Anda di halaman 1dari 10

Rencana Reklamasi Pada lahan Bekas … Heru Suharyadi

RENCANA REKLAMASI PADA LAHAN BEKAS


PENAMBANGAN BATU KECAMATAN KOKAP KABUPATEN KULON PROGO
DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

Heru Suharyadi,1,2, Wawong Dwi Ratminah,1,2, Hasywir Thaib Siri,1,2,


1. Prodi Teknik Pertambangan Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta
2. Universities Consortium for Open Mining Methods
No. Hp 082225374100, email: Heru.suharyadi@gmail.com

RINGKASAN
Sumber daya alam merupakan salah satu modal dasar dalam pembangunan nasional,
oleh karena itu harus dimanfaatkan sebesar-besarnya untuk kepentingan rakyat dengan memperhatikan
kelestarian lingkungan hidup sekitarnya. Salah satu kegiatan dalam memanfaatkan sumber daya alam adalah
kegiatan penambangan bahan galian. kegiatan penambangan tersebut dapat menimbulkan perubahan bentang alam
daerah setempat dan berubahnya estetika lingkungan. Salah satu bentuk penanganan terhadap akibat kegiatan
penambangan adalah melakukan reklamasi yang terencana. Pada intinya reklamasi bertujuan untuk
mengembalikan tataguna lahan sesuai peruntukannya.
Rencana Reklamasi yang dilakukan adalah dengan penata gunaan lahan, Penanggulangan erosi dan
sedimentasi serta Revegetasi. Kegiatan penatagunaan lahan dilakukan agar kondisi yang terjadi akbibat adanya
penambangan dapat diperbaiki atau disesuaikan dengan kondisi yang stabil sehingga dampak lingkungan dapat
teratasi. Dengan penatagunaan lahan berupa pembentukan teras bangku dan pembuatan guludan serta melakukan
penanaman dengan system POT dengan dimensi POT 1x1x1 m dengan jumlah lubang 3068 lubang dengan waktu
kerja 13 hari dengan 18 pekerja. Selain itu juga dilakukan penanggulagan Erosi, yaitu dengan pembuatan Teras
Bangku dan Pembuatan saluran terbuka berbentuk trapesium dengan sudut kemiringan maksimum 60 o. Dengan
Dimensi saluran 1 lebar atas 1,27 m, lebar bawah 0,63 m, kedalaman 0,66 m dan kemiringan sisi 60 o. Saluran 2
lebar atas 1,55 m, lebar bawah 0,76 m, kedalaman 0,79 m dan kemiringan sisi 60o Saluran 3 lebar atas 1,04 m,
lebar bawah 0,52 m, kedalaman 0,54 m dan kemiringan sisi 60 o. Kegiatan revegetasi dilakukan dengan penanaman
cover crop berupa Vetiver Rumput gajah,dan LCC serta tanaman keras berupa Sengon laut. Sehingga setelah
dilakukan Kegiatan reklamasi dapat diketahui mengalami penurunan bobot kerusakan lingkungan menjadi 25
sehingga tingkat kerusakan tidak ada (baik). Dengan demikian dapat diketahui biaya reklamasi total untuk
melakukan penatahan lahan di tambang sebear Rp. 229.194.720.

I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Sumber daya alam merupakan salah satu modal dasar dalam pembangunan nasional, oleh karena itu harus
dimanfaatkan sebesar-besarnya untuk kepentingan rakyat dengan memperhatikan kelestarian lingkungan hidup
sekitarnya. Salah satu kegiatan dalam memanfaatkan sumber daya alam adalah kegiatan penambangan bahan
galian.. Adapun kegiatan penambangan yang dilakukan dapat menimbulkan perubahan bentang alam daerah
setempat dan berubahnya estetika lingkungan. Salah satu bentuk penanganan terhadap akibat kegiatan
penambangan adalah melakukan reklamasi yang terencana. Reklamasi adalah kegiatan yang bertujuan
memperbaiki tata guna lahan yang terganggu akibat kegiatan usaha pertambangan agar dapat berfungsi dan
berdaya guna sesuai peruntukannya.

