Disusun Oleh:
Andi Alifda Apridayani 1603160037
Azimi Faqqihuddin A 1603154079
Friska Esterlina T 1603164103
Safira Dirayati 1603160187
Kelas: DI-40-01
Dosen:
Dr. Ir. YUDA WASTU., MT
Banquet room atau dikenal juga dengan istilah function room adalah
merupakan ruangan besar yang interiornya didesain sedemikian rupa, digunakan
untuk acara pertemuan besar, seperti seminar, kongres, pesta dan acara-acara besar
lainnya. Beberapa hotel besar ruang perjamuan ini pengelolaannya di bawah
departemen penjualan dan pemasaran (sales and marketing department) bahkan di
hotel lain bagian banquet berdiri sendiri dalam satu departemen .
Banquet room mempunyai kapasitas yang cukup banyak, umumnya
memiliki kapasitas kursi di atas 50 kursi, 100 kursi, 200 kursi bahkan bisa 1000
kursi., peralatan dan dekorasi yang digunakan akan sesuai dengan permintaan tamu
dan event/function yang akan berlangsung oleh sebab itu tenaga yang menanganinya
lebih banyak dan profesional, jika acara yang berlangsung sangat besar, hotel akan
memerlukan tenaga tambahan untuk kelancaran acara dengan cara menggunakan
tenaga kerja harian (daily worker).
2) Block Table
Block table style adalah tipe ruang/style ruang meeting yang cocok
untuk membahas suatu project antar kolega bisnis. Maksimal peserta
meeting block table agar nyaman adalah 10 dengan perincian @5 disisi kiri
dan kanan tanpa head table jika membahas suatu project dengan kolega
bisnis untuk menghormati kolega bisnis dan dengan head table untuk
internal meeting perusahaan.
3) Double U-Shape
Double U -Shape sama seperti U-shape tapi terdapat tambahan
beberapa meja di belakang meja bagian tengah untuk keperluan
dokumentasi dan observer meeting.
2.3. Pengertian Konsultan Perencanaan
2.3.1. Pengertian Konsultan Perencanaan Menurut Para Ahli
Konsultan adalah seorang tenaga profesional yang menyediakan jasa
konsultasi (jasa konsultasi) di daerah tertentu keahlian, seperti akuntansi, pajak,
lingkungan, biologi, hukum, koperasi dan lain-lain.
Perbedaan antara seorang konsultan dengan konsultan ahli biasa bukan
karyawan perusahaan pengguna layan (klien), tetapi seseorang yang menjalankan
bisnis mereka sendiri atau bekerja di sebuah perusahaan penasihat, serta berurusan
dengan berbagai pengguna layan pada satu waktu.
1) Indra Bastian
Perencanaan adalah proses yang tidak pernah berakhir jika rencana yang
telah ditetapkan, maka dekumen kekhawatiran perencanaan terkait harus
dilaksanakan.
2) Deacon
Perencanaan merupakan upaya untuk mempersiapkan keputusan yang
dianggap subjek yang paling penting dan akan dilaksanakan sesuai dengan urutan
dalam rangka mencapai tujuan yang ditetapkan.
3) Ir. Sulistyo Wicaksono, IAI
Berdasarkan Kep. Dir. Jen Cipta Karya Dep. PU no. 023/KPT S/CK/1992,
Konsultan perencanaan/Perencanaan adalah perorangan atau badan hukum yang
melaksanakan tugas- tugas di bidang perencanaan konstruksi bangunan atau
lingkungan perencanaan kerja bersama dengan aksesoris.
3.1.2. Planning
Perencanaan yang akan kami jalankan ialah perencanaan dalam bidang
interior yang di mana berjalan pada bidang interior. Maka ruang meeting yang akan
diaplikasikan pada perencanaan kali ini akan memiliki nilai desain juga
memberikan kenyamanan pada penggunanya. Karena ruang meeting di era sekarang
lebih mengedepankan fungsinya daripada kenyamanan dari para penggunanya.
Dengan adanya 5 poin di atas diharapkan ruang meeting ini dapat memberikan
produktivitas dari pengguna- penggunanya.
3.1.3. Organizing
Pembangunan dan pengoperasian proyek sukses melibatkan orang-orang
yang terampil sehingga diperlukan latihan yang berkesinambungan guna
menyiapkan orang-orang yang siap pakai untuk menggarap proyek tersebut dan
mengoperasikannya. Perusahaan yang besar dapat mengadakan program latihan ini
dalam perusahaannya sendiri dengan cara in company training/ on the job training
atau dikirim ke lembaga latihan dan pendidikan di luar perusahaan.
