Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH PSIKOLOGI KEPRIBADIAN I

“PSIKOLOGI INDIVIDUAL”

Dosen pengampu : Togi Fitri A. Ambarita,M.Psi

Disusun oleh :
- Enjelika Tresia Tarigan (19900079)
- jovinca sinaga (19900101)
- Hwida Sari Sinaga (19900064)
- Dedy Sinaga (19900085)
- Roni Hansen Panggabean (19900087)
- Rjekki Asroni Damuli Cibro (19900115)
- Erics Boy Sitorus (19900091)

Fakultas Psikologi

Universitas HKBP Nommensen Medan

Tahun ajaran 2020/2021


PENDAHULUAN

Psikologi Individual adalah salah satu aliran psikologi yang dirumuskan oleh Alfred Adler.
Awalnya Adler adalah salah orang yang bekerja sama dengan Freud dan para psikoanalis
lainnya, setelah 8-10 tahun bekerja sama, Adler menyimpang dari pemikiran Freud. Menurut
Adler masalah dalam kehidupan adalah yan menyangkut dengan sosial. Bagi Freud, komponen
yang paling esensi dari kehidupan manusia adalah kemampuan untuk bercinta dan bekerja. Bagi
Adler fungsi sehat tidak hanya bercinta dan bekerja, tetapi perhatiannya lebih diarahkanbagi
kesejahteraan bersama (sosial). Teori Psikologi Individual sangat memberi konstribusi yang
sangat berarti pada ilmu psikologi. Teorinya merupakan cikal bakal dari teori humanistik seperti
dikemukakan oleh Abraham Maslow, Carl Ranson Rogers, teori lapangan oleh Kurt Lewin dan
teori kognitif oleh George Kelly.
Makalah ini akan dibahas konsep dasar psikologi individual, Konsep-konsep Pokok Teori
Adler Sebagai Aliran Psikologi, pandangan tentang hakikat manusia, perkembangan
kepribadian, struktur kepribadian dari teori Adler, perkembangan kepribadian abnormal, tujuan
konseling daam psikologi individual, sumbangan dari psikologi individual, teknik konseling, dan
kelebihan dan kelemahan psikologi individual.
PEMBAHASAN