1.2. Rumusan Masalah


kegiatan penambangan akan berdampak pada lingkungan sekitar, seperti mengakibatkan perubahan
bentang alam di daerah penambangan, terbentuknya cekungan, serta berubahnya fungsi lahan. Dengan demikian
untuk mengurangi dampak tersebut perlu dilakukan penambangan yang baik dan melakukan kegiatan reklamsi,
sesuai dengan Peraturan Mentri Energi dan Sumber Daya Mineral ( ESDM ) No. 07 tahun 2014 pasal 15 yang
mengamanatkan kepada pemegang Ijin Usaha Pertambangan ( IUP ) Operasi Produksi untuk membuat rencana
reklamasi tahap operasi produksi melalui Direktorat Jendral. Adapun rencana reklamasi yang dibuat harus sesuai
dengan penyusunan yang sesuai dengan Peraturan Menteri ESDM No. 07 tahun 2014, dimana harus melakukan
penataan lahan bekas tambang, menanggulangi dampak erosi dan sedimentasi serta melakukan revegetasi. dalam
hal ini penambangan batu andesit di wilayah penelitian belum membuat rencana reklamasi yang terstruktur untuk
itu perlu dilakukan perencanaan reklamasi untuk mengembalikan fungsi lingkungan daerah penambangan batu
andesit tersebut.
Rencana Reklamasi Pada lahan Bekas … Heru Suharyadi

1.3. Tujuan Penelitian Penelitian ini sebagian besar bersumber dari


1. Melakukan penataan lahan, dalam rangka data sekunder. Data sekunder adalah data yang
upaya penanggulangan erosi di area diperoleh dari hasil penelitian atau penyelidikan
penambangan,dan rencana revegetasi yang sebelumnya (pihak lain), meliputi data curah hujan,
akan diterapkan. profil lingkungan daerah, rencana penambangan dan
2. Melakukan perhitungan tingkat keerosian sebagainya, yang diambil dari laporan studi
pada lahan untuk mengetahui bahaya kelayakan dan laporan amdal. Selain data sekunder,
keerosian lahan. data primer yang diambil antara lain vegetasi sekitar,
3. Melakukan perhitungan rencana biaya kemiringan lereng, volume Tanah pucuk yang
reklamasi yang digunakan dalam kegiatan berkaitan dengan ketebalan dan luas tanah pucuk
reklamasi yang akan diterapkan. daerah penambangan, dan lainnya.
4. Pengolahan dan Analisis Data
1.4. Batasan Masalah Setelah data-data yang diperlukan terkumpul,
a) Daerah penelitian hanya pada daerah kemudian diolah dengan melakukan beberapa
Penambangan Desa Hargorejo, Kecamatan perhitungan dan penggambaran, yang selanjutnya
Kokap, Kabupaten Kulon Progo, DIY dalam dianalisis untuk mempersiapkan penutupan
5 tahun kemajuan penambangan. operasional tambang, sehingga didapatkan tata
b) Pemilihan tanaman untuk revegetasi lahan yang baik dan memadai untuk menunjang
ditentukan oleh pihak perusahaan sehingga rencana reklamasi. Dalam Melakukan pengolahan
tidak membahas analisa tanah pucuk dengan data dilakukan dengan software autocad dan
kecocokan tanaman. Microsoft Excel.
5. Kesimpulan
c) Tidak membahas masalah air asam tambang
Kesimpulan diperoleh setelah dilakukan
karena tidak berpotensi menghasilkan air
koreksi antara hasil pengolahan data yang telah
asam tambang..
dilakukan dengan permasalahan yang diteliti.
Kesimpulan ini merupakan suatu hasil akhir dari
1.5. Metode Penelitian semua aspek dari semua yang telah dibahas. Pada
Pelaksanaan rencana teknis pengelolaan penelitian ini kesimpulan berupa rencana reklamasi
reklamasi pada lahan bekas penambangan Batu yang akan dilakukan di pertambangan batu andesit
Andesit di Desa Hargorejo, Kecamatan Kokap, yang selanjutnya dapat dijadikan masukan bagi
Kabupaten Kulon Progo, DIY disusun sesuai dengan Perusahaan.
hasil penelitian dilapangan dan peraturan
perundangan.
1.6. Manfaat Penelitian
Pelaksanaan penelitian dilaksanakan dengan
1. Menjadi masukan bagi perusahaan sebagai
suatu metode dengan urutan sebagai berikut :
dokumen yang diajukan kepada pemerintah
1. Studi literatur
dalam rencana reklamsi dan mempersiapkan
Studi leteratur ini dilakukan dengan cara
kegiatan reklamasi serta penataan lahan
mempelajari literatur, peraturan perundangan dan
bekas tambang.
buku hasil penelitian sebelumnya yang berkaitan
2. Membuat pemodelan untuk rencana
dengan daerah kajian. Hal ini dilakukan untuk
reklamasi
mengetahui data-data yang akan diambil yang dapat
3. Sebagai bahan studi perbandingan untuk
bersumber dari hasil penelitian sebelumnya, buku
penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan
atau arsip daerah. Adapun data yang dibutuhkan
kegiatan reklamasi..
seperti data iklim dan curah hujan, peta lokasi
kesampaian daerah serta peta kondisi morfologi
lahan bekas tambang. Peraturan perundangan yang
dipelajari harus diambil dari peraturan terbaru dan
II. TINJAUAN UMUM
yang bersangkutan dengan daerah yaitu Propinsi
2.1. Lokasi dan Kesampaian Daerah
Daerah Istimewa Yogyakarta terutama Kabupaten
Lokasi penambangan batu Andesit secara
Kulon Progo.
administratif terletak pada Dusun Gunung Rego,
2. Observasi lapangan
Desa Hargorejo, Kecamatan Kokap, Kabupaten
Observasi lapangan dilakukan dengan
Kulon Progo,dengan batas daerah:
pengamatan secara langsung terhadap proses yang
a. Sebelah Utara berbatasan dengan Dusun
terjadi dan mencari informasi pendukung yang
Kalibuko I, Desa Kalirejo, Dusun Tegiri,
terkait dengan permasalahan yang akan dibahas.
Dusun Klepu.
Adapun data yang dibutuhkan seperti kemiringan
b. Sebelah Barat berbatasan dengan Dusun
lereng, jenis vegetasi yang ada, serta keadaan sosial
Sebatang, Desa Hargotirto.
dan budaya masyarakat setempat.
3. Pengambilan Data
Rencana Reklamasi Pada lahan Bekas … Heru Suharyadi

