Anda di halaman 1dari 59

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kota Bandung merupakan kota metropolitan terbesar di Provinsi Jawa Barat,


sekaligus menjadi ibu kota provinsi tersebut. Bandung terletak 768 meter diatas
permukaan laut, karena itulah Bandung memiliki iklim yang lembab dan sejuk.
Serta suhu rata – rata yang berkisar diantara 23 derajat sampai 29 derajat yang
membuat Bandung begitu dingin. Kota Bandung memiliki luas wilayah yaitu
sekitar 16.700 hektar. Hal ini yang membuat banyak orang ingin tinggal di
Bandung. Dan Kota Bandung sendiri memiliki jumlah penduduk yang cukup
banyak yaitu 2juta jiwa.

Kebutuhan akan tempat tinggal khususnya di kota-kota besar semakin


meningkat seiring dengan pertambahan jumlah penduduk, kebutuhan akan tempat
tinggal selalu bertambah, sementara seperti yang kita ketahui, luas area lahan
yang tersedia tetap tidak bertambah. Dengan terbatasnya area lahan di perkotaan
saat ini akhirnya menuntut untuk adanya pemanfaatan tanah seoptimal mungkin
didalam suatu pembangunan hunian atau tempat tinggal salah satu solusinya ialah
pembangunan bangunan vertikal / apartemen khususnya di kota-kota besar.
Apartemen merupakan bangunan bertingkat, bertujuan untuk mengoptimalkan
lahan yang terbatas. Apartemen memiliki unit-unit hunian yang di mana setiap
unit terdapat ruang yang dapat menampung segala kebutuhan penguni, dan antar
penghuni saling berbagi fasilitas yang disediakan secara bersama-sama.
Dengan berkembangnya design sebuah bangunan maka dituntut untuk
merencanakan design bangunan yang dapat mengikuti perkembangan zaman. Namun
tidak meninggalkan budaya sekitar site dan memerhatiakan lin gkungan sekitar.
Arsitektur kontemporer merupakan konsep arsitektur yang mengikuti gaya pada
zaman yang tengah diminati dengan kata lain dapat mengikuti perkembangan zaman.

Gaya arsitektur kontemporer secara sederhana bisa didefinisikan sebagai


arsitektur yang dibuat saat ini. Gaya arsitektur kontemporer bersifat dinamis dan
secara konstan akan selalu berubah seiring gaya tidak konvensional dari arsitektur
kontemporer kelak akan menjadi konvensional seiring perkembangan arsitektur.
Berkembang dari gaya arsitektur lainnya, arsitektur kontemporer menggabungan
berbagai elemen gaya arsitektur tanpa ada satu elemen gaya arsitektur yang menonjol.

1.2 Maksud Dan Tujuan


1. Kebutuhan akan tempat tinggal selalu bertambah, namun luas area lahan yang
tersedia tetap tidak bertambah.
2. Dengan penduduk pribumi saja membuat kota Bandung sudah sangat padat.
Apalagi ditambah dengan adanya pertukan sumber daya manusia akan
membuat kota Bandung semakin padat.
3. Kebutuhan akan tempat tinggal khususnya di kota-kota besar semakin
meningkat dikarenakan pertumbuhan jumlah penduduk semakin meningkat.

1.3 Identifikasi Masalah


1. Perancangan Apatemen yang memenuhi konteks arsitektur kontemporer.
2. Apartemen yang dapat menunjang kebutuhan dan gaya hidup penghuninya.
3. Apartemen yang ramah lingkungan
1.4 Batasan Perancangan
1.4.1 Lingkup Perancangan
Dalam perencanaan gedung Apartemen, terdapat hal-hal diluar wewenang
perencanaan, maka untuk mengatasi hal tersebut dan agar mendapatkan hasil yang
baik diperlukan beberapa batasan dalam perencanaan dan perancangan, antara
lain
1. Sasaran penghuni apartemen adalah masyarakat golongan menengah ke atas
dan pelaku bisnis yang ingin memiliki tempat tinggal sementara atau menetap
di dekat lokasi kerja atau lokasi kegiatan sehari-hari khususnya di Kota
Bandung
2. Perencanaan dan perancangan Apartemen di Bandung ini didirikan
berdasarkan prediksi dari beberapa referensi serta jumlah pasokan apartemen
di Kota Bandung.

1.4.2 Lingkup yang dikerjakan


Pekerjaan persiapan yang meliputi :
a. Survey lokasi
b. Analisis lokasi
c. Pengadaan fasilitas sarana dan prasarana projek

1.4.3 Analisis Penilaian 3 tapak


a. Jl. Elang Raya
 Lokasi site berada pada Zona Jasa dan perdagangan atau Komersil
 Berbatasan dengan kantor pemerintahan, kawasan komersil,
perkantoran dan kependudukan cukup tinggi

Potensi : Berada dekat pintu masuk Kota Bandung dan jalan nasional
yang banyak melintas kendaraan maupun pengunjung dari luar Kota
Bandung.

Kendala : Lahan ini terletak di Hook di 4 jalan utama pertemuan yang


mengakibatkan kemacetan cukup tinggi.

b. Jl. Terusan Buah Batu

 Site berada di area yang terdapat kantor-kantor.


 Banyaknya kegiatan yang ada di sekitar lokasi maka semakin
tinggi kebutuhan tempat huni sekitar site

Potensi : Disekitar site terdapat banyak kantor dan berbagai ke giatan


sehingga dibangunnya apartemen bisnis untuk menunjang kebutuhan
penghuni.
Kendala : Sudah Terdapat apartemen di sekitar site.

c. Jl. Soekarno Hatta

 Berada di area ramai penduduk.


 Site berada di area yan terdapat kantor-kantor pemerintahan &
Swasta.

Potensi : Disekitar site terdapat kantor-kantor sehingga


dibangunnya apartemen bisnis untuk menunjang hunian bagi
pekerja kantor.

Kendala : Pada kawasan site banyaknya pabrik dan kawasan huni


penduduk sehingga terlihat kumuh.

1.4.4 Lokasi Perancangan Terpilih

Lokasi perancangan harus dapat mendukung fungsi bangunan, karena


Gedung Apartemen yang direncanakan nantinya akan di fungsikan
komersial juga bangunan yang dapat menampung segala kebutuhan dan
segala kegiatan aktifitas penghuni. Berikut ini merupakan kriteria yang
perlu di perhatikan dalam menentukan lokasi perancangan Gedung
Apartemen:
o Kedekatan dengan Fasilitas Penunjang lainnya
Semua aspek yang mewadahi pada kawasan tapak perlu adanya
fasilitas penunjang perancangan yang mendukung objek perancangan.
Terkait seperti rumah sakit, Hotel, tempat perbelanjaan dan
sebagainya.
o Kedekatan dengan Fasilitas lainnya
Keberadaan fasilitas seperti kantor pemerintahan, stasiun, pendidikan
di dekat lokasi tapak.
Berdasarkan kriteria di atas nantinya akan digunakan untuk memilah dan
menentukan dari beberapa alternatif tapak agar sesuai dengan fungsi
bangunan Gedung Apartemen di kota Bandung.

