Anda di halaman 1dari 17

PRAKTEK FISIKA DASAR

DASAR PENGUKURAN DAN KETIDAKPASTIAN PENGUKURAN

OLEH:

KELOMPOK 8

1. Eka Jauhari Putra


2. Diyah Nur Novitasari
3. Leli Krisnawati Ndraha
4. Meinia Ronatio Manurung
5. Nurbaiti Ozzanain
6. Nurul A’la
7. Siti Mutiah

INSTITUT KESEHATAN HELVETIA

MEDAN

2016-2017
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Tujuan Percobaan: 1.Mampu Menggunakan Alat-alat Ukur Dasar

2. Menentukan Ketidakpastian Pengukuran Berulang

3. Mengerti atau Memahami Penggunaan Angka Berarti


BAB II
TEORI
Fisika (bahasa Yunani: φυσικός (fysikós), "alamiah", dan φύσις (fýsis), "alam")
adalah sains atau ilmu tentang alam dalam makna yang terluas.Fisika mempelajari
gejala alam yang tidak hidup atau materi dalam lingkup ruang dan waktu. Para
fisikawan atau ahli fisika mempelajari perilaku dan sifat materi dalam bidang yang
sangat beragam, mulai dari partikel submikroskopis yang membentuk segala materi
(fisika partikel) hingga perilaku materi alam semesta sebagai satu kesatuan kosmos.
Beberapa sifat yang dipelajari dalam fisika merupakan sifat yang ada dalam semua
sistem materi yang ada, seperti hukum kekekalan energi. Sifat semacam ini sering
disebut sebagai hukum fisika.

Fisika sering disebut sebagai "ilmu paling mendasar", karena setiap ilmu alam
lainnya (biologi, kimia, geologi, dan lain-lain) mempelajari jenis sistem materi tertentu
yang mematuhi hukum fisika. Misalnya, kimia adalah ilmu tentang molekul dan zat
kimia yang dibentuknya. Sifat suatu zat kimia ditentukan oleh sifat molekul yang
membentuknya, yang dapat dijelaskan oleh ilmu fisika seperti mekanika kuantum,
termodinamika, dan elektromagnetika.

2.1 Pengukuran

Pengukuran adalah membandingkan suatu besaran yang di ukur dengan alat ukur
yang digunakan sebagai satuan.sesuatu yang dapat diukur dan dinyatakan dengan angka
disebut besaran, sedangkan perbandingan dalam suatu pengukuran disebut satuan.
Satuan yang digunakan untuk melakukan pengukuran dengan hasil yang sama atau tetap
untuk semua orang disebut satuan baku, sedangkan satuan yang digunakan untuk
melakukan pengukuran dengan hasil yang tidak sama untuk orang yang berlainan
disebut satuan tidak baku.

Pengukuran adalah membandingkan nilai suatu besaran yang diukur


menggunakan besaran sejenis yang ditetapkan sebagai satuan.

 Pengukuran Panjang
- Mistar(penggaris)

Mistar/penggaris adalah alat ukur panjang yang sering digunakan. Alat


ukur ini memiliki skala terkecil 1mm atau 0,1cm. Mistar memiliki ketelitian
pengukuran setenga dari skala terkecilnya yaitu 0,5mm.
- Jangka sorong

Jangka sorong merupakan alat pengukur panjang dan bisa digunakan


untuk mengukur diameter suatu benda. Penemu jangka sorong adalah seorang ahli
teknik berkebangsaan Prancis, Pierre Vernier. Jangka sorong terdiri dari 2 bagian,
yaitu rahang tetap dan geser(sorong). Skala panjang yang terdapat pada rahang
tetap adalah skala utama, sedangkan skala pendek pada rahang geser adalah skala
nonius atau vernier, skala utama memiliki skala dalam cm dan mm. Sedangkan
skala nonius memiliki panjang 9 mm dan dibagi 10 skala. Sehingga beda 1 skala
nonius dengan 1 skala pada skala utama adalah 0,1 mm atau 0,01 cm. Jadi, skala
terkecil pada jangka sorong adalah 0,1 mm atau 0,01 cm.