c. Sebelah Selatan berbatasan dengan Sungai Daerah yang dijadikan lokasi penelitian
Kokap, Dusun Ngaseman. adalah area Penambangan Batu andesit Kecamatan
d. Sebelah Timur berbatasan dengan Jalan Kokap Kabupaten Kulon Progo Provinsi daerah
Propinsi Hargowilis - Kota Kokap. Istimewa Yogyakarta. Dengan target produksi rata-
Secara astronomis terletak pada rata per tahun 82.500 ton, direncanakan
110°05’29,71” BT - 110°05’57,89” BT dan penambangan akan berlangsung selama 5 tahun.
7°49’31,11” LS - 7°49’56,90” LS dengan ketinggian Kegiatan penambangan di akan dilakukan dengan
250 m diatas permukaan laut.. Lokasi penambangan Sistem tambang terbuka dengan tipe penambangan
dapat ditempuhi melalui perjalanan darat berupa Quary Metode Open Cast.
jalan aspal dengan menggunakan kendaraan Kegiatan penambangan diawali dengan
bermotor baik sepeda motor maupun mobil melalui pembersihan lahan dari semak belukar dan tanaman
beberapa jalan artenatif : penutup lainnya, sehingga pengupasan tanah pucuk
a. Dari arah Yogyakarta ditempuh kurang lebih dan tanah penutup dapat berjalan dengan lancar.
60 menit, kearah barat melalui jalan Jogja Pengupasan tanah pucuk dilakukan secara bertahap
Wates. dengan ketebalan 0,50 m dan dibatasi hingga
b. Dari arah Sleman kearah selatan melalui jalan kedalaman 1 m dari permukaan tanah. Selanjutnya
kabupaten kemudian kearah barat jalan Jogja- tanah pucuk yang telah dikupas akan diangkut
Wates 40 menit. menuju stock soil dan selanjutnya akan digunakan
c. Dari Kabupaten Bantul kearah barat melalui untuk reklamasi dan revegetasi
jalan raya Brosot ditempuh lebih kurang 40
menit. 3.1.
Rona Awal Daerah Penelitian
d. Dari arah Kabupaten Purworejo, kearah Lahan penambangan merupakan area hutan
timur, kurang lebih ditempuh sejauh 30 milik masyarakat. Sebelum dilakuakan
menit. penambangan area tersebut merupakan daerah
Kokap adalah salah satu kecamatan di Kulon perbukitan dengan ketinggian mencapai 359 Mdpl
Progo dengan luas wilayah 379,95 Ha atau 12,59% (lampiranT), dan dimanfaatkan oleh warga setempat
dari total luas wilayah Kulon Progo. untuk berkebun dan tempat mencari rumput untuk
pakan ternak. Vegetasi didaerah tersebut terdiri dari
III. HASIL PENELITIAN tanaman semak belukar dan vegetasi perpohonan.
adapun wilayah dibagi sebagai berikut :
Tabel 3. 1
Persentase Kawasan Hutan pada lokasi Izin Usaha Pertambangan

