i
Dasar-dasar Mengajar Sekolah Minggu
Penulis:
I Putu Ayub Darmawan, M.Pd.
ISBN: 978-602-73343-1-1
Editor:
Katarina
Desain Sampul:
Maria Benedetta Mustika
Penerbit:
Sekolah Tinggi Teologi Simpson
Jl. Agung No. 66, Krajan, Kel. Susukan.
Kec. Ungaran Timur, Kab. Semarang (50516)
Jawa Tengah.
ii
KATA PENGANTAR
iv
DAFTAR ISI
1 Pendahuluan ........................................................................... 1
v
Sekolah Minggu Adalah Generasi Penerus Gereja
vi
1
PENDAHULUAN
1
Dalam Perjanjian Baru (PB), Yesus Sang Guru Agung se-
dikitpun tidak memandang rendah pada seorang anak. Banyak
ayat yang membuktikan bahwa Tuhan Yesus sangat mengasihi
anak-anak (Mrk. 9:36, 37; 10:13-16; Mat. 11:16-17; 18:3-10;
19:13-15; 21:15-16; Luk. 18:15-17). Di tengah-tengah kesibukan-
Nya, Tuhan Yesus belum pernah menolak kehadiran anak-anak,
Ia dengan rela mendekati mereka dan memenuhi kebutuhan
mereka bahkan memberkati mereka. Kristus bukan hanya men-
cintai anak-anak, tetapi Ia sendiri pernah menjadi anak-anak
(Tong 1993:16).
4
menjadi sebuah contoh. Tetapi itu bukan sekedar contoh dalam
ayat ini dikatakan bahwa anak kecil itu percaya. Di dalam surat-
nya yang kedua kepada Timotius, Rasul Paulus sangat jelas me-
ngatakan bahwa: “Ingatlah juga bahwa dari kecil engkau sudah
mengenal Kitab Suci yang dapat memberi hikmat kepadamu
dan menuntun engkau kepada keselamatan oleh iman kepada
Kristus Yesus” (2 Tim. 3:15). Dengan demikian sangat jelas
bahwa anak-anak kecil pun dapat percaya. Jika kita memper-
hatikan ayat tadi maka dapat disimpulkan bahwa “dari kecil
sudah mengenal Kitab Suci.” Sekarang ada satu pertanyaan
yang timbul “Bagaimana mungkin hal itu dapat terjadi?”
Jawabannya adalah hal ini dapat terjadi dan menjadi mungkin
untuk terjadi karena adanya pendidikan.
5
membungkamkan musuh dan pendendam” (Mzm. 8:3). Dalam
ayat itu bahwa Allah meletakan kekuatan pada anak untuk me-
muliakan Allah. Manusia dapat memuliakan Tuhan, ini dika-
renakan dari sejak kecil telah diletakkan sebuah dasar yang
akan menuntunnya untuk memuliakan Tuhan.
RANGKUMAN
9
Sekolah Minggu Adalah Generasi Penerus Gereja
10
2
11
pabrik-pabrik, yang didirikan di mana-mana di Inggris pada
abad ke-18 itu. Hari Minggu adalah hari libur mereka, di mana-
mana mereka dapat melepaskan diri dari segala kecapaian dan
kebosanan mereka dengan melakukan bermacam-macam kena-
kalan, bahkan kejahatan. Raikes tidak menyetujui usul meminta
pertolongan polisi atau menegur orang tua mereka. Ia mencoba
memecahkan masalah dengan mengadakan pendekatan pada
anak-anak itu. Mereka dikumpulkan di dapur Mrs. Meredith di
Sooty Alley, dan di sana mereka diajar sopan santun, menulis
dan membaca. Mereka juga diajar cerita Alkitab.
13
negara bagian yang pertama di Amerika berjalan secara per-
lahan. Tahun 1824 American Sunday School Union didirikan di
Philadelphia. Sama halnya dengan di Inggris, perkembangan
Sekolah Minggu di Amerika digerakkan oleh orang awam.
Kunci keberhasilan Sekolah Minggu di Amerika adalah 1)
adanya tenaga lapangan yang mengabdikan diri, lalu 2) adanya
sokongan dana yang jumlahnya cukup besar dari para derma-
wan Kristen, dan 3) sokongan dari orang-orang ternama terma-
suk presiden dan senator (Boehlke 2005:400-424).