Lokasi yaitu terletak di JL.Soekarno Hatta di samping United Traktor, lokasi


cukup strategis dan memiliki 2 akses jalan.

Gambar 1.4 Lokasi Tapak


Sumber: Google Map.com

Identifikasi kriteria lokasi alternatif pengembagan properti apartemen ini


terdiri dari 3 (tiga) kriteria yang berpengaruh dalam pemilihan lokasi alternatif
pengembangan properti apartemen. Kriteria-kriteria tersebut meliputi kriteria
guna lahan (landuse) eksisting, regulasi peruntukan kawasan, serta jangkauan
pencapaian ke pusat kota. Berikut adanya alasan pemilihan site:
o Berada di lokasi yang cukup strategis.

o Lokasi diperuntukan untuk perdagangan & Jasa.

o Berada di jalan utama dan termasuk jalan Arteri yaitu Jl. Soekarno
Hatta

o Pencapaian ke lokasi tapak dekat dengan Jl.tol MuhToha.

o Pencapaian lokasi tapak dapat melewati Jl. Nasional III, Jl. Soekarno
Hatta, Jl. Batu Nunggal, Jl. Terusan Buah Batu, dan Jl. Muh Toha

o Di sekita lokasi terdapat banyak kantor sehingga memeliki peluang


besar untuk perancangan bangunan apartemen bisnis.
o Dengan aktivitas dan mobilitas kegiatan yang cukup tinggi sehingga
memerlukan tempat hunian yang dekat dijangkau.

1.5 Rumusan Masalah

Bagaimana merancang gedung Apartemen di kota Bandung yang dapat


memenuhi kebutuhan dan kegiatan aktifitas bagi calon penghuni.

1.6 Pendekatan Perancangan


Adanya beberapa tahapan proses perancangan perancangan dalam
merumuskan konsep bangunan, yaitu:
o Lokas, dimana bangunan akan didirikan di pusat kota dan kawasan
industry sebagai bangunan yang mengikuti perkembangan jaman,
bangunan akan menyelaraskan dengan perkembangan dan teknologi saat
ini material yang digunakan pada bangunan akan berpotensi ramah
terhadap lingkungan.
o Tipologi, kesan dinamis dan elegan akan menyesuaikan dengan konsep
pada lingkungan sekitar tapak.
1.7 Kerangka Berpikir

LATAR BELAKANG

PERMASALAHAN

 Kebutuhan akan tempat tinggal selalu


bertambah, namun luas area lahan yang
tersedia tetap tidak bertambah.
 Dengan penduduk pribumi saja membuat
kota Bandung sudah sangat padat. Apalagi
ditambah dengan adanya pertukan sumber
daya manusia akan membuat kota Bandung
semakin padat.

TUJUAN
 Pembangunan apartemen bertujuan untuk
mengoptimalkan lahan yang terbatas.
 Untuk mengetahui cara merancang
apartemen yang dapat menunjang kebutuhan
penghuninya

PENGUMPULAN DATA

 Studi Pustaka
 Studi Preseden
 Data Primer
 Data Skunder

TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS
1.8 Sistematika Pembahasan
Sistematika pembahasan yang digunakan adalah :

BAB I PENDAHULUAN
Penjabaran latar Belakang Penelitian, Tujuan , Rumusan Masalah, tujuan dan
sasaran, lokasi tapak, metode pembahasan, sistematika pembahasan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


Penjabaran tentang kajian teoritik yang berhubungan dengan isi pembahasan,
serta preseden yang menggunakan aspek struktur sebagai pembentuk estetikanya.

BAB III ANALISIS PERANCANGAN


Analisis perancangan membantu untuk sebagai modal dasar merancang Gedung
Apartemen, dari analisi site, analisi utilitas dan lain lain.

BAB IV KESIMPULAN
Berisi kesimpulan dari hasil kajian pada bab-bab sebelumnya.
BAB II

2.1 Tinjauan Teori Apartemen


2.1.1 Pengertian Apartemen menurut Para Ahli

1. Bangunan hunian yang dipisahkan secara horisontal dan vertikal agar


tersedia hunian yang berdiri sendiri dan mencakup bangunan bertingkat
rendah atau bangunan tinggi, dilengkapi berbagai fasilitas yang sesuai
dengan standar yang ditentukan. (Ernst Neufert, 1980, p: 86)

2. Sebuah unit tempat tinggal yang terdiri dari Kamar Tidur, Kamar
Mandi, Ruang Tamu, Dapur, Ruang Santai yang berada pada satu lantai
bangunan vertikal yang terbagi dalam beberapa unit tempat tinggal.
(Joseph De Chiara & John Hancock, 1968)

3. Apartemen adalah suatu ruang atau rangkaian ruang yang dilengkapi


dengan fasilitas serta perlengkapan rumah tangga dan digunakan sebagai
tempat tinggal. (Marvin Harris; 1975; 20 Dictionary of Architecture and
Construction. United States of America: Mc Graw Hill Book Company)

4. Apartemen didefinisikan sebagai “the apartment is a background for the


series of emotional experience. It should be a relaxing haven from the
tensions of earning a living, from noise and worry, and strain. It should
provide beauty, convenience, security, and privacy for the family
living in it…” yang berarti apartemen
merupakan dasar dari kumpulan emosi. ( Buku Apartments : Their Design and
Development 1967 : 6 )

Jadi pengertian secara umum apartemen adalah bangunan bertingkat yang memiliki
unit-unit hunian yang di mana setiap unit terdapat ruang yang dapat menampung segala
kebutuhan penguni, dan antar penghuni saling berbagi fasilitas yang disediakan secara
bersama-sama.

2.1.2 Dasar Hukum Apartemen

Dasar hukum dari apartemen ini tertera di dalam UU No.16 tahun 1985, ini di
dasarkan pada fungsi atau kegunaan apartemen sebagai rumah susun. Penghuninya
merupakan masyarakat dengan kondisi ekonomi nengah ke atas. Kondisi fisik dari
Apartemen dan kelengkapan fasilitasnya sangat lengkap, juga menjadi daya tarik
tersendiri.

2.1.3 Fungsi apartemen

Apartemen sebagai sebuah bangunan hunian mempunyai beberapa fungsi sebagai


berikut :
1. Fungsi Hunian
Didalamnya terdapat bagian utama yaitu beberapa unit hunian yang di dalamnya
ada ruang yang meliputi kamar tidur, ruang keluarga, ruang makan, dapur. Selain itu
fungsi yang paling dominan adalah sebuah sebuah permukiman, dimana kegiatannya
relatif sama dengan kegiatan penghuniaan pada permukiman umumnya, selain itu
apartemen juga harus mempunyai ruang - ruang yang dapat mewadahi aktivitas
penghuni yang berlangsung secara rutin.