Persiapan personil harus sudah dipikirkan untuk tahapan operasional
(tenaga manajemen) bilamana proyek sudah selesai dan mulai dioperasikan. Proyek
tak dapat beroperasi dengan sukses tanpa dukungan dari tenaga manajemen yang
mampu dan terampil, berdedikasi tinggi dan memiliki motivasi kerja yang baik.
3.1.4. Staffing
Staffing adalah salah satu fungsi manajemen yang melakukan penarikan,
penyeleksian, pengembangan dan penggunaan Sumber Daya Manusia (SDM)
untuk pencapaian tujuan organisasi secara efektif dan efisien. Ketika manajer
melaksanakan fungsi staffing, hal itu akan sangat berpengaruh terhadap tingkat
pencapaian tujuan (kinerja organisasi).
Proses staffing:
1) Perencanaan kebutuhan SDM
2) Recruitment (penarikan tenaga kerja)
3) Pelatihan dan Pengembangan
4) Pemberian kompensasi
5) Pemeliharaan
6) Integrasi pengusaha dan karyawan untuk menjadi partner kerja
7) PHK
3.1.5. Directing
Pengarahan dan bimbingan adalah kegiatan menciptakan, memelihara,
menjaga atau mempertahankan dan memajukan organisasi melalui setiap personil,
baik secara struktural maupun fungsional, agar langkah-langkah operasionalnya
tidak keluar dari usaha mencapai tujuan organisasi. Sementara menurut Handoko
(2000), pada dasarnya fungsi pengarahan adalah membuat atau mendapatkan para
karyawan melakukan apa saja diinginkan dan harus mereka lakukan.
Pada perencanaan ini akan dilakukan pengarahan secara bertahap dan
dilakukan oleh pihak yang memiliki wewenang seperti project manager. Agar
perencanaan pada perancangan ini dapat tersampaikan dengan jelas tanpa adanya
miss communication.
3.1.6. Supervising
Menurut Terry (1974), supervisi berasal dari kata super yang berarti dari
atas dan visi yang berarti seni untuk melihat objek tertentu. Sementara Siagian
(1993) mengemukakan, bahwa supervisi adalah suatu proses pengamatan dari pada
pelaksanaan seluruh kegiatan organisasi untuk menjamin agar supaya semua
pekerjaan yang sedang dilakukan berjalan sesuai dengan rencana yang telah
ditentukan.
Pembinaan adalah suatu upaya pengarahan dengan memberikan petunjuk
serta saran, setelah menemukan alasan dan keluhan pelaksanaan dalam mengatasi
permasalahan yang dihadapi. Sedangkan pengertian supervisi berdasarkan Total
Quality Management (TQM) adalah proses pengendalian untuk menemukan
kesenjangan terhadap standar dan melakukan koreksi atau perbaikan.
Supervisi adalah kegiatan mengamati, menilai dan membantu sumber daya
manusia (SDM) agar bekerja secara efektif dan efisien, merupakan salah satu
kegiatan perilaku organisasi, yang bertujuan untuk terus menerus memperbaiki,
meningkatkan dan menyempurnakan keterampilan dalam bekerja. Sesuai dengan
pengertiannya, kegiatan supervisi yang baik harus dijalankan dengan cara yang
tidak menekan dan tidak bersifat mencari kesalahan (Nawawi, 2000).
Menurut Depkes RI (2002), tujuan dari pembinaan atau supervisi adalah
untuk meningkatkan kinerja petugas melalui suatu proses yang sistematis dengan
peningkatan pengetahuan petugas, peningkatan keterampilan petugas, perbaikan
sikap petugas dalam bekerja dan peningkatan motivasi petugas. Di samping tujuan
tersebut, pembinaan atau supervisi juga mempunyai tujuan untuk memotivasi
petugas dan mengendalikan suatu kegiatan agar sesuai dengan standar yang telah
ditetapkan.
Kegiatan di atas dilakukan sebagai upaya untuk menemukan penyimpangan
dalam pelaksanaan kegiatan, memberikan bimbingan teknis untuk meluruskan
apabila terdapat penyimpangan, memberikan semangat dan umpan balik kepada
petugas pelaksana.