A. Konsep Dasar Psikologi Individual

Aliran psikologi individual dipelopori oleh Alferd Adler dan dikembangkan sebagai
sistematika terapi oleh Rudolf Dreikurs dan Donald Dinkmeyer, yang dikenal dengan
nama Adlerian Counseling. Dalam corak terapi ini perhatian utama diberikan kepada kebutuhan
seseorang untuk menempatkan diri dalam kelompok sosialnya. Ketiga konsep pokok dalam
corak terapi ini adalah rasa rendah diri (inferiority Feeling), usaha untuk mencapai keunggulan
(striving for superiority), dan gaya hidup perseorangan (a person’s lifestyle). Manusia kerap
mengalami rasa rendah diri karena berbagai kelemahan dan kekurangan yang mereka alami, dan
berusaha untuk menghilangkan ketidakseimbangan dalam diri sendiri melalui aneka usaha
mencari konvensasi terhadap rasa rendah diri itu, dengan mengejar kesempurnaan dan
keunggulan dalam satu atau beberapa hal. Dengan demikian manusia bermotivasi untuk
menguasai situasi hidupnya, sehingga dia merasa puas dapat menunjukkan keunggulannya,
paling sedikit dalam bayangannya sendiri. Untuk mencapai itu anak kecil sudah
mengembangakan suatu gaya hidup perseorangan, yang mewarnai keseluruhan perilakunya
dikemudian hari meskipun biasanya tidak disadari sendiri. Selama proses terapi konselor
mengumpulkan informasi tentang kehidupan konseling dimasa sekarang dan dimasa lampau
sejak berusia sangat muda, antara lain berbagai peristiwa dimasa kecil yang masih diingat, urutan
kelahiran dan keluarga, impian-impian dan keanehan dalam perilaku. Dari semua informasi itu
konselor menggali perasaan rendah diri pada konseli yang bertahan sampai sekarang dan
menemukan segala usahanya untuk menutupi perasaannya itu melalui suatu bentuk konvensasi,
sehingga mulai tampak gaya hidup perseorangan. Selanjutnya konselor membantu konseli untuk
mengembangkan tujuan-tujuan yang lebih membahagiakan bagi konseli dan merancang suatu
gaya hidup yang lebih konstruktif. Dalam melayani anak muda yang menunjukkan gejala salah
suai dalam bergaul dalam pihak teman disekolah, konselor berusaha menemukan perasaan
rendah diri yang mendasari usaha konvensasi dengan bertingkah laku aneh, yang ternyata
menimbulkan berbagai gangguan didalam kelas. Menurut pendapat Schmidt (1993) banyak
unsure dalam psikologi individual cocok untuk diterapkan dalam konseling disekolah baik dalam
konseling individual maupun konseling kelompok.
Psikologi individual mempunyai arti yang penting sebagai cara untuk memahami tingkah
laku manusia. Pengertian seperti gambaran semua, rasa rendah diri, kompensasi, gaya hidup, diri
yang kreatif, memberi pedoman yang penting untuk memahami sesama manusia. Aliran ini tidak
memberikan susunan yang teliti mengenai struktur, dinamika, serta perkembangan kepribadian,
tetapi mementingkan perumusan petunjuk-petunjuk praktis untuk memahami sesama manusia.
Karena itu justru dalam praktik pendidikanlah teori Adler ini punya arti yang sangat penting
karena hal-hal berikut ini
1. Penentuan tujuan-tujuan yang susila, seperti:
a. Keharusan memikul tanggung jawab
b. Keberanian menghadapi kesukaran-kesukaran hidup
c. Mengikis dorongan keakuan dan mengembangkan dorongan kemasyarakatan
d. Menyelami diri sendiri dan membuka kecenderungankecenderungan egoistis yang yang
tersembunyi.
2. Optimismenya dalam bidang pendidikan. Lain dari pada itu pendekatannya secara psikologi
sosial berarti membuka halaman baru dalam bidang psikologi kepribadian. Adler berpendapat
bahwa manusia pertama-tama dimotivasikan oleh dorongan-dorongan sosial. Menurut Adler
manusia pada dasarnya adalah makhluk sosial. Mereka menghubungkan dirinya dengan orang
lain, ikut dalam kegiatan-kegiatan kerjasama sosial, menempatkan kesejahteraan sosial di atas
kepentingan diri sendiri dan mengembangkan gaya hidup untuk memutuskan dorongan-
dorongannya, tetapi secara jelas juga termotivasi untuk melaksanakan:
a. Tanggung jawab sosial
b. Pemenuhan kebutuhan untuk mencapai sesuatu.
Bilamana Freud berpendapat bahwa “libido sexsual” (hal yang ada diluar kesadaran) adalah
nafsu pokok yang mempengaruhi hidup manusia, maka Adler merujuk pada struktur kepribadian
yang kompleks, artinya manusia bertindak atas apa yang dirasakan terhadap lingkungan
sekitarnya, bukan atas apa yang tidak disadarinya

