Anda di halaman 1dari 5

NAMA : CRISTHENSEN JUANCLAUDIO RATU

NIM : 201841148
TUGAS : KONSELING PASTORAL

 PERANGKAT PROFESIONALISME DALAM PENDAMPINGAN PASTORAL.


Teologi Pastoral ini biasanya dipahami sebagai studi mengenai teori dan praktik
layanan. Selain itu Pastoral juga telah dipahami dalam pengertian yang lebih luas
sebagai studi mengenai Teologi atau mengenai pengalaman manusia dari sudut
pandang kepentingan Pastoral. Teologi pastoral seringkali dipahami sebagai studi
mengenai teori dan praktik pelayanan. Secara umum, disiplin semacam itu
mengetengahkan alasan-alasan dan Teknik-teknik dalam rangka menjawab
pertanyaan-pertanyaan berhubungan dengan mengapa dan bagaimana menjadi
pendeta yang efektif. Metode-metode dari Schleiermacher dan Boisen cukup berbeda
dimana, Schleiermacher menyarankan bahwa kita perlu menggunakan metode-metode
teoritis dan praktis dari ilmu-ilmu positif. Boisen menyarankan bahwa kita perlu
menggunakan metode-metode empiris dan aplikatif dari ilmu-ilmu humanistik. Cara
yang pertama berpusat pada studi kritis mengenai sejarah sedangkan yang kedua
berpusat pada studi klinis mengenai kasus-kasus. Keduanya bersifat teologis dalam
artian bahwa keduanya mempunyai perhatian ilmiah dalam studi agama dan manusia.
Teologi Pastoral menerapkan prinsip-prinsip teologis ke dalam kehidupan Kristen
atau berefleksi mengenai menerapkan teori ke dalam praktik. Teologi Pastoral
berefleksi atas praxis atau atas operasi-operasi Gereja dan pelayan Gereja. Teologi
pastoral bersifat pastoral karena teologi pastoral mempunyai perspektif pastoral atas
keprihatinan serta tanggung jawab bagi penyembuhan batin orang-orang, pekabaran
Injil, misi Gereja di dunia, dan penyembahan Allah.

 MENEROBOS BATAS PROFESIONALISME


Pendampingan pastoral tidak berceramah dengan kelompok tertentu di dalam Gereja.
Kebenaran dari  pendampingan pastoral pada akhirnya haruslah kebenaran yang
membebaskan kita dari rasa aman yang diberi oleh situasi sosial. Pada dasarnya,
professionalisme mempertahankan status lembaga-lembaga, menjaga keteraturan
dalam kehidupan sosial, memelihara keteraturan sosial yang sudah familier, dan
menyediakan perlindungan yang aman bagi mereka yang ingin mempraktikkan
profesinya. Namun pendampingan pastoral harus mampu menyingkirkan hal-hal
semacam itu bila kebenaran menuntutnya  atau bila kasih membawanya ke jalan yang
berbeda.
Pendampingan pastoral di definisikan sebagai suatu usaha untuk menumbuhkan kasih
pada Allah dan sesama. Tentunya, kasih ditumbuhkan melalui pemberitaan Firman
dan persekutuan sakramental. Seorang pendeta yang bertindak sebagai pemimpin
persekutuan dapat memupuk seluruh jemaatnya dengan pelayanan yang dibentuk
dalam kasih sehingga hati jemaat terbuka pada kebutuhan-kebutuhan sesamanya.
Gereja perlu menghargai kepemimpinan yang terkandung dalam pelayanan dan gereja
perlu berusaha menemukan siapa di antara anggotanya yang mempunyai bakat-bakat
kepemimpinan seperti itu, lalu mendorong mereka untuk menyumbangkan jasanya
kepada sesama.
Teologi panggilan, keyakinan (dalam gaya Lutheran) akan sukacita di dalam
mengasihi sesama kita, akan menemukan dalam diri anggota-anggota gerejanya yang
awam dan bukan hanya dalam diri para pendetanya sebagai sumber-sumber untuk
menggairahkan kembali pelayanan kasih. Pendeta sekaligus konselor memiliki
panggilan melayani untuk berhubungan dengan orang lain agar mereka dapat hidup
bersama dalam hubungan kemanusiaan yang diharapkan mengerti hubungan
spiritualitasnya dengan Tuhan. Dalam sejarah perkembangan teologi, jabatan Pendeta
atau panggilan khusus Pendeta dikaitkan dengan profesi. Profesi dipahami Calvin
sebagai suatu panggilan yang dikaitkan dengan kerja. Dalam hal ini pula dalam
jabatan pendeta sebagai konselor pastoral harus memiliki sikap dapat menerima orang
lain dan merasakan yang mereka rasakan, serta dapat menempatkan dirinya dalam
kehidupan dan perasaan orang lain, sehingga mereka merasa dihargai, diterima dan
dikasihi.

 BAGAIMANA KONSELING KRISTEN ITU?