2. Fungsi Sosial
Didalam sebuah apartemen seorang penghuni yang satu dengan yang lain akan
saling berinteraksi, sehingga ini yang dapat menimbulkan interaksi sosial dalam
lingkungan apartemen.
3. Fungsi Pendukung
Ini merupakan sebuah fungsi sekunder sebagai sebuah pendukung dan dapat
menambah tingkat kenyamanan pada fungsi utama hunian. Fungsi pendukung yang
biasanya ditambahkan dalam sebuah apartemen dapat berupa :
a) layanan olahraga : kolam renang, fitness center, jogging track, lapangan badminton,
dan lapangan volley
b) layanan komersial : minimarket, cafeteria dan lain-lain
c) layanan kesehatan : poliklinik, apotik

4. Fungsi rekreasi
Fungsi rekreasi dalam lingkungan apartemen yang biasanya terdapat taman ataupun
ruang terbuka bagi para penghuninya.

2.1.4 Karakteristik Apartemen

Berikut adalah Karakteristik apartemen :

1. Memiliki lebih dari dua lantai dan biasanya bangunan berbentuk vertikal.
2. Dalam satu lantai terdiri dari unit-unit hunian.
3. Fleksibel dalam mencapai pemanfaatan ruang secara maksimal.
4. Efisien, efektif, dan ekonomis.
5. Memiliki fasilitas bersama yang belum tentu dimiliki perumahan.
6. Pada umumnya terdapat area komersil pada bangunan atau lingkungan
apartemen.
7. Sirkulasi vertikal berupa tangga atau lift dan sirkulasi horisontal berupa
koridor.
8. Keamanan, ketenangan dan privasi lebih terjamin.
9. Akses yang mudah dan cepat untuk menjangkau fasilitas-fasilitas yang ada.
10. Struktur dan bahan bangunan dapat bertahan dalam jangka waktu yang lama.
2.1.5 Klasifikasi Pengelompokan Apartemen
2.1.5.1 Berdasarkan Sistem Kepemilikannya

1. Sistem Sewa
Pada apartemen ini, penghuni hanya membayar sewa unit yang ditempatinya
kepada pemilik apartemen dan biasanya dibayar per bulan atau per tahun. Biaya untuk
keperluan utilitas ditanggung oleh penghuni, sementara biaya maintenance dan gaji
pegawai pengelola apartemen ditanggung oleh pemilik.

2. Sistem Beli
Apartemen dengan sistem beli dibagi menjadi diua jenis yaitu :

a) Kepemilikan Bersama
Setiap penghuni memiliki saham dalam perusahaan pemilik apartemen serta
menmpati satu unit tertentu sesuai dengan ketentuan perusahaan. Penghuni hanya dapat
menjual unitnya kepada orang yang telah dianggap cocok oleh penghuni apartemen
lainnya. Apabila terdapat unit apartemen yang kosong, maka saham akan dibagi rata
diantara penghuni dan penghuni harus menanggung semua biaya maintenance secara
bersama hingga terdapat penghuni yang baru.

b) Condominium
Pada apartemen ini setiap penghuni menjadi pemilik dari unitnya sendiri dan
memiliki kepelikan yang sama dengan penghuni lainnya terhadap fasilitas dan ruang
publik. Penghuni bebas untuk menjual, menyewakan, atau memberikan kepe milikannya
kepada orang lain. Jika terdapat unit yang kosong, maka biaya maintenance bangunan
akan ditanggung oleh badan pengelola apartemen tersebut.

2.1.5.2 Berdasarkan Golongan Ekonomi:

1. Apartemen golongan bawah


2. Apartemen golongan menengah
3. Apartemen golongan atas

Perbedaan diantara ketiga jenis apartemen ini hanya terletak pada ukuran ruang
pada tiap unit partemen atau hunian, serta fasilitas yang disediakan oleh apartemen
tersebut. Semakin besar ukuran unit dan semakin banyak fasilitas yang tersedia,
semakin mahal harga per unit apartemen tersebut.

2.1.5.3 Berdasarkan Arsitektural Bangunan


Secara arsitektural bangunannya, apartemen digolongkan berdasarkan ketinggian
bangunannya, sirkulasi vertical, sirkulasi horizontal, penyusunan lantai, bentuk masa,
standar besaran ruang, serta jumlah kamar tidur. Berdasarkan ketinggian bangunan (
Apartments : their design and development, 1967 : 44-47 )

a) Low Rise apartment

Gambar 2. 1 Low Rise Apartemen

Apartemen ini memiliki jumlah lantai antara dua sampai empat lantai. Apartemen
jenis ini umumnya terletak di daerah pinggiran kota dengan kepadatan npenduduk yang
rendah. Memiliki banyak ruang terbuka hijau dan tempat parkir yang dekat dengan
bangunan, serta ruang terbuka yang luas untuk memisahkan antar masa bangunan.

b) Midle Rise Apartment

Gambar 2. 2 Midle Rise Apartment


Apartemen ini memiliki jumlah lantai antara empat hingga delapan lantai.

c) High Rise Apartment

Gambar 2. 3 High Rise Apartemen

Apartemen ini memiliki lantai diatas delapan lantai. Tipe apartemen ini biasanya
merupakan golongan apartemen kelas menengah ke atas karena biasanya dibangun pada
daerah yang memiliki keterbtasan lahan dan harga lahannya mahal dengan konstruksi
bangunan yang cukup mahal.apartemen jenis ini berlokasi di tengah kota dan cukup
dekat dengan pusat bisnis.

2.1.5.4 Berdasarkan Jenis Pembiayaannya


a) Apartemen yang dibiayai oleh pemerintah
b) Apartemen yang dibiayai oleh swasta atau investor
Perbedaan diantara kedua jenis aparrtemen ini berpengaruh terhadap status
kepemilikan unit-unit dalam apartemen tersebut. Apartemen yang dibiayai oleh
pemerintah relative mempunyai harga yang lebih murah daripada apartemen yang
dimiliki oleh swasta.
2.1.5.5 Berdasarkan Sistem Pelayanan dan Kelengkapannya
a) Apartemen Serviced and Furnished
Pada apartemen ini dijual atau disewakan lengkap dengan perabotan standar
seperti meja dan klursi makan, sofa ruang duduk, tempat tidur, lemari, dan lain-lain,
serta terdapat pelayanan pembersihan dan pemeliharaan ruang dari pihak pengelola.
b) Apartemen Serviced and Non – Furnished
Pada apartemen ini setiap unit dijual atau disewakan tanpa perabotan namun
dilengkapi dengan pelayanan sebagaimana layaknya hotel.
c) Apartemen Non-Serviced and Non Furnished
Pada apartemen ini dijual atau disewakan tanpa perabotan dan tanpa
pelayanan.

