Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

DITUJUKAN UNTUK MEMENUHI TUGAS


BIMBINGAN KONSELING
Agama dan psikologi sebagai landasan dalam
melaksanakan Bimbingan Konseling.

Dosen Pengampu :
Ariga Bahrodin,S.PD.I,. M.PD

Nama Kelompok :
Galang Izhuma Refangga (20933044108)
Nabila Rosidah Junaidi (2093044112)
Dhiyarifki Muhtaromi (2093044016)
Muhammad Dafa Yazid Basthomi (2093044103)

PROGAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS HASYIM ASY’ARI
TEBUIRENG-JOMBANG
2023/2024
1
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum
Segala puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga dapat menyelesaikan makalah ini. Makalah
ini dibuat untuk memenuhi tugas perkuliahan Bimbingan Konseling PAI yang berjudul
“AGAMA DAN PSIKOLOGI SEBAGAI LANDASAN DALAM MELAKSANAKAN
BIMBINGAN KONSELING,”
Kami berharap dengan adanya makalah ini dapat memberikan pengetahuan lebih dan
bermanfaat bagi pembaca, kami menyadari dalam pembuatan makalah ini masih jauh dari
kata sempurna sehingga kritik dan saran sangat kami harapkan dari para pembaca.
Akhir kata, kami sampaikan terimakasih kepada semua pihak yang membantu dalam
penyusunan makalah ini sehingga makalah ini dapat terselesaikan. Semoga Allah SWT
senantiasa meridhai kita semua.
Wassalamu’alaikum wr.wb,

Jombang, 29 September 2023

Penulis

2
HALAMAN
JUDUL…………………………………………………………………………
KATA PENGANTAR………………………………………………………...
DAFTAR ISI…………………………………………………………………..
BAB I (PENDAHULUAN)
A.Latar Belakang…………………………………………………………
B.Rumusan Masalah…………………………………………………......
C.Tujuan Penulisan………………………………………………………
BAB II ( PEMBAHASAN )
A.Pengertian Agama dan Psikologi……………………………………...
B.Hubungan Psikologi dan Agama……………………………………...
C.Peranan Agama dalam Proses BK……………………………………..
D.Peranan Psikologi dalam Proses BK…………………………………..
BAB III (PENUTUP)
A. Kesimpulan…………………………………………………………..
DAFTAR PUSTAKA

3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di dalam dunia pendidikan khususnya pendidikan agama islam pastilah
terdapat berbagai macam problem baik secara langsung maupun tidak langsung.
Dalam hal ini sangatlah memerlukan perhatian khusus dari guru agama, karena guru
agama dianggap sebagai kunci sentral dalam membendung dan memfilter pengaruh
negatif dari luar, karena kita mengetahui suatu hal yang paling urgen dampaknya.
Dalam hal ini adalah kenakalan remaja.
Oleh karena itu, pelaksanaan Bimbingan dan Konseling mempunyai peranan yang
sangat penting dalam membimbing klien atau pelaku kenakalan remaja. Layanan
Bimbingan dan Konseling merupakan bagian integral dari pendidikan. Sebagai sebuah
layanan yang professional bimbingan dan konseling tidak bias dilakukan
sembarangan, diperlukan landasan yang kokoh yang berdasar pada hasil-hasil
pemikiran dan penelitian yang mendalam. Sebagaimana yang kita ketahui bimbingan
konseling memiliki berbagai landasan. Landasam religius atau agama, psikologi,
budaya, filosofis, pedagogis, historis dan landasan legalistik. Setiap landasan
memiliki peran yang sama pentingnya dalam proses Bimbingan dan Konseling.
Dalam makalah ini, kelompok kami akan membahas dan mengupas peranan agama
dan psikologi dalam melaksanakan bimbingan dan konseling.

B . Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud landasan agama dan landasan psikologis?

2. Apa hubungan antara psikologi dan agama ?

3. Apa peranan landasan agama dalam pelaksanaan Bimbingan dan Konseling?

4 Apa peranan landasan psikologi dalam pelaksanaan Bimbingan dan Konseling?

C. Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud landasan agama dan landasan psikologis

2. Untuk mengetahui hubungan antara psikologi dan agama

3. Untuk mengetahui peranan landasan agama dalam pelaksanaan BK

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Agama dan Psikologi

Agama menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah sistem atau prinsip
kepercayaan kepada Tuhan atau juga disebut dengan nama Dewa atau nama lainnya dengan
ajaran kebaktian dan kewajiban-kewajiban yang bertalian dengan kepercayaan tersebut. Kata
“agama” berasal dari bahasa sansekerta yang berarti “tradisi”. Sedangkan kata lain untuk
menyatakan konsep ini adalah religi yang berasal dari bahasa latin religio yang berarti
“mengikat kembali” atau dapat berarti kewajiban. Menurut James Martineau dalam
Encyclopedia of Philosophy, agama adalah kepercayaan kepada Tuhan yang selalu hidup,
yakni kepada jiwa dan kehendak Illahi yang mengatur alam semesta danmempunyai
hubungan moral dengan umat manusia.