Konseling Kristen yang adalah hubungan timbal balik antara dua individu, yaitu
konselor yang berusaha menolong atau membimbing dan konseli yang membutuhkan
pengertian untuk mengatasi persoalan yang dihadapinya. Tentunya dalam hal ini
konselor Kristen akan berusaha mengaplikasikan firman Tuhan atas persoalan-
persoalan hidupnya. Konseling Kristen mempunyai beberapa keunikan. Dan keunikan
itu terjadi karena adanya alasan. Yaitu orang Kristen mempunyai pandangan yang
unik tentang dunia dan segala persoalannya. Konselor Kristen mempunyai arah yang
konkret yaitu memperkenalkan Tuhan sebagai Juru selamat. Dan konselor Kristen
dapat berdoa bersama dengan konseli yang bertujuan untuk menguatkan hatinya.
Gereja yang di ibaratkan sebagai tubuh Kristus bertujuan untuk menolong orang lain
dengan berlandaskan kasih Allah. Orang Kristen mempunyai tugas untuk pergi,
menghibur dan melayani orang lain dengan kasih dan konseling merupakan salah satu
jalannya. Konseling Kristen memiliki beberapa ciri-ciri yaitu memiliki kerohanian
yang baik, yang tentunya menyerahkan seluruh totalitas kehidupan hanya berfokus
pada apa yang Tuhan kehendaki. Seorang konselor harus lemah lembut, dengan tidak
meninggalkan sensitivitas dengan apa yang sementara dipersoalkan. Dalam keadaan
apapun, seorang konselor harus bersedia menolong meringankan beban. Seorang
konselor harus sabar dan tidak sombong. Dan sebagai seorang konselor Kristen, yang
mana harus menampakkan karakter Kristus dan menjadi garam serta terang dunia,
dengan cara berbuat baik dan membantu sesama. Dalam pelaksanaannya, seorang
konselor Kristen juga menghadapi berbagai tantangan dan pergumulan yang
mengakibatkan kesulitan-kesulitan dalam mewujudkan visi dan misinya. Ada
berbagai hal yang menyebabkan atau menghambat seorang konselor yakni kelelahan
fisik yang mengakibatkan seorang konselor kurang peka dan terburu-buru sehingga
dalam suatu konseling kadang saran yang diberikan kurang efektif. Dalam suatu
konseling, seorang konselor perlu menghindari beberapa hal yang nantinya
menghambat dalam penyelesaian masalah tetapi menimbulkan masalah baru. Seorang
konselor harus melihat informasi dari berbagai sudut pandang pihak yang terlibat
dalam permasalahan. Dengan demikian seorang konselor akan mampu membuat suatu
kesimpulan yang matang. Seorang konselor dalam memberikan konseling jangan
menekankan siapa yang salah sehingga pada akhirnya muncul suatu konflik, tetapi
hendaknya menjadi penengah dalam konflik tersebut. Dan seorang konselor harus
mampu menyimpan rahasia dari orang-orang yang diberikan konseling.

 CARA MENGENAL KONSELI, TEKNIK DALAM KONSELING KRISTEN DAN


BENTUK KONSELING
Kepuasan menjadi suatu ukuran untuk suatu keberhasilan, ketika seorang konselor
dapat memberi layanan yang dianggap memadai dan memenuhi kebutuhan konseli.
Kepuasan merupakan kebutuhan yang benar-benar tampak dari setiap pribadi konseli
untuk menjalin suatu hubungan yang dapat memberi solusi bagi permasalahan yang
dialaminya. Seorang konselor harus menciptakan rasa kedekatan yang seperti muka
yang menyenangkan, menyapa dan memberi hormat dengan kelembutan sebagai
tanda bahwa konseli diterima kehadirannya. Salam dengan ucapan dan muka yang
penuh senyum, yang mengungkapkan rasa simpati dan memberikan perhatian penuh
untuk setiap ungkapan konseli dalam percakapan yang terkesan ada rasa kepedulian
terhadap konseli. Kepedulian yang dirasakan konseli akan memberi respons positif
sebagai tanda konselor diterima, dapat diserati dengan pertanyaan-pertanyaan
informatif untuk memperoleh informasi mengenai keadaan konseli. Mendengarkan,
melihat dan ungkapan suara yang menyenangkan, cara pandang yang penuh kasih
sayang dan kepedulian diserati motivasi dan harapan kesembuhan, akan memberi
kesan simpati dan empati kepada konseli.