B. Pandangan Tentang Hakekat Manusia


Psikologi individual didasarkan atas pandangan holistik mengenai pribadi manusia. Kata
individual tidak berarti bahwa model ini dipusatkan kepada individu sebagai lawan kelompok
manusia. Kata tersebut berarti bahwa manusia di pandang sebagai suatu kesatuan yang tidak
dapat dipisahkan. Karena itu manusia juga tidak terpisahmenjadi bagian – bagian, maka
kepribadian itu di pandang sebagai suatu kesatuan atau keseluruhan yang tidak dapat di pisahkan.
Manusia tidak terpisah dari bagian – bagian, dan kepribadiannya pun berpadu menjadi suatu
kesatuan dan hanya dapat dipahami apabila kepribadian tersebut dipandang sebagai suatu
keseluruhan.
Salah satu implikasi dari pandangan tersebut adalah bahwa klien seyogyanya dipandang
sebagai suatu bagian terpadu dalam sistem sosial. Psikologi individual tertumpu pada keyakinan
pokok bahwa kebahagiandan keberhasilan seseorang pada umumnya berkaitan dengan
keterikatan sosial. Sebagai makhluk sosial,manusia mempunyai kebutuhan untuk bermanfaat
pula dalam masyarakat, mengingat manusia itu juga melekat dalam masyarakat maka manusia
tidk dapat dipahami dalam terpisah dari konteks sosial. Adler berpendapat bahwa manusia
mempunyai kebutuhan yang kuat untuk merasa bersatu dengan orang lain. Dengan demikian
manusia akan mampu bertindak dengan berani dalam menghadapi dan menangani permasalahan
hidup. Manusia memiliki kebutuhan yang kuat untuk memnempati dan menemukan tempat yang
berarti dalam masyarakat. Tiadanya perasaan untuk mendapatkan tempat dan diterima oleh orang
lain merupakan salah satu musibah yang paling hebat terhadap perasaan manusia. Manusia itu
tidak hanya membutuhkan manusia lain, manusia juga mempunyai perasaan untuk diterima oleh
orang lain. Pada gilirannya pengembangan minat sosial itu menjadi tujuan dari konseling,
manusia yang tidak memiliki minat sosial akan merasa sakit dan manusia yang memiliki rasa
minat sosialnya akan merasa sehat. Adler menyamakan konsep minat sosial ini dengan perasaan
identifikasi dan simpati terhadap orang lain. Adler mengemukakan bahwa minat sosial itu
berarti : “melihat dengan mata orang lain, mendengar dengan telinga orang lain, dan merasa
dengan hati orang lain”.[5]

C. Konsep-konsep Pokok Teori Adler Sebagai Aliran Psikologi


1. Individualitas sebagai pokok persoalan
Adler memilih nama Individualitas psychology dengan harapan dapat menekankan keyakinannya
bahwa setiap orang itu unik dan tidak dapat dipecah.[6] Psikologi individual menekankan
kesatuan kepribadian. Menurut Adler setiap orang adalah suatu konfigurasi motif-motif, sifat-
sifat, serta nilai-nilai yang khas dan setiap perilakunya menunjukkan corak khas gaya kehidupan
yang bersifay individual, yang diarahkan pada tujuan tertentu.

2. Kesadaran dan ketidaksadaran


Adler memandang unitas (kesatuan) kepribadian juga terjadi antara kesadaran dan
ketidaksadaran. Menurut Adler, tingkah laku tidak sadar adalah bagian dari tujuan final yang
belum terformulasi dan belum terpahami secara jelas. Adler menolak pandangan bahwa
kesadaran dan ketidaksadaran adalah bagian yang bekerja sama dalam sistem yang unify.
Pikiran sadar, menurut Adler, adalah apa saja yang dipahami dan diterima individu serta dapat
membantu perjuangan mencapai keberhasilan, sedangkan apa saja yang tidak membantu hal
tersebut akan ditekan ke ketidaksadaran, apakah pikiran itu disadari atau tidak tujuannya satu
yaitu untuk menjadi super atau mencapai keberhasilan. Jika Frued memakai gunung es sebagai
ilustrasi yang menggambarkan hubungan dan perbandingan antara alam sadar dan alam tidak
sadar, Adler memakai ilustrasi mahkota pohon dan akar, keduanya berkembang ke arah yang
berbeda untuk mencapai kehidupan yang sama.

3. Tujuan-tujuan fiksi yang final


Konsep adler tentang motivasi manusia sangat berlawanan dengan Freud.
Menurut pandangan Adler tingkah laku seseorang adalah ditentukan oleh
persepsinya, khususnya dari apa yang hendak diinginkan dimasa depan,
dan tidak boleh apa yang dialami atau dilakukan pada masa-masa yang lalu.
Fenomena psikologistidak dijelaskan oleh insting, imfluse (dorongan), dan
pengalaman traumatis, seperti yang dikemukakan oleh sigmund freud, namun
hanya oleh perspektif dengan melihat jalan yang akan dilalui, yaitu sub-ordinat
dari seluruh hidup, menuju tujuan yang sifatnya akhir. Teori Adler membimbing
tingkahlaku kita untuk membuat fiksi yang final. Tujuan ini adalah “fictional”,
sebab dia tidak menjadi dasar penting didalam kenyataan. Agaknya ini sejalan
tentang apa yang mungkin menjadi dasar dalam menginterprestasikan dunia.

