Anda di halaman 1dari 12

ASSALAMUALAIKU

M
WARAHMATULLAHI
WABAAROKATUH
TEORI PSIKOSEKSUAL
DARI FREUD
Aceng Mumad
Ferawati
Miftaahul Alimi
Kelompok 1
Nisaul Ummah Fauziah
Rosa Yudita
B.KONSEP PSIKOSEKSUAL SIGMUND FREUD

Teori psikoseksual sigmund freud adalah salah satu teori yang paling terkenal, akan tetapi
juga salah satu teori yang paling kontroversial. Menurut Arifi (2005) membicarakan masalah
psikoseksual sebenarnya adalah membahas masalah tumbuh-kembangnya kepribadian seperti
dengan pertumbuhan dan semangatmbangantubuh, di faktor mana seksualitas memainkan
kunci peran. Maka teori Freud pun tak jauh dariistilah tersebut.
Freud tidak percaya energi psikoseksual, atau libido , digambarkan sebagai
kekuatanpenddorong di belakangperilaku. Menurut Freud kepribadian sebagian besar dibentuk
pada limatahun pertama dan akan penting besar terhadap perkembangan selanjutnya di
kemudianhari. Jika tahap-tahap psikoseksual selesai dengan sukses, hasilnya adalah
kepribadian yangsehat. Freud membagi perkembangan psikoseksual menjadi 5 tahapan,yaitu ;
Fase Anal

Fase Phalic
Fase Oral

Fase Genital Fase Latent


FASE ORAL
Fase ini dimulai dari saat bayi dilahirkan sampai dengan usia 1-2 tahun. Pada fase ini bayi
merasa dipuaskan melalui makanan, ASI, dan  kelekatan hubungan emosional antara anak dan
ibu.  Tahap ini memfokuskan interaksi yang terjadi melalui mulut bayi, sehingga perakaran dan
refleks mengisap adalah sangat penting. Pada tahap ini bayi dipuaskan melalui kesenangan dari
rangsangan oral yaitu melalui kegiatan mencicipi dan mengisap. Karena bayi sepenuhnya
tergantung pada ibu jadi saat itulah bayi juga mengembangkan rasa kepercayaan dan
kenyamanan melalui stimulasi oral. Konflik utama pada tahap ini adalah proses
penyapihan, anak harus menjadi kurang bergantung pada ibu. Jika  terjadi hambatan pada tahap
ini, Freud mengemukakan bahwa individu nantinya akan memiliki masalah dengan
ketergantungan dan juga agresi. Fiksasi oral dapat mengakibatkan masalah berupa kesulitan
mempercayai orang lain, peminum, perokok, makan terlalu banyak, suka menggigiti kuku.
FASE ANAL
Fase ini berkembang pada saat balita menginjak usia 15 bulan sampai dengan usia 3 tahun. Pada
fase ini balita merasa puas dapat melakukan aktivitas buang air besar dan buang air kecil.  Fase
ini dikenal pula sebagai periode “toilet training”. Pada tahap anal, Freud mengemukakan bahwa
fokus utama dari libido adalah pada pengendalian kandung kemih dan buang air besar. Konflik
utama pada tahap ini adalah pelatihan toilet yaitu dimana anak harus belajar untuk
mengendalikan kebutuhan tubuhnya.
Menurut Freud, keberhasilan pada tahap ini tergantung pada bagaimana cara  orang tua
mengajarakan pendekatan pelatihan toilet. Seharusnya, orang tua memanfaatkan pujian dan
penghargaan untuk menggunakan toilet pada saat yang tepat, dengan hal tersebut orang tua akan
mendorong hasil positif dan membantu anak-anak merasa mampu dan produktif. Freud percaya
bahwa pengalaman positif selama tahap ini dapat menjadi dasar individu untuk menjadi orang
dewasa yang kompeten, produktif dan kreatif.
Belum semua orang tua memahami, memberikan dukungan, dan dorongan yang
anak perlukan selama tahap ini. Pada fase ini seringkali orang tua merasa direpotkan
dengan perilaku balita yang suka buang air sembarangan tanpa memperhatikan
waktu dan tempat (ngompol istilah kerennya :D), sehingga seringkali orang tua
menjadi keras kepada anaknya dan yang kebanyakan terjadi adalah beberapa orang
tua justru memberikan respon berupa  mengejek, menghukum anak. Hal tersebut
akan membuat anak menjadi gagal melewati fase ini. Menurut Freud, respon
orangtua yang tidak tepat dapat mengakibatkan dampak negatif, yaitu kurangnya
rasa percaya diri pada anak.Kegagalan pada masa ini akan menciptakan individu
dengan kepribadian agresif dan kompulsif, beberapa mengatakan kelainan sado-
masokis salah satunya disebabkan oleh kegagalan pada fase ini.
Jika orangtua mengambil pendekatan yang terlalu longgar maka individu
nantinya akan berkembang menjadi anak yang memiliki sifat boros atau  berantakan.
Jika orang tua memulai pendekatan toilet training terlalu dini, maka kepribadian
anak akan lebih ketat, tertib, kaku dan obsesif.
FASE PHALIC
Fase ini berkembang pada anak usia 3 sampai 6 tahun. Pada tahap phallic atau yang biasa disebut sebagai fase
erotik, fokus utama adalah pada alat kelamin. Anak-anak juga sudah bisa menemukan perbedaan antara pria dan
wanita. Yang paling menonjol adalah pada anak laki-laki dimana anak  suka memegangi penisnya, dan pada
kenyataannya hal tersebut seringkali membuat marah orangtuanya. Freud juga mengemukakan masalah tentang 
Oediphus dan Electra complex yaitu tentang kelekatan anak laki-laki kepada ibunya dan juga tentang teori  “penis
envy” yaitu   dimana anak perempuan akan dekat kepada ayahnya. Kegagalan pada fase ini akan menciptakan
kepribadian yang imoral dan tidak tahu aturan.