RANGKUMAN
15
Sekolah Minggu Adalah Generasi Penerus Gereja
16
3
1. Telah Diselamatkan
19
wa tugasnya bukan semata-mata karena kecakapannya menga-
jar tetapi Allah memberikan karunia dan panggilan atas dirinya.
20
7. Bertangungjawab
1. Mengajar
2. Menggembalakan
22
beda bila dibandingkan dengan Tuhan Yesus, gembala yang
baik.
23
3. Hati yang Kebapaan
4. Memberikan Teladan
5. Menginjili
6. Mendoakan
7. Meraih Kesempatan
25
dan kesempatan yang hanya sekejap dalam kekekalan. Kesem-
patan yang hanya sekejap dalam kekekalan itu telah dipaparkan
Allah di hadapan guru. Paulus menasihatkan pada Timotius
dalam melakukan pelayanan untuk menggunakan setiap kesem-
patan memberitakan firman, bersiap sedia baik atau tidak baik
waktunya, menyatakan apa yang salah, menegor dan menasi-
hati dengan segala kesabaran dan pengajaran (2 Tim. 4:2). Bila
guru Sekolah Minggu sanggup memanfaatkannya, mungkin ha-
nya melalui sepatah-kata atau sikap, mungkin juga melalui doa
syafaat, akan memberikan pengaruh yang berharga bagi murid-
nya.
1. Berdoa
26
hikmat dari pada Allah untuk kita mengajar. Mempersiapkan
apa yang akan diajarkan bukan semata-mata karena kemam-
puan intelek kita sebagai guru semata, melainkan ada peran
Roh Kudus yang memimpin kita dalam mempersiapkannya.
27
a. Titik tolak harus berasal dari pihak murid bukan dari pihak
guru; bukan apa yang diharapkan guru tetapi yang harus di-
laksanakan murid. Maksud dari hal ini adalah guru menyu-
sun tujuan pelajaran dengan melihat kebutuhan-kebutuhan
setiap murid dan apa yang diharapkan secara nyata dan
mungkin untuk dilakukan oleh murid. Tidak mungkin se-
orang guru mengharapkan murid yang diajarnya setelah
mengikuti pelajaran dapat memimpin teman-temannya ber-
doa sementara murid-murid itu dari kelompok umur di ba-
wah 3 tahun. Apa yang diharapkan guru merupakan apa
menjadi kebutuhan murid dan apa yang murid dapat
lakukan secara nyata.
Pikiran/
Pengetahuan
Perasaan/Hati
Perbuatan
28
Selain hal-hal di atas, ada beberapa hal lainnya yang ha-
rus diperhatikan dalam pembuatan tujuan pelajaran adalah:
4. Menyelidiki Alkitab
29
lasan dalam mengajar. Dengan hal ini juga kita sebagai seorang
guru akan terhindar dari penjelasan-penjelasan yang menyim-
pang maupun pengajaran yang dapat menyesatkan.
b. Inti sari Alkitab. Inti sari Alkitab adalah inti dari pelajaran
Alkitab atau maksud penting dari ayat-ayat yang kita pakai.
Pada tahap ini kita dapat menuliskan hal-hal penting dan
garis besar yang mudah diingat.
31
selalu dinikmati dalam proses penyampaian pelajaran. Melalui
metode mengajar yang baik kita akan sangat ditolong untuk
menyampaikan pelajaran dengan baik. Guru yang paling mem-
bosankan adalah guru yang hanya menggunakan satu metode
saja. Oleh sebab itu guru perlu memikirkan metode apa saja
yang harus dipikirkan.
32
sering terjadi pada pengajaran yang tidak sistematis dan tidak
terperencana; c) Rencana pembelajaran mencegah pembahasan
guru yang tidak berhubungan dalam materi pengajaran.
Tujuan
a. Kognitif: tujuan yang merujuk kepada perubahan
dalam segi pengetahuan dan pengertian
b. Afektif: tujuan yang menunjukan kepada peru-
bahan dalam sikap hidup emosi dan kehendak.
c. Psikomotoris: tujuan yang menunjukan kepada
perubahan dalam segi ketrampilan, kecekatan
berbuat dan tindakan nyata.
