Anda di halaman 1dari 23

Dasar- Dasar Pembentukan

Kepribadian
dr. Ferdinan Leo Sianturi,M.Ked(KJ), Sp.KJ

FK UHN
Pendahuluan
Dalam menjalani kehidupan sejak kecil, remaja, dewasa dan lanjut
usia, seseorang mempunyai kecenderungan atau kebiasaan
menggunakan suatu pola yang relatif serupa dalam menyikapi
masalah yang dihadapi. Bila diperhatikan, cara atau metode
penyelesaian itu tampak sebagai sesuatu yang terpola tertentu dan
dapat ditengarai sebagai ciri atau tanda untuk mengenal orang
tersebut Fenomena ini dikenal sebagai karakter atau kepribadian.
Definisi Kepribadian
Adalah totalitas dari ciri perilaku dan emosi yang
merupakan karakter atau ciri seseorang dalam,
kehidupan sehari – hari dalam kondisi yang biasa.
Sifatnya stabil dan dapat diramalkan.
Mengetahui beberapa teori
kepribadian
1.1. Menceritakan kembali inti teori 1.1.09. Experimen kuantitatif
◦ 1.1.01. Psikoanalisis Sigmund Freud tentang:
1.1.10. Teori kepribadian lain yang diperoleh dari psikologi menurut
◦ - fase- fase perkembangan anak
◦ - Gordon W. Allport
◦ - topografi jiwa
◦ - Kurt Lewin
◦ - struktur kepribadian
◦ - Abraham H. Maslow
◦ - timbulnya neurosis, gangguan kepribadian dan
◦ - Teori Stimulus- Respon (S-R)
psikosis
1.1.11. Teori perkembangan
◦ 1.1.02. Psikologi individual menurut Alfred Adler - Teori perkembangan kognitif Jean Piaget
◦ 1.1.03. Karen Horney
- Teori pekembangan moral Lawrence Kohlberg
◦ 1.1.04. Harry Stack Sullivan
◦ 1.1.05. Erich Fromm - Teori perkembangan psikososial Erik Erikson
◦ 1.1.06. Psikobiologi Adolf Meyer - Teori perkembangan kepercayaan James W.Fowller
◦ 1.1.07. Carl Gustav Jung
◦ 1.1.08. Psikoanalisis eksistensial
Sigmund Freud, tahun 1856 -1939
A. Teori Naluri (Insting) Libido
1. Fase oral (Usia 0-1 tahun)
Fase pertama yang menunjukkan bahwa bayi itu mendapat kepuasan melalui mulutnya.
Rasa lapar mendorongnya mengenal dunia luar melalui mulutnya. Ibunya dikenal sebagai
sumber makanan dan kenikmatan erotik yang didapatinya dengan menyusui maka ibunya
menjadi objek cinta pertama.
2. Fase anal-sadistik (Usia 1- 2/3 tahun)
Kesenangan dalam mengeluarkan tinja dan kencing. Bila dalam fase oral bayi sangat pasif
dan bergantung kepada ibunya, maka dalam fase anal ia dituntut agar melepaskan salah
satu aspek kebebasannya, yaitu ia harus menyetujui keinginan ibunya dengan
mengeluarkan tinja dan air seninya pada waktu dan tempat tertentu.
3. Fase falik ( Usia 2/3 – 5/6 tahun)
Dalam fase ini diletakkan dasar untuk pola pemilihan objek di hari kemudian. Komplex Oedipus
menunjukkan adanya hubungan cinta hangat yang dibentuk dalam fase ini.