3.1.7. Controlling
Pada tahap ini akan digunakan empat elemen dasar dalam pengendalian
agar dapat menjaga hubungan yang konsisten satu sama lain dalam setiap sistem.
1) Karakteristik atau kondisi dari sistem operasi yang akan diukur. Karakteristik
dapat berupa output dari sistem dalam tahap pemrosesan atau mungkin
suatu kondisi yang merupakan hasil dari sistem. Sebagai contoh dalam
sistem sekolah dasar para jam kerja guru atau keunggulan pengetahuan yang
ditunjukkan oleh siswa pada ujian nasional adalah contoh karakteristik yang
dapat dipilih untuk pengukuran atau kontrol.
2) Sensor, merupakan sarana untuk mengukur karakteristik atau kondisi.
Sebagai contoh dalam sistem kontrol pengukuran kualitas dapat diandaikan
oleh inspeksi visual dari produk.
3) Komparator, menentukan kebutuhan koreksi dengan membandingkan apa
yang terjadi dengan apa yang telah direncanakan. Beberapa penyimpangan
dari rencana adalah biasa dan diharapkan, tetapi ketika berada di luar variasi
yang dapat diterima tindakan korektif diperlukan. Ini melibatkan semacam
tindakan pencegahan yang menunjukkan bahwa kontrol yang baik sedang
dicapai.
4) Aktivator, adalah tindakan korektif diambil untuk mengembalikan sistem
ke output yang diharapkan. Contohnya adalah seorang karyawan diarahkan
ulang untuk bagian-bagian yang gagal lulus pemeriksaan mutu atau kepala
sekolah yang memutuskan untuk membeli buku-buku tambahan untuk
meningkatkan kualitas siswa. Selama rencana dilakukan dalam batas-batas
yang diizinkan tindakan korektif tidak diperlukan.
3.1.8. Coordinanting
Koordinasi dalam perencanaan akan menggunakan teknik-teknik yang
mendasar dalam coordinating agar pengerjaan dalam perencanaan akan berjalan
dengan lancar tanpa adanya gangguan.
1) Teknik Koordinasi dengan Pendekatan Proses Manajemen
Karena peranannya sebagai fungsi yang mengintegrasikan seluruh
proses organisasi maka koordinasi perlu dilakukan dalam setiap tahapan
proses manajemen. Hal ini diperlukan karena setiap tahapan proses
manajemen tentu memerlukan keterpaduan peran para pemangku
kepentingan (stakeholders) dalam mencapai tujuan organisasi. Oleh karena
itu, koordinasi dianggap sebagai salah satu kunci sukses dalam proses
manajemen. Dengan kata lain, koordinasi merupakan esensi manajemen dan
secara implisit terkandung dalam fungsi-fungsi manajemen. Teknik
koordinasi dalam tahapan proses manajemen dapat dijelaskan sebagai
berikut :
1. Koordinasi dalam Perencanaan.
Koordinasi dalam perencanaan merupakan upaya untuk
mengintegrasikan berbagai perencanaan melalui diskusi yang saling
menguntungkan, tukar pikiran. Contoh, koordinasi antara unit kelitbangan
dan unit kesekretariatan untuk mengoptimalkan peran kelitbangan yang
didukung kesekretariatan yang handal.
2. Koordinasi dalam Pengorganisasian.
Koordinasi merupakan esensi organisasi. Koordinasi dalam
pengorganisasian sangat diperlukan manajemen antara lain dalam distribusi
tugas. Misalnya, untuk kegiatan reformasi birokrasi dalam suatu instansi
maka dibentuk satu tim reformasi yang bertugas menyusun konsep
reformasi birokrasi. Dalam tim tersebut ditetapkan beberapa sub-tim yang
diberi tugas untuk mempersiapkan konsep spesifik, misalnya: sub-tim
keuangan, sub-tim sumber daya manusia, sub-tim grand-design dan
sebagainya.
3. Koordinasi dalam staffing.
Dalam penempatan pegawai perlu dilakukan koordinasi untuk
menjamin pegawai yang tepat di tempat yang tepat (the right man on the
right place). Misalnya, untuk menghasilkan keputusan promosi jabatan pada
beberapa jabatan tertentu maka dilakukan rapat Baperjakat yang terdiri dari
unsur pimpinan dan unsur kesekretariatan khususnya kepegawaian.
4. Koordinasi dalam directing.
Efektivitas arahan, instruksi dan pedoman sangat bergantung pada
harmonisasi atasan dan bawahan. Misalnya, dalam satu unit tertentu,
pimpinan memberikan arahan ke mana unit tersebut diarahkan untuk
mendukung tugas, pokok dan fungsi organisasi.
5. Koordinasi dalam pengawasan
Koordinasi melalui pengawasan diperlukan untuk menjamin
sinkronisasi antara kinerja aktual dengan kinerja yang distandarkan.
Misalnya suatu organisasi berdasarkan rencana strateginya menetapkan
beberapa performance indicators dari beberapa kegiatan yang dilakukan.
Berdasarkan performance indicators tersebut dilakukan evaluasi triwulanan
atau tahunan untuk mengevaluasi pencapaian kinerja tersebut.
Dengan demikian, koordinasi perlu dilakukan dalam setiap proses
manajemen sebagai upaya mengintegrasikan upaya berbagai pemangku
kepentingan dalam mencapai tujuan organisasi. Kalau langkah tersebut tidak
dilakukan maka sangat sulit bagi para manajer untuk memastikan bahwa seluruh
pemangku kepentingan dapat bekerja sama secara terpadu.
2) Teknik Koordinasi dengan Pendekatan Pasar
Koordinasi secara prinsip diturunkan dari teori organisasi. Dalam organisasi
yang kompleks terdiri dari beberapa divisi tenaga kerja (division of labour). Masing-
masing divisi tenaga kerja tersebut memiliki spesialisasi kompetensi dan bidang
pekerjaan tertentu. Untuk memadukan berbagai divisi dan spesialisasi tersebut
dalam pencapaian tujuan organisasi maka dilakukan koordinasi. Koordinasi dapat
dilakukan dalam kerangka outward dan inward looking. Dalam kerangka outward
looking, koordinasi dilakukan dalam arena lingkungan eksternal organisasi. Salah
satu lingkungan yang sangat berpengaruh adalah lingkungan pasar (market).
Instrumen koordinasi dalam pasar adalah harga (price). Melalui mekanisme harga
ini seluruh stakeholder saling terhubung dalam suatu kegiatan ekonomi.
Mekanisme ini juga sering disebut sebagai ”invisible hand” (tangan tidak terlihat).
Melalui tangan tidak terlihat ini semua pihak diatur untuk menghasilkan
kesepakatan harga dan kuantitas yang ditawarkan dan diminta.
3) Teknik Koordinasi dengan pendekatan Organisasi
Secara organisatoris, koordinasi terjadi melalui mekanisme non-harga.
Mekanisme koordinasi ini tidak terancang secara otomatis tetapi harus dirancang
oleh pihak yang memiliki otoritas dalam organisasi. Mekanisme koordinasi tersebut
menurut Mintzberg (1989) terdiri dari:
1) Mutual Adjustment;
2) Direct Supervision;
3) Standardization of Work;
4) Standardization of Output;
5) Standardization of Skills;
6) Standardization of Norms
3.2.2 Tahapan
1. Programming (Design Brief)
2. Survey Lapangan
3. Gambar Kerja Pelaksanaan (Detailed Engineering Design)
4. Rencana Kerja dan Syarat Pelaksanaan Bangunan (RKS)
5. Rencana Anggaran Biaya
6. Proyeksi Desain
7. Revisi (Penyesuaian)
8. Rekalkulasi
3.3.7 Revisi
Melakukan penyesuaian ulang desain setelah proyeksi desain
3.3.8 Rekalkulasi
Memperhitungkan dan memverifikasi data-data perencanaan sebagai
pertanggungjawaban desain
Lampiran
Metoda Jalur Kritis
Daftar Kegiatan
Aktivitas
No. Aktivitas Sebelumnya Durasi
1 A Programming - 9
2 B Pembuatan Detailed Engineering Drawing A 13
3 C Rencana Kerja dan Syarat A 4
4 D Penyusunan Rencana Anggaran Biaya B,C 2
5 E Proyeksi Desain D 1
6 F Revisi E 6
Diagram Jaringan
2
2 2
B=13 2 D=2
2
0 A=9 9 2 E=1 25 F=6 3
0 1 4 4 5 6 1
0 9 24 2 31
C=4 5
1 dumm
3 3 y
2
4
Jaringan Jalur
Kritis
Total Durasi = 31
Jalur Jaringan Durasi Jaringan
9 + 13 + 2 + 1 + 6 = Jalur
A>B>D>E>F 31 Kritis
A>C>E>F 9 + 4 + 1 + 6 = 20