4.Inferioriti untuk menjadi superioriti


Bagi Adler, kecenderungan motivasi manusia adalah dorongan “feeling of inferiority” untuk
menjadi superior. Jadi tingkah laku ditentukan oleh gambaran masa depan kita sendiri, seperti
tujuan dan harapan kita. Dengan feeling inferiority yang dimiliki, dapat menumbuhkan hasrat
menjadi superior. Sebetulnya kita dalam hidup ini selalu mencoba untuk mendekati
kesempurnaan. Hidup ini pada dasarnya adalah pergulatan antara feeling inferior untuk menjadi
superior.
Inperiority bukanlah perasaan rendah diri terahadap orang lain, tetapi adler mengartikannya
sebagai perasaan “kurang” atau tidak mampu dalam menyelesaikan tugas-tugas pemenuhan
kebutuhan. Konsep adler tentang superioriti sama dengan pendapat jung tentang “transedence”
dan pelopor dari self realization atau self-actualization oleh horney, maslow dan lainnya. Usaha
untuk menjadi superior, bagi adler berarti selalu mencoba untuk menjadi yang terbaik dan
berusaha untuk dekat dan semakin dekat kepada tujuan yang ideal yang diinginkan.

5. Minat sosial
Minat sosial bersumber dari hubungan ibu dananak selama bulan-bulan pertama kelahiran
anak. Setiap orang memiliki benih minat sosial yang ditaburkan selama tahun-tahun pertama
kehidupan mereka. Kedua orang tua mungkin mempengaruhi minat sosial anak dengan cara yang
agak berbeda. Tugas seorang ibu adalah mengembangkan sebuah ikatan yang mendorong
kedewasaan minat sosial seorang anak.
Konsep adler tentang minat sosial tidak mudah didefenisikan, aslinya dari kata
“gemeinschaftsgefuhl” yang apabila diartikan tidak ada kata yang tepat, sehingga akan selalu
menimbulkan debat. Dalam hal ini maksudnya ialah “minat sosial”, yaitu yang membawa
individu memperhatikan kesejahteraan orang lain dan seluruh hidupnya diarahkan bagi
membimbing pribadinya untuk berbuat bagi kepentingan orang lain itu.
Walaupun kapasitas minat sosial tersebut dibawa semenjak lahir adler meyakini bahwa
keadaan minat tersebut masih kecil, tetapi kapasitas tersebut banyak diperolehnya dari hubungan
antar manusia. Hasil tanggung jawab ini adalah peran ibu sebagai orang pertama dalam
pengalaman sosial anak guna mengembangkan potensi ini. Jika ibu tidak membantu anak dalam
mengembangkan minat sosial maka anak akan mengalami masalah dalam hidup bermsyarakat.
Bagi adler minat sosial itu memungkinkan orang berusaha menjadi superior yaitu menuju sehat
dalam fungsi penyesuaian.

6. Gaya Hidup
Konsep tentang gaya hidup dijelaskan Adler sebagai keunikan pribadi. Gaya hidup yang
uniki adalah menemukan tujuan khusus yang hendak kita miliki dalam kehidupan, dan kita
memilihnya untuk dirinya sendiri. Bagi adler,untuk dapat dicatat contoh yang paling menonjol
dari ciri kehidupan adalah bergerak. Salah satu dari bentuk adanya gerak tersebut yaitu berbicara,
berpikir, merasa dan melakukan suatu perbuatan. Banyak gaya hidup orang didunia ini, misalnya
seorang ingin menjadi superior dengan cara kuat dan mampu dalam bidang fisika, dan yang
lainnya berusaha untuk mampu dalam bidang seni, yang lainnya dalam bidang politik, bidang
dakwah dan sebagainya.

