Anda di halaman 1dari 5

TUGAS

RESUME TEOLOGI PASTORAL (Pert 5)

MATA KULIAH : TEOLOGI PASTORAL

DOSEN PENGAMPU : DR. RUBEN NESIMNASI, M.TH

NAMA : CHRISTIAN GURUH MAWUNTU

NIM : S3.745

PRODI : DOKTOR KEPEMIMPINAN KRISTEN

STT IKAT JAKARTA


OKTOBER 2023
Resume Pembelajaran Theologi Pastoral (Pertemuan 5)

Pada dasarnya Konseling Pastoral dan Konseling Umum memiliki tujuan yang mulia dan
dipakai pada posisi yang tepat, akan tetapi dalam pelajaran ini dibahas kekhususan tentang
Pastoral konseling.

Konseling dalam bhs Yunani diterjemahkan dalam dua kata: “Bouleou” berarti
menasehati, berunding dan “Symbouleou” yang berarti konsultasi, menasehati berbicara
bersama-sama, atau menerima bersama-sama.

Konseling: “pemberian bimbingan oleh yang ahli kepada seseorang dengan


menggunakan metode psikologis”.

Konseling Kristen menurut J Adams ialah upaya menolong sesama dengan pengalaman
dan dasarnya ialah Alkitab dengan pimpinan Roh Kudus. Pendapat lain dari Yakub Susabda
bahwa Pastoral Konseling adalah hubungan timbal bali (interpersonal relationship) antara
Gembala (Konselor) dan Jemaat (konseli) serta menciptakan percakapan yang ideal (Conduvive
Atmosphere). Konseling Pastoral dipandang sebagai sebuah proses pertolongan rohani.

Fungsi Pastoral : Menyembuhkan, mendukung, Membimbing, Memulihkan dan


Memberdayakan .

Fungsi Tradisi secara tradisional fungsi Pastoral : Penyembuhan (Healing), Penopangan (


Sustaining), Pembimbingan (Guiding), Pendamaian (Rekonsiling)

Fungsi Konseling Kontemporer : Penyembuhan Spiritual, Konseling Pendukung


( Konseling Krisis ), Konseling Konfrontasi.

Unsur-unsur Pastoral Konseling : Konselor Gembala – Alkitab – Konseli Jemaat.

Tujuan Pastoral Konseling : Mengubah suatu sikap ke arah nilai-nilai Kristiani,


Bagaimana Harus bergaul, Membantu seseorang untuk mengekspresikan Perasaan, Menolong
untuk mengerti sebab-sebab Persoalan, Menolong orang, meyadarkan konseli atas dosa,
Memberikan nasehat dan melatih konseli untuk menerima masukkan, Mengajarkan untuk
bertumbuh dalam iman, Mencari mereka yang bergumul, Berusaha menemukan solusi.

Proses Pastoral Konseling : Suatu wawancara bersifat confidential, Ditempat yang


khusus, Komunikasi mendalam antara Konselor dan konseli, Mendengar dengan baik sebagai
konselor, Keputusan terakhir diambil konseli, Terbangun kepercayaan antara kedua belah pihak
dan adanya ketulusan dalam memberi bantuan.
Prinsip-prinsip dalam Konseling : Berdoa tak henti, Mendengarkan Konseli, Dalam
konseling memberi saran sesuai dengan Firman Tuhan, Bersikap sopan, berpegang pada
Komitmen, jadilah saluran kasih dan berharap kepada Tuhan.

Hal-hal yang tidak diperbolehkan dari konseling : Berdebat, Membujuk rayu pindah
gereja, memberi kesempatan untuk bercerai.

Dalam Model Panggilan Menjadi Pelayan Tuhan

Saya sangat setuju dengan pernyataan bahwa cara yang tepat dalam merespon panggilan Tuhan
adalah melalui proses belajar, ini menandakan orang dipanggil siap untuk diproses sesuai
kehendak Tuhan .Proses belajar yang ideal adalah mengetahui kebenaran dan pengetahuan yang
sesungguhnya (Kognitif) sesuai kehendak Allah, Taat dalam menjalankan perintah Tuhan
(Afektif) dan terus mengabdikan diri kepada Tuhan (Psikomotorik).

Panggilan sebagai Pelayan Tuhan ditandai dengan urapan yang dari Tuhan seperti :
Mengalami kuasa penyertaan dari Tuhan dalam pelayanan, Dimampukan untuk mengembangkan
potensi yang ada, dimampukan Tuhan untuk menghadapi masalah dan kekuatan bekerja melalui
pengalaman pribadi dalam mencari solusi.

Model Peacemaking sebuah strategi atau upaya dalam mengakhiri sebuah


kekerasan/penyebab konflik dengan cara membangun jembatan komunikasi antara pihak yang
bertikai yang melibatkan mediator.

Adapun model pastoral peacemaking : Pastoral yang damai sejahtera (Shalom),


Konseling yang damai sejahtera (Shalom).

1). Peace keeping adalah menjaga dan memelihara rasa damai (Shalom) dalam diri
sendiri dan orang lain dalam kontek menjaga relasi. 2). Peace making adalah membuat keputusan
damai (shalom) tentang konflik diantara kita. 3). Peace bullding adalah membangun rasa damai
bersama-sama dalam konflik.

Pastoral Konseling yang Damai Sejahtera , Langkah-langkah penggembalaannya :


memahami masalah konseli dengan baik dan pemecahan masalah atau solusi mengikuti
kehendak Tuhan.

Tujuan akhir dari Pastoral Konseling adalah memperkenalkan Tuhan Yesus Kristus
sebagai Juruselamat , sehingga konseli memperoleh hidup baru, begitu juga dengan konselor .

Diskusi dan Pembahasan.

1. Konselor harus menjaga rahasia, tetapi sulit untuk melakukan itu , dibarengi dengan statement
rahasia Negara saja dapat bocor… Menurut Pendapat saya saya jauh kalau membicarakan rahasia
Negara, intinya memang masih dapat dipercaya kalau menceritakan masalah kepada Konselor
yang benar-benar melakukan perintah Tuhan.
2. Konselor harus berumur matang supaya lebih bijak. Menurut saya itu idealnya akan tetapi ada
banyak orang yang berumur dan malah tidak lagi matang dan bijak karena beberapa factor ,
diantaranya kekuasaan dan jabatan, tetapi orang benar benar menjadi Konselor Kristen.

3. Lebih bagus mana Pastoral konseling atau Konseling umum?. Menurut saya dua duanya bagus
dan cocok pada posisinya, kalau Pastoral Konseling cocok dalam pengembalaan jemaat ,
sedangkan konseling secara umum dipakai dalam mengatasi masalah secara umum dalam bidang
psikologi.

4. Case yang di hadapi Pdt. Josua : Membimbing, memelihara dan memimpin Konseli untuk
lepas dari masalahnya. Padahal sudah berusaha penuh akan tetapi orang tersebut memilih bunuh
diri. Ini merupakan kasus yang sangat membuat konselor terpukul, akan tetapi menurut saya
sebagai Konselor yang baik pastinya tidak akan merasa bersalah kalau sudah melakukan
usahanya dengan sebaik-baiknya.

5. Ada paradigma dalam masyarakat ‘kalau anaknya pintar harus masuk kampus ternama tetapi
kalau anak yang kurang pintar masuk Sekolah Tinggi Theologi aja. Menurut saya itu sebuah
fakta lapangan , akan tetapi yang harus mengubah paradigm itu adalah kita para mahasiswa yang
sekaligus para pemimpin Kristen dengan mengedukasi kepada masyarakat itu yang pertama,
selanjutnya kami yang dari STT merasa bahwa mengajarkan anak-anak yang secara intelektual
kurang atau menengah adalah sebuah tantangan dan kesempatan sehingga pada akhirnya mereka
menjadi orang berdampak bagi sesama, saya terlalu yakin dengan apa yang Firman Tuhan
katakan, Tuhan menjadikan orang yang bodoh bagi dunia untuk mempermalukan orang yang
pntar bagi dunia.

6. Strategi konseling (Mendengar) . mendengar jangan terlalu lama, pahami dan analisa kasus
atau masalahnya dan berikan saran kepada konseli.

7. Apakah Artificial Intelegent boleh menggantikan Pendeta sebagai pemberita Firman Tuhan
ataupun sebagai Konselor.

Menurut saya Pendeta atau Pastor yang bertugas memberitaka Injil dan Firman Tuhan
serta menjadi Konselor Kristen yang mumpuni, saya sangat setuju dengan Teori John Dewey
yang mengatakan Gembala harus terampil dalam mengelola Pengetahuan atau secara intelektual
dan secara emosional, artinya kemajuan teknologi menjadi boomerang jika Pastor atau pemimpin
Kristen tidak mengikutinya dengan batasan-batasan tertentu , akan tetapi dapat menjadi senjata
yang ampuh kalau Pendeta menguasai teknologi sebagai alat untuk memberitakan Injil atau
menjalankan misi Tuhan (toh tidak melanggar aturan Firman Tuhan) ditambah dengan adanya
Kharisma (menarik dan teladan) dari seorang Pendeta, saya rasa ini akan menjadi Kekuatan yang
besar bagi Pekabaran Injil dan tugas Panggilan Gereja.

Statement Pendeta Bodoh kalo memakai ChatGPT ???, Saya setuju kalau oknum Pendeta
tersebut terlalu mengandalkan teknologi, akan tetapi saya tidak setuju kalo Oknum Pendeta itu
dengan baik dan benar , dengan tujuan yang mulia belajar dari apa yang dia dapatkan dari
teknologi.

8. Selanjutnya Statement Point mengenai seharusnya orang yang mengkonseling atau mengajar
harus mengalami dahulu baru mengajarkan (dalam Konteks hubungan suami Isteri).
Pertanyaanya , bagaimana dengan orang yang tidak menikah apakah boleh mengkonseling orang
yang menikah, Bagaimana dengan Rasul Paulus “ tidak menikah tetapi dapat mengajar tentang
Hubungan suami-isteri “ ataupun kalau dia menikah “tidak ada bagian Alkitab yang memperjelas
Dia menikah atau tidak, tetapi seandainya dia menikah “ maka dia bercerai atau bagaimana” ,
Faktanya Paulus tidak ditentang oleh jemaatnya, begitu juga dengan konteks Pastor di Agama
Katolik??? Jawaban dari Pak Dosen : Paulus menerima karunia Khusus. Mengenai Kasus ini
menurut saya sah-sah saja kalau orang membimbing Orang yang sudah menikah sedangkan yang
memimpin belum menikah , karena menurut orang tidak perlu mengalami dan baru dapat
mengajar akan tetapi dia belajar dari banyak hal, teori, buku dan cerita serta workshop ,seminar.

Kunjungan Pastoral Konseling idealnya dan sewajibnya jika konselinya (perempuan)


maka konselornya (perempuan), tetapi jika konselinya (Laki-laki) maka Konselornya (Laki-laki).
Kalo sudah menikah konselinya maka harus Pendeta dengan Isterinya atau suaminya.

Anda mungkin juga menyukai