Anda di halaman 1dari 26

Kelompok 6

Sandra Mariska Sukma 10050019172


Nadhira Nur Sabrina 10050019162
Adler :
Psikologi
Individual
Gambaran umum

Adler menyusun teori yang sederhana dan ringkas.


Menurut Adler, manusia lahir dengan tubuh lemah dan
inferior­suatu kondisi yang mengarah pada perasaan
inferior, sehingga mengakibatkan ketergantungan
pada orang lain. Oleh karena itu, perasaan menyatu
dengan orang lain (minat sosial) sudah menjadi sifat
manusia dan merupakan standar akhir untuk
kesehatan psikologis

3
Berjuang untuk Meraih Keberhasilan atau
Superioritasi
Persepsi Subjektif

Kesatuan dan Self Consistency dari Kepribadian


1 Minat Sosial

Gaya Hidup

Daya Kreatif

2 Perkembangan Abnormal

3 Penerapan Psikologi Individual

4 Penelitian Terkait

4
6 TEORI ADLER
Berjuang untuk Meraih Keberhasilan
atau Superioritasi
▪ Adler mereduksi semua motivasi menjadi satu dorongan tunggal-bejuang
untuk meraih keberhasilan atau superioritas.
▪ Manusia berjuang meraih superioritas atau keberhasilan sebagai cara
untuk mengganti perasaan inferior atau lemah. Adler meyakini bahwa
semua manusia “dikariuniai” tubuh yang kecil, lemah, dan inferior ketika
lahir. Kelemahan fisik memicu perasaan inferior hanya karena manusia,
dengan sifat alami mereka, memiliki kecenderungan bawaan untuk
meraih sempurna atau lengkap. Manusia secara terus-menerus didorong
oleh kebutuhan untuk mengatasi perasaan inferior dan didorong oleh
keinginan untuk menjadi sempurna.
▪ Manusia yang berjuang untuk meraih keberhasilan dari pada superioritas
pribadi tentu saja mampu mempertahankan keadaan dirinya, tetapi
mereka lebih melihat masalah sehari-hari dari sudut pandang
masyarakat dari pada sudut pandang keuntungan pribadi. 6
Sub Bab Berjuang untuk Meraih
Keberhasilan atau Superioritasi
Tujuan Akhir
Menurut Adler (1956), manusia berjuang demi tujuan akhir, entah itu
superioritas pribadi atau keberhasilan untuk semua umat manusia. Pada
masing-masing kasus, tujuan akhir tersebut bersifat khayalan dan tidak
memiliki wujud. Meskipun demikian, tujuan akhir memiliki makna yang
besar karena mempersatukan kepribadian dan membuat semua perilaku
dapat dipahami.
Daya Juang sebagai Kompensasi
Manusia berjuang meraih superioritas atau keberhasilan sebagai cara untuk
mengganti perasaan inferior atau lemah. Adler (1930) meyakini bahwa
semua manusia “dikariuniai” tubuh yang kecil, lemah, dan inferior ketika
lahir. Kelemahan fisik memicu perasaan inferior hanya karena manusia,
dengan sifat alami mereka, memiliki kecenderungan bawaan untuk meraih
sempurna atau lengkap. Manusia secara terus-menerus didorong oleh 7
kebutuhan untuk mengatasi perasaan inferior dan didorong oleh keinginan
untuk menjadi sempurna
Berjuang Meraih superioritas Pribadi
Beberapa orang berjuang meraih superioritas peribadi dengan sedikit atau
tanpa memperhatikan orang lain. Tujuan mereka bersifat personal dan
usaha mereka dimotivasi sebagian besar oleh perasaan inferior yang
berlebihan atau munculnya kompleks inferioritas (inferiority complex).
Pembunuh, pencuri, dan penipu merupakan contoh yang jelas bagi orang-
orang yang berjuang untuk keuntungan pribadi. Beberapa orang membuat
penyamaran yang pintar dalam usahanya meraih tujuan yang bersifat
personal dan mungkin secara sadar atau tidak sadar menyembunyikan
kecenderungan meraka untuk memikirkan diri sendiri di balik tirai
keprihatinan sosial.
Berjuang Meraih Keberhasilan
Sebaliknya, orang-orang yang sehat secara psikologis adalah mereka yang
dimotivasi oleh minat sosial dan keberhasilan untuk semua umat manusia.
Individu-individu yang sehat ini peduli dengan tujuan-tujuan yang melebihi 8
diri mereka sendiri, mampu untuk menolong orang lain tanpa menuntut
atau mengharap imbalan, dan mampu melihat orang lain tidak sebagai
Persepsi Subjektif