7.. Kekuatan kreatifitas self


Kekuatan kreatifitas self adalah prinsip yang penting dalam kehidupan manusia dan itu
merupakan “kekuatan ketiga” yang menentukan tingkah laku manusia, menurut adler faktor
bawaan memberi kita kemampua yang pasti, dan lingkungan memberi kita pengaruh yang pasti.
Kedua faktor ini dalam kombinasinya memberi pengalaman dan penafsiran bawaan dan
lingkungan agar kita menjadi orang baik dan dapat kreatif membentuk sikap, oleh adler
khususnya bagi kehidupan dan hubungan dengan dunia luar. Konsep adler tentang kreatifitas dari
self, tidak bersifat pasif dalam menerima pengalaman, tetapi dianya sebagai aktor dan initiator
dari tingkah laku. Konsep ini digaris bawahi yang memandang kepribadian tersebut lebih
dinamis. Seseorang adalah konstans terhadap kehidupan aktif menafsirkan dan menggunakan
seluruh pengalamannya.
8.Hubungan kepribadian dengan urutan kelahiran
Teori urutan kelahiran adler berdasarkan keyakinan bahwa kombinasi hereditas, lingkungan
dan kreatifitas akan menentukan kepribadian. Adler meyakini masing-masing anak dalam
keluarga dilahirkan dengan perbedaan genetik, dan perbedaan setting sosial dan masing-masing
anak menafsirkan situaisi yang berbeda.
Penting untuk dilihat kesamaan diantara anak tersebut adalah urutan kelahirannya (anak
pertama, kedua, ketiga, dan seterusnya). Perbedaan tersebut dalam hal mereka
menginterprestasikan pengalaman yang mereka peroleh dalam keluarga. Misalnya anak pertama
lebih banyak menerima perhatian sampai adiknya lahir. Anak bungsu dan anak tunggal
mengalami masalah dalam penyesuaian sosialnya.

9. Posisi tidur dan kepribadian


Hidup kejiwaan merupakan kesatuan antara aspek jiwa dan raga yang tercermin dalam
keadaan terjaga maupun tidur. Dari penelitian yang telah dilakukan terhadap pasiennya Adler
menarik kesimpulan bahwa ada hubungan posisi tidur seseorang dengan kepribadiaannya :
 Tidur telentang, menunjukkan yang bersangkutan memiliki sifat pemberani, dan bercita-cita
tinggi.
 Tidur bergulung, menunjukkan sikap penakut dan lemah dalam mengambil keputusan
 Tidur mengeliat tidak karuan, menunjukkan yang bersangkutan memiliki sifat yang tidak
teratut dan ceroboh
 Tidur dengan kaki diatas bantal, menunjukkan orang ini suka petualangan
 Tidur dilakukan dengan mudah, berarti proses penyesuaian dirinya baik.

D. Perkembangan Kepribadian
Pada periode 4-5 tahun merupakan saat yang menjadi dasar yang sangat menentukan
perkembangan kepribadian seseorang. Adler meyakini bahwa setiap orang dilahirkan dengan
dilegkapi “feeling of inperiority” (rasa rendah diri), namun dibalik itu ada dorongan untuk
menjadi superioriti (rasa diri lebih).
Manusia kerap kali mengalami rasa rendah diri karena kelemahan dan keterbatasan yang
mereka miliki, untuk menghilangkan ketidakseimbangan dalam diri tersebut. Mereka melakukan
tindakan kompensasi dengan mengejar kesempurnaan dan keunggulan dalam satu atau beberapa
hal. Dengan demikian manusia temotivasi untuk menguasai situasi hidupnya sehingga dia merasa
puas dan dapat menunjukkan keunggulannya, paling sedikit dalam bayangannya sendiri.
Perjuangan untuk mencapai superioriti itu mendorong usaha-usaha dalam diri individu.
Gerald Corey menguraikan bahwa orang mencoba mengatasi inferioritas dasarnya dengan
kekuasaan. Dengan berusaha untuk mencapai superioritas, ia ingin mengubah kelemahan dengan
kekuatan atau mencoba mencapai keunggulan pada suatu bidang sebagai konpensasi dari
kekurangannya dibidang-bidang lain. Usaha-usaha inilah yang membawa keperkembangan
kepribadian yang diikuti dengan perkembangan hubungan sosial, maka terbentuklah gaya hidup
yang sukar untuk diubah, karena banyak ditentukan oleh pengalaman-pengalaman pada umur 4-5
tahun.