2.1.5.6 Apartemen berdasarkan Sirkulasi Horizontal / koridor


a) Single Loaded corridor apartment
Apartemen dengan tipe ini dibagi menjadi dua yaitu :
⚫ Open Corridor Apartment, koridor ini bersifat terbuka dengan pembatas terhadap
ruang-ruang berupa tembok atau railing yuang ketinggiannya tidak leboih dari 1 – 1.5
meter

⚫ Closed Corridor Apartment, koridor ini bersifat tertutup oleh dinding, kadang
memiliki bukaan berupa jendela ataupun jalusi atau bahkan tidak ada bukaan sama
sekali.
b) Double load corridor apartment
Tipe koridor pada apartemen ini dikelilingi oleh unit-unit hunian sehingga seringkali
terletak di tengah-tengah bangunan.

2.1.5.7 Apartemen Berdasarkan Sirkulasi Vertikal


Berdasarkan sirkulasi vertikal utamanya adalah menggunakan tangga. Ketinggian
bangunan apartmen ini maksimal hanya empat lantai. Apartmen ini dirancang dengan
koridor seminimal mungkin dan hanya kebanyakan unit hunian dekat dengan tangga
sirkulasi. Apartemen ini dibagi menjadi dua berdasarkan letak tangga sirkulasinya yaitu:
a) Core – type walk up apartment,
Pada apartemen ini, sirkulasi dikelilingi oleh unit-unit hunian. Berdasarkan jumlah
unit hunian yang mengelilinginya, apartemen ini dibagi menjadi tiga yaitu :
Duplex : tangga sirkulasi apartmen dikelilingi dua unit hunian
Triplex : tangga sirkulasi apartemen dikelilingi tiga unit hunian
Quadruplex : tangga sirkulasi apartemen diklilingi tiga unit hunian

b) Corridor – type walk up apartment


Pada apartemen ini tangga sirkulasi terletak di kedua ujung koridor. Dengan
menggunakan tipe sirkulasi ini dapat memperbanyak jumlah unit pada satu lantai.
c) Elevator Apartment
Pada apartement ini sirkulasi vertical utamanya adalah menggunakan elevator atau
lift yang juga memiliki sirkulasi sekunder berupa tangga darurat. Umumnya apartemen
ini dilengkapi denganm lobby atau ruang tunggu lift. Ketinggian bangunannya
umumnya diatas enam lantai.

2.1.5.8 Apartemen Berdasarkan Sistem Penyusunan Lantai


2) Simplex Apartment

Pada apartemen ini semua ruangan pada unit berada pada satu lantai. Sistem ini
banyak dijumpai pada daerah kota yang memiliki kepadatan tinggi dan permintaan akan
hunian yang banyak. Kelemahan dari apartemen ini adalah banyaknya space yang
terbuang untuk koridor

b) Duplex Apartment
Pada apartemen ini, setiap unit ruangan terdiri dari dua lantai sehingga ruangan –
ruangan pada unit hunian akan terbagi mkenjadi dua lantai.kelebihan dari 10ystem ini
adalah untuk menghemat ruang untuk sirkulasi ( koridor )apabila lift deprogram tidak
berhenti pada setiap lantai dan memberikan kesan luas pada penghuninya.

c) Triplex Apartment

Type ruang ini memiliki tiga lantai dalam satu unit apartemen. Apartemen ini
biasanya diperuntukkan bagi kalangan yang sangat mewah

2.1.5.9 Berdasarkan Bentuk Massa Bangunan


a) Slab

Gambar 2. 4 Bentuk Bangunan Slab

Pada bentuk ini antara tinggi bangunan dan lebar bangunan memiliki dimensi yang
sebanding sehingga bangunan berbentuk seperti kotak yang pipih. Biasanya memiliki
koridor yang memanjang dengan unit-unit hunian berada di salah satu atau kedua sisi
koridor.
b) Tower
Pada apartemen berbentuk tower, lebar dan panjang bangunan lebih kecil
dibandingkan dengan ketinggian bangunan, sehingga bentuk bangunan seperti tiang.
Biasanya ketinggian bangunannya diatas 20 lantai. Sistem sirkulasinya menggunakan
core karena menggunakan lift. Variasi bentuk tower dibagi menjadi dia yaitu :

⚫ Single Tower
Apartemen ini mempunyai satu masa bangunan. Core umumnya terletak di tengah
dan ruang koridor dapat diminimalkan. Unit-unit bangunan kaan terletak dekat dengan
tangga dan lift. Berdasarkan bentuk masa, apartmen dengan satui tower dapat dibedakan
menjadi tower plan, expanded tower plan, cicular plan, cross plan, dan fivewing plan

Gambar 2. 5 Single Tower

⚫ Multi Tower
Apartemen ini memiliki lebih dari satu masa bangunan. Antara masa bangunan
dapat dihubungkan oleh satu masa bangunan penghubung atau hanya dengan pedestrian
penghubung saja. Apabila masa bangunan dihubungkan oleh suatu masa penghubung,
umumnya masa penghubung terletak di tengah dengan masa lainnya yang
mengelilingnya. Lift dan tangga diletakkan pada masa penghubung tersebut.
Gambar 2. 6 Multi Tower

2.2 Kajian Teoritik Arsitektur Kontemporer


2.2.1 Pengertian Arsitektur Kontemporer Menurut Para Ahli
1. Gaya Kontemporer adalah istilah yang bebas dipakai untuk sejumlah gaya
yang berkembang antara tahun 1940-1980an. Gaya kontemporer juga
sering diterjemahkan sebagai istilah arsitektur modern. (Illustrated Dictionary
of Architecture, Ernest Burden).

2. Arsitektur kontemporer berkembang dari pemikiran bahwa arsitektur harus mampu


memperoleh sasaran dan pemecahan bagi arsitektur hari esok dan situasi masa kini.
Seorang kritikus arsitektur Charles Jenks pun mulai memperkenalakan suatu metode
perancangan untuk mengembangkan arsitektur yang dinamakan dengan arsitektur
‘bersandi ganda’ (double coded). (Schimbeck 1988 halaman 6).

3. Arsitektur Kontemporer adalah suatu gaya arsitektur yang bertujuan untuk


mendemonstrasikan suatu kualitas tertentu terutama dari segi kemajuan teknologi
dan juga kebebasan dalam mengekspresikan suatu gaya arsitektur, berusaha
menciptakan suatu keadaan yang nyata-terpisah dari suatu komunitas yang tidak
seragam. (Konnemann, World of Contemporary Architecture XX)

4. Kontemporer adalah bentuk-bentuk aliran arsitektur yang tidak dapat


dikelompokkan dalam suatu aliran arsitektur atau sebaliknya berbagai arsitektur
tercakup di dalamnya. (Y. Sumalyo, Arsitektur Modern Akhir Abad XIX dan Abad
XX (1996) )
5. Arsitektur Kontemporer adalah suatu gaya aliran arsitektur pada zamannya yang
mencirikan kebebasan berekspresi, keinginan untuk menampilkan sesuatu yang
berbeda, dan merupakan sebuah aliran baru atau penggabungan dari beberapa aliran
arsitektur. Arsitektur kontemporer AR 2211 | Teori Desain Arsitektur 2 mulai
muncul sejak tahun 1789 namun baru berkembang pada abad 20 dan 21 setelah
perang dunia.( L. Hilberseimer, Comtemporary Architects 2 (1964) )

Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulakan bahwa arsitektur kontemporer


merupakan suatu terobosan baru dalam dunia arsitektur tentang merancang suatu karya
arsitektur yang mampu bertahan hingga waktu yang tidak ditentukan, atau minimal
mampu memecahkan permasalahan arsitektur di masa depan.

