DISUSUN OLEH
RIBKA RISNAWATI
14017
AKADEMI KEPERAWATAN
JAKARTA 2014/2015
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan karunia
sehingga saya dapat menyelesaikan “Laporan Observasi Tumbuh Kembang Anak” dengan baik
meskipun masih jauh dari sempurna.
Pada kesempatan ini saya mengucapkan banyak terima kasih kepada dosen pembimbing
kami ( Ibu Ns.Maryati Ritonga , S.Kep dan Ibu Ns.Yanti Aritonang , M.Kep) yang telah banyak
memberikan bantuan sehingga laporan ini dapat saya susun dengan baik, tidak luput pula saya
ucapkan terima kasih kepada pihak yang turut membantu saya dalam menyusun makalah ini
Saya menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna , Oleh Karena Itu saya
mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun untuk lebih menyempurnakan laporan
ini. Saya berharap laporan ini dapat memberikan manfaat dan kontibusi untuk banyak pihak,
terutama mahasiswa keperawatan.
Akhirnya saya mohon maaf apa bila ada kata atau tulisan yang belum sempurna.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
B. Tahap Pencapaian Tumbuh Kembang Anak Usia 3-6 Tahun (Usia Pra Sekolah)
Tahap Pencapaian Pertumbuhan
Pada masa prasekolah, berat badan mengalami kenaikan rata-rata 2kg/tahun.
Tubuh anak terlihat kurus, akan tetapi aktivitas motorik tinggi dan sistem tubuh
mencapai kematangan dalam hal berjalan, melompat, dan lain-lain. Tinggi badan
bertambah rata-rata 6,75 – 7,5 cm setiap tahun.
Pada masa ini anak mengalami proses perubahan pola bakan, umumnya
mengalami kesulitan untuk makan. Anak juga mulai menunjukkan kemandirian pada
proses eliminasi.
Pada akhir tahun ke 2, pertumbuhan tubuh dan otak lambat, dengan penurunan
yang seimbang pada kebutuhan nutrisi dan nafsu makan antara usia 2 dan 5 tahun,
rata-rata pertambahan berat badan anak kira-kira 2 kg dan tinggi 7 cm. Setiap tahun
bagian utama perut anak menjadi rata dan tubuh menjadi lebih langsing. Puncak
energi fisik dan kebutuhan tidur menurun sampai 11-13 jam/24 jam, biasanya
termasuk sekali tidur siang. Ketajaman penglihatan mencapai 20/30 pada usia 3 tahun.
20 gigi primer telah muncul pada usia 3 tahun (Behrman dan Kliegman, 2000 hal 60-
69).
Proporsi fisik tidak lagi menyerupai anak todler dalam posisi jongkok dan perut
yang gembung. Postur tubuh anak prasekolah lebih langsing tetapi kuat, anggun,
tangkas dan tegap. Hanya ada sedikit perbedaan dalam karakteristik fisik sesuai
dengan jenis kelamin, kecuali yang ditentukan oleh faktor lain seperti pakaian dan
potongan rambut. Sebagaian sistem tubuh telah matur dan stabil serta dapat
menyesuaikan diri dengan stres dan perubahan yang moderat. Selama periode ini
sebagaian anak sudah menjalani toilet training. Seluruh gigi desidua yang berjumlah
20 harus lengkap pada usia 3 tahun. Perkembangan motorik halus pada usia
prasekolah memungkinkan anak mampu menggunakan sikat gigi dengan baik, anak
harus menggosok giginya dua kali sehari (Potter dan Perry,2005 hal 663).
Aspek motorik anak usia prasekolah lebih berkembang dari usia sebelumnya.
Keterampilan motorik kasar dan halus bertambah baik. Ketrampilan motorik kasar
pada anak usia 3 tahun anak adalah dapat mengendarai sepeda roda tiga, menaiki
tangga menggunakan kaki bergantian, berdiri satu kaki selama beberapa menit dan
melompati sesuatu. Pada anak usia 4 tahun anak mampu melompat dengan satu
kaki, menangkap bola dan menuruni tangga dengan kaki bergantian. Pada anak
usia 5 tahun anak dapat melompat dengan kaki bergantian, melempar dan
menangkap bola, melompati tali, dan berdiri seimbang satu kaki bergantian
dengan mata tertutup (Potter dan Perry,2005 hal 665).
Sedangkan motorik halus pada anak usia 3 tahun anak dapat membangun
menara 9 atau 10 balok, membuat jembatan dari 3 balok, meniru bentuk lingkaran,
dan menggambar tanda silang. Pada anak usia 4 tahun anak dapat merekatkan
sepatu, meniru gambar bujur sangkar, menjiplak segilima dan menambahkan 3
bagian ke dalam gambar garis. Pada anak usia 5 tahun anak dapat mengikat tali
sepatu, menggunakan gunting dengan baik, meniru gambar segilima dan segitiga,
menambahkan 7 sampai 9 bagian pada gambar garis dan menulis beberapa huruf
dan angka serta nama depan (Potter dan Perry,2005 hal 665)
Anak usia prasekolah kurang dapat membedakan antara diri sendiri dan orang lain.
Mereka memiliki pemahaman bahasa yang terbatas dan hanya dapat melihat satu
aspek dari suatu objek atau situasi pada satu waktu (Mary E Muscari, 2002 hal 67-69).
Anak usia prasekolah merasa fenomena nyata yang tidak berhubungan sebagai
penyebab penyakit.Cara berpikir magis menyebabkan anak usia prasekolah
memandang penyakit sebagai suatu hukuman. Selain itu, anak usia prasekolah
mengalami konflik psikoseksual dan takut terhadap mutilasi, menyebabkan anak
terutama takut terhadap pengukuran suhu rektal dan kateterisasi urine.
2. Reaksi terhadap hospitalisasi
3. Penatalaksanaan Hospitalisasi.
a. Teknik dalam melakukan intervensi umum
2) Gunakan istilah yang sesuai dengan usia dan tingkat pemahaman anak (mis,
menyatakan “ memperbaiki” daripada “ memotong”).
1) Katakan pada anak bahwa tidak ada seorangpun yang disalahkan atas penykit
atau hospitalisasi
3) Biarkan aktivitas ritual anak terus dilakukan, asalkan tidak bertentangan dengan
penyakitnya
TINJAUAN KASUS
1. Identitas Klien
Nama : Fadillah
Umur : 3 Tahun 7 Bulan 7 Hari
Tempat/Tanggal lahir : Jakarta , 23 November 2013
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
2. Alasan Masuk Panti
a. Ketidakmampuan keluarga dalam factor ekonomi.
b. Ayah Kandung yang tidak diketahui keberadaannya dan tidak bertanggung jawab.
c. Ibu Kandung yang tidak dapat merawat anaknya karena terkena depresi.
d. Sistem Pendengaran
Daun Telinga : Normal
Karakteristik Serumen : Warna : Kuning kecoklatan
Bau : Khas
Konsistensi : Setengah padat
Fungsi pendengaran : Baik