Anda di halaman 1dari 22

PENERAPAN KONSEP INDUSTRIAL PADA BUDGET

BUSSINESS HOTEL POP! DI KEMANG

Disusun Oleh:
Suci Rahmawati
(41716010063)
Dosen Pembimbing:
Rachmita Maun Harahap, ST., M.Sn

FAKULTAS DESAIN DAN SENI KREATIF


PROGRAM STUDI DESAIN INTERIOR
UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA
TAHUN 2019
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Hotel adalah salah satu jenis akomodasi yang mempergunakan sebagian atau keseluruhan
bagian untuk jasa pelayanan penginapan, penyedia makanan dan minuman serta jasa lainnya bagi
masyarakat umum yang dikelola secara komersilmenurut Keputusan Menteri Parpostel no. Km
94/HK103/MPPT 1987. Hotel Bisnis adalah sebuah hotel dengan fasilitas yang menyediakan
kemudahan akomodasi bagi para pelaku bisnis dalam melakukan aktifitas bisnisnya. Menurut
Chris Elder (2010), budget hotel merupakan sebuah hotel tanpa fasilitas restoran atau fasilitas
banquet, dengan layanan dan fasilitas yang ditawarkan untuk hotel ini terbilang sederhana.
Namun dalam 10 tahun terakhir, layanan dan fasilitas telah berkembang, dan saat ini jenis
fasilitas budget hotel dapat mencakup business center, ruang kebugaran, fasilitas laundry tamu,
dapur pantry, kolam renang indoor atau outdoor dan whirlpool, serta ruang rapat kecil. Sehingga,
budget-business hotel adalah sebuah hotel yang bertarif ekonomis namun tetap memberikan
fasilitas yang dapat menunjang kegiatan bisnis para tamu seperti, ruang pertemuan, komputer
PABX, Fax telepon, dan lain-lain. Fasilitas pelayanan haruslah praktis dan ekonomis, mengingat
karakteristik tamu yang sangat memperhitungkan nilai waktu dan uang yang dikeluarkan.
POP! Hotel Kemang merupakan sebuah budget hotel andalan dari TAUZIA Hotel
Management. Tingginya persaingan bisnis antara POP! Hotel Kemang dan hotel-hotel lain yang
setara dan berada di kawasan yang sama, menuntut POP! Hotel Kemang untuk terus melakukan
perbaikan dan inovasi sehingga dapat menarik minat konsumen. Salah satu masalah yang
dihadapi oleh POP! Hotel Kemang adalah masalah kebisingan.Dengan lokasi yang strategisdan
berada pada pusat keramaian di kawasan Kemang, yaitu berada langsung berhadapan dengan
Jalan Raya Kemang yang memiliki tingkat kepadatan lalu lintas yang tinggi serta diapit oleh bar
dan restoran pada sisi kanan dan kiri bangunan tentunya cukup mengganggu kenyamanan para
tamu hotel.

Gaya desain interior industri (bahasa Inggris: Industrial design) adalah seni terapan di
mana estetika dan usability (kemudahan dalam menggunakan suatu barang) suatu barang
disempurnakan. Desain interior industri menghasilkan kreasi tentang bentuk, konfigurasi, atau
komposisi garis atau warna, atau garis dan warna, atau gabungannya, yang berbentuk 3 atau 2
dimensi, yang memberi kesan estetis, dapat dipakai untuk menghasilkan produk, barang,
komoditas industri atau kerajinan tangan. Gaya industrial biasanya menggunakan warna-
warna monokromatik dan terkesan maskulin. Material yang digunakan biasa juga memakai
bahan-bahan yang didaur ulang atau bahan-bahan industri seperti kaca, besi dan alumunium yang
diolah sedemikian rupa sehingga bisa dijadikan elemen interior yang menarik.
Untuk menciptakan sebuah budget business hotel yang dapat mewadahi aktivitas pembisnis
serta wisatawan, dengan tema Industrial, sehingga tamu dapat merasakan kenyamanan dan
kehangatan dengan pemilihan warna yang natural menunjukkan kesan yang sederhana.
1.2 Identifikasi Masalah
Adapun identifikasi permasalahan yang timbul adalah sebagai berikut:
1. Apakah Pop! Hotel Kemang sudah sesuai dengan standar budget hotel
2. Bagaimana menerapkan konsep desain interior industrial pada Pop! Hotel Kemang

1.3 Tujuan Penelitian


Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah :
1. Mengetahui standar Budget hotel
2. Mengetahui desain industrial yang ideal bagi kenyamanan pengunjung Pop! Hotel
Kemang

1.4 Manfaat Penelitian


Manfaat dalam penelitian ini adalah:
1. Menjadi masukan atau saran yang dapat menjadi konstibusi sebagai contoh untuk
Budget hotel lainnya.
2. Memberikan pengetahuan dan penambahan wawasan mengenain penegertian Budget
Hotel dan dari segi kenyamanan pengguna pada desain interior industrial.