2.2.2 Prinsip-Prinsip Arsitektur Kontemporer


Prinsip-prinsip dalam arsitektur kontemporer meliputi:
1. Prinsip Rasional
a) Koordinasi dari unit-unit dalam massa bangunan.
b) Penentuan dimensi elemen-elemen yang sesuai skala manusia.
c) Sistem Struktur.

Semua elemen-elemen di atas harus mampu menampilkan sesuatu logika tertentu;


pengungkapan struktur bangunan; proporsi; dan sistem struktur yang jelas.

2. Prinsip Simbolik
a) Kebenaran
artistik. b)
Kekuatan
persepsi.
c) Proses kontemporer suatu bangunan harus menampilkan proporsi, irama,
dimensi, ornamen, warna, iluminasi dan bahan.

3. Prinsip Psikologik
Prinsip psikologik merupakan perwujudan dan kombinasi dari dua prinsip di
atas, prinsip ini sendiri cenderung terus berubah-ubah sesuai tahap bahkan
cenderung berulang-ulang. Dari sinilah pentingnya suatu gagasan/pemecahan
yang mampu memberi dan menjawab permasalahan dikemudian hari.
2.2.3 Strategi Pencapaian Arsitektur Kontemporer
No Prinsip Arsitektur Kontemporer Strategi Pencapaian
1 Gubahan yang ekspresif dan dinamis Gubahan massa tidak berbentuk formal
(kotak) tetapi dapat memadukan beberapa
bentuk dasar sehingga memberikan kesan
ekspresif dan dinamis
2 Konsep ruang terkesan terbuka Penggunaan dinding dari kaca, antara ruang
dan koridor (dalam bangunan) dan
optimalisasi bukaan sehingga memberikan
kesan bangunan terbuka dan tidak masiv

2.2.4 Study Preseden Arsitek Kontemporer


1. Museum Tsunami Aceh

Gambar 2.24 Museum Tsunami Aceh

Museum tsunami adalah sebuah museum yang dirancang oleh salah satu arsitek
terkenal Indonesia yaitu Ridwan Kamil. Museum ini merupakan salah satu cara
untuk mengenang kejadian tsunami yang terjadi di Aceh pada tanggal 26
Desember 2004. Museum Tsunami Aceh diresmikan pada tahun 2009. Bangunan
ini menyerupai sebuah kapal yang memiliki cerobong besar ditengah bangunan
dan menggunakan material kaca yang ditutup oleh secondary skin yang
merupakan salah satu ciri khas dari arsitektur kontemporer. Berikut ruang-
ruang utama yang ada di Museum Tsunami Aceh.
1) Ruang Renungan
Dalam ruangan ini terdapat sebuah lorong sempit dan remang sekaligus dapat
mendengarkan suara air yang mengalir beserta suara azan. Pada kiri dan kanan dinding
lorong tersebut terdapat air yang mengalir yang di ibaratkan gemuruh tsunami yang
pernah terjadi di masa silam.

Gambar 2.25 Ruang Renungan Museum Tsunami Aceh

2) Memorial Hill
Setelah berjalan melewati Lorong Tsunami, pengunjung akan memasuki Ruang
Kenangan(Memorial Hall). Ruangan ini memiliki 26 monitor sebagai lambang dari
kejadian tsunami yang melanda Aceh ada 26 Desember 2004. Setiap monitor
menampilkan gambar dan foto para korban dan lokasi bencana yang melanda Aceh pada
saat tsunami sebanyak 40 gambar yang ditampilkan dalam bentuk slide. Gambar dan
foto ini seakan mengingatkan kembali kenangan tsunami yang melanda Aceh atau
disebut space of memory yang tidak
mudah untuk dilupakan dan dapat dipetik hikmah dari kejadian tersebut.

Gambar 2.26 Memorial Hill Tsunami Aceh

3) Ruang “The Light of God”


Setelah melewati ruang memorial hill, anda akan memasuki ruang "The Light of
God", yaitu sebuah ruang berbentuk sumur silinder yang menyorotkan cahaya remang-
remang. Pada puncak ruangan terlihat kaligrafi arab berbentuk tulisan ALLAH. Pada
dinding-dinding ruangan ini dipenuhi tulisan nama-nama korban tsunami yang tewas
dalam peristiwa besar tersebut. Bangunan ini mengandung nilai-nilai Religius yang
merupakan cerminan hubungan manusia dengan sang pencipta / Allah. Ruangan
berbentuk silinder dengan cahaya remang dan ketinggian 30 meter ini memiliki kurang
lebih 2.000 nama-nama koban tsunami yang tertera disetiap dindingnya.

Lorong Cerobong
Setelah Sumur Doa, pengunjung akan melewati Lorong Cerobong
(Romp Cerobong) menuju Jembatan Harapan. Lorong ini sengaja didesain dengan
lantai yang bekelok dan tidak rata sebagai bentuk filosofi dari kebingungan dan
keputusasaan masyarakat Aceh saat didera tsunami pada tahun 2004 silam, kebingungan
akan arah tujuan, kebingungan mencari sanak saudara yang hilang, dan kebingungan
karena kehilangan harta dan benda, maka filosofi lorong ini disebut Space of Confuse.
Lorong gelap yang membawa pengunjung menuju cahaya alami melambangkan sebuah
harapan bahwa masyarakat Aceh pada saat itu masih memiki harapan dari adanya
bantuan dunia untuk Aceh guna membantu memulihkan kondisi fisik dan psikologis
masyarakat Aceh yang pada saat usai bencana mengalami trauma dan kehilangan yang
besar.

Gambar 2.27 Ruang The Light God Museum Tsunami Aceh

Ruang Multimedia

Pada Lantai dua museum, merupakan akses ke ruang-ruang multimedia


seperti ruang audio dan ruang 4 dimensi "tsunami exhibition room", ruang pre-tsunami,
while stunami, dan post-tsunami.
Gambar 2.28 Ruang Multi Media Museum Tsunami Aceh

Ruang Geologi, Perpustakaan, Souvenir


Kemudian lantai 3 Museum ini tersedia beberapa fasilitas-fasilitas seperti ruang
geologi, perpustakaan, musalla, dan souvenir. Pada ruang geologi, anda dapat
memperoleh informasi mengenai bencana yaitu tentang bagaimana gempa dan tsunami
terjadi, melalui penjelasan dari beberapa display dan alat simulasi yang terdapat dalam
ruangan tersebut.