- Mikrometer Sekrup

Mikrometer Sekrup biasa digunakan untuk mengukur benda-benda yang


tipis, seperti tebal kertas dan diameter rambut. Mikrometer Sekrup terdiri atas 2
bagian, yaitu selubung (poros tetap) dan selubung luar (poror ulir). Skala panjang
pada poros tetap merupakan skala utama, sedangkan pada poros ulir merupakan
skala nonius. Skala utama mikrometer sekrup memiliki skala dalam mm,
sedangkan skala noniusnya terbagi dalam 50 bagian. Satu bagian pada skala
nonius mempunyai nilai 1/50 x 0,5 mm atau 0,01 mm. Jadi, mikrometer sekrup
memiliki ketelitian yang lebih tinggi dari 2 alat yang telah disebutkan
sebelumnya, yaitu 0,01 mm .

 Pengukuran Suhu

Suhu adalah ukuran derajat panas atau dinginnya suatu benda. Ketika tangan
kita dicelupkan ke dalam air yang baru direbus, beberapa saat kemudian tangan kita
akan merasakan panas. Demikian pula saat tangan kita memegang es, ternyata tangan
kita merasa dingin. Dalam kehidupan sehari-hari panas atau dingin biasa digunakan
untuk menjelaskan derajat suhu suatu benda. Suatu benda dikatakan panas, berarti
benda tersebut memiliki suhu yang tinggi. Demikian pula suatu benda dikatakan dingin,
berarti benda tersebut bersuhu rendah. Perasaan kita tidak dapat menyatakan suhu suatu
benda dengan tepat, juga karena jangkauan perasaan kita terbatas. Oleh karena itu
manusia menciptakan suatu alat yang dapat digunakan untuk mengukur suhu dan
besarnya suhu dapat dilihat dari angka yang ditunjukkan.

Termometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur suhu benda dengan
tepat dan menyatakannya dengan angka disebut termometer. Sebuah termometer
biasanya terdiri dari sebuah pipa kaca beronggayang berisi zat cair (alkohol atau air
raksa), dan bagian atas cairan adalah ruang hampa udara. Termometer dibuat
berdasarkan prinsip bahwa volume zat cair akan berubah apabila dipanaskan atau
didinginkan. Volume zat cair akan bertambah apabila dipanaskan, sedangkan apabila
didinginkan volume zat cair akan berkurang. Naik atau turunnya zat cair tersebut
digunakan sebagai acuan untuk menentukan suhu suatu benda. zat cair sebagai bahan
pengisi termometer ada dua macam, yaitu air raksa dan alkohol. Nah, ternyata zat
cair tersebut memiliki beberapa keuntungan dan kerugian.

a. Termometer air raksa


Berikut ini beberapa keuntungan air raksa sebagai pengisi termometer:

- Air raksa tidak membasahi dinding pipa kapiler, sehingga pengukurannya


menjadi teliti.
- Air raksa mudah dilihat karena mengkilat.
- Air raksa cepat mengambil panas dari suatu benda yang sedang diukur.
- Jangkauan suhu air raksa cukup lebar, karena air raksa membeku pada suhu
– 40°C dan mendidih pada suhu 360° C.

b. Termometer alkohol
Keuntungan menggunakan alkohol sebagai pengisi termometer, antara lain :

- Alkohol harganya murah.


- Alkohol lebih teliti, sebab untuk kenaikan suhu yang kecil ternyata alkohol
mengalami perubahan volume yang besar.
- Alkohol dapat mengukur suhu yang sangat rendah, sebab titik beku alkohol
–130°C.

c. Termometer Celsius

- Dibuat oleh Anders Celsius dari Swedia pada tahun 1701 - 1744.
- Titik tetap atas menggunakan air yang sedang mendidih (100°C).
- Titik tetap bawah menggunakan air yang membeku atau es yang sedang
mencair (00 C).
- Perbandingan skalanya 100.

d. Termometer Reamur

- Dibuat oleh Reamur dari Perancis pada tahun 1731.


