“PSIKOLOGI INDIVIDUAL”
Disusun oleh :
- Enjelika Tresia Tarigan (19900079)
- jovinca sinaga (19900101)
- Hwida Sari Sinaga (19900064)
- Dedy Sinaga (19900085)
- Roni Hansen Panggabean (19900087)
- Rjekki Asroni Damuli Cibro (19900115)
- Erics Boy Sitorus (19900091)
Fakultas Psikologi
Psikologi Individual adalah salah satu aliran psikologi yang dirumuskan oleh Alfred Adler.
Awalnya Adler adalah salah orang yang bekerja sama dengan Freud dan para psikoanalis
lainnya, setelah 8-10 tahun bekerja sama, Adler menyimpang dari pemikiran Freud. Menurut
Adler masalah dalam kehidupan adalah yan menyangkut dengan sosial. Bagi Freud, komponen
yang paling esensi dari kehidupan manusia adalah kemampuan untuk bercinta dan bekerja. Bagi
Adler fungsi sehat tidak hanya bercinta dan bekerja, tetapi perhatiannya lebih diarahkanbagi
kesejahteraan bersama (sosial). Teori Psikologi Individual sangat memberi konstribusi yang
sangat berarti pada ilmu psikologi. Teorinya merupakan cikal bakal dari teori humanistik seperti
dikemukakan oleh Abraham Maslow, Carl Ranson Rogers, teori lapangan oleh Kurt Lewin dan
teori kognitif oleh George Kelly.
Makalah ini akan dibahas konsep dasar psikologi individual, Konsep-konsep Pokok Teori
Adler Sebagai Aliran Psikologi, pandangan tentang hakikat manusia, perkembangan
kepribadian, struktur kepribadian dari teori Adler, perkembangan kepribadian abnormal, tujuan
konseling daam psikologi individual, sumbangan dari psikologi individual, teknik konseling, dan
kelebihan dan kelemahan psikologi individual.
PEMBAHASAN
Aliran psikologi individual dipelopori oleh Alferd Adler dan dikembangkan sebagai
sistematika terapi oleh Rudolf Dreikurs dan Donald Dinkmeyer, yang dikenal dengan
nama Adlerian Counseling. Dalam corak terapi ini perhatian utama diberikan kepada kebutuhan
seseorang untuk menempatkan diri dalam kelompok sosialnya. Ketiga konsep pokok dalam
corak terapi ini adalah rasa rendah diri (inferiority Feeling), usaha untuk mencapai keunggulan
(striving for superiority), dan gaya hidup perseorangan (a person’s lifestyle). Manusia kerap
mengalami rasa rendah diri karena berbagai kelemahan dan kekurangan yang mereka alami, dan
berusaha untuk menghilangkan ketidakseimbangan dalam diri sendiri melalui aneka usaha
mencari konvensasi terhadap rasa rendah diri itu, dengan mengejar kesempurnaan dan
keunggulan dalam satu atau beberapa hal. Dengan demikian manusia bermotivasi untuk
menguasai situasi hidupnya, sehingga dia merasa puas dapat menunjukkan keunggulannya,
paling sedikit dalam bayangannya sendiri. Untuk mencapai itu anak kecil sudah
mengembangakan suatu gaya hidup perseorangan, yang mewarnai keseluruhan perilakunya
dikemudian hari meskipun biasanya tidak disadari sendiri. Selama proses terapi konselor
mengumpulkan informasi tentang kehidupan konseling dimasa sekarang dan dimasa lampau
sejak berusia sangat muda, antara lain berbagai peristiwa dimasa kecil yang masih diingat, urutan
kelahiran dan keluarga, impian-impian dan keanehan dalam perilaku. Dari semua informasi itu
konselor menggali perasaan rendah diri pada konseli yang bertahan sampai sekarang dan
menemukan segala usahanya untuk menutupi perasaannya itu melalui suatu bentuk konvensasi,
sehingga mulai tampak gaya hidup perseorangan. Selanjutnya konselor membantu konseli untuk
mengembangkan tujuan-tujuan yang lebih membahagiakan bagi konseli dan merancang suatu
gaya hidup yang lebih konstruktif. Dalam melayani anak muda yang menunjukkan gejala salah
suai dalam bergaul dalam pihak teman disekolah, konselor berusaha menemukan perasaan
rendah diri yang mendasari usaha konvensasi dengan bertingkah laku aneh, yang ternyata
menimbulkan berbagai gangguan didalam kelas. Menurut pendapat Schmidt (1993) banyak
unsure dalam psikologi individual cocok untuk diterapkan dalam konseling disekolah baik dalam
konseling individual maupun konseling kelompok.