Materi pelajaran
a. Topik: pokok bahasan
33
b. Referensi: buku paket atau buku-buku lainnya
c. Alat dan bahan mengajar: alat-alat, bahan-bahan
yang dipakai dalam mengajar
d. Metode: cara menyampaikan bahan pengajaran.
Kegiatan pelajaran
a. Pendahuluan: menarik perhatian murid dan
sebagai pengantar kepada isi pelajaran.
b. Isi pelajaran.
c. Kesimpulan.
Tugas
I. Tujuan
1. Gambar flannel
A. Pendahuluan
B. Isi pelajaran
C. Kesimpulan
35
3. Guru berkata, “ Allah adalah pencipta langit, bumi
dan segala isinya. Allah menciptakan semuanya ini
dalam 6 hari
RANGKUMAN
36
2. Tujuh tugas/tanggungjawabseorang Guru Sekolah Minggu
adalah bertugas untuk 1) Mengajar; 2) Mengembalakan; 3)
Hati yang Kebapaan; 4) Menjadi teladan hidup; 5) Meng-
injili; 6) Mendoakan; dan 7) Meraih kesempatan untuk
mempengaruhi anak.
37
Sekolah Minggu Adalah Generasi Penerus Gereja
38
4
A. PENDAHULUAN
1. Mengadakan Kunjungan
40
jungan seorang guru dapat mengetahui apa yang menjadi ma-
salah anak atau murid yang tidak hadir.
3. Memberi Perhatian
41
meliputi: Bagaimana hubungan anak dengan kakak atau adik-
nya? Bagaimana hubungan anak dengan orang tua? Jika ada,
bagaimana hubungan anak dengan pembantu rumah tangga?
Apa yang menjadi kebiasaannya sehari-hari? Jika diperlukan,
bagaimana kebiasaan makannya?
42
RANGKUMAN
43
Sekolah Minggu Adalah Generasi Penerus Gereja
44
5
MENGENAL MURID
45
2. Lingkungan. Lingkungan merupakan sebuah faktor yang
mempengaruhi si anak mulai dari sejak anak itu lahir.
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi adalah orang tua,
lingkungan keluarga, masyarakat, sekolah, tempat bermain,
gereja dan temannya. Teman saya yang tinggal dalam
keluarga yang keras, lingkungan yang keras, ketika ia mulai
menginjak usia dewasa iapun cenderung menjadi pribadi
yang keras. Perilaku tersebut tidak terjadi secara tiba-tiba,
tetapi ketika ia masih kecil hal yang keras dalam kehidup-
annya sudah nampak.
a. Aspek Jasmani
Ciri khas anak usia ini adalah sangat aktif, senang ber-
lari dan berlompat. Sehingga usahakan agar ruang kelas luas,
supaya memenuhi kebutuhan mereka. Mereka cepat lelah lalu
46
ototnya masih kecil dan belum berkembang secara sempurna
sehingga belum dapat mengatur persendian otot-otot. Jadi
jangan membuat aktivitas yang terlalu berat karena mereka
belum dapat mengerjakan pekerjaan tangan terlalu berat. Pada
umumnya sudah dapat mengendalikan diri dalam membuang
air besar maupun kecil, tetapi ada beberapa anak pada usia ini
dapat mengalami masalah dalam hal ini. Bila mengalami masa-
lah dalam hal ini, mungkin disebabkan oleh ganguan emosi.
