Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Psikologi individual adalah salah satu aliran psikologi yang dirumuskan oleh Alfred
Adler. Awalnya Adler adalah salah orang yang bekerja sama dengan Freud dan para
psikoanalis lainnya, setelah 8-10 tahun bekerja sama, Adler menyimpang dari pemikiran
Freud. Menurut Adler masalah dalam kehidupan adalah yang menyangkut dengan sosial.

Bagi Freud, komponen yang paling esensi dari kehidupan manusia adalah kemampuan
untuk bercinta dan bekerja. Teori Psikologi Individual sangat memberi konstribusi yang
sangat berarti pada ilmu psikologi.

Manusia adalah makhluk yang misteri, demikianlah yang diungkapkan oleh Alexis
Carel ketika menggambarkan keridak tuntasan pencarian hakikat manusia oleh para ahli.
Banyak ikhtiar akademis yang dilakukan oleh para ahli saat ingin memapar siapa
sesungguhnya dirinya.

Manusia mempunyai keperluasan asas yang sama dan perkembangan mereka


bergantung kepada tindak balas terhadap keperluan tersebut. Pertumbuhan manusia
berjalan sesuai prinsip epigenetik yang menyatakan bahwa kepribadian manusia berjalan
menurut delapan tahap. Berkembangnya manusia dari satu tahap ke tahap berikutnya
ditentukan oleh keberhasilannya atau ketidakberhasilannya dalam menempuh tahap
sebelumnya.

Erix Erison adalah salah satu diantara para ahli yang melakukan ikhtiar itu, dari
perspektif psikologi, ia menguraikan manusia dari sudut perkembangannya sejak dari
masa 0 tahun hingga usia lanjut. Erikson beraliran psikoanalisa dan pengembang teori
Freud. Kelebihan yang kita temukan dari Erikson adalah bahwa ia mengurai seluruh
siklus hidup manusia, tidak seperti Freud yang hanya sampai pada masa remaja.

1
Termasuk disini adalah bahwa Erikson memasukkan faktor-faktor sosial yang
mempengaruhi perkembangan tahapan manusia, tidak hanya sekedar faktor libidinal
sexual.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Psikologi individual ?
2. Apa yang ada dalam Psikoanalitik kontemporer ?
3. Bagaimana cara mengaplikasikan Psikoanalitik kontemporer ?

C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui dari apa yang dimaksud dalam Psikologi individual.
2. Untuk paham pada apa yang ada dalam Psikoanalitik kontemporer.
3. Untuk mengetahui cara mengaplikasikan psikoanalitik kontemporer.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Konsep Dasar Psikologi Individual

Aliran psikologi individual dipelopori oleh Alferd Adler dan dikembangkan sebagai
sistematika terapi oleh Rudolf Dreikurs dan Donald Dinkmeyer, yang dikenal dengan
nama Adlerian Counseling. 

Manusia kerap mengalami rasa rendah diri karena berbagai kelemahan dan kekurangan
yang mereka alami, dan berusaha untuk menghilangkan ketidakseimbangan dalam diri sendiri
melalui aneka usaha mencari konvensasi terhadap rasa rendah diri itu, dengan mengejar
kesempurnaan dan keunggulan dalam satu atau beberapa hal.

Dengan demikian manusia bermotivasi untuk menguasai situasi hidupnya, sehingga dia
merasa puas dapat menunjukkan keunggulannya, paling sedikit dalam bayangannya sendiri.
Untuk mencapai itu anak kecil sudah mengembangakan suatu gaya hidup perseorangan, yang
mewarnai keseluruhan perilakunya dikemudian hari meskipun biasanya tidak disadari sendiri.

Psikologi individual mempunyai arti yang penting sebagai cara untuk memahami tingkah
laku manusia. Pengertian seperti gambaran semua, rasa rendah diri, kompensasi, gaya hidup,
diri yang kreatif, memberi pedoman yang penting untuk memahami sesama manusia. Aliran
ini tidak memberikan susunan yang teliti mengenai struktur, dinamika, serta perkembangan
kepribadian, tetapi mementingkan perumusan petunjuk-petunjuk praktis untuk memahami
sesama manusia.

Dalam praktik pendidikan teori adler ini punya arti yang sangat penting karena hal berikut :
1. Penentuan tujuan-tujuan yang susila, seperti:

3
a. Keharusan memikul tanggung jawab
b. Keberanian menghadapi kesukaran-kesukaran hidup
c. Mengikis dorongan keakuan dan mengembangan dorongan kemasyarakatan
d. Menyelami diri sendiri dan membuka kecenderungan egoistis yang tersembunyi

2. Optimismenya dalam bidang pendidikan.


Lain dari pada itu pendekatannya secara psikologi sosial berarti membuka halaman
baru dalam bidang psikologi kepribadian. Menurut Adler manusia pada dasarnya adalah
makhluk sosial. Mereka menghubungkan dirinya dengan orang lain, ikut dalam kegiatan-
kegiatan kerjasama sosial, menempatkan kesejahteraan sosial di atas kepentingan diri
sendiri dan mengembangkan gaya hidup untuk memutuskan dorongan-dorongannya,
tetapi secara jelas juga termotivasi untuk melaksanakan:
a. Tanggung jawab sosial
b. Pemenuhan kebutuhanuntuk mencapai sesuatu

B. Psikoanalitik Kontemporer

1. Struktur Kepribadian
a. Ego kreatif
Adanya sejumlah kualitas yang dimiliki ego, yang tidak ada pada psikoanalisis freud,
yakni kepercayaan dan penghargaan, otonomi dan kemauan, kerajinan dan kompetensi,
identitas dan kesetiaan, keakraban dan cinta, generativitas dan pemeliharaan, serta
integritas. Ego semacam itu disebut ego-kreatif, dimana ego tersebut dapat menemukan
pemecahan kreatif atas masalah baru pada setiap tahap kehidupan.