No Status Kawasan Luas (Ha) Persentase (%)


1 Hutan dengan Semak Belukar 4 10
Hutan dengan Vegetasi Perpohonan
2 14 35
Rimbun
3 Hutan dengan Wilayah gabungan 10 25
4 Wilayah Perkebunan 12 30
TOTAL LUAS ± 40 100
Sumber Dokumentasi Pribadi
Pembagian wilayah hutan seperti pada table 3.1 mengambarkan Vegetasi yang ada didaerah tersebut.
jurang yang berada disisi selatan jalan. disebelah
3.2 Kondisi Daerah Penelitian Pada utara jalan dibuat saluran terbuka untuk mengalirkan
Tahapan Pra Penambangan air dari penambangan serta menanggulagi erosi yang
Pada kegiatan pertambangan di tahap pra terjadi pada lereng disebelahnya. Jalan dibuat miring
penambangan Dilakukan guna membuat akomodasi kearah saluran terbuka agar air hujan yang jatuh
untuk menunjang kegiatan Penambangan. Kegiatan diatas jalan tidak menggenag dan dapat terlimpas
Pra penambangan diawali dengan kegiatan sendirinya. Tanah pucuk dari perataan jalan dan
pembuatan jalan menuju kedaerah tambang, pembuatan saluran ditumpuk di suatu area pada
kegiatan ini dilakukan dengan menggunakan alat guludan dan kemudian digunakan untuk kegiatan
berupa Bulldozer, Jalan dibuat dengan meratakan reklamasi nantinya. Kegiatan Pra Penambangan
area calon jalan utama agar alat yang digunakan selanjutnya adalah tahapan pembersihan lahan yaitu
untuk membuka lahan dapat masuk kearea kegiatan untuk membersihakan area penambagan
penambangan. Pembuatan jalan utama dilakukan agar mempermudah tahapan penambangan. Diawali
dengan meratakan sedikit bukit sehingga harus dengan membersihakan area dari vegetasi yang ada
mengupas tanah pucuk dan tanah penutup. kemudian pengupasan tanah pucuk yang selanjutnya
Tanah Penutup (overburden) yang ada disimpan di stock soil. tanah pucuk yang diambil dan
digunakan untuk membuat Berm jalan yang berupa kemudian disimpan walaupun tidak dilakukan
tanggul atau guludan untuk melindungi jalan dari pengelolaan yang baik akan digunakan untuk