▪ Manusia berjuang meraih superioritas atau keberhasilan untuk


mengganti perasaan inferior, tetapi sikap juang mereka tidak
ditentukan oleh kenyataan, namun oleh persepsi subjektif
mereka akan kenyataan, yaitu oleh fiksi atau ekspetasi akan
masa depan.
▪ Manusia tidak di motivasi oleh sesuatu yang nyata, tetapi oleh
persepsi objektif mereka tentang apa yang benar. Contoh
ketiga adalah kepercayaan kepada tuhan yang memberi
pahala kepada yang bebuat baik dan hukuman kepada mereka
yang berbuat jahat. Kepercayaan itu menuntun kehidupan
sehari-hari jutaan manusia dan ikut membentuk tindakan-
tindakan mereka. Entah itu benar atau salah, fiksi memiliki
pengaruh yang kuat dalam kehidupan manusia. 9
Sub Bab Persepsi Subjektif

Fiksionalisme
Fiksi kita yang paling penting adalah tujuan meraih superioritas
atau keberhasilan, tujuan yang kita capai diawal kehidupan dan
mungkin tidak dipahami secara jelas. Tujuan akhir yang fiksional
dan subjektif ini menuntut gaya hidup kita dan menyatukan
(mengintegrasikan) kepribadian kita.
Kelemahan Fisik
Karena manusia memulai hidupnya dari kondisi kecil, lemah, dan
inferior, mereka mengembangkan fiksi atau sistem kepercayaan
tentang bagaimana mengatasi kelemahan fisik ini dengan menjadi
besar, kuat, dan superior. Akan tetapi, bahkan setelah mereka
memperoleh ukuran yang besar, kekuatan, dan superioritas, 1
mereka mungkin bersikap seolah mereka masih kecil, lemah, dan 0
infenor.
Kesatuan dan Self-Consistency dari
Kepribadian
Adler (1956) mengenal beberapa cara ketika keseluruhan diri manusia
berfungsi dengan kesatuan dan konsistensi-diri :
 BAHASA ORGAN
Melalui bahasa organ, organ-organ tubuh "berbicara sebuah bahasa
yang biasanya lebih ekspresif dan mengungkapkan pikiran seseorang
dengan lebih jelas daripada yang bisa diungkapkan oleh kata-kata" .
Contoh penggunaannya adalah ketika orang tuli berkomunikasi.
 KESADARAN DAN KETIDAKSADARAN
ia memandang 2 hal ini sebagai bagian yang bekerja sama dalam satu
sistem yang terpadu. Pikiran-pikiran sadar adalah pikiran yang
dipahami dan diperlakukan oleh seseorang sebagai hal yang
mendukungnya dalam upaya meraih keberhasilan, sedangkan pikiran-
pikiran tidak sadar adalah pikiran yang tidak mendukung usaha
1
tersebut. 1
Minat Sosial

▪ Bagi Adler, minat sosial adalah satu-satunya standar untuk


menilai seberapa berharganya seseorang. Sebagai barometer
kenormalan, minat sosial adalah standar yang digunakan
untuk menentukan seberapa bermanfaatnya hidup seseorang.
Sejauh mana tingkat seseroang memiliki minat sosial maka ia
dianggap dewasa secara psikologis.
▪ Minat sosial berasal dan potensi dalam setiap orang, namun
hal ini harus dikembangkan sebelum dapat dijadikan sebagai
gaya hidup yang bermanfaat. Minat sosial bersumber dari
hubungan Ibu dan anak selama bulan-bulan pertama masa
kanak-kanak.