Menurut erikson, ego sebagian bersifat tak sadar, mengorganisir dan mensintesa
pengalaman sekarang dengan pengalaman diri masa lalu dan dengan diri masa yang akan
datang. Dia menemukan tiga aspek ego yang saling berhubungan, yakni :
Ego ideal : Suatu gambaran terkait dengan konsep diri yang sempurna. Individu cenderung
akan berimajinasi untuk memiliki konsep ego yang lebih ideal disbanding orang lain.

4
Body ego : Mengacu ke pengalaman orang dengan tubuh atau fisiknya sendiri. Individu
cenderung akan melihat fisiknya berbeda dengan fisik tubuh orang lain.
Ego identity : Gambaran yang dimiliki individu terkait dengan diri yang melakukan peran
sosial pada lingkungan tertentu.
Ketiga aspek tersebut umumnya berkembang sangat cepat pada masa dewasa, namun
sesungguhnya perubahan ketiga elemen itu terjadi pada semua tahap kehidupan.

b. Pengaruh masyarakat
Pengaruh masyarakat adalah pembentuk bagian-bagian terbesar ego, meskipun kapasitas
yang dibawa sejak lahir oleh individu juga penting dalam perkembangan kepribadian.
Erikson mengemukakan factor yang memengaruhi kepribadian yang berbeda dengan freud.
Meskipun freud menyatakan bahwa kepribadian dipengaruhi ileh biological. Erikson
memandang kepribadian dipengaruhi oleh factor sosial dan historical.

Erikson menyatakan bahwa potensi yang dimiliki individu adalah ego yang muncul
bersama kelahiran dan harus ditegakkan dalam lingkungan budaya. Anak yang diasuh
dalam budaya masyarakat berbeda cenderung akan membentuk kepribadian yang sesuai
dengan nilai-nilai dan kebutuhan budaya sendiri.

c. Dinamika Kepribadian
Feist dan feist menyatakan bahwa perwujudan dinamika kepribadian adalah hasil
interaksi antara kebutuhan biologis yang mendasar dan pengungkapannya memalui
tindakan-tindakan sosial. Berarti perkembangan kehidupan individu dari bayi hingga
dewasa umumnya dipengaruhi oleh hasil interaksi sosial dengan individu lainnya sehingga
membuat individu menjadi matang baik secara fisik maupun secara psikologis.

2. Perkembangan Kepribadian
a. Prinsip Epigenetik
Menurut erikson, eko berkembang melalui berbagai tahap kehidupan mengikuti prinsip
epigenetic, istilah yang diambil dari embriologi. Perkembangan epigenetic adalah
perkembangan tahap demi tahap dari organ-organ embrio.

5
Ego berkembang mengikuti prinsip epigenetic, artinya dari ego berkembang pada tahap
perkembangan tertentu dalam rentangan waktu tertentu.

b. Konflik psikososial
Teori erikson sendiri memakai dasar perkembangan sosial, pada setiap tahap
perkembangan muncul konflik sosial yang khas, seperti insting seksual, harus
dikembangangkan kearah positif. Pokok pikiran yang dipakai untuk memahami teori
perkembangan psikososial :
 Prinsip epigenetic
 Interaksi bertentangan
 Kekuatan ego
 Aspek somatic

6
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Erikson memberi jiwa baru kedalam teori psikoanalisis, dengan memberi perhatian
yang lebih kepada ego dari pada id dan super ego. Mengembangkan ide-ide khususnya
dalam hubungannya dengan tahap perkembangan dan peran sosial terhadap
pembentukaknnya ego.

Ego berkembang melalui respon tahap kekuatan dalam dan kekuatan lingkungan sosial.
Ego bersifat adaptif dan kreatif, berjuang aktif (otonomi) membantu diri menangani
dunianya. Erikson masih mengakui adanya kualitas dan inisiatif sebagai bentuk dasar pada
tahap awal, namun hal itu hanya bisa berkembang dan masuk melalui pengalaman sosial
dan lingkungan.

Menurutnya ego memiliki sifat adaptif, kreatif, dan otonom. Dia menganggap
lingkungan bukan semata-mata menghambat dan menghukum (Freud), tetapi juga
mendorong dan membantu individu. Ego menjadi mampu terkadang dengan sedikit
bantuan dari terapis menangani masalah secara efektif.

B. Saran

Sebagai manusia makhluk sosial, kita sangat butuh bantuan dan juga keterkaitan antara
orang lain, maka jadilah manusia yang mampu memberi manfaat dan mampu menjadi
pengaruh besar dalam peradaban, makalah ini disusun dengan penuh hati-hati dan teliti,
namun kami masih menyadari masih banyak kekurangan dan untuk kebaikan silahkan
saran dan tanggapannya.

7
DAFTAR PUSTAKA

Alwisol. 2016. Psikologi Kepribadian. Malang: Universitas Muhammadiyah Malang

Alwisol. Psikologi Individual. 2004. Malang. UMM Press

Hendri, Novi. Model – Model Konseling.  Medan. 2013. Perdana Publishig

Suryabrata, Sumadi. Psikologi Kepribadian. 1990. Jakarta.  Rajawali

Taufik. Model-model Konseling. Padang. 2012.  UNP Padang

Winkel , WS. & M.M. Hastuti Sri, Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan, 2010.
Media Abadi. Yogyakarta

Anda mungkin juga menyukai