3
Rencana Reklamasi Pada lahan Bekas … Heru Suharyadi

kegiatan reklamasi. kegiatan berikutnya adalah Ketidakpahaman penambang terhadap


pengupasan tanah penutup (overburden) yang resiko yang ada sebenarnya adalah hal yang sangat
kemudian diletakan di area diposal. berbahaya. pada area penambangan Kegiatan
Pengalian yang dilakukan dengan ketinggian rata
3.2 Kondisi Daerah Penelitian Pada hampir 14 meter dengan sudut yang begitu terjal
Tahapan Penambangan hingga 90o. Karena batuan yang digali berupa
Pada tahapan kegiatan penambangan, andesit maka Potensi kelongsorang sedikit. namun
penambangan dilakukan dengan membuka bukit pada area disposal yang merupakan batuan lepas
atau biasa dikenal dengan open cast. Pada lokasi dan campuran tanah tinggi tumpukan mencapai 12
penelitian kedalaman galian mencapai 8 m dibawah meter dengan sudut 70o sedikit
ketinggian topografi terendah sekitarnya,dan untuk menghawatirkantingkat keamananya dikarenakan
disposal ditempatkan 5 m dibawah Permukaan bentuk materialnnya penyusunnya. Begitu pula
topografi awal. Dan hal ini akan bertambah setiap pada area disepanjang jalan tambang yang terdapat
tahunnya dikarenakan penambagan masih aktif lereng dengan ketinggian hampir 50 meter.
hingga sekarang. Pada lokasi penelitian hampir Berdasarkan perhitungan tingkat bahaya
semua tebing memiliki kemiringan antara 75o-90o. erosi yang diakibatkan kegiatan penambangan
disekitar penambangan seperti jalan kemiringan maka), besar kehilangan tanah adalah
lereng disebelahnya antara 45o-70o baik disebelah 112.234,3355 ton/ha/tahun. Sehingga Tingkat
kanan maupun kiri lereng yang mana harus bahaya erosi pada lahan ini adalah kelas V yaitu
dilakukan rekayasa untuk lereng dalam menahan sangat berat (very heavy).
erosi dikarekan material pada lereng tersebut bukan
merupakan batuan andesit melaikan tanah dan 3.3 Perhitungan Tingkat Kerusakan Lahan
batuan lepas. Pada area diposal sudul kemiringan Dari data lapangan yang diperoleh maka
lereng diantara 45o-50o. dapat ditentukan kriteria kerusakan lahan
Hal ini hampir sama halnya dengan berdasarkan kriteria atau tolok ukur kerusakan
kemiringan tebing galian. Ketinggian dan yang ada pada Keputusan Gubernur Daerah
kemiringan tebing adalah faktor kombinasi yang Istimewa Yogyakarta Nomor 63 Tahun 2003
dapat menentukan nilai faktor keamanan tebing. tentang Kriteria Baku Kerusakan Lingkungan bagi
Tinggi tebing yang ada di lokasi penelitian Usaha dan/atau Kegiatan Penambangan Bahan
mencapai 4-18 meter. Setelah dilakukan rata-rata Galian Golongan C di Wilayah Propinsi Daerah
pada data ketinggian lereng di beberapa titik Istimewa Yogyakarta maka lahan penambangan
sampel, ketinggian rata-rata lereng-lereng di lokasi memiliki bobot 45 sehingga tergolong tingkat
penelitian adalah sebesar 10,55 m. Hal ini dilihat kerusakan sedang, sehingga perlu dilakukan
sangat berbahaya dikarenakan merupakan batuan perbaikan dalam menegelola lingkungan yang ada.
andesit terganggu dan terdapat tanah serta batuan
lepas diatasnya.
Tabel 3.2
Bobot Total Tingkat Kerusakan Lahan pada Lokasi Tanah Perbukitan

No Tahap Unsur Bobot Nilai


1. Pra Penambangan Pembukaan Lahan terhadap Luas Ijin (2)
Pertambangan (SIPDS/SIPDR)
Pengambilan tanah pucuk untuk dikelola (3)
Pengelolaan tanah pucuk (3)
2. Penambangan Batas tepi galian (1)
Batas kedalaman galian dari permukaan tanah awal (3)
Relief dasar galian (3)
Batas kemiringan tebing galian (3)
Tinggi dinding galian (3)
Pengangkutan bahan galian (3)
Kondisi Jalan (2)
3. Reklamasi Pada Waktu reklamasi (1)
Tahap Produksi Luas reklamasi (3)
Pengembalian tanah pucuk untuk vegetasi (2)
Penanaman tanaman keras (2)

4
Rencana Reklamasi Pada lahan Bekas … Heru Suharyadi

No Tahap Unsur Bobot Nilai


Kerapat tegakan (2)
Produktivitas (untuk keperluan pertanian) (3)
Kondisi morfologi tegakan (1)
Penutupan lahan/vegetasi (2)
Besarnya erosi (3)

Bobot Total 45

3.4.1 Luas Area yang Akan Direklamasi


3.4 Rencana Reklamasi yang Akan Direncanakan untuk wilayah yang akan
Dilakukan dilakukan reklamasi pada adalah daerah jalan,
Kegiatan reklamasi yang akan dilakukan daerah Disposal, dan PIT penambangan serta
disesuaikan dengan Peraturan Menteri Energi dan jenjang yang berada disebelah utara dari PIT.
Sumber Daya Mineral No.07 Tahun 2014, tentang Pelaksanaan reklamasi dilaksanakan pertahun
Pelaksanaan Reklamasi dan Pasca Tambang pada dimulai dengan tahun pertama. Diharapkan dengan
Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral dan adannya kegiatan reklamasi ini dapat
Batubara melaksanakan kegiatan sebagai berikut: mengembalikan fungsi dari lahan yang telah
1) Penataan lahan. berubah saat dilakukan penambangan.adapun luas
2) Pengendalian Erosi dan Sedimentasi. lahan yang perlu dilakukan reklamasi sebagai
3) Revegetasi. berikut :