Ruang Penyelamatan.
Tingkat akhir Gedung Museum Tsunami Aceh, berfungsi sebagai tempat
penyelamatan darurat / Escape building apabila terjadi tsunami lagi di masa yang akan
datang. Tingkat atap ini tidak dibuka untuk umum karena mengingat konsep
keselamatan dan keamanan pengunjung, dan hanya akan dibuka saat darurat atau saat
dibutuhkan saja.

2. Museum Gunung Api Merapi Yogyakarta

Gambar 2.29 Museum Gunung Api Merapi Yogyakarta

Museum Gunung Api Merapi memiliki 2 lantai yang diresmikan tahun 2010 silam
ini menjadi salah satu tempat wisata menarik di daerah Hargobinangun, Sleman. Bentuk
bangunannya unik, berbentuk trapesium dengan salah satu sisi puncaknya mengerucut
membentuk segitiga.
Berikut ruangan yang ada di Museum Gunung Api Merapi Yogyakarta:
a) Ruang Replika
Pada ruangan ini terdapat replika sebaran awan panas dari 3 buah letusan Gunung
Merapi, yakni pada tahun 1969, 1994 dan 2006. Alat inilah yang membuat seluruh ruangan
bergemuruh karena alat ini dapat bergerak dan memperlihatkan sebaran awan panas dan aliran
lava pijar pada waktu kejadian.

Gambar 2.30 R.Replika Museum Gunung Api Merapi Yogyakarta

b) Ruang display Sisa letusan


Pada ruangan ini terdapat koleksi benda-benda sisa letusan tahun 2006 hingga koleksi
foto-foto Gunung Merapi dari zaman ke zaman yang di pajang sedemikian rupa hingga
mudah di amati.

c) Ruang Simulasi
Ruang ini berada pada lantai 2, pada ruangan ini setidaknya ada 9 tipe benda
koleksi dan alat peraga yang tersimpan, mulai dari display letusan dan erupsi merapi, lorong
peraga simulasi LCD, peraga simulasi tsunami hingga peraga simulasi gempa.

d) Ruang Teater
Pada ruangan ini pengunjung akan disuguhi sebuah film pendek berdurasi 24 menit
berjudul Mahaguru Merapi. Film ini menunjukkan dua sisi merapi yang begitu berbeda.
2.3 Study Preseden
1. Avana Apartments

Arsitek : Aboday Architects

Lokasi : Kemang, Jakarta Selatan

Lantai : 16 Lantai

Unit Apartemen : 64 Unit

Gambar 2. 7 Avana Apartemen

Konsep bangunan ini adalah pengenalan balkon yang menonjol dan kolam renang pribadi
untuk unit-unit tertentu, diposisikan dalam irama yang diperpanjang 3 meter di luar perimeter
bangunan, View bangunan senidiri menghadap ke arah pemandangan cakrawala kota Jakarta.

Gambar 2. 8 Interior Avana Apartemen

Gambar 2. 9 Balkon Avana Apartemen


Kolam beranang berukuran 2,5 x 11 m dengan kaca beningnya,
menawarkan pengalaman berenang yang berbeda dari biasanya. Di
sampingnya, ada taman tanah dan kolam pemantul, yang bertindak
sebagai katalis antara outdoor dan indoor.

Gambar 2. 10 Kolam Renang Avana Apartemen

Gambar 2 11. Site Plan Avana Apartemen


Gambar 2. 12 Denah Avana Apartemen

Gambar 2.13 Tampak A Avana Aprtemen Gambar 2.14 Tampak B Avana Aprtemen
2. UNIK Apartments

Arsitek : Beckmann-N'thepe Architectes


Lokasi : Boulogne-Billancourt, Prancis Luas
: 15.618 meter2
Tahun : 2016

Gambar 2.15 UNIK Apartemen

Konsep bangunan adalah membuka kebun keluar, sehingga terhubung dengan


taman baru di dalam zona pengembangan. Ini berarti bahwa sebagian besar
apartemen menguntungkan baik dari cahaya dan pandangan, dan tautan dengan
lanskap dibuat

Gambar 2.16 UNIK Apartemen


Fasad secara langsung dipengaruhi oleh taman Billancourt dan sungai: di
bagian tengah bangunan, pelapisan mosaik mencerminkan konteks dalam
pemilihan warna, sementara pilihan modul beton putih untuk balkon dan Trotoar
meningkatkan rasa kontinuitas dengan bukaan murah hati yang menekankan
volume vertikal.

Gambar 2.17 View UNIK Apartemen

Gambar 2.18 Denah UNIK Apartemen

Gambar 2.19 Tampak A UNIK Apartemen


Gambar 2.21 Tampak C UNIK Apartemen
Gambar 2.20 Tampak B UNIK Apartemen

Gambar 2.22 Potongan UNIK Apartemen Gambar 2.23 SitePlan UNIK Apartemen
2.4 Study Banding

Gambar 2.24 Apartemen La Grande Merdeka

La Grande Merdeka Tamansari Apartemen di Bandung adalah Apartemen


Eksklusif di bandung dengan fasilitas modern dan lengkap dengan view
pegunungan. Terletak di Jl. Merdeka No.25-29, di depan Mall Bandung Indah
Plaza (BIP). Dekat dengan berbagai fasilitas umum, perkantoran, sekolah,
perguruan tinggi, tempat wisata, rumah sakit, pusat perbelanjaan (BIP, BEC,
Gramedia) kawasan Purnawarman, Dago, Tamansari.

Nama : Apartemen La Grande


Alamat : Jl. Merdeka No.25-29, Babakan Ciamis, Bandung, Kota
Bandung, Jawa Barat
Fungsi : Apartment, Condotel, Eat & Shop Arcade
Luas Lahan : 4.830 m2

Luas Bangunan : 2.038 m2

Konsep Bangunan : Arsitektur Modern

Lantai : 20 & 21 Lantai

Unit : ±500 unit

Konsultan : Arkonin Consultant


Operator Kondotel : Best Western Star Premier

Developer : Wika Realty

Tahun : 2010

Gambar :

 Site Plan

Gambar 2.25 Site Plan Apartemen La Grande Merdeka


 Denah Lantai 2

Gambar 2.26 Denah Lantai 2 Apartemen La Grande Merdeka

 Denah Lantai 3

Gambar 2.27 Denah Lantai 3 Apartemen La Grande Merdeka


 Denah Lantai 4

Gambar 2.28 Denah Lantai 4 Apartemen La Grande Merdeka

 Denah Tipikal Lantai 5-19

Gambar 2.29 Denah Tipikal Apartemen La Grande


Merdeka
 Denah Lantai 20

Gambar 2.30 Denah Lantai 20 Apartemen La Grande


Merdeka

 Denah Lantai 21

Gambar 2.31 Denah Lantai 21 Apartemen La Grande


Merdeka
 Tampak Barat

Gambar 2.32 Tampak Barat Apartemen La Grande


Merdeka

 Tampak Selatan

Gambar 2.33 Tampak Selatan Apartemen La Grande Merdeka


 Tampak Timur

Gambar 2.34 Tampak Timur Apartemen La Grande Merdeka

 Tampak Utara

Gambar 2.35 Tampak Utara Apartemen La Grande Merdeka


 Potongan

Gambar 2.36 Potongan Apartemen La Grande Merdeka

Fasilitas :

