victor tinggal di hutan dan Ginie yang meskipun tinggal dengan
orangtuanya sendiri namun hanya disiksa dan tidak pernah diajak bicara, maka
usaha yang diupayakan ketika mereka telah berusia lebih dari 10 tahun agar
kedua anak tersebut dapat menggunakan bahasa menjadi sia-sia belaka.
Studi Kasus Nature dan Nurture
3.Di Ohio, seorang anak perempuan
berusia 6,5 tahun, yaitu Isabelle, diasuh
oleh ibunya yang tuna wicara. Ia
Untuk kasus ketiga, yaitu Isabelle,
kemudian diasuh oleh Marie Mason, proses pemerolehan bahasa yang
seorang pimpinan rumah sakit, dengan bersifat nurture yang diberikan di usia
cara yang normal, dan ternyata Isabelle yang tergolong lebih muda daripada
mampu menggunakan bahasa seperti Victor dan Ginie, yaitu 6,5 tahun, ternyata
anak-anak normal lainnya memberikan bantuan yang cukup besar
(Dardjowidjojo, 2003:237). terhadap kemampuan bawaannya
atau nature sehingga ia mampu
menggunakan bahasa. Dengan demikian
4.Secara umum bayi memberikan reaksi tampak bahwa antara sifat pemerolehan
dan menunjukkan aktivitas berbahasa bahasa nature dan nurture ternyata yang
satu tidaklah lebih penting dari yang lain
terhadap lingkungan di sekitarnya meskipun
karena tanpa satu sama lain, pemerolehan
ia tidak menyadari aktivitas tersebut. Ia bahasa tidak dapat berjalan dengan baik
mencoba mengeluarkan sejumlah potensi bahkan
Untukdapat
Kasusmenemui
keempat,kegagalan.
yang berhubungan
berupa bunyi bahasa atau kata dan secara dengan bayi pada umumnya, tampak bahwa
teratur ia melakukan pengulangan. Jika tidak memang manusia mempunyai bekal bawaan
mendapat respon berupa pengakuan dari atau nature untuk menguasai bahasa dan
lingkungannya, seperti ayah, ibu atau dengan dibantu nurture maupun pengaruh dari
lingkungan seperti orang tua atau saudaranya,
saudaranya, maka bayi mengubah potensi
bayi tersebut mampu mengembangkan bekal
tersebut dan mengulangi proses yang sama bawaannya tersebut sampai akhirnya ia dapat
sampai ia mendapatkan pengakuan dari menggunakan bahasa dengan sempurna.
lingkungan.