- Titik tetap atas menggunakan air yang mendidih (80°R).
- Titik tetap bawah menggunakan es yang mencair (0°R).
- Perbandingan skalanya 80.

e. Termometer Fahrenheit

- Dibuat Daniel Gabriel Fahrenheit dari Jerman pada tahun 1986 - 1736
- Titik tetap atas menggunakan air mendidih (212°F).
- Titik tetap bawah menggunakan es mencair (0°F).
- Perbandingan skalanya 180.

f. Termometer Kelvin

- Dibuat oleh Kelvin dari Inggris pada tahun 1848-1954


- Titik tetap atas menggunakan air mendidih (373 K).
- Titik tetap bawah menggunakan es mencair (273 K).
- Perbandingan skalanya 100.

 Pengukuran Waktu

Sebelum melakukan pengukuran waktu ada baiknya terlebih dahulu mengenal


istilah-istilah yang ada dalam satuan waktu. Banyak sekali istilah yang digunakan untuk
satuan waktu, diantaranya adalah sebagai berikut :

 Milenium, Milenium adalah bilangan untuk tiap jangka waktu seribu tahun
dalam kalender. Tahun 2000 disebut sebagai awal dari alaf baru dalam
memasuki alaf ketiga (tahun 2000 sampai tahun 2999).
 Abad, Abad adalah sebutan untuk jangka waktu seratus tahun. Satu abad
bersamaan dengan sepuluh dekade. Abad ini, abad ke-21, bermula pada tahun
2001 hingga tahun 2100.
 Dasawarsa ( dasa artinya sepuluh (jawa) warsa artinya tahun), Dasawarsa atau
dekade adalah unit waktu yang terdiri dari 10 tahun. Umumnya, satu dasawarsa
dimulai pada tahun yang berakhir dengan angka 0, dan berakhir pada tahun yang
berakhir dengan angka 9. Contoh: dasawarsa 80-an, dimulai dari tahun 1980
sampai 1989
 Windu = 8 tahun, Windu adalah istilah untuk selang waktu selama 8 tahun
 Lustrum adalah istilah untuk selang waktu 5 tahun
 1 tahun = 12 bulan = 52 minggu = 365 hari
 1 bulan = 28 – 31 hari
 1 minggu = 7 hari
 1 hari = 24 jam
 1 tahun = 4 triwulan
 1 tahun = 3 caturwulan
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN

3.1 Alat-alat dan Bahan


 Alat
a. Mikrometer
b. Jangka Sorong
c. Mistar
d. Stopwatch
e. Termometer
 Bahan
a. Aquadest
b. Beaker Glass
c. Bunsen
d. Sampul Buku
e. Kamus Lengkap Bahasa Inggris-Indonesia
3.2 Prosedur Percobaan
A. Pengukuran Panjang
1. Diambil Penggaris (Miskar) kemudian menentukan NST(Nilai skala
terkecil) dari mistar(penggaris)
2. Diukur masing-masing 1x untuk panjang,lebar, dan tinggi dari sampul
buku yang telah disediakan dengan menggunakan mistar(penggaris).
Kemudian dicatat hasil pengukuran yang telah dikerjakan/dilakukan pada
table hasil pengamatan.
3. Diukur masing-masing 1x untuk panjang,lebar, dan tinggi dari kamus
lengkap yang telah disediakan dengan menggunakan mistar(penggaris).
Kemudian dicatat hasil pengukuran yang telah dikerjakan/dilakukan pada
table hasil pengamatan.

B. Pengukuran Suhu dan Waktu


1. Disiapkan Beaker Glass, Pembakar Bunsen dengan Kaki tiga dan lapisan
absesnya dan sebuah thermometer
2. Diaspkan Beaker Glass kemudian diisi dengan air 100 mm dan
diletakkan diatas kakitiga tanpa ada pembakar.
3. Diukur themperaturnya sebagai themperatur mula-mula
4. Dinyalakan pembakar bunsen dan menunggu beberapa saat hingga
nyalanya terlihat normal.
5. Diletakkan pembakar bunsen tepat dibawah beaker glass bersamaan
dengan menjalankan alat pengukur waktu/stopwach.
6. Dicatat perubahan temperature yang terbaca pada termometer tiap selang
waktu 1 menit sampai dengan 5 kali.
BAB IV
DATA PERCOBAAN