Freud mengemukakan pada fase ini tentang masalah Oediphus dan Electra complex tentang kelekatan anak
laki-laki kepada ibunya dan juga  teori tentang “penis envy” yang terjadi pada anak perempuan dimana anak
perempuan ini akan dekat kepada ayahnya. Pada tahap ini anak laki-laki mulai melihat ayah mereka sebagai
saingan mereka terhadap kasih sayang yang diberikan ibu. Kompleks Oedipus menggambarkan perasaan yang
ingin sepenuhnya memiliki ibu dan keinginan untuk menggantikan ayah. Namun, pada fase ini anak juga
merasakan kekhawatiran bahwa ia akan dihukum oleh ayah. Hambatan pada tahap ini dapat menyebabkan
kesulitan dalam indentitas seksual dan bermasalah dengan otoritas, ekspresi malu, dan takut. Kegagalan pada
fase ini akan menciptakan kepribadian yang imoral dan tidak tahu aturan.
FASE LATENT
Fase ini adalah fase yang terpanjang, berlangsung pada saat usia 6 tahun sampai usia 12
tahun atau usia pubertas. Pada saat ini seorang anak dipengaruhi oleh aktivitas sekolah, teman-
teman dan hobinya. Kegagalan pada fase ini akan menyebabkan kepribadian yang kurang
bersosialisasi dengan lingkungannya.Periode laten adalah saat eksplorasi di mana energi seksual
tetap ada, tetapi diarahkan ke daerah lain seperti pengejaran intelektual dan interaksi sosial.
Tahap ini sangat penting dalam pengembangan keterampilan sosial dan komunikasi dan
kepercayaan diri.
Freud menggambarkan fase latens sebagai salah satu yang relatif stabil. Tidak ada
organisasi baru seksualitas berkembang, dan dia tidak membayar banyak perhatian untuk itu.
Untuk alasan ini, fase ini tidak selalu disebutkan dalam deskripsi teori sebagai salah satu tahap,
tetapi sebagai suatu periode terpisah.
FASE GENITAL
Fase ini berlangsung pada usia 12 tahun atau usia dimulainya pubertas sampai dengan
umur 18 tahun, dimana anak mulai menyukai lawan jenis dan melakukan hubungan
percintaan lewat berpacaran. Dan pada masa ini pula seorang anak akan mulai melepas diri
dari orangtuanya dan belajar bertanggung jawab akan dirinya.
Pada tahap akhir perkembangan psikoseksual, individu mengembangkan minat seksual
yang kuat pada lawan jenis. Dimana dalam tahap-tahap awal fokus hanya pada kebutuhan
individu, kepentingan kesejahteraan orang lain tumbuh selama tahap ini. Jika tahap lainnya
telah selesai dengan sukses, individu sekarang harus seimbang, hangat dan peduli. Tujuan
dari tahap ini adalah untuk menetapkan keseimbangan antara berbagai bidang kehidupan.
Menurut teori psikoseksual Freud, perkembangan anak terjadi dalam serangkaian tahap
yang berfokus pada area kesenangan tubuh yang berbeda. Selama setiap tahap, anak
menghadapi konflik yang memainkan peran penting dalam perkembangannya.
Teorinya menyarankan bahwa energi libido difokuskan pada zona sensitif seksual yang berbeda
pada tahap tertentu. Kegagalan untuk maju melalui suatu tahap dapat mengakibatkan fiksasi pada
saat itu dalam perkembangan, yang diyakini Freud dapat mempengaruhi perilaku orang dewasa.Jadi
apa yang terjadi saat anak-anak menyelesaikan setiap tahap? Dan apa yang mungkin terjadi jika
seorang anak melakukannya dengan buruk selama titik tertentu dalam perkembangannya? Berhasil
menyelesaikan setiap tahap mengarah pada pengembangan kepribadian dewasa yang sehat.
Menurut Freud, konflik yang terjadi selama masing-masing tahapan ini dapat memiliki
pengaruh seumur hidup pada kepribadian dan perilaku. Freud mengajukan salah satu teori besar
perkembangan anak yang paling terkenal. Jika tahap-tahap psikoseksual selesai dengan sukses,
hasilnya adalah kepribadian yang sehat. Jika masalah tertentu tidak diselesaikan pada tahap yang
tepat, fiksasi dapat terjadi. fiksasi adalah fokus yang gigih pada tahap awal psikoseksual. Sampai
konflik ini diselesaikan, individu akan tetap “terjebak” dalam tahap ini. Misalnya, seseorang yang
terpaku pada tahap oral mungkin terlalu bergantung pada orang lain dan dapat mencari rangsangan
oral melalui merokok, minum, atau makan.
WASSALAMUALAIK
UM
WARAHMATULLAHI
WABAAROKATUH

Anda mungkin juga menyukai