Anda di halaman 1dari 2

Konseling Pastoral Bagi Jemaat dan Aktivis Gereja

Judul buku: Bela Rasa Yang Dibagirasakan

Penulis: Prof. Dr. Mesach Krisetya

Penerbit: Duta Ministri, Jakarta

Cetakan: Pertama, 2015

Jumlah halaman: 212 halaman; 21 cm

Harga buku: Rp 50.000,00

Diresensi oleh: Mattias Malanthon

Buku ini ditulis untuk menjawab langkanya buku-buku tentang konseling


pastoral berbahasa Indonesia. Kalaupun ada, lebih banyak terjemahan dari bahasa
lain sehingga tidak sesuai dengan konteks atau budaya Indonesia. Penulis buku
adalah ahli dalam konseling pastoral yang dikukuhkan oleh SK Mentri Pendidikan
Nasional menjadi Guru Besar Teologi Pastoral Konseling pada tahun 2007.
Dengan pemahaman akan konteks Indonesia yang mendalam maka buku ini
menjadi sangat mudah untuk dipelajari dan dipahami oleh orang Indonesia.

Selain cocok sebagai buku pegangan untuk kuliah bidang pastoral pada
sekolah tinggi dan fakultas teologi, buku ini juga baik untuk dibaca para pelayan
di gereja dan juga di sekolah-sekolah kristen. Buku ini dapat diklasifikasikan ke
dalam buku non fiksi kategori buku teks tentang pastoral.

Isi buku dibagi menjadi sembilan bab yang dapat dikelompokkan menjadi
tiga bagian yaitu pertama bab satu sampai tiga mengenai pengertian, dasar, dan
metode pelayanan pastoral; kedua bab empat sampai enam tentang contoh-contoh
masalah dalam pelayanan pastoral; terakhir bab tujuh sampai sembilan adalah
bagaimana menjadi seorang konselor.

Bagian pertama diawali dengan membandingkan antara pastoral tradisional


dan pastoral yang sudah direvisi sesuai dengan perkembangan jaman. Kemudian
dilanjutkan dengan menjelaskan teologi yang tepat sebagai dasar pelayanan
konseling dengan dua pendekatan yaitu teologi teosentris dan teologi
antroposentris. Setelah itu dituliskan juga metode-metode yang digunakan dalam
pelayanan konseling pastoral yang berbeda dengan metode non pastoral. Sumber

1
yang digunakan pada konseling pastoral adalah sumber keagamaan seperti iman,
berkat, Alkitab, dan doa.

Bagian kedua membahas secara khusus tentang masalah-masalah dalam


pelayanan konseling, pertama adalah berhubungan dengan kejiwaan seseorang
seperti stress, depresi, dan homoseksualitas; kedua mengenai pernikahan,
termasuk konseling pranikah dan sikap terhadap perceraian, dan keluarga; ketiga
tentang pengalaman krisis yang mengakibatkan perasaan cemas, tidak berdaya,
ketergantungan, marah, dan penurunan efisiensi dan dukacita menghadapi
penyakit dan kematian.

Bagian ketiga bertutur tentang bagaimana menjadi seorang konselor yang


baik. Pertama adalah bagaimana memberikan pelayanan bagi orang-orang yang
memiliki penyakit terminal; kedua membicarakan tentang panggilan menjadi
konselor, visi dan misi seorang konselor; ketiga adalah contoh praktek pendidikan
pastoral secara langsung atau disebut CPE (Clinical Pastoral Education).

Penuturan dalam buku ini adalah naratif-deskriptif secara sistematis dengan


menggunakan bahasa Indonesia yang sederhana sehingga memudahkan pembaca
memahami isi buku dengan baik. Buku ini merupakan intisari pelayanan
konseling yang dialami oleh penulis sehingga banyak pendapat pribadi dari
penulis dalam buku ini. Karena itu untuk dapat memahaminya dengan mendalam
kita harus dapat memahami apa yang dialami penulis. Jikalau kita gagal
memahaminya, buku ini hanyalah menjadi buku pengetahuan tentang konseling
pastoral saja.

Kita dapat belajar, menyerap, dan menerapkan isi buku ini dalam pelayanan
konseling yang kita lakukan bagi orang lain. Buku ini memperkenalkan, bagi
jemaat, menambah wawasan, bagi mahasiswa, dan melengkapi, bagi konselor,
akan pelayanan pastoral bagi sesama.

Anda mungkin juga menyukai