Psikologi individual mempunyai arti yang penting sebagai cara untuk memahami tingkah
laku manusia. Pengertian seperti gambaran semua, rasa rendah diri, kompensasi, gaya hidup, diri
yang kreatif, memberi pedoman yang penting untuk memahami sesama manusia. Aliran ini tidak
memberikan susunan yang teliti mengenai struktur, dinamika, serta perkembangan kepribadian,
tetapi mementingkan perumusan petunjuk-petunjuk praktis untuk memahami sesama manusia.
Karena itu justru dalam praktik pendidikanlah teori Adler ini punya arti yang sangat penting
karena hal-hal berikut ini
1. Penentuan tujuan-tujuan yang susila, seperti:
a. Keharusan memikul tanggung jawab
b. Keberanian menghadapi kesukaran-kesukaran hidup
c. Mengikis dorongan keakuan dan mengembangkan dorongan kemasyarakatan
d. Menyelami diri sendiri dan membuka kecenderungankecenderungan egoistis yang yang
tersembunyi.
2. Optimismenya dalam bidang pendidikan. Lain dari pada itu pendekatannya secara psikologi
sosial berarti membuka halaman baru dalam bidang psikologi kepribadian. Adler berpendapat
bahwa manusia pertama-tama dimotivasikan oleh dorongan-dorongan sosial. Menurut Adler
manusia pada dasarnya adalah makhluk sosial. Mereka menghubungkan dirinya dengan orang
lain, ikut dalam kegiatan-kegiatan kerjasama sosial, menempatkan kesejahteraan sosial di atas
kepentingan diri sendiri dan mengembangkan gaya hidup untuk memutuskan dorongan-
dorongannya, tetapi secara jelas juga termotivasi untuk melaksanakan:
a. Tanggung jawab sosial
b. Pemenuhan kebutuhan untuk mencapai sesuatu.
Bilamana Freud berpendapat bahwa “libido sexsual” (hal yang ada diluar kesadaran) adalah
nafsu pokok yang mempengaruhi hidup manusia, maka Adler merujuk pada struktur kepribadian
yang kompleks, artinya manusia bertindak atas apa yang dirasakan terhadap lingkungan
sekitarnya, bukan atas apa yang tidak disadarinya
5. Minat sosial
Minat sosial bersumber dari hubungan ibu dananak selama bulan-bulan pertama kelahiran
anak. Setiap orang memiliki benih minat sosial yang ditaburkan selama tahun-tahun pertama
kehidupan mereka. Kedua orang tua mungkin mempengaruhi minat sosial anak dengan cara yang
agak berbeda. Tugas seorang ibu adalah mengembangkan sebuah ikatan yang mendorong
kedewasaan minat sosial seorang anak.
Konsep adler tentang minat sosial tidak mudah didefenisikan, aslinya dari kata
“gemeinschaftsgefuhl” yang apabila diartikan tidak ada kata yang tepat, sehingga akan selalu
menimbulkan debat. Dalam hal ini maksudnya ialah “minat sosial”, yaitu yang membawa
individu memperhatikan kesejahteraan orang lain dan seluruh hidupnya diarahkan bagi
membimbing pribadinya untuk berbuat bagi kepentingan orang lain itu.
Walaupun kapasitas minat sosial tersebut dibawa semenjak lahir adler meyakini bahwa
keadaan minat tersebut masih kecil, tetapi kapasitas tersebut banyak diperolehnya dari hubungan
antar manusia. Hasil tanggung jawab ini adalah peran ibu sebagai orang pertama dalam
pengalaman sosial anak guna mengembangkan potensi ini. Jika ibu tidak membantu anak dalam
mengembangkan minat sosial maka anak akan mengalami masalah dalam hidup bermsyarakat.
Bagi adler minat sosial itu memungkinkan orang berusaha menjadi superior yaitu menuju sehat
dalam fungsi penyesuaian.