1.5 Batasan Masalah


Batasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Peneletian dilakukan pada hotel Pop! di Kemang


2. Analisa Desain Interior Industrial disesuikan dengan kenyamanan, kegunaan dan
fungsinya.
3. Analisis Pop! Hotel Kemang dari penataan interior meliputi layout furniture dan
sirkulasi (ruang gerak).
4.
1.6 Asumsi
Menurut data-data yang sudah diperoleh dari berbagai sumber, dapat disimpulkan bahwa
suasana desain pada Pop! Hotel Kemang belum memenuhi standar Budget Hotel untuk saat
ini dan menyangkut dari segi kenyamanaan dan daya tarik desain pada Pop! Hotel Kemang.
Hal ini dikarenakan suasana interior pada Pop! Hotel Kemang harus bias mengikuti desain
interior pada Hotel untuk era saat ini namun tetap memikirkan segi kenyamanan
pengunjung Hotel. Untuk saat ini Desain interior Industrial sedang menjadi salah satu
desain favorite pada desain interior di Indonesia pada saat ini.

1.7 Metodologi Penelitian


Adapun metodologi penelitiannya yang meliputi sebagai berikut:
1. Pada penelitian ini digunakan metodologi dengan pendekatan kualitatif, yang mempunyai
karakteristik alami sebagai sumber data yang langsung dan deskriptif. Analisis dalam
penelitian kualitatif cenderung dilakukan secara analisa induktif serta makna merupakan
hal yang esensial.
Dalam hal ini penelitian yang digunakan yakni penelitian studi kasus, yaitu suatu penelitian
yang dilaksanakan untuk mempelajari secara intensif tentang latar belakang keadaan
sekarang, serta interaksi lingkungan suatu unit social (individu maupun kelompok).
2. Pendekatan Penelitian
Penelitian ini fokus pada pendekatan desain dan teknologi, karena didasarkan pada
beberapa pertimbangan, yaitu tercapai atau tidaknya kenyamanan pengguna terhadap
suasana interior Pop! Hotel Kemang, serta dalam Desain Interior Industrial yang akan di
terapkan pada Pop! Hotel Kemang.
3. Metode Analisis Data
Pada penelitian ini menggunakan metode analisis data kualitatif yang berbentuk deskriptif,
yaitu meneliti suatu objek, suatu kondisi, suatu system pemikiran, ataupun suatu kelas
peristiwa pada masa sekarang, yang bertujuan untuk membuat deskripsi, gambaran, atau
lukisan secara sistematis, factual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat, serta
hubungan antar fenomena yang diselidiki.
4. Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data pada penelitian ini adalah dengan menggunakan metode observasi dan
studi literatur. Dikarenakan pada pengumpulan data dengan kedua metode tersebut dapat
mengumpulkan data yang lebih akurat sehingga data tersebut dapat dipergunakan dengan
tepat.
1.8 Sistematika Penelitian

Untuk memberikan gambaran tentang isi penelitian ini, maka disusun sistematika
penulisan sebagai berikut:

Bab 1:
Pendahuluan bagian ini memberikan penjelasan umum tentang latar belakang
permasalahan yang berisi gagasan yang mendasari penulisan secara keseluruhan, rumusan
masalah, tujuan penelitian yang ingin dicapai, manfaat penelitian, batasan masalah,
metodologi penelitian, dan sistematika penelitian.

Bab 2:
Tinjauan Keputusan bagian ini berisi antara lain penelitian terdahulu, landasan teori yang
berhubungan dengan penelitian, model penelitian, dan hipotesis.

Bab 3:
Metode Penelitian bagian ini terdiri dari desain penelitian, identifikasi variable, jenis dan
sumber data, alat dan metode pengumpulan data, populasi, sampel, teknik analisis data,
dan prosedur pengujian hipotesis.

Bab 4:
Analisis dan Pembahasan bagian ini terdiri dari inti dari pembahasan, perbandingan data
literature dengan data lapangan, dan analisa data.

Bab 5:
Simpulan dan Saran bagian ini merupakan penutup dari penelitian ini yang berisi simpulan
dan saran sebagai masukan objek yang diteliti dan memberikan saran bagi pihak-pihak
yang bersangkutan.
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 TEORI UMUM

2.1.1 Pengertian Hotel Secara Umum


Pengertian Hotel menurut Hotel Propietors Act, 1956 (Sulatiyono, 1999:5) adalah suatu
perusahaan yang dikelola oleh pemiliknya dengan menyediakan makanan, minuman, dan
fasilitas kamar untuk tidur kepada orang orang yang sedang melakukan perjalanan dan mampu
membatar dengan jumlah wajar sesuai dengan pelayanan yang diterima tanpa adanya perjanjian
khusus (perjanjian membeli barang yang disertai dengan perundingan perundingan sebelumnya).
Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pariwisata, Pos dan Telekomunikasi No.
KM.37/PW.304/MPPT-86 : Hotel sebagai jenis akomodasi yang mempergunakan sebagian besar
atau seluruh bangunan untuk menyediakan jasa penginapan, makan dan minum serta jasa lainnya
bagi umum, yang dikelola secara komersial. Definisi hotel menurut Webster New World
Dictionary “Hotel as a commercial establishment providing lodging and usually meals and other
services for the public, especially for travels.” (Fred R.Lawson, 1988). Yang artinya hotel adalah
suatu bangunan yang menyediakan jasa penginapan, makanan, minuman, serta pelayanan lainnya
untuk umum yang dikelola secara komersial terutama untuk para wisatawan. Sedangkan
pengertian yang dimuat oleh Grolier Electronic Publishing Inc.(1995) yang menyebutkan bahwa
: Hotel adalah usaha komersial yang menyediakan tempat menginap, makanan, dan pelayanan-
pelayanan lain untuk umum. Maka dari beberapa pernyataan itu dapat disimpulkan bahwa hotel
adalah suatu akomodasi yang menyediakan jasa penginapan, makan, minum, dan bersifat umum
serta fasilitas lainnya yang memenuhsyarat kenyamanan dan dikelola secara komersil.

Fungsi hotel sebagai bangunan komersial sangat terkait dengan tiga aspek yaitu: aspek
penjual, aspek pembeli dan aspek produk yang diperjualbelikan (jasa penginapan). Yang terjadi
saat ini, para pengelola hotel mulai memperhatikan aspek di luar tiga aspek tersebut. Dalam
usahanya untuk menciptakan dan mendukung fungsi dasar hotel sebagai wadah/ tempat
menginap, setiap hotel merencanakan hal-hal yang berkaitan dengan fisik hotel tersebut supaya
dapat menjadi tempat yang nyaman dan menyenangkan pengunjungnya. Hal ini diwujudkan
melalui elemen-elemen perancangan arsitektur, eksterior dan interiornya. Dari elemen-elemen
perancangan itulah akan tercipta suatu kesan secara keseluruhan yang merepresentasikan
karakter/ciri hotel seperti yang diinginkan oleh pihak hotel dan bisa diterima pengunjungnya.

2.1.2 Penggolongan Hotel


Pemerintah telah menetapkan kualitas dan kuantitas hotel yang menjadi kebijaksanaan
yang berupa standar jenis klasifikasi yang ditujukan serta berlaku bagi suatu hotel. Penentuan
jenis hotel berdasarkan letak, fungsi, susunan organisasinya dan aktifitas penghuni hotel sesuai
dengan SK Mentri Perhubungan RI No. 241/4/70 tanggal 15 Agustus 1970. Hotel digolongkan
atas :
1) Residential Hotel, yaitu hotel yang disediakan bagi para pengunjung yang menginap dalam
jangka waktu yang cukup lama. Tetapi tidak bermaksud menginap. Umumnya terletak dikota,
baik pusat maupun pinggir kota dan berfungsi sebagai penginapan bagi orang-orang yang belum
mendapatkan perumahan dikota tersebut.
2) Transietal Hotel, yaitu hotel yang diperuntukkan bagi tamu yang mengadakan perjalanan
dalam waktu relative singkat. Pada umumnya jenis hotel ini terletak pada jalan jalan utama antar
kota dan berfungsi sebagai terminal point. Tamu yang menginap umumnya sebentar saja, hanya
sebagaipersinggahan.
3) Resort Hotel, yaitu diperuntukkan bagi tamu yang sedang mengadakan wisata dan liburan.
Hotel ini umumnya terletak didaerah rekreasi/wisata. Hotel jenis ini pada umumnya
mengandalkan potensi alam berupa view yang indah untuk menarik pengunjung.

Penentuan jenis hotel yang didasarkan atas tuntutan tamu sesuai dengan keputusan
Mentri Perhubungan RI No.PM10/PW.301/phb-77, dibedakan atas:
1) Bussiness hotel, yaitu hotel yang bertujuan untuk ,melayani tamu yangmemiliki kepentingan
bisnis.
2) Tourist hotel, yaitu bertujuan melayani para tamu yang akan mengujungiobjek objek wisata.
3) Sport hotel, yaitu hotel khusus bagi para tamu yang bertujuan untukolahraga atau sport
4) Research hotel, yaitu fasilitas akomodasi yang disediakan bagi tamu yangbertujuan melakukan
riset.
Sedangkan penggolongan hotel dilihat dari lokasi hotel menurut Keputusan Dirjen
Pariwisata terbagi menjadi dua, yaitu :

1) Resort hotel (pantai/gunung), yaitu hotel yang terletakdidaerah wisata, baik pegunungan atau
pantai. Jenis hotel ini umumnya dimanfaatkan oleh para wisatawan yang datang untuk wisata
atau rekreasi.
2) City hotel (hotel kota), yaitu hotel yang terletak diperkotaan, umumnya dipergunakan untuk
melakukan kegiatanbisnis seperti rapat atau pertemuan-pertemuan perusahaan. Penggolongan
berbagai jenis hotel serta bentuk akomodasi tersebut pada dasarnya tidak merupakan pembagian
secara mutlak bagi pengujung. Dapat juga terjadi overlapping yaitu saling menggunakan satu
dengan yang lainnya, misalnya seorang turis tidak akan ditolak jika ingin menginap pada sebuah
city hotel, ataupun sebaliknya.

Rincian klasifikasi hotel berdasarkan bintang (Ir. Endar Sugiarto, B.A. dan Sri
Sulatiningrum, B.A., 2001, Pengantar Akomodasi dan Restoran) antara lain :
Klasifikasi hotel berbintang satu (*)
Persyaratan :
a. Jumlah kamar standar minimum 15 kamar
b. Kamar mandi di dalam
c. Luas kamar standar minimum 20m2
Klasifikasi hotel berbintang dua (**)
Persyaratan :
a. Jumlah kamar standar minimum 20 kamar
b. Kamar suite minimum 1 kamar
c. Kamar mandi di dalam
d. Luas kamar standar minimum 22m2
e. Luas kamar suite minimum 44m2
Klasifikasi hotel berbintang tiga (***)
Persyaratan :
a. Jumlah kamar standar minimum 30 kamar
b. Jumlah kamar suite minimum 2 kamar
c. Kamar mandi di dalam
d. Luas kamar standar minimum 24m2
e. Luas kamar suite minimum 48m2

Klasifikasi hotel berbintang empat (****)


Persyaratan :
a. Jumlah kamar standar minimum 50 kamar
b. Jumlah kamar suite minimum 3 kamar
c. Kamar mandi di dalam
d. Luas kamar standar minimum 24m2
e. Luas kamar suite minimum 48m2
Klasifikasi hotel berbintang lima (*****)
Persyaratan :
a. Jumlah kamar standar minimum 100 kamar
b. Jumlah kamar suite minimum 4 kamar
c. Kamar mandi di dalam
d. Luas kamar standar minimum 26m2
e. Luas kamar suite minimum 52m2

Sehingga, klasifikasi POP! Hotel Kemang mengacu pada standar hotel bintang 2 dan
bintang 3.

2.2 TEORI KHUSUS

2.2.1 Pengertian Budget Hotel


Budget hotel saat ini sedang menjadi tren pada industri perhotelan, terutama di kota-kota
besar di Indonesia. Menurut Elder (2010), budget hotel adalah sebuah hotel tanpa fasilitas
restoran atau fasilitas banquet, dengan layanan dan fasilitas yang ditawarkan terbilang sederhana.
Sedangkan Walker (2004) menyatakan bahwa budget hotel termasuk dalam hotel ekonomi yang
menyediakan jasa akomodasi dengan servis yang sangat terbatas dengan kamar yang bersih dan
luas yang cukup, serta fokus mendapatkan keuntungan dari penjualan kamar dibandingkan
penjualan pada sektor pendukung seperti dari restoran ataupun ruang pertemuan. Carolina (2013)
juga menambahkan bahwa budget hotel adalah jenis hotel bintang dua atau tiga yang
memberikan layanan sesuai yang diperlukan oleh pemakai, sehingga tidak perlu membayar lebih
apa yang tidak mereka perlukan saat berada di dalam hotel. Jadi dapat disimpulkan bahwa
budget hotel adalah hotel bintang dua atau tiga yang menyediakan layanan servis sesuai dengan
yang diperlukan pemakai, sehingga tidak perlu lagi membayar untuk layanan-layanan yang tidak
dibutuhkan. Tujuan penerapan konsep budget hotel ini adalah untuk dapat menyediakan standar
akomodasi dengan harga terjangkau.

2.2.2 Target Pasar Budget Hotel


Perkembangan pembangunan dan perekonomian pada suatu wilayah perkotaan,
menyebabkan banyak orang yang berkunjung untuk keperluan bisnis atau yang biasa dikenal
sebagai wisatawan bisnis. Wisatawan bisnis adalah orang-orang yang berpergian untuk tujuan
bisnis (Baker, 2000). Dalam tujuannya melakukan urusan bisnis, para wisatawan bisnis
memerlukan akomodasi selama berada di dalam kota, sehingga budget hotel merupakan salah
satu alternatif yang sesuai dengan kebutuhan bagi wisatawan bisnis. Jadi sangat jelas bahwa yang
menjadi target pasar dari sebagian besar budget hotel adalah para wisatawan bisnis ini. Jika
ditinjau dari karakternya, wisatawan bisnis menginap dengan jangka waktu yang relatif singkat,
hanya sekitar 1-3 malam per kunjungannya.

2.2.3 Karakteristrik Budget Hotel


Berdasarkan lokasinya, budget hotel termasuk pada jenis city hotel atau hotel kota yang
terletak di wilayah pusat kota, berdekatan dengan area bisnis dan perdagangan, serta pada
umumnya dipergunakan sebagai tempat untuk melakukan kegiatan bisnis, seperti rapat atau
pertemuan perusahaan-perusahaan (Rutes, 1985). Tarif yang dikenakan oleh budget hotel
berkisar pada tarif kelas ekonomi hingga kelas menengah.
Budget hotel merupakan hotel dengan pelayanan layaknya hotel bintang tiga dengan
standar minimum jumlah kamar sekitar 30 kamar tipe standar, termasuk 2 kamar tipe suite, dan
ukuran kamar minimum seluas 22m2 untuk kamar single serta 26m2 untuk kamar double (Dirjen
Pariwisata No. 14/U/II/1988). Jenis fasilitas yang disediakan oleh budget hotel mencakup lobby
hotel, business center, ruang rapat kecil, ruang kebugaran, fasilitas laundry tamu, dapur pantry,
serta kolam renang indoor atau outdoor dan whirlpool. Fasilitas yang disediakan hanya terbatas
pada fasilitas yang diperlukan oleh pemakai.
2.3 Desain Interior Industrial

Gambar 1 : Desain Interior Industrial


Sumber : Pinterest
Gaya desain interior industri (bahasa Inggris: Industrial design) adalah seni terapan di
mana estetika dan usability (kemudahan dalam menggunakan suatu barang) suatu barang
disempurnakan. Desain interior industri menghasilkan kreasi tentang bentuk, konfigurasi, atau
komposisi garis atau warna, atau garis dan warna, atau gabungannya, yang berbentuk 3 atau 2
dimensi, yang memberi kesan estetis, dapat dipakai untuk menghasilkan produk, barang,
komoditas industri atau kerajinan tangan. Gaya industrial biasanya menggunakan warna-warna
monokromatik dan terkesan maskulin. Material yang digunakan biasa juga memakai bahan-
bahan yang didaur ulang atau bahan-bahan industri seperti kaca, besi dan alumunium yang
diolah sedemikian rupa sehingga bisa dijadikan elemen interior yang menarik. Bangunan
industrial sendiri sesuai namanya memang tempat untuk mewadahi segala proses atau
pekerjaan industri, dalam hal ini pabrik, gudang, dan semacamnya. Sejarahnya, dari tahun
1700-an pun bangunan ini sudah ada.Pada awalnya Desain industrial ini muncul karena
banyaknya bangunan industri yang terbengkalai.Di era modern, Negara - negara di Eropa di
awal tahun 2000-an lebih dulu mengembangkan desain ini. Mereka memanfaatkan
bangunan-bangunan seperti bekas pabrik dan gudang. Karena kosong dan tidak terpakai,
bangunan tersebut ditata ulangdan direnovasi, mulai dari dialih fungsikan jadi kantor, studio
kreatif, sampai rumah tinggal.Beberapa bagian bangunan asli tetap dipertahankan, agar
tampilan kasar bangunan terlihat jelas pada desain ini.
2.3.1 Material pada Desain Industrial

Gambar 1.1 : Material pada Desain Interior Industrial


Sumber : https://www.google.co.id/
Desain industrial didominasi dengan material keras seperti baja, besi, aluminium hingga
logam. Dapat juga menggunakan material seperti bamboo dan kaca yang diolah sedemikian
rupa sehingga bisa dijadikan elemen interior yang menarik.Desain industrial identik dengan
material yang terekspos atau pemilihan material yang tampak apa adanya
Material lantai kebanyakan menggunakan plesteran semen dan untuk dinding
menggunakan dindingbataekspos.Kemudianpadaplafon dapat diaplikasikan sistem open,
dimana nantinya tidak tertutup oleh gipsum, sehingga kabel-kabel listrik akan tampak
diatasnya. Dapat pula menggunakan rangka atap berbahan kayu, dapat menimbulkan kesan
yang alami.
Untuk material furniture yang digunakan bisa juga memakai bahan bahan yang didaur
ulang.Menurut desainer Interior Alvin Tjitrowirjo, desain industrial biasanya menggunakan
bahan material yang upcycle dan recycle. Upcycle adalah barang bekas yang diaplikasikan
dengan barang lain sehingga mendapatkan fungsi yang baru, misalnya seperti batang besi
yang dipasangi bohlam.Dapat menggunakan kursi bekas metromini untuk kursi tunggu.Selain
barang upcycle, barang-barang recycle juga bisa digunakan untuk aksesoris pelengkap.
2.3.2 Warna pada Desain Industrial
Desain industrial biasanya menggunakan warna-warna monokromatik dan terkesan
maskulin.Penggunaan warna-warna netral dan kebumian, seperti hitam, abu-abu, putih,
coklat dan gradasinya. Untuk warna utama pada desaindesain industrial, hindari warna-
warna dinamisseperti pink, magenta, ungu, biru muda dan toska. Karena warna-warna
tersebut kurang pas jika diterapkan pada langgamindustrial. Jika terlalu mendominasi,
menyebabkan tabrakan pada warna dan membuat kesan terlalu ramai. Namun warna-
warna dinamis tersebut dapat diterapkan sebagai warna aksen pada sprei atau sarung bantal.

Gambar 1.2 : Penerapan Warna utama pada Desain Indutrial


Sumber : https://www.google.co.id/
2.3.3 Dekorasi pada Desain Industrial
Agar desain industrial terlihat lebih detail, berikan dekorasi pada dinding.Misalnya
dengan grafis bold, mural, atau lukisan pada dinding ekspos di bagian ruang tamu atau kamar
tidur.Elemen dekorasi lainnya adalah kabel-kabel listrik yang terlihat dengan jelas. Dapat
membiarkan kabel listrik terlihat dengan jelas namun tetap disusun rapi agar tidak
menimbulkan bahaya.

Gambar 1.3 : Dekorasi pada Desain Industrial


Sumber : Pinterest

2.3.4 Pencahayaan pada Desain Industrial


Unsur cahaya dalam desain industrial merupakan bagian penting. Bangunan
industri identik dengan pencahayaan dari lampu dengan bohlam dan kepala lampu yang
besar. Pilihlah kepala lampu yang berwarna putih atau yang terbuat dari logam. Biasanya
lampu yang digunakan ini digantung di langit-langit.Adapun jenis lampu yang
menggambarkan pabrik-pabrik tua lainnya seperti lampu gantung berlapis warna porselen,
kerangkeng aluminium bohlam, dan kaca bergaris

Gambar 1.4 : Desain lampu pada Desain Industrial


Sumber : https://www.google.co.id/
BAB III
TINJAUAN DATA LAPANGAN
4.1 Lokasi

Gambar 1.5 : Lokasi POP! Hotel Kemang


Sumber : Google Earth
POP! Hotel Kemang berada di lokasi yang cukup strategis di Jakarta Selatan,
dikelilingi berbagai restoran, mall serta bar malam.Beralamat di Jl. Kemang Raya No.3,
RT.1/RW.7, Bangka, Mampang Prapatan., Kota Jakarta Selatan, DKI Jakarta.

4.2 Profile
POP! Hotel merupakan salah satu brand hotel andalan TAUZIA Hotel
Management, selain brand lain seperti Harris dan Yello.POP! Hotel ditonjolkan
sebagai eco-friendly budget hotel untuk para smart travelers. Hingga tahun 2020,
manajemen TAUZIA menargetkan akan menambah 19 hotel POP! Lagi dari 19
hotel POP! yang sekarang sudah dalam pengelolaan

Gambar 1.6 : Logo POP! Hotel


Sumber : pophotels.com
Gambar 1.7 : Tampak Depan Hotel
Sumber : Google
POP! Hotel Kemang berada di lokasi yang cukup strategis di Jakarta Selatan, dikelilingi
berbagai restoran, mall serta bar malam. Hotel budget dengan 147 kamar ini juga dilengkapi
koneksi WiFi gratis, TV LED dengan kanal kabel internasional, sofa bed, kotak safe deposit, rain
shower & air mineral botol gratis. Selain itu hotel ini juga menawarkan vending machine &
ruang pertemuan dengan kapasitas hingga 30 orang.
BAB IV
DISKUSI DAN ANALISIS DATA

4.1. Deskripsi Kasus


Inti dari bahasan ini adalah bagaimana menerapkan konsep Industrial pada budget
business hotel pop! kemang. Agar pengunjung tetap merasakan kenyamanan pada desain
Industrial yang akan di terapkan pada Hotel Pop! kemang.

4.2. Hasil Analisis


4.2.1 Data Responden/ Informan
1. Dokumentasi Survey Lapangan

Reception area dan lobby

Quickbite Cafe

Double bedroom dan twin bedroom


II. Data Hasil Wawancara

A. Pertanyaan : Bagaimana menurut anda dengan konsep desain di


Pop! Hotel Kemang?
Narasumber : Bagus dan cukup menarik
B. Pertanyaan : Fasilitas apa yang diharapkan pada Hotel Pop!
Kemang?
Narasumber : Saya menginginkan adanya tambahan fasilitas untuk
memenuhi kebutuhan seperti kolam renang, café, dan
tempat fitness center
C. Pertanyaan : Apakah anda merasa cepat bosan dan tidak nyaman saat
berada di Hotel Pop Kemang?
Narasumber : Tidak, tapi saya merasa ada kurang
D. Pertanyaan : Bagaimana menurut anda jika konsep desain di pop hotel
kemang di redesign menjadi konsep industrial yang lebih
meminim budget?
Narasumber : Ya, saya setuju karena konsep desain yang modern

4.2.2 Data Denah Interior


Berikut merupakan gambar denah eksisting dari POP! Hotel Kemang
4.3 Data Elemen Desain (Eksisting)
4.3.1 Dinding
Dinding yang akan diterapkan pada interior dari POP! Hotel Kemang adalah
dinding dengan kesan unfinished bisa terlihat indah dengan aspek dekorasi yang
tepat. Dinding unfinished memiliki tampilan yang berbeda-beda. Secara garis besar,
terdapat dua gaya dinding unfinished. dan beberapa dinding dilapisi panel kayu
dengan bentuk-bentuk geometris sebagai point of interest yang direncanakan akan
dibangun pada ruangan tertentu, seperti café dan lobby. Pada beberapa tempat, dan
terutama pada dinding area kamar tidur hotel, akan menggunakan dinding yang
bersifat meredam suara sehingga tamu nyaman, dan tidak terganggu oleh suara dari
luar.

4.3.2 Lantai
Lantai yang akan digunakan pada desain interior POP! Hotel Kemang,
adalah material yang digunakan adalah lantai parket dan lantai acian.

4.3.3 Plafond/ Ceiling


Plafond atau ceiling pada konsep ini, akan menggunakan bentuk – bentuk
geometris material kayu dan acian.
4.3.4 Pencahayaan
Berikut ini merupakan beberapa konsep pencahayaan yang digunakan pada POP!
Hotel Kemang,
1. Local lighting, atau pencahayaan lokal. Pencahayaan jenis ini ditujukan untuk
aktivitas sehari-hari. Pencahayaan dimaksud untuk membuat mata tidak
cepat lelah.
2. Accent lighting, atau pencahayaan yang berfungsi sebagai aksen. Pencahayaan
jenis ini bisa dipakai sudut tertentu, barang tertentu menjadi menonjol.
3. Natural lighting, Pencahayaan ini umumnya digunakan pada siang hari
yang mendukung konsep POP! Hotel Kemang pada area lobby dan café.

4.3.5 Warna
Konsep warna yang akan diterapkan yaitu mengacu pada konsep warna
industrial/ monokrom, dan warna dari brand image POP! Hotel itu sendiri,
a. Dinding Akustik
merencanakan konstruksi akustika interior yang baik dan meminimalisir budget,
memaksimalkan hasil alam yang ada di kota Jakarta.

- Eceng Gondok
Semakin banyak inovasi material peredam bunyi yang baik dan berasal dari alam,
salah satunya adalah eceng gondok. Eceng gondok merupakan jenis tumbuhan air
yang dianggap merusak karena memiliki kecepatan tumbuh yang tinggi sehingga
tumbuhan ini dianggap sebagaigulmayang dapat merusak lingkungan perairan,
khususnya di beberapa waduk dan sungai di Jakarta. Melihat hal tersebut, maka
diperlukan beberapa cara untuk menanggulangi pertumbuhannya, salah satunya ialah
dengan memanfaatkan eceng gondok sebagai material peredam bunyi.
Eceng gondok merupakan material organik yang ideal karena memiliki pori-pori.
Dengan karakter pori-pori yang dimiliki tersebut, diperkirakan eceng gondok mampu
menjadi material organik yang mampu menjadi peredam pada frekuensi rendah.
Selain fisiologis yang sesuai, eceng gondok dipilih karena pertumbuhannya yang
sangat cepat.

Gambar 4.1.Panel akustik yang terbuat dari komposit


serat eceng gondok

- Bambu

bambu juga merupakan tanaman yang mudah dijumpai di Indonesia sebagai daerah
tropis. Berdasarkan hasil penelitian, bambu memiliki koefisien serap yang baik pada
frekuensi tinggi dan memiliki serat yang kuat untuk menggantikan glasswool
(Kouzumi, et al,. 2002). Meski efektif meredam pada frekuensi tinggi, panel komposit
bambu memiliki nilai TL yang rendah. Nilai TL bambu selalu di bawah 30dB pada
frekuensi 125Hz –4000Hz ( Karlinasari, et al,. 2012).

Maka pada beberapa bagian dinding interior akan ditambahkan peredam suara dengan
material alami yang terdiri dari panel komposit eceng gondok, panel bambu, dan
anyaman eceng gondok yang juga berfungsi sebagai elemen estetis.
b. Pencahayaan

Dalam desain industrial kita juga memaksimalkan cahaya alami namun tetap di
dukung oleh cahaya buatan juga untuk pada Hotel Pop! di kemang.
Pada umumnya, terdapat dua jenis pencahayaan yaitu, pencahayaan alami dan
buatan. Terdapat dua jenis pencahayaan alami yaitu sunlight dan daylight.

- Sunlight: yaitu cahaya matahari langsung, umumnya memiliki intensitas yang tinggi
dan sudut penyebaran cahaya yang sempit. Cahaya jenis ini harus selalu dijaga agar
jumlahnya tetap terkendali, sehingga tidak menimbulkan silau dan radiasi panas yang
terlalu tinggi.

- Daylight: yaitu cahaya matahari tidak langsung yang disebarkan oleh partikel-partikel
atmosfer, termasuk awan, umumnya memiliki intensitas yang sedang sampai dengan
rendah dan sudut penyebaran cahaya yang lebar (mendekati difus/merata ke segala
arah). Cahaya jenis ini umumnya lebih disukai untuk digunakan sebagai pencahayaan
alami dalam bangunan, karena tidak terlalu menimbulkan silau dan radiasi panas yang
tinggi.

Dengan demikian, pada interior POP! Hotel Kemang akan diaplikasikan kedua jenis
penerangan, Untuk pengaplikasian penerangan buatan dan penerangan cahay alami.

c. Material

Material yang akan digunakan pada interior POP! Hotel Kemang ini menggunkan
yang membuat ciri khas desain industrial terasa dan memiliki budget yang lebih
minim karna tidak harus menfinishing material yang akan digunakan dan tetap
menonjolkan ciri khas alami dalam material yang akan dipakai seperti :

- Dinding Acian
Dinding dengan kesan unfinished bisa terlihat indah dengan aspek dekorasi yang tepat.
Dinding unfinished memiliki tampilan yang berbeda-beda. Secara garis besar, terdapat
dua gaya dinding unfinished
- Lantai

- Plafond

4.4. Solusi Desain


Dalam desain Interior Pop ! Hotel Kemang harus lebih bisa memaksimalkan fasilitas
yang di butuhkan oleh pengunjung dan bisa membuat desain yang nyaman danum tetap
mengikuti trend yang sedang unggul di dunia desain interior Indonesia saat ini.
Contog revrensi desain :

Anda mungkin juga menyukai