Gambar 2.37 Denah Letak Kolam Renang


Gambar 2.38 Kolam Gambar 2.39 Kolam Renang
Renang Renang

 Roof Garden

Gambar 2.40 Letak Roof Garden

Gambar 2.41 Roof Garden


 Meeting Room

Gambar 2.42 Denah Letak Meeting Room

Gambar 2.43 Meeting Room

 Gym Fitnes Center

Gambar 2.44 Denah Letak Gym/Fitnes Cent


Gambar 2.45 Gym/Fitnes Centre

Apartemen La Grande dibangun dengan konsep bentuk bangunan arsitektur


modern dengan bentuk yang sederhana namun diolah dengan baik menambah
nilai estetika bangunan, khususnya pada fasad tower yang berfungsi sebagai
condotel. Penggunaan curtain wall hampir pada seluruh fasad bangunan dengan
pengaplikasian cladding bermotif kelopak bunga serta permainan lampu
menjadikan bagian tersebut fokus visual yang menarik pada bangunan La Grande.

Gambar 2.46 Tower Apartemen La Grande Merdeka

La Grande Merdeka Tamansari terdiri atas 2 tower, satu menara (330 unit)
dijual putus dengan status kepemilikan Hak Milik di atas satuan rumah susun
(strata title), dan satu menara lagi akan dioperasikan sebagai condotel sebanyak
200-an unit setara hotel bintang 4.
BAB III

3.1 Analisis Tapak

Perdagangan & Jasa Kantor Pemerintahan Perumahan/Pemukiman Warga

Data Site
 Berada di area ramai penduduk.
 Site berada di area yan terdapat pabrik, kantor-kantor swasta dan kantor
pemerintahan.
 Disekitar site terdapat kantor-kantor sehingga dibangunnya apartemen bisnis
untuk menunjang hunian bagi TKA yang bek erja disekitr site

Analisa
 Dengan dibangunnya apartemen bisnis maka dapat menunjang kebutuhan para
pekerja

Kesimpulan
 Mendesign bangunan apartemen yang dapat menunjang segala kebutuhan
penggunanya
 Mendesign bangunan se ikonik mungkin, sehingga membuat menarik perhatian
penghuni apartemen. Dapat menjadi bangunan yang menarik perhatian
dibandingkan dengan kantor dan pabrik sekitarnya.
3.1.1 Alasan Pemilihan Site

1. Berada di lokasi yang cukup strategis.

2. Lokasi diperuntukan untuk perdagangan & Jasa.

3. Berada di jalan utama dan termasuk jalan Arteri yaitu Jl. Soekarno

Hatta

4. Pencapaian ke lokasi tapak dekat dengan Jl.tol MuhToha.

5. Pencapaian lokasi tapak dapat melewati Jl. Nasional III, Jl. Soekarno

Hatta, Jl. Batu Nunggal, Jl. Terusan Buah Batu, dan Jl. Muh Toha

6. Di sekita lokasi terdapat banyak kantor sehingga memeliki peluang besar untuk
perancangan bangunan apartemen bisnis.
7. Dengan aktivitas dan mobilitas kegiatan yang cukup tinggi sehingga

memerlukan tempat hunian yang dekat dijangkau.

3.1.2 Batas Site

Batasan-batasan yang terdapat di lingkungan sekitar lahan bertujuan untuk


memperhatikan lingkungan sekitar untuk mendapatkan konsep yang akan dirancang.

Sawah JL.Soekarno Hatta RSO

Persawahan Lebar Jalan 25m Kantor milik


dengan luas 630 m2 PT.Djarum yang
memilki 7 Lantai

JL.Mengger Daihatsu Bagian Dari


Tapak

Jl. Mengger Area milik Bagian Site


Girang dengan perusahaan yang Tidak
lebar jalan 7m Daihatsu Terpakai
7m
3.2 Data Tapak

Data Site
Data Lokasi :
Lokasi Site : Jl. Soekarno-Hatta No.437, Pasirluyu Regol, Kota Bandung, Jawa Barat
Zona : Perdagangan & Jasa
Luas Site : 12.500 m²
KDB : 70 %
KLB : 3.6
KD : 20 %
H : 12,5 meter
GSB : 25 meter
Lebar Jalan

 Analisa

Luas Site : 12.500 m²


Luas Dasar yg dibangun(LD : KDB x Luas Lahan
70 % x 12.500 m² = 8.750 m
Luas Lantai Keseluruhan(LL) : KLB x Luas Lahan
3.6 x 12.500 m² = 45.000
(Perhitungan)
Podium(P) : 2 Lantai = 7.000 m²
Luas Tower per Lantai : 800 x 3 tower = 2.400 m²
Jumlah Lantai tower : LL-P = 45.000 – 7.000 = 38.000 m²
38.000/2400 = 15 Lantai

Tapak yang digunakan


Eksisting Tapak
Keseluruhan
3.2.1 Mapping Tapak

Mapping sekitar lokasi site bertujuan untuk menganalisis bangunan dan kegiatan
penunjang yang ada di sekitar site yang mempengaruhi perancangan bangunan
apartemen.

PT. INTI PERSERO Kantor Oriflame

Bandung Convention Center PT. Sinar Sosro

SITE
PT. LAN industri (Persero)

RS Bhayankara

PT. LEN Railway system

PT. PLN

Marketing Daihatsu
RSO Bandung
Centre
3.2.2 Eksisting Dalam Tapak

Eksisting di dalam Site perlu diketahui agar dapat menyesuaikan dengan keadaan
tapak dan perencanaan bangunan.

Kontur pada site relatif datar, sehingga pada proses membangun tidak perlu banyak
melakukan rekayasa lahan.
3.2.3 Analisis Tapak

Pencapaian lokasi tapak dapat melewati Jl. Nasional III, Jl.Soekarno Hatta, Jl.Batu
Nunggal, Jl. Terusan Buah Batu, dan Jl. Muh Toha dapat dicapai oleh pejalan kaki,
kendaraan roda dua dan kendaraan roda 4.
Di sebelah utara site terdapat jl.Soekarno hatta dengan sirkulasi dua arah memiliki
lebar jalan 25 meter dan jenis jalan arteri.