6. Gaya Hidup
Konsep tentang gaya hidup dijelaskan Adler sebagai keunikan pribadi. Gaya hidup yang
uniki adalah menemukan tujuan khusus yang hendak kita miliki dalam kehidupan, dan kita
memilihnya untuk dirinya sendiri. Bagi adler,untuk dapat dicatat contoh yang paling menonjol
dari ciri kehidupan adalah bergerak. Salah satu dari bentuk adanya gerak tersebut yaitu berbicara,
berpikir, merasa dan melakukan suatu perbuatan. Banyak gaya hidup orang didunia ini, misalnya
seorang ingin menjadi superior dengan cara kuat dan mampu dalam bidang fisika, dan yang
lainnya berusaha untuk mampu dalam bidang seni, yang lainnya dalam bidang politik, bidang
dakwah dan sebagainya.
D. Perkembangan Kepribadian
Pada periode 4-5 tahun merupakan saat yang menjadi dasar yang sangat menentukan
perkembangan kepribadian seseorang. Adler meyakini bahwa setiap orang dilahirkan dengan
dilegkapi “feeling of inperiority” (rasa rendah diri), namun dibalik itu ada dorongan untuk
menjadi superioriti (rasa diri lebih).
Manusia kerap kali mengalami rasa rendah diri karena kelemahan dan keterbatasan yang
mereka miliki, untuk menghilangkan ketidakseimbangan dalam diri tersebut. Mereka melakukan
tindakan kompensasi dengan mengejar kesempurnaan dan keunggulan dalam satu atau beberapa
hal. Dengan demikian manusia temotivasi untuk menguasai situasi hidupnya sehingga dia merasa
puas dan dapat menunjukkan keunggulannya, paling sedikit dalam bayangannya sendiri.
Perjuangan untuk mencapai superioriti itu mendorong usaha-usaha dalam diri individu.
Gerald Corey menguraikan bahwa orang mencoba mengatasi inferioritas dasarnya dengan
kekuasaan. Dengan berusaha untuk mencapai superioritas, ia ingin mengubah kelemahan dengan
kekuatan atau mencoba mencapai keunggulan pada suatu bidang sebagai konpensasi dari
kekurangannya dibidang-bidang lain. Usaha-usaha inilah yang membawa keperkembangan
kepribadian yang diikuti dengan perkembangan hubungan sosial, maka terbentuklah gaya hidup
yang sukar untuk diubah, karena banyak ditentukan oleh pengalaman-pengalaman pada umur 4-5
tahun.
E. Teknik Konseling
Konseling individual tidak merumuskan teknik khusus, namun dalam berbagai literatur hanya
disarankan sejenis pedoman umum yang dapat memandu konselor dalam konseling. Hansen
merumuskan teknik tersebut sebagai berikut :
1. Menganalisis gaya hidup klien, diantaranya :
a. Konselor harus sampai pada kenyataan tentang faktor-faktor yang meyakinkan akan
mempengaruhi kepribadian klien sampai dia mengenal maslah sehingga saat konseling
berlangsung.
b. Pemahaman yang sebenarnya tentang pola-pola tingkah laku selama ini secara nyata, untuk
menemukan kesenjangan.
c. Konselor harus dapat membandingkan keadaan keluarga dimana klien hidup dengan yang
seharusnya, sebab semua itu akan mempengaruhi tingkah laku klien.
2. Menginterpretasikan ingatan masa lau yang ada kaitannya dengan kondisi sekarang, yaitu
keadaannya pada waktu umur dibawah 10 tahun. Keadaan masa lalu itu diperkirakan akan
berpengaruh pada masa sekarang, khususnya pembentukan kepribadian yang abnormal.
3. Dengan penafsiran tersebut diharapkan persepsi klien berubah dan pada akhirnya dia dapat
merubah tingkahlakunya, sehingga sesuai dengan keadaan sekarang.
Kelemahan :
Menggunakan konsep-konsep dasar yang tidak bisa dikatan bersifat fisikal dan behaviouristik.
Mengenai teorinya yang memandang seseoranglah yang menciptakan kepribadian atau gaya
hidupnya, jika dilihat dari persepkrif eksperimental, pendapat semacam ini hanyalah ilusi belaka,
dan tidak ada ilmuan dan bahkan teoritikus kepribadian yang akan memakainya.
DAFTAR PUSTAKA