1
2
Sub Bab Minat Sosial

Sumber dan Minat


Minat sosial berasal dan potensi dalam setiap orang, namun hal ini harus
dikembangkan sebelum dapat dijadikan sebagai gaya hidup yang
bermanfaat. Minat sosial bersumber dari hubungan Ibu dan anak selama
bulan-bulan pertama masa kanak-kanar. Setiap orang yang berhasil
melewati masa kanak-kanak dirawat oleh seorang pengasuh yang memiliki
sejumlah minat sosial. Dengan demikian, setiap orang memiliki benih
minat sosial yang dikembangan selama tahun-tahun pertama kehidupan
mereka
Pentingnya Minat Sosial
Minat sosial adalah ukuran Adler untuk mengukur kesehatan psikologis,
sehingga hal itu dianggap sebagat "kriteria tunggal dari nilai manusta".
Bagi Adler, minat sosial adalah satu-satunya standar untuk menilai
seberapa berharganya seseorang. Sebagai barometer kenormalan, minat 1
sosial adalah standar yang digunakan untuk menentukan seberapa 3
bermanfaatnya hidup seseorang.
Gaya Hidup

▪ Gaya hidup mencakup tujuan seseorang, konsep diri, perasaan


terhadap orang lain, dan sikap terhadap dunia. Gaya hidup
merupakan hasil interaksi antara keturunan atau bawaan lahir,
lingkungan, dan daya kreatif yang dimiliki seseorang.
▪ Orang dengan gaya hidup yang sehat dan bermanfaat secara
sosial menunjukkan minat sosial mereka melalui tindakan,
Mereka secara aktif berusaha mencari penyelesaian dari apa
yang disebut Adler sebagai tiga massalah utama dalam
kehidupan yaitu kasih, cinta secara seksual, dan pekerjaan,
dan mereka melakukannya dengan kerja sama dan keteguhan.

1
4
Daya Kreatif

Adler (1929/1964) menggunakan analogi yang menarik, yang ia sebut


sebagai "hukum ambang pintu rendah (the law of the low doorway)“
Jika Anda mencoba masuk melalui ambang pintu setinggi empat kaki, maka
Anda mempunyai dua pilihan. Pertama, anda bisa menggunakan
kemampuan berpikir kreatif untuk membungkuk ketika mendekati sehingga
masalah dapat dipecahkan dengan baik. Ini adalah sikap ketika orang yang
sehat secara psikologis memecahkan sebagian besar masalah hidupnya.
Sebaliknya, jika Anda terbentur dan terjatuh ke belakang, maka Anda masih
harus menyelesatkan masalah dengan benar atau Anda akan terus-
menerus terbentur. Orang-orang neurotis sering kali memilih untuk
membenturkan kepala ketika menghadapi masalah dalam kehidupan
mereka.
Ketika mernasuki pintu masuk dengan ketinggian yang rendah, Anda dapat
membungkuk atau membenturkan kepala. Anda mengikuti daya kreatif 1
yang membantu Anda untuk mengikuti salah satu tindakan tersebut. 5
Perkembangan Abnormal
Mengapa ada orang-orang yang mengalami ketidak mampuan
menyesuaikan diri? Adler menyebutkan 3 faktor penyebab yaitu :

Kelemahan Fisik yang Gaya Hidup


Gaya Hidup Manja
Berlebihan Terabaikan

Orang-orang dengan Ketika mereka harus Mereka memandang


kelemahan fisik yang mengurus diri mereka masyarakat sebagai
berlebihan terkadang sendiri, mereka musuh, merasa
membentuk perasaan merasa ditinggalkan. terasing dari orang
Inferior yang diperlakukan tidak lain, dan mengalami
berlebihan karena baik. dan diabaikan rasa iri yang kuat
mereka berusaha terhadap
keras untuk keberhasilan orang
melakukan lain
kompensasi terhadap 1
kelemahan mereka 6
Deskripsi
Menurut Adler (1956), satu faktor yang mendasari semua jenis ketidak
mampuan untuk menyesuaikan diri adalah minat sosial yang tidak
berkembang. Selain kurangnya minat sosial, orang-orang neurotis
cenderung untuk (1) menetapkan tujuan yang terlalu tinggi, (2) hidup
dalam dunianya sendiri, (3) mempunyai gaya hidup kaku dan dogmatis.
Ketiga ciri ini terjadi karena kurangnya minat sosial.
Faktor Eksternal Penyebab Ketidakmampuan Menyesuaikan Diri
Mengapa ada orang-orang yang mengalami ketidak mampuan
menyesuaikan diri? Adler menyebutkan 3 faktor penyebab yaitu kelemahan
fisik yang berlebihan, gaya hidup manja, dan gaya hidup terabaikan.