Seorang anak pria merasa tertarik kepada ibunya dan memandang ayahnya sebagai saingan, akan
tetapi ia mulai merasakan juga bahwa minat sexualnya tidak boleh diteruskan, atau penisnya akan
diambil. Perasaan kehilangan ini. yang bertalian dengan alat kelamin pria oleh Freud dinamakan
komplex kastrasi (castration complex)

Seorang anak wanita dalam fase ini menemukan bahwa klitoris yang dipunyainya lebih inferior dari
pada rekan imbangannya, ialah penis anak pria. Kekurangan (kehilangan) penis itu sangat
dirasakannya. la terluka dan menjadi iri hati terhadap kaum pria; ini disebut iri penis (penis envy).
Ibunya yang mula-mula menjadi objek cinta, ternyata juga tidak memiliki penis! la bertambah kecewa
dan menyalahkan ibunya yang melahirkan ia ke dunia ini. Ia berbalik ke ayahnya dengan harapan
akan mendapatkan penis atau seorang bayi sebagai penggantinya. Hal ini disebut komplex elektra
4. Fase Laten ( Usia 5/6 – 12/13 tahun)
Mulai dari umur 5 tahun, perkembangan sexual berhenti hingga anak itu
mencapai masa pubertas, yaitu pada kira-kira umur 11 tahun. Waktu
pubertas alat kelamin mulai tumbuh dan berkembang dan dorongan
sexual mulai muncul lagi.

5. Fase Genital
dimulai dengan perubahan biokimia dan fisiologi dalam diri remaja.
Sistem endokrin memproduksi hormon-hormon yang memicu
pertumbuhan tanda-tanda seksual sekunder (suara, rambut, buah dada,
dll), dan pertumbuhan tanda seksual primer. Pada fase ini, impuls seks itu
mulai disalurkan ke obyek diluar, seperti : berpartisipasi dalam kegiatan
kelompok, menyiapkan karir, cinta lain jenis, perkawinan dan keluarga.
B. Beberapa Teori Naluri (insting) Lainnya
1. Naluri ego, yaitu nafsu untuk mempertahankan diri sendiri.

2. Naluri agresi bertujuan untuk menghancurkan dan bersumber pada otot-otot


kerangka (skeletal)

3. Naluri hidup dan mati diperkirakan mendasari insting sexual dan agresi.
Insting mati adalah kecenderungan semua organisme agar kembali menjadi benda
yang tidak bernyawa.
Insting hidup sebaliknya adalah kecenderungan untuk bersatu, untuk mengikat satu
sama lain menjadi suatu kesatuan yang lebih besar, seperti pada reproduksi sexual.
Prinsip yang mendasari teori :
1. Prinsip kenikmatan (pleasure principle)
dianggap oleh Freud sebagai kecenderung organisme untuk menghindari rasa nyeri dan
mencari kenikmatan. Prinsip kesenangan itu berlangsung seumur hidup, akan tetapi harus
disesuaikan deng kenyataan luar.

2. Prinsip kenyataan (reality principle)


yaitu tuntutan kenyataan luar, yang mengharuskan untuk menunda kenikmatan segera,
dengan tujuan untuk mendapatkan kenikmatan yang lebih besar di hari kemudian. Prinsip
kenikmatan sebagian besar sudah ada sejak lahir. Prinsip kenyataan sebagian besar terjad
karena belajar dari pengalaman, karena itu sangat erat hubungannya dengan pematangan
fungsi-fungsi ego. Bermacam-macam gangguan jiwa mungkin timbul sebagai hasil
perkembangan ego yang salah
C. Teori Topografi
1. Alam tak-sadar
mengandung berbagai ide afek yang ditekan, dan tidak dapat diingat kembali tetapi harus
melalui alam prasadar yang menahannya sebagai sensor. Bahan-bahan yang dipendam
dapat dikeluarkan dari alam tak-sadar ke alam sadar hanya bila sensor itu dibuat tidak
berdaya (seperti pada pembentukan gejala neurotik), santai (seperti dalam keadaan mimpi)
atau dikelabui (seperti dalam lelucon).
Menurut Freud, kegiatan mental utama adalah memuaskan keinginan sangat erat
hubungannya dengan prinsip kenikmatan dan menyediakan daya penggerak untuk
pembentukan impian dan gejala neurotik. Alam tak-sadar sangat erat hubungannya dengan
naluri, karena mengandung hasrat, terutama yang bersangkutan dengan naluri sexual.
2. Alam prasadar
Belum ada pada waktu lahir, tetapi berkembang pada masa kanak-kanak. Alam
prasadar itu sangat erat hubungannya dengan prinsip kenyataan. Alam prasadar
menjaga jangan sampai hasrat-hasrat yang mencemaskan atau yang bertentangan
dengan kenyataan, keluar ke alam sadar.