Agama bagi seseorang adalah ungkapan dari sikap akhirnya pada alam semesta, makna dan
tujuan singkat dari seluruh kesadarannya pada segala sesuatu (Edward Caird). Agama adalah
pengalaman dunia dalam seseorang tentang ketuhanan disertai keimanan dan peribadatan,
jadi, agama pertama-tama harus dipandang sebagai pengalaman dunia dalam individu yang
mensugestif esensi pengalaman semacam kesufian karena kata Tuhan berarti sesuatu yang
dirasakan sebagai super natural, super sensible atau kekuatan di atas manusia, hal ini lebih
bersifat personal atau pribadi yang merupakan proses psikologis seseorang.[1]

Psikologi berasal dari perkataan Yunani psyche yang artinya jiwa, dan logos yang artinya
ilmu pengetahuan. Jadi secara etimologi psikologi artinya ilmu yang mempelajari tentang
jiwa, baik mengenai macam-macam gejalanya, prosesnya, maupun latar belakangnya. Sedang
jiwa adalah daya hidup rohaniah yang bersifat abstrak, yang menjadi penggerak dan pengatur
bagi sekalian perbuatan-perbuatan pribadi dari hewan tingkat tinggi dan manusia.

Dari itulah orang kemudian membuat definisi: Ilmu jiwa yaitu ilmu yang mempelajari
tingkah laku manusia.

B.Hubungan Psikologi dan Agama

5
Psikologi dan agama merupakan dua hal yang sangat erat hubungannya, mengingat
sejak turunnya agama kepada Rasul diajarkan kepada manusia dengan dasar-dasar yang
disesuaikan dengan kondisi dan situasi psikologi pula.

Contoh bahwa psikologi dan agama mempunyai hubungan erat dalam memberikan
bimbingan manusia adalah terhadap manusia yang berdosa yang melanggar norma dapat
mengakibatkan perasaan nestapa dalam dirinya meskipun hubungan lahirnya tidak diberikan
terhadapnya. Dalam hal demikian itulah pendidik agama sangat diperlukan untuk
memberikan jalan sublimatif dan katarsis (pembersihan jiwa) orang yang menderita dosa.

Mengingat eratnya hubungan antara keduanya, akhirnya lahirlah psikologi agama,


yang objek pembahasannya antara lain: bagaimanakah perkembangan kepercayaan kepada
Tuhan masa kanak-kanak sampai dewasa dan kapan terjadi kemantapan hidup keagamaan
seseorang, bagaimana perbedaan tingkah laku orang yang beragama dan yang tidak
beragama.

C.Peranan Agama dalam Proses Bimbingan dan Konseling

Agama dalam kehidupan individu merupakan kebutuhan fitri dari semua


manusia.Allah telah menciptakan manusia dan telah meniup akan ruh-Nya sehingga iman
kepada Allah merupakan sumber ketentraman,keamanan dan kebahagiaan
manusia,sebaliknya dalam paradigma ini,maka ketiadaan iman kepada Allah menjadi sumber
kegalauan,kegelisahan dan kesengsaraan bagi manusia.Seperti yang dikatakan Hasan Al
Banna seorang pembaharu dakwah dan pendiri gerakan Ikhwanul Muslimin di mesir adalah
merupakan alat yang pas untuk terapi psikologi, karena agama dapat membantu menajamkan
hati nurani menghidupkan perasaan dan mengingat hati,agama juga berfungsi sebagai polisi
yang mengawasi serta menjaga yang tak pernah tidur.

Agama secara konsisten selalu mendorong jiwa kepada kebaikan,dan secara konsisten pula
menolak kekejian.Wiliam James dalam Ahmad Mubarok, mengatakan bahwa kepercayaan
kepada tuhan sangat besar pengaruhnya dalam mengobati kegelisahan,karena iman dapat
membuat hidup menjadi lebih bermakna, dan membantu bagaimana cara menikmati
kehidupan ini secara benar.

Sikap merendahkan dan mengabaikan agama ini semakin subur, karena tiga sebab utama.
Pertama, Bekurangnya para pendakwa. Pendakwa yang ada masih kurang vocal dan banyak
diantaranya yang penampilan serta tingkah lakunya kurang terpuji. Kedua, berkembangya

6
keyakinan bahwa dengan ilmu pengetahuan dan pikiran kehidupan manusia dapat dikontrol,
Ketiga, berkembangnya sikap yang terlalu mengagungkan hak-hak pribadi. Sesuatu yang
diberi label “milik pribadi” sama sekali tidak boleh diganggu gugat. Dalam hal ini ajaran
agama dianggap mencampuri urusan pribadi individu.

Dalam pelayanan Bimbingan dan Konseling unsur-unsur agama tidak boleh diabaikan dan
justru harus dimanfaatkan sebesar-besarnya untuk mencapai kesuksesan dan juga upaya
konselor dalam membahagiakan klien. Dengan demikian, peranan agama dalam bimbingan
dan konseling adalah,sebagai berikut :

1.Agama berperan sebagai penenang jiwa ketika individu dihadapkan pada suatu masalah
maka akan terjadi konflik pada hatinya.

2.Agama berperan sebagai motivator untuk memiliki sikap dan tingkah laku sesuai dengan
tuntutan agama.

Jadi dalam bimbingan dan konseling, agama berperan sebagai layanan kepada individu agar
dapat memiliki sifat dan tingkah laku yang sesuai dengan ajaran atau nilai-nilai yang sesuai
dengan ajaran agama.

Berikut landasan agama diperlukannya bimbingan dan konseling ditekankan pada tiga hal
pokok, yaitu :

1.Manusia sebagai makhluk Tuhan

2.Sikap keberagamaan

3.Peranan agama, memiliki fungsi:

a.Memelihara fitrah

b.Memelihara jiwa

c.Memelihara akal

d.Memelihara keturunan

Saat ini sedang berkembang kecenderungan untuk menata kehidupan yang berlandaskan nilai
– nilai spiritual. Kondisi ini telah mendorong kecenderungan berkembangnya bimbingan dan
konseling yang berlandaskan agama.

7
D.Peranan Psikologi dalam Proses Bimbingan dan Konseling

Sebagaimana telah dipahami bahwa psikologi adalah disiplin ilmu yang mempelajari
gejala-gejala kejiwaan manusia, kajian psikologi merupakan kajian tentang tingkah laku
individu. Dalam kegiatan bimbingan dan konseling hendaknya aspek psikologi perlu diikut
sertakan, karena peranan psikologi dalam bimbingan dan konseling berarti memberikan
pemahaman tentang tingkah laku individu yang menjadi sasaran layanan. Pada hakekatnya
individu diciptakan dari dua unsur yaitu jasmani dan rohani, keseimbangan kehidupan kedua
unsur ini dapat menjadikan individu dewasa yang sehat dan sejahtera lahir dan batin.

Dengan demikian gambaran hidup manusia ideal yang akan dicapai dalam pertumbuhan dan
perkembangan yang optimal,berdasarkan uraian di atas maka dapat diiterprestasikan bahwa
peranan aspek psikologi dalam bimbingan dan konseling yang bertujuan membantu klien
dalam memecahkan masalah yaitu:

1.Peran psikologi sebagai metode dalam mengidentifikasi masalah yang sudah dihadapi klien.

2.Peran psikologi sebagai diagnosis masalah agar dapat di cari solusi masalah yang tepat
yang sesuai dengan karakter masalah.

3.Peran psikologi sebagai motivator kepada klien untuk tumbuh dan berkembang.

4.Peran psikologi sebagai pengevaluasi atas solusi masalah yang di hadapi klien.

Untuk keperluan dalam proses bimbingan dan konseling hendaknya konselor menguasai
kajian dalam bidang psikologis yaitu tentang

1.Motiv dan motivasi

Motif dan motivasi berkenaan dengan dorongan yang mengerakan seseorang bertingkah laku.

2.Pembawaan Dasar dan Lingkungan

yaitu setiap individu dilahirkan ke dunia dengan membawa kondisi mental fisik tertentu, apa
yang di bawa sejak lahir itu lah yang di sebut dengan penbawaan,masing-masing individu
mempunyai penbawaan dan lingkungan yang tidak sama, pembawaan pada dasrnya bersifat
potensial yang perlu di kembangkan dan untuk mengoptimalkan dan mewujudkannya
bergantung pada lingkungan di mana individu itu berada.

3.Perkembangan individu

8
Perkembagan individu tidak terjadi sekali saja akan tetapi bertahap dan
berkesinambungan,menurut Havighurts devinisi tugas perkembagan tersusun menurut suatu
pola tertentu dan secara keseluruhan saling terkait.dalam melasanakan tugas pelayanan
koselor menghadapi individu yang sedang berkembang.

Beberapa teori tentang perkembangan individu yang dapat dijadikan sebagai rujukan,
diantaranya

a.Teori dari McCandless tentang pentingnya dorongan biologis dan cultural dalam
perkembangan individu

b.Teori dari Freud tentang dorongan seksual

c.Teori dari Erickson tentang perkembangan psiko-sosial

d.Teori dari Piaged tentang perkembangan kognitif

e.Teori dari Kohlderg tentang perkembangan moral

f.Teori dari Zunker tentang perkembangan karir

g.Teori dari Bohler tentang perkembangan sosial

h.Teori dari Havighurst tentang tugas – tugas perkembangan individu semenjak masa bayi
sampai dengan masa dewasa

4.Belajar, balikan dan penguatan

Belajar merupakan salah satu konsep yang amat mendasar dan psikologi,peristiwa belajar
dari bentuk-bentuk belajar yang di tandai oleh perubahan tingkah laku yang amat sederhana
sebagai hasil latihan singkat sampai dengan proses mental tingat tinggi. Untuk memahami
tentang hal – hal yang berkaitan dengan belajar terdapat beberapa teori belajar yang bias
dijadikan rujukan, diantaranya adalah :

a.Teri belajar Behaviorisme

b.Teori belajar Kognitif atau teori pemrosesan informasi

c.Teori belajar Gestalt. Dewasa ini mulai berkembang teori belajar konstruktifisme.

5.Kepribadian

9
ciri seseorang adalah kepribadianya dalam khasanah psikologi rumusan yang satu tentang
kepribadian masih sulit di capai. Sementara itu, Abin Syamsudin (2003) mengemukakan
tentang aspek – aspek kepribadian yang mencakup :[9]

a.Karakter ; yaitu konsekuen tidaknya dalam mematuhi etika perilaku, konsisten tidaknya
dalam memegang pendirian atau pendapat.

b.Temperamen ; yaitu disposisi reaktif seorang, atau cepat lambatnya mereaksi terhadap
rangsangan – rangsangan yang datang dari lingkungan.

c.Sikap ; sambutan terhadap objek yang bersifat positif, negative atau ambivalen.

d.Stabilitas emosi ; yaitu kadar kestabilan reaksi emosional terhadap rangsangan dari
lingkungan. Seperti mudah tidaknya tersinggun,sedih atau putus asa.

e.Responsibilitas ( tanggung jawab) ; kesiapan untuk menerima resiko dari tindakan atau
perbuatan yang dilakukan. Seperti mau menerima resiko secara wajar, tidak lepas tangan atau
melarikan diri dari resiko yang dihadapi.

f.Sosiabilitas ; yaitu disposisi pribadi yangberkaitan dengan hubungan interpersonal. Seperti


sifat pribadi yang terbuka atau tertutup dan kemampuan berkomunikasi dengan orang lain.

BAB III

KESIMPULAN

Dari beberapa uraian di atas, dapat kita simpulkan bahwa agama merupakan
pengalaman dunia dalam seseorang tentang ketuhanan disertai keimanan dan peribadatan.
Sedang psikologi artinya ilmu yang mempelajari tentang jiwa, baik mengenai macam-macam
gejalanya, prosesnya, maupun latar belakangnya. Keduanya memiliki hubungan yang sangat
erat. Mengingat eratnya hubungan antara keduanya, akhirnya lahirlah psikologi agama.

Dalam bimbingan dan konseling, agama berperan sebagai layanan kepada individu agar dapat
memiliki sifat dan tingkah laku yang sesuai dengan ajaran atau nilai-nilai yang sesuai dengan
ajaran agama.

10
Aspek psikologi perlu diikut sertakan pula, karena peranan psikologi dalam
bimbingan dan konseling berarti memberikan pemahaman tentang tingkah laku individu yang
menjadi sasaran layanan, meliputi motiv dan motivasi, pembawaan dasar dan lingkungan,
perkembangan individu, belajar dan kepribadian.

Layanan Bimbingan dan Konseling dalam konteks Indonesia, di samping


berlandaskan pada agama dan psikologi kiranya perlu memperhatikan pula landasan –
landasan yang lain, seperti landasan sosial budaya, landasan filosofis, landasan pedagogis,
landasan historis dan landasan legalistik. Kesemuanya memiliki peran yang sama pentingnya
dalam layanan Bimbingan dan Konseling.

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Abu & Widoso Supriyono.Psikologi Belajar.Jakarta:Rineka Cipta,2013.

Makmun,Abin Syamsudin.Psikologi Pendidikan.Bandung:Rosda Karya Remaja,2003.

http://erwinsyahtegar.blogspot.co.id/2012/03/peranan-agama-dan-psikologi-
dalam.html?m=1

http://makalahs1.blogspot.co.id/2013/05/makalah-bimbingan-dan-konseling-
agama.html?m=1

11

Anda mungkin juga menyukai