Anda di halaman 1dari 8

PASTORAL KONSELING

BY, ELVINA LEBERINA LESTUNY
2018.02.003
Teknik Pastoral Kualitas Patoral
Konseling Konseling

Etika Pastoral  Tahap Pastoral


Konseling Konseling
Pelayanan konseling boleh
disebut berhasil hanya kalau
jalan sudah terbuka dan
konseli mempunyai kemauan,
tekad, dan keberanian untuk
mencapai kepenuhan hidup
Menciptakan percakapan Kristen.
konseling yang ideal
(conducive atmosphere).

Teknik 1. Empati
Sikap penuh pengertian dari
Pastoral pihak konselor.
2. Penerimaan
3. Mendengarkan
Konseling
Memberikan respons yang
efektif
1. Kehangatan
2. Dukungan
3. Kemurnian
4. Menstimulasi
Back
Kualitas
Patoral
Konseling

1. Metodenya yang khas


Dalam upaya pemberian pertolongan 2. Pendidikan Konselor Pastoral
kepada sesama, konseling pastoral lebih Latihan dan pendidikan konselor pastoral
memfokuskan diri dengan satu metode sangat berbeda dengan konselor sekuler.
yaitu percakapan atau dialog. Melalui Konselor pastoral dilengkapi dengan
dialog ini, konselor akan lebih berbagai bekal dalam perspektif rohani,
dimungkinkan untuk memperoleh lebih seperti sistimatika teologi, etika, sehingga
banyak data dan informasi mengenai pelayanan mereka lebih bersifat unik
faktor faktor penyebab suatu masalah.

4. Misinya yang khusus


3. Orientasi Kepada Pribadi Konseling pastoral memiliki banyak
Keunikan lain dari konseling pastoral persamaan dengan konseling pada
adalah orientasinya kepada pribadi umumnya, dalam hal memberikan
(individu atau kelompok) dan bukan bantuan kepada sesama yang
orientasi masalah. Yang menjadi pusat menghadapi persoalan. Akan tetapi
perhatian dalam konseling pastoral sesuai dengan pengertian konseling
adalah pribadi konseli, sebab pola pastoral, dimana kata pastoral
kepribadiannya berkaitan erat dengan memberikan tekanan dan arah dalam
masalahnya dan mungkin masalah itu pelayanan konseling, maka konseling
Back sendiri pastoral dapat dibedakan dengan
konseling lainnya.
Tahap Pastoral
Konseling 1.pergumulan
Tahap Awal, pada tahap ini konselor mendengarkan
pikiran atau perasaan konseli (yang mengalami
Respons Understanding (U), berisi sakit). Apabila relasi konselor cukup baik dengan konseli,
pemahaman dan pengertian, pendampingan dapat diawali dengan berdoa memohon
maksudnya konselor rahmat/berkat Tuhan agar proses KP yang akan
mengungkapkan dengan kalimatnya dilangsungkan (kemungkinan bisa terjadi dalam beberapa
sendiri tentang pikiran/perasaan
pertemuan) dapat berlangsung dengan baik.
konseli.
Respons Suportif (S) isinya refleksi teologis, untuk
mendukung, menentramkan, meneguhkan,
menghibur konseli. Respons ini sangat berguna 2. Tahap Inti, pada tahap ini konselor berupaya menggali,
untuk merespons konseli yang mengungkapkan
kebimbangan, keragu-raguan, ketakutan,
mencari, menemukan pokok-pokok akar masalah (dari
kekhawatiran, gelisah, resah, sedih, duka, putus asa, pikiran/perasaan konseli) serta akibat-akibat yang dihadapi
“merasa kecil”/”minder”, dan tidak berdaya,
bingung, kecewa, benci, dendam
konseli
Respons Interpretatif (I), isinya refleksi psikologis
bertujuan untuk menafsir, menuntun, 3. Tahap Penutup, pada tahap ini konselor berusaha untuk
membimbing dan menerangkan. Intinya
mengajak konseli merenungkan pikiran/perasaan mengakhiri proses KP dengan Respons Action (A).
yang menjadi problemnya dalam konteks Maksudnya, konselor membantu konseli untuk membuat
pemikiran psikolog tertentu.
tindakan konret. Supaya proses ini dapat berjalan baik,
Respons Evaluatif (E) isinya unsur
psikologis dan teologis. Respons ini pentingnya memiliki kebiasaan berdoa perlu digaris bawahi.
berusaha mengevaluasi, menanggapi hal-
hal yang baik dari konseli, memberikan
ide-ide, alternative-alternatif jalan keluar,
Back
atau solusi.
Etika Pastoral 
Konseling
Keberhasilan konselor bukan hanya ditentukan oleh banyaknya 
pengetahuan yang ia miliki, namun mengikuti prinsip­prinsip 
etika sebagai seorang konselor, salah satu etika dasar dalam 
pelayanan konseling adalah seorang konselor pria hanya 
diperbolehkan melayani konseli pria, sebaliknya konselor wanita 
melayani konseli wanita.
Karena pelayanan konseling merupakan suatu bentuk wawancara 
yang bersifat rahasia atau confidential, maka hal­hal yang 
dibicarakan dalam konseling tidak dapat dijadikan bahan 
informasi untuk orang lain dan menjaga kerahasiaan ini penting 
untuk memelihara kepercayaan konseli terhadap konselor.
Selain itu ada hal-hal
yang wajib dihindari
oleh konselor dalam
pelayanan konseling:

Mendikte apayang
Mendikte apa yang harus
harus di lakukan
di lakukan konseli,
konseli, tapi
tapi sebaiknya
sebaiknya berilahberilah saran,harus
saran, konseli konseli harus
membuat
keputusan-keputusannya sendiri.
membuat keputusan-keputusannya sendiri.

Berdebat,menuduh,mengkritik, merendahkan membantu menyelesaikan masalah tersebut, konselor


atau bereaksi berlebihan dan berbicara dengan harus menjumpai orang yang bermasalah dengan
nada keras atau lantang. konseli, atau mempertemukan mereka.

Kesimpulan tergesa-gesa. Konselor harus mendengar secara cermat


dan teliti. Kalau masalah belum jelas, perlu digali dan dicari lagi.
Tidak berjiwa judgemental & fundamentalistic. Berkaitan dengan hal ini, konselor jangan terlalu cepat memberi jalan
keluar. Karena bisa-bisa solusi yang diberikan bersifat semu, bukan
penyelesaian bagi akar masalah yang sebenarnya.

Membujuk untuk pindah gereja (dari gereja yang satu ke


Terburu-buru. Konselor harus menyediakan waktu yang cukup supaya
gereja yang lain ) atau menyarankan konseli untuk percakapan tidak dilakukan dengan terburu-buru. Jangan pula terlalu
meninggalkan gerejanya (kecuali meninggalkan aliran panjang waktunya, cukup 60 menit saja mengingat kemampuan
mistik/okultisme atau aliran kepercayaan non Kristen). berkonsentrasi seseorang itu terbatas.

Campur tangan terlalu jauh. Yang dimaksud dengan campur


Menganjurkan untuk bercerai atau tangan terlalu jauh adalah konselor terlibat dalam banyak
meninggalkan pasangannya (suami/istri) hal. Hal-hal itu akan menyita dan menguras banyak sekali
waktu dan apat kehilangan objektivitas diri.

Anda mungkin juga menyukai