3. Alam sadar
adalah semacam alat pencerapan buat perhatian dan bekerja sama secara erat
dengan alam prasadar. Melalui perhatian, individu itu dapat menjadi sadar tentang
rangsangan yang masuk dari dunia luar, akan tetapi di dalam mental individu itu
sendiri, hanya bahan-bahan dari alam prasadar yang dapat masuk ke alam sadar.
C. Teori berdasarkan Struktur
Kepribadian
1. Id
adalah tempat dorongan naluri (insting) dan berada di bawah pengawasan proses primer. Karena itu id
bekerja sesuai dengan prinsip kenikmatan tanpa mempedulikan kenyataan. Seorang bayi pada waktu lahir
telah mempunyai id. la tidak mempunyai kemampuan untuk menghambat, mengawasi atau memodifikasi
dorongan nalurinya. Karena itu ia sangat tergantung pada ego orang lain di lingkungannya.
2. Ego
Lebih teratur organisasinya dan tugasnya adalah untuk menghindari ketidaksenangan dan rasa nyeri dengan
melawan atau mengatur pelepasan dorongan nalurinya agar sesuai dengan tuntutan dunia luar. Freud
menganggap bahwa kemampuan ego untuk mempertahankan hubungan dengan dunia luar termasuk dalam
fungsi utamanya. Hubungan ini ditandai dengan sifat-sifat: rasa kenyataan (sense of reality), uji kenyataan
(reality tesing) dan penyesuaian atau adaptasi pada kenyataan. Ego mulai terbentuk bilamana anak mulai
merasa adanya perbedaan itu, yaitu sewaktu ia berumur kira-kira 1 tahun
3. Superego

Mulai nyata waktu komplex Oedipus diselesaikan dan dengan ini identifikasi dengan
orang tua dari sex yang sama dipercepat. Selama masa laten dan sesudahnya,
individu itu meneruskan dengan perkembangannya yang berdasarkan identifikasi
sebelumnya, tetapi sekarang identifikasi dengan guru, pahlawan dan orang lain yang
dikaguminya. Ajaran, norma dan hukuman yang diletakkan kepadanya oleh orang
tuanya dari luar, dimasukkan ke dalam superego (internalisasi), yang selanjutnya
menilai dan membimbing perilakunya dari dalam, biarpun orang-tuanya tidak ada
lagi di sampingnya. Superego yang mulai terbentuk pada umur 5-6 tahun.
D. Kepribadian dalam Psikoanalisis
adalah pola adaptasi terhadap dorongan instingtual dan
dorongan dari lingkungan yang sudah menjadi ciri khas atau
kebiasaan individu dan yang langsung dapat diamati
(dibedakan dari ego), seperti perilaku dan cara pembelaan,
bereaksi, berpikir dan merasa.
E. Ciri- Ciri Kepribadian
F. Gangguan kepribadian
terjadi bila suatu pola atau jenis kepribadian
menonjol sedemikian rupa sehingga merugikan
individu dan/atau orang lain.
GANGGUAN KEPRIBADIAN
1. Gangguan kepribadian paranoid
2. Gangguan kepribadian schizoid
3. Gangguan kepribadian dissosial
4. Gangguan kepribadian emosional tak stabil
◦ a. Tipe impulsive
◦ b. Tipe ambang
5. Gangguan kepribadian histrionik
6. Gangguan kepribadian cemas (menghindar)
7. Gangguan kepribadian dependen
8. Gangguan kepribadian khas lainnya
9. Gangguan kepribadian anankastik
10. Gangguan kepribadian YTT
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai