BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
mereka sendiri. Ketika hal ini terjadi akan diikuti oleh berkurangnya
gereja.
2
dari masalah dan tantangan yang ada, maka untuk dapat menjawab
sering kita lihat pada zaman modern ini kekerasan tawuran yang
Kotamobagu Selatan.
B. Rumusan Masalah
Desa Kopandakan I?
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
2. Manfaat Praktis
a. Peneliti
b. Gereja
c. STAKN (Kampus)
BAB II
KAJIAN TEORITIK
A. Pendampingan Pastoral
1. Pendampingan1
orang lain yang karena suatu sebab perlu didampingi. Orang yang
dan atau relasi timbal balik. Pihak yang bertanggung jawab (sejauh
1
Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta : Balai Pustaka, 1990.
7
memiliki aspek yang lebih luas, yang dapat mencakup pula pemberian
2. Pastoral
dan pelayanan Yesus ini dalam kehidupan praktis mereka. Oleh sebab
itu, tugas pastoral bukan hanya tugas resmi atau monopoli para
2
Aart Van Beek, Pendampingan Pastoral, Jakarta : BPK Gunung Mulia, 2007. h. 9
3
M. Bons-Storm, Apakah Pengembalaan itu? (Jakarta : BPK Gunung Mulia, 2008), h. 4
4
Douglas,Ensiklopedia Alkitab Masa kini Jilid I. Jakarta Yayasan Bina Kasih/OFM
8
Nya.5
penggembalaan.
5
M. Bons-Storm, Apakah Penggembalaan itu? (Jakarta : BPK Gunung Mulia, 2008) hal.2
6
Tidball J. Derek, Teologi Penggembalaan, Malang : Gandum Mas.
9
a) Fungsi membimbing
Fungsi membimbing penting dalam kegiatan menolong
dan mendampingi seseorang. Fungsi ini merupakan salah
satu fungsi dari fungsi fungsi fungsi pendampingi pastoral
yang lain. Pengambilan keputusan tentang masa depan
ataupun mengubah dan memperbaiki tingkah laku tertentu
atau kebiasaan tertentu, tetap ditangan orang yang didampingi
(klien). Lebih bertanggung jawab apabila orang yang
didampingi diberi kepercayaan untuk mengemukakan
persoalannya bila sangat membutuhkan pemecahan.
b) Fungsi mendamaikan/memperbaiki hubungan
Ini dapat berfungsi sebagai perantara untuk memperbaiki
hubungan yang rusak dan terganggu. Hal yang perlu
mendapat perhatian pendamping adalah jangan sampai
pendamping memihak salah satu pihak; ia hendaknya menjadi
orang yang netral atau penengah yang bijaksana.
c) Fungsi menopang
Umumnya konselor dan konseli hanya berfokus pada
masalah inti. Tanggapan dari konselor, adalah singkat, tepat,
dan menekankan perasaan konseli kehadiran yang baik dan
komunikasi non-lisan konselor banyak menolong. Sebab
biasanya konseli hanya gelisah.
d) Fungsi menyembuhkan
Fungsi ini penting terutama bagi mereka yang
mengalami dukacita dan luka batin akibat kehilangan atau
terbuang, biasanya berakibat pada penyakit psikosomatis,
suatu penyakit yang secara langsung atau tidak langsung
disebabkan oleh tekanan mental yang berat. Penting sekali
kita menyadari bahwa emosi/perasaan yang tertekan dan
tidak terungkapkan melalui kata-kata atau ungkapan perasaan
sperti menangis dan sebagainya kemungkinan akan
disalurkan melalui disfungsi tubuh kita.
10
e) Fungsi menolong
Fungsi menolong ini mucul dalam usaha menolong
konseli untuk mengambil keputusan.mengenai hidupnya.7
B. Pemuda
pembangunan bangsanya.8
7
Aart Van Beek, Pendampingan Pastoral, Jakarta : BPK Gunung Mulia, 2007. H. 13-14
8
Ciptadestiara Pengertian Pemuda. h. 26
9
Jaffray, Pekerjaan Pemuda Gereja Dalam Pembangunan Bangsa h..41
11
10
Iris V. Cully, dinamika pendidikan kristen, jakarta : bpk gunung mulia, 2009. Hal 160
12
D. Tawuran
1. Pengertian
atau kelompok. Agresi itu sendiri diartikan sebagai suatu cara untuk
a. Faktor internal
Faktor internal mencakup reaksi frustasi negatif, gangguan
pengamatan dan tanggapan pada diri seseorang, gangguan
cara berfikir pada diri seseorang, dan gangguan
emosional/perasaan pada diri seseorang. Tawuran pada
dasarnya dapat terjadi karena tidak berhasilnya seseorang
untuk mengontrol dirinya sendiri. Gangguan pengamatan dan
tanggapan pada diri manusia antara lain berupa : ilusi,
halusinasi dan gambaran semu. Pada umumnya manusia
dalam memberi tanggapan terhadap realita cenderung melalui
pengolahan batin yang keliru, sehingga timbullah pengertian
yang salah. Hal ini disebabkan oleh harapan yang terlalu
muluk-muluk dan kecemasan yang terlalu berlebihan. Aman
dan takut terhadap sesuatu yang tidak jelas: dan perasaan
11
Riskyana dewi intan p, pengertian kekerasan, diambil dari :
https://www.scribd.com/document/111558407/pengertian-tawuran
13
sebagai berikut :
kejadian tawuran.
e. Dipenjarakan.13
E. Landasan Alkitabiah
12
Jurnal Psikologi Pendidikan dan Perkembangan 5 Vol. 3 no. 01, april 2014. h. 5
13
Jurnal Andre Rivaldi, Tawuran, diakses dari :
https:www.scribd.com/doc/207504317/tawuran-pdf
14
1. Dalam Perjanjian Lama (PL), seperti kisah yang ada dalam kitab
manusia.
2. Dalam Perjanjian Baru (PB), seperti kisah yang ada dalam kitab
engkau ke pengadilan
tawuran yang hanya akan merugikan. Maka dari itu kita sebagai
14
Adrie Lukas Pastoral Bagi Pemuda Yang Mengkonsumsi Minuman Keras
Berlebihan Di Jemaat GMIM Yerusalem Paal Dua Manado. (Karya Ilmiah. 2014)
15
Mulyadin Permana Konflik Sosial dsalam Kekerabatan : Kajian Antropologi
Terhadap Tawuran Antar Kampung di Bima Nusa Tenggara Barat.
http://Kompasiana.com/www.mulyadinpermana.com
16
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
dalam bentuk kata-kata, tekanan penelitian ini ada pada proses bukan
kata-kata lisan maupun tertulis dan tingkah laku yang dapat diamati
16
Sugiyono, Metode Penelitian Kualitatif, Kuantitatif, Dan R&D, (Bandung,Alfabeta,2013)
17
Sumanto, Metodoli Penelitian, Yogyakarta: Alfabet, 1990, h. 4
18
Buku Panduan Penulisan Karya Ilmiah STAKN, Manado :STAKN, 2017, h.10
19
Drs. Septiawan Santana K., MS.i, Menulis Ilmiah : Metode enelitian Kualitatif, (Jakarta:
Yayasan Obor Indonesia, 2007) h. 40
18
ditentukan oleh peneliti, untuk itu lebih dari pada itu peneliti dapat
1. Tempat Penelitian
2. Waktu Penelitian
C. Instrumen Penelitian
20
Dr. J. R. Raco, M.E., M.Sc, Metode Penelitian Kualitatif Jenis, Karakteristik dan
Keunggulannya (Jakarta, Grasindo) Hal. 107
19
21
Asep Saepul Hamdi E. Bahruddin, Metode Penelitian Kuantitatif Aplikasi dalam Pendidikan
(Budi Utama, DIY, 2012) Hal.50
22
Ibid. Hal 53
20
perangkat desa terkait dan tua-tua desa yang ada. Alasan peneliti
peneliti.
a. Data primer
2. Gereja (Pelsus)
4. Tua-Tua Desa
b. Data sekunder
23
J. Supranto, M.A., STATISTIK Teori dan Aplikasi, (Jakarta: Erlangga 2000) Hal. 10
21
lainnya.24
a. Observasi
b. Wawancara
24
Ibid. Hal. 10
25
W. Gulo, Metodolog Penelitian, (Jakarta : GRASINDO) hal. 116
22
kehidupan.26
pada pemuda?
26
Bimo Walgito, Bimbingan dan konseling (Studi dan Karir), (Yogyakarta: ANDI, 2011), hal.
76
23
proses hukum?
tidak baik?
berlaku?
Desa Kopandakan I?
27
Drs. Septiawan Santana K., MS.i, Menulis Ilmiah: Metode Penelitan Kualitatif, (Jakarta:
Yayasan Obor Indonesia, 2007) hal. 63
28
Nusa Putra, Penelitian Kualitatif Proses dan Aplikasi, (Jakarta: Indeks, 2012), hal. 333
24
kepada data yneg telah diperoleh dari peneliti yang sifatnya terbuka.
terdiri dari jenis data, baik berupa catatan lapangan dan komentar
1. Pengumpulan Data
penting.29
2. Reduksi data
29
W. Gulo, Metodolog Penelitian, (Jakarta : GRASINDO) hal. 110
25
3. Penyajian data
berkaitan.31
4. Penarikan kesimpulan
hasil peneliti.32
30
Goenawan Roebiyanto, Geometri, Pengukuran dan Statistik, (Malang: Gunung Samudera,
2014) hal. 111
31
Sigit Nugroho, Ph. D., Dasar-Dasar Metode Statistika, (Jakarta: Grasindo) hal. 17
32
Dermawan Wibisono, RISET BISNIS, Panduan bagi Praktisi dan Akademisi, (Jakarta: PT.
Gramedia Pustaka, 2003), Hal. 38
26
BAB IV
A. Paparan Data
usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam
adalah sungai KOPE yang melalui ujung Utara Desa Kopandakan dari
sebagai berikut.
Tabel 1. 1
SANGADI
Muslim Tungkagi
SEKERTARIS DESA
Rajiman Anthoni
Probis Keuangan
Ervina F. Hengkeng, SH
Kepala Seksi Pemerintahan : Syahril Bangki
Kepala Seksi Kesejahteraan : Mores Tupuon
Kepala Seksi Pelayanan : Kusnun Djola
Kepala Dusun I : Anuar Mamonto
Kepala Dusun II : Ninti Tubuon
Kepala Dusun III : Hasnan Lamadendreng
Kepala Dusun IV : Syahril Bangki (PLH)
Kepala Dusun V : Samsudin Modeong
sebagai berikut.
VISI
Kopandakan I :
MISI
membangun desa.
masyarakat.
B. Temuan Penelitian
1. Hasil Wawancara
a. Pemuda
2003 dan hingga saat ini pun masih terjadi dalam kurun waktu yang
untuk dihilangkan!34
33
ML, RL, SK, JL, EL, SG, AS, BS, YD, RS dan ED Wawancara 28 Juni 2017
34
KT ML, RL, SK, JL, EL, SG dan AS Wawancara 28 Juni 2017
31
ketenangan orang lain dan membuat keluarga malu dan juga hanya
b. Pelsus Gereja
warga masyarakat!39
38
ML, RL, dan JL Wawancara 28 Juni 2017
39
NS (Pdt) Wawancara 11 Juni 2017
33
40
NS (Pdt) Wawancara 11 Juni 2017
41
NS (Pdt) Wawancara 11 Juni 2017
34
c. Tokoh Masyarakat
tauwran yang dilakukan oleh para pemuda desa maka kami para
42
NS (Pdt) Wawancara 11 Juni 2017
43
MS (Sangadi) Wawancara 03 Juli 2017
44
SB (KSP) Wawancara 03 Juli 2017
35
d. Tua-tua Desa
45
SB (KSP) Wawancara 03 Juli 2017
46
SB (KSP) Wawancara 03 Juli 2017
36
yang berlaku?
sosialisasi yang sering dilakukan maka sifat keras kepala dan yang
47
TS (Pensiunan Guru) Wawancara 04 Juli 2017
48
TS (Pensiunan Guru) Wawancara 04 Juli 2017
49
TS (Pensiunan Guru) Wawancara 04 Juli 2017
37
C. Pembahasan
hingga saat ini pun masih ada tindak tawuran yang dilakukan oleh
sulit untuk dihilangkan sehingga dendam itu bisa timbul secara tiba -
sehingga hal yang dilakukan tidak baik, karena mereka sadar memang
tidak ada manfaatnya dalam hidup dan hanya membuat hidup lebih
susah baik itu dalam pergaulan di jaman modern saat ini maupun
tindak tawuran yang dilakukan. Orang tua serta keluarga mereka pun
keluarga malu dan juga hanya akan merugikan diri sendiri dikedepan
hari.
orang tua, keluarga terdekat dan orang lain. Pelayan Gereja bersama
orang tua dan aparat desa pun sudah bertindak dalam memberikan
Sinode GMIBM agar dijaman modern ini para pemuda bisa sama-
instansi terkait sehingga menutupi setiap kasus yang dibuat oleh para
dan antar kaum muda. Tindak kekerasan atau tindak tawuran pertama
insiden itu, bumi penuh dengan kekerasan. Sekali lagi, apa reaksi
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam hal ini, gereja telah berperan aktif sejak lama menindaki
yang telah menjadi faktor penyebab dan akibat dari tawuran yang
didapat bahwa hasil penelitian ini berjalan dengan efektif dan baik
pemuda sudah mulai sadar dan perlahan ingin menjauh dari minuman
yang negatif. Maka pihak gereja dan pemerintah desa pun harus lebih
berlaku.
B. Saran
1. Pemuda
masa depan dan pekerjaan agar bisa mencapai cita - cita yang
DAFTAR PUSTAKA
Cully Iris V., dinamika pendidikan kristen, jakarta : bpk gunung mulia,
2009.