JL. Soekarno Hatta


 Jenis Jalan Arteri
 Memiliki 2 jalur
 Memiliki 3 lajur
 Dapat dilewati kendaraan umum dan pribadi

Media Jalan
Titik perputaran arah

JL. Mengger Pedestrian Pejalan kaki


Girang Pedestrian sekitar tapak
JL. Moh Toha
Lebar jalan 7 meter untuk sirkulasi pejalan
 Lebar jalan 10m
kaki
 Memiliki 2jalur
 Dapat dilewati
kendaraan umum
dan pribadi
 Akses ke tol Moh
Toha
Pencapaian menuju tapak dapat dicapai oleh:

Akses utama menuju tapak melewati Jl.


Soekarno Hatta sebagai IN/OUT ke
tapak.

Jl mengger girang dijadikan IN/OUT


Servis
3.2.4 Klimatologi

ANGIN

Data Site:
o Arah pergerakan matahari dari timur
ke barat Area terkena panas
o Orientasi bangunan menghadap ke matahari dari arah
timur barat Timur
o Pergerakan angin dari arah timur
laut ke barat daya Area terkena panas
o Unit kamar paling banyak matahari dari arah
menghadap ke arah timur barat Barat
o Kota Bandung memiliki iklim tropis. Timur
Kota Bandung adalah kota dengan
curah hujan yang signifikan. Bahkan
di bulan terkering terdapat banyak
hujan
o Suhu rata-rata di Kota Bandung
adalah 22.2 °C
3.2.5 Kebisingan

Data Site
Jl. Soekarno Hatta memiliki kebisingan yang
relative bising ole h kendaraan. Karena
padatnya kendaraan yang melintas. Sed angkan
pada Jl. Mengger kebisingan relative rendah.

Potensi
o Peredam kebisingan dan debu
o Penyaring polusi asapkendaraan
o Sebagairesapan air
o Sebagaiperesap udara panas

Analisa

Area terkena efek bising sangat besar

Keuntungan dari site memanjang


dapat mengurangi dampak bising
dari jl.soekarno hatta
3.2.6 Vegetasi

Data Site

Analisa

Penempatan vegetasi dengan fungsi:


o Peredam Kebisingan
o Pembatas Site
o Vegetasi Pelindung

Penempatan vegetasi dengan fungsi


pengarah sirkulasi dalam site

Penempatan vegetasi dengan fungsi:


o Peredam kebisingan
o Penyerap panas
o Pembatas site
o Vegetasi pelindung
3.2.7 Utilitas (Drainase)

Drainase mengelilingi tapak

Perencanaan aliran pembuangan


air dari tapak ke dreinase

Drainase di alirkan ke sungai


pembuangan
3.2.8 Pedestrian

1 2

Membuat pertimbangan bagi pejalan kaki dari


sebrang tapak agar merasa aman

Membuat pertimbangan bagi pejalan kaki


membuat peristirahatan dan menghindari
cross terhadap kendaraan yang masuk ke
tapak
BAB IV

5.1. KESIMPULAN

Dari laporan ini dapat disimpulkan, bahwa perancangan Gedung apartemen


tidak hanya terpusat pada unit apartemennya saja. Namun harus memperhitungkan
siapa yang menjadi penghuninya, apa aktivitas mereka, dan kebutuhan apa saja yang
mereka butuhhkan saat berada di hunian mereka. Sehingga bangunan apartemen
dapat dirancang sesuai kebutuhan dan keingina penghuni. Selain itu lokasi
pembangunanpun harus strategis, seperti Gedung apartemen La Grande yang berada
di lokasi yang padat dengan aktivitas dan lokasi yang dekat dengan banyak fasilitas-
fasilitas penunjang lainnya. Karena membuat hunian yang banyak diminati adalah
membuat hunian yang nyaman. Rasa nyaman ini bisa muncul dari beberapa factor
yaitu lokasi yang strategis, fasilitas yang memenuhi kebutuhan , dan keamanan
bangunan.

Konsep arsitetur kontemporer adalah konsep yang dinamis dan mengikuti


zaman tanpa terikat dengan kosep apapun. Penerapan arsitektur kontemporer pada
Gedung apartemen membuat desain Gedung apartemen tersebut dapat mengikuti
perkembangan zaman. Meskipun arsitektur mengikuti perkembangan zaman, namun
tetap mematuhi beberapa prinsip dasar yang ada.
Beberapa prinsip dasar arsitektur kontemporer adalah sebagai berikut :
1. Bangunan yang kokoh
2. Konsep ruang terkesan terbuka
3. Harmonisasi ruangan yang menyatu dengan ruang luar
4. Memiliki fasad yang tembus pandang
5. Kenyamanan yang hakiki
6. Eksplorasi elemen lanskap area yang berstruktur
Tampilan eksterior bangunan Apartemen La grande terhadap visual kota atau
pada lingkungan sekitarnya memiliki dampak yang ‘dominan’. Hal itu terlihat dari
gaya bangunan yang ditampilkan, Apartemen La Grande memiliki ciri khas yang
dapat dilihat dari penggunaan curtain wall dihampir seluruh fasad bangunan dan
pengaplikasian cladding bermotif kelopak bunga dengan permainan lampu untuk
semakin menonjolkan kesan mewah dan modern. Selain dari tampilan bangunan,
proporsi tinggi bangunan La Grande yang lebih tinggi dari bangunan di sekitarnya
membuat tampilan bangunan Apartemen La Grande memiliki kesan yang dominan di
kawasan tersebut.

5.2. REKOMENDASI

Bedasarkan laporan analisis diatas ada salah satu kesimpulan yang diambil,
ialah bangunan apartemen La Grande adalah bangunan yang dominan dikawasannya,
bangunan paling tinggi dibandingkan dengan bangunan-bangunan sekitarnya.

Sebaiknya saat proeses perencanaan harus mempertimbangkan juga area


sekitarnya, salah satunya bangunan sekitar lokasi yang akan dibangun. Agar nantinya
tidak terjadi kesenjangan bangunan. Maksudnya apabila membangun bangunan yang
dominan karena lebih tinggi dibandingkan bangunan sekitarnya, akan membuat
bangunan sekitarnya akan terganggu. Dari segi pencahayaan akan terhalang, dari
fasad yang dimiliki bangunan tersebutpun akan terhalang.
DAFTAR PUSTAKA

 https://www.researchgate.net/profile/Johannes_Adiyanto2/publication/325396
368_INDIKATOR_KE_NUSANTARA_AN_ARSITEKTUR_KONTEMPOR
ER_INDONESIA/links/5b0b71750f7e9b1ed7f9d52f/INDIKATOR-KE-
NUSANTARA-AN-ARSITEKTUR-KONTEMPORER-
INDONESIA.pdf?origin=publication_detail
 http://e-journal.uajy.ac.id/11419/4/TA142823.pdf
 https://www.slideshare.net/azhalaramdrawisec/programruangapartment
 https://www.archdaily.com/30491/avana-apartments-aboday-
architects/501075de28ba0d422200207f-avana-apartments-aboday-architects-
image

Anda mungkin juga menyukai