E. Struktur Kepribadian Dari Teori Adler


Manusia secara hakiki adalah makhluk sosial, bahwa manusia merupakan suatu keseluruhan
yang tidak dapat terbagi-bagi. Sejak lahir manusia membutuhkan pergaulan dengan orang-orang
lain untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan biologisnya yaitu makan, minum, dll. Manusia
sebagai makhluk sosial yang sebenarnya tidak perlu lagi dibuktikan dengan kebenarannya
sekaligus juga sebagai makhluk sosial. Adler yakin bahwa manusia memulai hidup dengan
kelemahan fisik yang mengaktifkan perasaan interior, perasaan yang menggerakkan orang untuk
bergerak untuk menjadi superioritas dan menjadi sukses.
1) Dasar kepribadian terbentuk pada usia empat sampai dengan lima tahun.
2) Pada awalnya manusia dilahirkan feeling of inferioriti kemudian menjadi dorongan bagi
perjuangannya ke arah feeling of superiority.
3)Anak-anak menghadapi lingkungannya dengan kemampuan dasar dan menginterpretasikan
kemampuan itu, dari pada itu sosial interesnya pun berkembang.
4) selanjutnya terbentuk life style yang unik untuk masing-masing individu yang bersifat self
determenistik, teleologis dan holistik.

F. Perkembangan Kepribadian Abnormal


Pada dasarnya keabnormalan kepribadian seseorang disebabkan oleh inferioriti feeling yang
tidak ditanggulangi dengan baik atau dibesar-besarkan serta berlangsung secara tidak wajar akan
menimbulkan bibit ketidaknormalan, apalagi dibarengi dengan (1) cacat fisik maupun mental, (2)
perlakuan orang tua yang tidak wajar, (3) apabila anak ditelantarkan. Menurut Gerald Corey
adler menkankan jenis-jenis pengaruh awal yang menyebabkan anak mengembangkan gaya
hidup yang keliru.
Adler menyatakan bahwa gaya hidup yang salah suai adalah hasil dari tiga kondisi dimasa
kanak-kanak. Kelemahan organik atau cacat, pemanjaan dan pengabaian. Anak-anak dengan
cacat fisik akan kesulitan akan kesulitan dalam tugas-tugas kehidupannya. Melalui pemahaman
orang tua dapat dikembangkan kekutan untuk berkompensasi dari kelemahannya tersebut
dibidang lain. Anak yang dimanjakan sukar berkembangan minat sosialnya dan harapannya
selalu berpusat pada dirinya. Selanjutnya anak-anak yang diabaikan akan menjadi musuh atau
berlawanan dimasyarakat dan bersifat mendominasi akibat dari balas dendam terhadap
kebutuhan yang tidak terpenuhi. Pemanjaan dan pengabaian akan memberi konstribusi pada apa
yang disebut adler dengan “pampere life style” (gaya hidup manja). Menurut adler gaya hidup
yang manja akan berpotensi berbahaya bagi keseluruhan anggota masyarakat.

G. Tujuan Konseling Dalam Psikologi Individual


Berdasarkan perkembangan kepribadian yang abnormal dan bertingkah laku salah suai
dirumuskan tujuan konseling sebagai berikut :
1. Mengubah konsep tentang klien sendiri. Individu yang bermasalah sebetulnya disebabkan oleh
konsep diri yang dimilikinya bersifat negatif dalam arti dia sering melihat dirinya tidak sesuai
dengan keadaan yang sebenarnya, dia melihat bahwa keadaannya jauh dari keadaan yang
dimilikinya sekarang sehingga menghambat hubungan sosialnya. Di dalam proses konseling
dilakukan upaya pengubahan konsep diri sehingga betul-betul sesuai dengan keadaan yang
sabenarnya.
2. Melalui pengubahan konsep diri diharapkan akan dapat berubah pula fisiknya.
3. Dari perubahan fisiknya diharapkan akan berubah pula gaya hidup dan akhirnya dapat idubah
pulatingkah lakunya.
Konsep yang dilandaskan atas psikologi individual oleh Adler menjelaskan bahwasannya
dalam proses bimbingan dan konseling menitikberatkan pada perubahan pribadi individu itu
sendiri. Bahkan perubahan jiwa seseorang akan dapat mempengaruhi perubahan berupa fisik.
Karena dalam teori Adler perkembangan seseorang itu atas dasar seluruh kesatuan yang ada
dalam diri individu tersebut, baik fisik maupun fsikis.