Mereka mudah terserang penyakit. Sehingga jagalah kebersihan
kelas, pisahkanlah anak-anak yang sedang sakit. Pita suara be-
lum berkembang dengan sempurna. Jangan memaksa mereka
untuk menyanyi dengan nada tinggi, dengan suara yang tepat
ataupun keras.
b. Aspek Mental
c. Aspek Emosi
d. Aspek Rohani
48
Alkitab, berikanlah contoh atau teladan. Banyak kebenaran
yang tidak dapat dipahami, sehingga sikap dan tingkah laku
guru harus menyebabkan mereka memahami arti hidup yang
beribadah kepada Tuhan. Mereka tahu mengucap syukur pada
Bapa di surga maka ajarkan mereka bersyukur dalam segala
sesuatu. Mereka suka mendengarkan cerita Alkitab. Pada saat
menyampaikan cerita, Alkitab sebaiknya selalu ada dalam ke-
adaan terbuka supaya mereka dapat lebih yakin bahwa cerita
tersebut dari Alkitab.
a. Aspek Jasmani
49
b. Aspek Mental
c. Aspek Emosi
d. Aspek Rohani
a. Aspek Jasmani
b. Aspek Mental
c. Aspek Emosi
d. Aspek Rohani
53
4. Masa Madya (Usia 9-11 tahun)
a. Aspek Jasmani
b. Aspek Mental
c. Aspek Emosi
54
dapat diajar bersikap serius dan menahan emosi. Lakukan kon-
seling untuk mengatasi masalah anak seperti ini. Mereka juga
suka humor sehingga sertakanlah sedikit humor yang mem-
bangun pada saat mengajar.
d. Aspek Rohani
a. Aspek Jasmani
b. Aspek Mental
c. Aspek Sosial
56
membuat mereka sering berubah tak menentu. Tetapi Itu me-
rupakan permulaan dari pengalaman hidupnya, penuh keke-
rasan dan memerlukan bimbingan.
d. Aspek Rohani
RANGKUMAN
57
minan dalam memengaruhi kepribadian anak yaitu: Faktor
keturunan, faktor lingkundan dan faktor anak itu sendiri.
4. Ciri khas masa pratama (6-8 th). Apek Jasmani: fisik cepat
letih dan sudah dapat bermain kelompok. Aspek Mental:
58
daya khayal kuat, konsep waktu masih terbatas, namun
daya ingat kuat. Aspek Emosi: mudah mencetuskan pera-
saan emosinya, sangat peka, penuh rasa simpati dan mem-
perhatikan orang lain. Aspek Rohani: iman murni dan ber-
minat pada kebenaran, ingin tahu surga dan neraka, umum-
nya suka Sekolah Minggu.
5. Ciri khas masa Madya (9-11 th). Apek Jamani: daya tahan
tubuh kuat. Aspek Mental: suka mengoleksi benda-benda,
daya kreativitas tinggi. Aspek Emosi: mudah mencetuskan
rasa marahnya, dapat bersifat serius dan menahan emosi.
Aspek Rohani: mulai matang menerima keselamatan,
senang memuja tokoh pahlawan, suka membaca Alkitab dan
berdoa dan mulai memperhatikan keselamtan orang lain.
59
Sekolah Minggu Adalah Generasi Penerus Gereja
60
6
AYAT HAFALAN
1. Papan Tulis
63
2. Gambar
3. Kartu Gambar
4. Gambar flannel
RANGKUMAN
66
4. Beberapa alat peraga yang dapat digunakan untuk meng-
hafal: papan tulis, gambar, kartu gambar, gambar flannel,
dan lagi auat alkitab.
67
Sekolah Minggu Adalah Generasi Penerus Gereja
68
7
ALAT PERAGA
70
1. Pikirkan apakah alat peraga ini bisa menolong murid untuk
mengerti kebenaran firman Tuhan?
RANGKUMAN
72
8
PANGGUNG BONEKA
73
5. Anak-anak dapat mengalami ketegangan dan kejenuhan di
kelasnya. Panggung boneka dapat dimanfaatkan untuk me-
nolong anak supaya tidak tegang dan jenuh.
74
jangan membuat firman Tuhan itu sebagai bahan tertawaan
dan permainan. Hal berikut yang harus diperhatikan adalah:
76
c. Selain mempersiapkan latar belakang panggung persiapkan
pula latar belakang suara.
RANGKUMAN
77
boneka itu nama dan sesuai kepribadiannya, persiapan juga
harus dilakukan di depan cermin.
78
DAFTAR PUSTAKA
79
Riggs, Ralp M. 2001. Sekolah Minggu Yang Berhasil. Malang:
Gandum Mas.
80
TENTANG PENULIS
81
Miliki juga buku-buku berikut:
82