Melalui teknik dalam konseling Kristen sesungguhnya kita dapat belajar dari tipe-tipe
konseling yang ada dalam alkitab. Tuhan Yesus, Penasihat yang Ajaib juga telah
memberikan prinsip-prinsip konseling yang patut diteladani. Tentu disamping usaha
dan kemampuan manusia, doa juga penting dalam kerja konseling dalam menyadari,
bahwa seringkali orang baru belajar setelah berbuat banyak kesalahan, konselor
dibimbing dalam teknik-teknik konseling pastoral yang benar.
 MASALAH ORANG YANG MENCARI BIMBINGAN DAN MASALAH
KONSELOR
Dalam masalah orang yang mencari bimbingan, ada 4 macam masalah dasar, yaitu:
(1) masalah-masalah yang muncul dari proses, perkembangan pribadi yang
kebanyakan menjelaskan kesulitan-kesulitan hidup pada level lain dalam hidup
seseorang di kemudian hari. (2) masalah-masalah yang muncul dari ketidakdewasaan
dalam dimensi I Seperti misalnya keraguan Iman, selalu mengalami Scrupel dalam
hal-hal yang kecil, keraguan moral, ke tidak jelasan dokma dan ajaran Injil. (3)
masalah-masalah yang muncul dari ketidakdewasaan dalam dimensi II Seperti
misalnya kesulitan-kesulitan yang muncul dari pengaruh motivasi bawah sadar.(4)
Masalah-masalah yang muncul dari ketidakdewasaan dimensi III Dalam bentuk
patologi dari yang paling ringan sampai ke yang paling berat. Masalah-masalah dalam
Diri pembimbing yaitu: (1) Transference dan Couter-Transference. (2) Hidup dalam
dua arus. karakteristik konseli dan konselor yaitu yang pertama memahami kebutuhan
konseli yang kedua memahami pribadi konseli yang ketiga pengenalan diri konselor
yang ke empat konselor sebagai pribadi.
Masalah-masalah di sekitar bimbingan Rohani sering disebabkan karena adanya
masalah dari orang yang mencari bimbingan atau konseling. Seperti masalah-masalah
yang muncul dari proses perkembangan pribadi, dari ketidakdewasaan dalam dimensi
I, II, dan III. Sebagai manusia biasa konselor juga memiliki masalahnya sendiri yang
terkadang adanya massal dari dalam diri pemimpin dapat menghambat proses
bimbingan bahkan sampai menimbulkan hal-hal yang tidak dinginkan.
Dalam konseling setiap konseli memiliki kebutuhan yang berbeda beda karena itu
konselor harus mengetahui kebutuhan dan pribadi konseli, tetapi juga sebagai
konselor harus dapat mencintai pekerjaannya. konseli dan konselor harus sama-sama
memiliki kepercayaan satu sama lain, mampu mengendalikan diri masing-masing dan
menghindari masalah-masalah sehingga inti dari konseling adalah konselor hannyalah
membantu konseli mengatasi masalah-masalah mereka dengan menolong dan bukan
untuk menyelesaikannya. Dengan itu yang menjadi problem solving bukan konselor,
Tetapi konseli. Setiap masalahnya dapat diselesaikan oleh diri sendiri, orang lain
hanya bisa menolong.

 REFLEKSI TEOLOGIS DALAM KELUARGA


Konseling pastoral yang terjadi dalam keluarga kami disaat peristiwa covid 19,
membuat kami keluarga saling mengingatkan dan saling memberikan dukungan dan
pendapat.
Di tengah situasi yang ada kami keluarga menjadi rajin beribadah dan berdoa
meminta pandemi ini segera berakhir. Dengan adanya pendampingan yang dilakukan
orang tua saya terhadap kami anak-anak, membuat kami lebih rajin berdoa, melayani
Kristus itu haruslah dengan kerendahan hati dan taat kepada perintahnya. Dalam
keluarga orang tua sebagai kepala keluarga, artinya dia harus bisa memberikan contoh
dan teladan kepada saya dan adik-adik saya. Mereka harus berusaha menjadi atau
mencapai profesionalisme dalam melayani bukanlah hal yang salah, tetapi itu
haruslah menjadi sesuatu yang harus ada untuk mampu mengerti akan tugas dan
tanggung jawabnya dan dengan rendah hati belajar firman Tuhan, dan mampu
menuntun keluarganya dengan contoh dan teladan yang baik.
Konseling pastoral ini dalam keluarga saya sangat membantu karena kami keluarga
saling menguatkan dan memberi semangat. Bagi kehidupan Kristen, Kristus itu adalah
segalanya, Ia telah menebus kehidupan kita sebagai umat yang berdosa. Dari situasi
ini kami yakin bahwa Tuhan tidak pernah meninggalkan kami keluarga, dan Tuhan
tidak akan membiarkan ada satu domba yang hilang. Keluarga yang tidak mampu
mengasihi adalah orang yang tidak taat. Tetapi orang yang taat harus terus belajar
mengasihi, karna ketika belajar seseorang akan mengetahui bahwa ia tidak banyak
tahu, termasuk tahu mengasihi, ketika dia tahu maka dia mampu mengoreksi diri agar
terus taat dalam mengasihi.
Gereja harus terus taat akan Firman Tuhan dan mau setia untuk belajar. Mengasihi
adalah salah satu ciri ketaatan. Dan taat adalah sifat dari gereja, juga sebagai bukti
mengasihi akan Tuhan. Melayani dalam pendampingan adalah merupakan tugas
gereja.

Anda mungkin juga menyukai