1.Pengukuran Panjang
NO Hasil Pengukuran
Benda Yang Diukur
P L T

1 Sampul buku 21,8Cm 15,4cm 0,3Cm

2 Kamus lengkap 24,5Cm 16,3cm 3,2Cm

2.Pengukuran Waktu Dan Suhu


NO Waktu (s) Temperatur ( °C) Perubahan
Temperatur(°C )

1 0 29°C _

2 60 31°C 2°C

3 120 33°C 4°C

4 180 35°C 6°C

5 240 38°C 9°C

6 300 41°C 12°C


BAB V

GAMBAR PERCOBAAN

ALAT:

a. Mikrometer

b. Jangka Sorong

c. Mistar

d. Stopwatch
e. Termometer

f. Kaki tiga

BAHAN:

a. Aquadest

b. Beaker Glass
c. Bunsen

d. Sampul buku

e. Lapisan Asbes Kakitiga


f. Kamus lengkap Bahasa Inggris-Indonesia
BAB VI
ANALISIS DATA
1. Pengukuran Suhu

Analisis kenaikan suhu terhadap perubahan waktu.

Kenaikan suhu per satuan waktu

T1 + T2 + T3 + …… + n

t1 + t2 + t3 + …….+ n

2ᵒC + 4ᵒC + 6ᵒC + 9ᵒC + 12ᵒC

60 + 120 + 180 + 240 + 300

33

900

0,036 ᵒC/S

2. Pengukuran Panjang
a. Sampul buku

V= p×l×t

= 21,8 cm × 15,4 cm × 0,3 cm

= 100,716 cm3

b. Kamus lengkap

V= p×l×t

= 24,5 cm × 16,6 cm × 3,2 cm

= 1,277.92 cm3
BAB VII
KESIMPULAN
Setiap alat ukur memiliki suatu keguanaan atau fungsi dengan parameternya
masing-masing, misalnya mistar digunakan untuk mengukur panjang suatu benda,
thermometer digunakan untuk mengukur suhu, stopwatch digunakan untuk mengukur
waktu, dan lain-lain.

Setiap alat ukur memiliki cara-cara tersendiri untuk dapat digunakan dan
memiliki cara-cara tersendiri untuk menunjukkan hasil pengukuran dalam pengukuran
yang telah dilakukan. Namun, kita perlu berhati-hati dalam setiap melaksanakan
pengukuran, yakni untuk mengurangi ataupun menghilangkan kesalahan-kesalahan
yang kemungkinan dapat terjadi.

Dalam suatu pengukuran, terdapat ketidakpastian. Hal ini dikarenakan dalam


setiap pengukuran yang dilakukan akan senantiasa mengandung suatu kesalahan yang
menyebabkan ketidakpastian pengukuran. Kesalahan tersebut dapat digolongkan
kedalam beberapa macam. Namun, kita dapat meminimalisir ataupun menghilangkan
kesalah tersebut dengan mengetahui jenis kesalahan dan sumber kesalahannya sehingga
hasil pengukurannya bias menjadi lebih akurat.

Ada banyak sekali manfaat jika kita bisa menggunakan suatu alat ukur dalam
kehidupan sehari-hari, dimulai dari suatu hal yang paling sederhana sampai dengan hal
yang paling rumit. Dengan mengerti pengukuran, kita bisa dapat mengukur dan
mengatur waktu. Selain itu, dalam pengukuran juga terdapat ketidakpastian dan adanya
angka penting atau angka berarti yang harus diketahui sehingga dapat diterapkan dalam
pengukuran yang sering kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari.
BAB VIII

DAFTAR PUSTAKA
Diambil kembali dari http://id.wikipedia.org/wiki/fisika

http://wwwilmusiana.com/2015/06/Pengertian-pengukuran-dalam-fisika.html

Mastugino. (2013). Pengukuran Suhu. Diambil kembali dari Mastugino.blogspot.co.id:


http://mastugino.blogspot.co.id/2013/10/pengukuran-suhu.html

Anda mungkin juga menyukai