1
7
Kelemahan Fisik yang Berlebihan
Kelemahan Fisik yang Berlebihan, baik itu karena faktor bawaan, akibat
kecelakaan, maupunpenyakit. tidak cukup untuk menyebabkan
ketidakmampuan menyesuaikan diri. Hal ini harus disertai dengan
perasaan infertor yang menonjol. Perasaan subjektif ini mungkin timbul
karena tubuh yang tidak sempurna, namun perasaan adalah hasil dari daya
kreatif.
Gaya Hidup Manja
Gaya hidup manja kebanyakan dijalani oleh orang-orang neurotis. Orang-
orang yang manja memiliki minat sosial yang lemah namun mempunyai
hasrat yung kuat untuk terus mempertahankan hubungan yang bersifat
ketergantungan seperti hubungan yang mereka miliki sebelumya dengan
salah satu atau kedua orang tua mereka. Mereka mengharapkan orang lain
untuk merawat, melindungi, dan memuaskan kebutultan mereka. 1
Karakteristik yang menonjol dari mereka adalah putus asa yang berlebihan, 8
kebimbangan, oversensitif, tidak sabar, emosi yang berlebihan, terutama
Gaya Hidup Terabaikan
Faktor eksternal ketiga yang menyebabkan ketidakmampuan
menyesuaikan diri adalah pengabaian. Anak-anak yang merasa tidak
dicintai dan tidak diinginkan akan membentuk pola hidup yang terabaikan.
Pengabaian adalah konsep relatif. Tidak ada orang yang merasa benar-
benar diabaikan atau tidak diinginkan. Kenyataan hahwa seorang anak
dapat melewati masa bayi adalah bukti bahwa seseorang merawat anak
tersebut dan bahwa benih minat sosial telah ditanam.
Kecenderungan untuk Melindungi
Adler meyakinkan bahwa manusia menciptakan pola perilaku untuk
melindungi perasaan berlebihan akan penghargaan diri mereka terhadap
rasa malu di muka umum. Aiat perlindungan ini, yang disebut
kecenderungan untuk melindungi (safeguardign tendencies), membuat
manusia mampu menyembunyikan citra diri mereka yang tinggi dan 1
mempertahankan gaya hidup yang mereka jalani saat ini. 9
Membuat Alasan
Kecenderungan untuk mehndungi yang paling umum adalah membuat
alasan (excuse) yang sering diekspresikan dalam bentuk "Ya, tetapi" atau
"Jika saja”. Dalam alasan "Ya, tetapi,” orang pertama-tama akan
menyatalan sesuatu yang akan mereka lakukan—sesuatu yang bagus
untuk orang lain kemudian diikuti dengan alasan. Seorang wanita mungkin
berkata, "Ya, saya ingin kuliah, tetapi anak-anak saya lebih membutuhkan
perhatian saya." Seorang eksekutif mungkin mengutarakan, "Ya, saya
setuju dengan proposal Anda, tetapi “kebijakan perusahaan tidak akan
memperbolehkannya.”
Agresi
Adler (1956) meyakini bahwa beberapa orang menggunakan agresi
(aggresion) untuk melindungi supertoritas mereka yang berlebihan, yaitu
melindungi penghargaan–diri mereka yang rapuh. Perlindungan melalui 2
agresi bisa berbentuk depresiasi, dakwaan, atau mendakwa diri sendiri. 0
Menarik Diri
Perkembangan kepribadian dapat terhenti ketika manusia lari dari
kesulitan. Adler menyebut kecenderungan ini sebagai menarik diri
(withdrawal), atau perlindungan dengan membuat jarak. Beberapa orang
secara tidak sadar melarikan diri dari masalah hidup dengan membuat
jarak antara dirinya dengan masalah-masalah yang dihadapi.
Masculine Protest
Berkebalikan dengan Freud, Adler (1930, 1956) meyakini bahwa kehidupan
psikis wanita pada dasarnya sama dengan pria dan bahwa masyarakat
yang didominasi oleh pria bukanlah sesuatu yang alamiah, tetapi lebih
merupakan hasil artifisial dari perkembangan sejarah. Menurut Adler,
budaya dan praktik sosial-bukan anatomi-memengaruhi banyak pria dan
wanita dalam melebih-lebihkan pentingnya kejantanan, suatu kondisi yang
disebutnya masculine protest. 2
1
Asal Mula Masculine Protest
Pada sebagian besar masyarakat, baik pria maupun wanita menempatkan
nilai atau kondisi inferior akan keberadaan menjadi seorang wanita. Sejak
kecil, anak laki-laki sering diajarkan bahwa memang maskulin berarti
menjadi berani, kuat, dan dominan (berkuasa). Lambang keberhasilan
untuk anak laki-laki adalah menang, berkuasa, dan berada di atas.
Sebaliknya, anak perempuan belajar untuk menjadi pasif dan menerima
psosisi inferior dalam masyarakat.
Adler, Freud, dan Masculine Protest
Pada bab sebelunmya, kita melihat Freud (1924/1961) meyakini bahwa
'”anatomi adalah takdir" (hlm. 178). dan bahwa ia memandang wanita
sebagai “wilayah misterius” dalam psikologi (Freud 1926/1959. hlm. 212).
Lebih jauh, di akhir hidupnya, ia masih juga, bertanya "Apa yang diinginkan
wanita?" (E. Jones, 1955, hlm. 421). Menurut Adler, sikap terhadap wanita 2
bisa menjadi bukti dari scscorang dengan maskuline protest yang kuat 2
Berlawanan dengan pandangan Frettd terhadap wanita, Adler
Penerapan Psikologi Individual
KONSTELASI
KELUARGA INGATAN MASA
Terdapat perbedaan KECIL
dari karakteristik Selalu konsisten
psikologi anak dengan gaya hidup
pertama, anak saat
. ini, jika masa
tengah, anak bungsu, kecilnya bahagia
dan anak tunggal maka ia cenderung
karena perbedaan bahagia, begitu pun
posisi di keluarga. berlaku sebaliknya PSIKOTERAPI
MIMPI
jika ia sedih. Psikopatologi berasal
Orang yang bermimpi
dari kurangnya
tidak ingin mengatasi
keberanian, perasaan
masalahnya dengan
inferior yang
cara yang produktif.
berlebihan, dan minat
Mimpi itu tersamar
sosial yang kurang
untuk mengecoh para
berkembang pada
pemimpi.
manusia. 2
3
PENELITIAN TERKAIT