H. Sumbangan Konsep Model Psikologi Individual


Apabila ditelaah secara lebih mendalam tentang model psikologi individual, cukup banyak
konsep-konsepnya yang memberikan sumbangan dalam proses konseling kelompok maupun
konseling individual. Sumbangan tersebut antara lain dari penekanannya pada unsur sosial dalam
pembentukan dalam perkembangan kepribadian individu.
Dapat disimpulkan sumbangan model ini dalam konseling adalah sebagai
berikut:
1. Pandangannya tentang persepsi, dan fiksi yang amat menentukan tingkah laku, dalam hal ini
konselor dapat menggalih persepsi yang keliru dari kliennya, sehingga terlihat tidak lagi logis
dan realistis. Tugas konselor dalam konseling tentunya mengembalikan persepsi yang tidak
benar tersebut kembali agar dapat menjadi logis sehingga dapatditerima dalam interaksi sosial
terhadap orang lain
2. Konsep Adler tentang minat sosial dapat dipakai konselor pada saat konseling guna
mengungkapkan apakah selama ini pada diri klien telah perkembangan minat sosialnya, banyak
masalah yang disebabkan oleh tidak berkembangnya minat sosial ini, pengungkapan tentang hal
ini diperlukan konselor guna mengajak klien membangkitkan kembali minat sosial ini dengan
cara berpikir dan bertingkah laku yang selalu memperhatikan kondisi dalam lingkungan sosial.
3. Konsep dasar tentang feeling of inferioriti dan feeling of superioriti, membawa konselor untuk
mengajak klien yang bermasalah melakukan tindakan konfensasi positif, sehingga dapat
diraihnya keberhasilan dalam bidang lain. Keberhasilan yang dicapainya akan dapat menekan
feeling of inferioriti yang mungkin slema ini dominan ada dalam diri klien.

E. Teknik Konseling
Konseling individual tidak merumuskan teknik khusus, namun dalam berbagai literatur hanya
disarankan sejenis pedoman umum yang dapat memandu konselor dalam konseling. Hansen
merumuskan teknik tersebut sebagai berikut :
1. Menganalisis gaya hidup klien, diantaranya :
a. Konselor harus sampai pada kenyataan tentang faktor-faktor yang meyakinkan akan
mempengaruhi kepribadian klien sampai dia mengenal maslah sehingga saat konseling
berlangsung.
b. Pemahaman yang sebenarnya tentang pola-pola tingkah laku selama ini secara nyata, untuk
menemukan kesenjangan.
c. Konselor harus dapat membandingkan keadaan keluarga dimana klien hidup dengan yang
seharusnya, sebab semua itu akan mempengaruhi tingkah laku klien.
2. Menginterpretasikan ingatan masa lau yang ada kaitannya dengan kondisi sekarang, yaitu
keadaannya pada waktu umur dibawah 10 tahun. Keadaan masa lalu itu diperkirakan akan
berpengaruh pada masa sekarang, khususnya pembentukan kepribadian yang abnormal.
3. Dengan penafsiran tersebut diharapkan persepsi klien berubah dan pada akhirnya dia dapat
merubah tingkahlakunya, sehingga sesuai dengan keadaan sekarang.

F. Kelebihan Dan Kelemahan Konseling Individual


Kelebihan:
 Self kreatif merupakan puncak prestasi Adler sebagai teori kepribadian.
 Menurut Adler perkembangan manusia tidak hanya dikarenakan faktor internal, akan tetapi
dikarenakan juga faktor eksternal.

Kelemahan :
 Menggunakan konsep-konsep dasar yang tidak bisa dikatan bersifat fisikal dan behaviouristik.
 Mengenai teorinya yang memandang seseoranglah yang menciptakan kepribadian atau gaya
hidupnya, jika dilihat dari persepkrif eksperimental, pendapat semacam ini hanyalah ilusi belaka,
dan tidak ada ilmuan dan bahkan teoritikus kepribadian yang akan memakainya.
DAFTAR PUSTAKA

Buku I,teori kepribadian,theories of personality,jess feist ,gregory j.feist,penerbit


Salemba humanika.

Anda mungkin juga menyukai