Adler kemudian memprediksi bahwa


jenis karier yang dipilih oleh
seseorang ketika dewasa sering
tergambar di ingatan masa kecilnya.
Untuk menguji hipotesis ini, Jon
Kasler dan Ofra Nevo (2005)
mengumpulkan ingatan masa kecil
dari 130 partisipan. Ingatan-ingatan
ini diklasifikasikan menggunakan
tipe minat pekerjaan realistic,
inverstigative, social, enterprising,
dan conventional.
2
4
Sub Bab Penelitian Terkait

Dampak Urutan Lahir


Teori yang diusulkan oleh Adler mengenai urutan lahir telah mendorong
banyak penelitian. Namun, masih sulit untuk melakukan penelitian
terkontrol mengenai dampak urutan lahir. Selain itu, penelitian yang
dilakukan sering kali tidak menghasilkan dampak apa pun.
Memori Masa Kecil dan Pilihan Karier masa Kanak-Kanak Awal dan
Persoalan yang Terkait dengan Kesehatan
Kemudian Adler meyakini bahwa pilihan karier mencerminkan kepribadian
seseorang. Peneliti yang terinspirasi dengan Adler kemudian memprediksi
bahwa jenis karier yang dipilih oleh seseorang ketika dewasa sering
tergambar di ingatan masa kecilnya. Untuk menguji hipotesis ini, Jon Kasler
dan Ofra Nevo (2005) mengumpulkan ingatan masa kecil dari 130
partisipan. Ingatan ini kemudian dikodekan oleh 2 orang penilai
berdasarkan jenis karier yang digambarkan oleh ingatan tersebut. 2
5
THANKS!
Any
questions?
2
6

Anda mungkin juga menyukai