Tabel 3.3.
Rencana Reklamasi Handika Karya 2015-2019

Jalan dan
Disposal Total
Tahun PIT (Ha) Fasilitas
(Ha) (Ha)
(Ha)
1 ₋ 0.112 0.046 0.158
2 ₋ 0.168 0.036 0.204
3 ₋ 0.185 0.049 0.23419
4 0.01 0.204 0.034 0.24757
5 2.2961 0.25 0.034 2.5801
Total 2.3061 0.453571 0.068 2.82767

3.4.2 Luas Area yang Akan Direklamasi dilaksanakan penambangan. Tanah pucuk
Ketersediaan tanah pucuk di diambil dari digunakan sebagai media tanam yang digunakan
kegiatan pembersihan lahan yaitu pengupasan tanah untuk kegiatan revegetasi pada area penambangan.
penutup dan tanah pucuk. pada saat akan adapun tanah pucuk yang tersedia sebagai berikut :

Tabel 3.5
Ketersediaan Total Tanah Pucuk

5
Rencana Reklamasi Pada lahan Bekas … Heru Suharyadi

IV. PEMBAHASAN
Daerah pertambangan saat ini Berada pada 4.1. Penataan bentuk lahan
tahap Produksi, dimana kegiatan penambangan Penataan areal CV Handika Karya
sedang berlangsung. Dari hasil pembobotan, tingkat dilakukan dengan menggunakan alat berat seperti
kerusakan lingkungan lahan pertambangan batu bulldozer. Dump Truck, excavator Bulldozer. akan
andesit termasuk kedalam lahan dengan tingkat bekerja untuk membentuk permukaan lahan rata dan
kerusakan Sedang. Pembobotan ini dilakukan memiliki kemiringan < 8%. Sesuai dengan
berdasarkan Keputusan Gubernur Daerah Istimewa Permenhut P.4/Menhut-II/2011 salah satu perlakuan
Yogyakarta Nomor 63 Tahun 2003 tentang Kriteria reklamasi untuk areal yang memiliki kemiringan <
Baku Kerusakan Lingkungan bagi Usaha dan/atau 8% adalah dengan menanami dengan cover crops.
Kegiatan Penambangan Bahan Galian Golongan C Tujuannya adalah untuk memperkecil kecepatan air
di Wilayah Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. limpasan dan meningkatkan infiltrasi.
Berdasarkan hasil dari analisis kerusakan lahan Penataan lahan juga membentuk teras
tersebut, dapat ditentukan langkah kebijakan dalam bangku pada lereng dengan kemiringan 45o dan
pengendalian kerusakan lingkungan. Langkah tinggi 5 meter. Teras bangku efektif dalam
paling tepat dalam pengendalian kerusakan pengendalian erosi karena mampu mengurangi
lingkungan adalah reklamasi. kecepatan air mengalir menuruni lereng.
Reklamasi adalah kegiatan yang dilakukan
sepanjang tahapan usaha pertambangan untuk 4.1.1 Penataan tanah Pucuk
menata, memulihkan, dan memperbaiki kualitas Dalam rangka penataaan lahan
lingkungan dan ekosistem agar dapat berfungsi penambangan setelah dilakukan penataan disposal
kembali sesuai peruntukannya. Pada permasalahan yang merupakan tempat penimbunan Overburden
ini, lahan yang akan direklamasi adalah lahan yang yang harus kita lakukan adalah penataan tanah
merupakan lahan Pertambangan yang masih aktif. pucuk yang akan digunakan pada kegiatan
Berdasarkan kondisi lahan yang ada, akan dibuat revegetasi untuk itu kita harus mengetahui metode
rencana reklamasi yang dalam pelaksanaannya yang digunakan. Metode penataan tanah pucuk yang
mencakup penataan lahan, pengendalian erosi dan digunakan adalah metode Guludan dan metode POT
sedimentasi, revegetasi dan pemeliharaan. dengan volume tanah pucuk yang ditata sebagai
Reklamasi telah dilakukan oleh namun belum berikut :
optimal dilakukan.
Tabel 4.1
Jumlah Kebutuhan Tanah
Kebutuhan Tanah Dengan Metode
Volume Tersedia Metode yang Sisa Volume
Tahun Area
Volume Volume Volume POT (m3) Digunakan (m3)
Perataan (M3) Guludan (m3) (m3)
1 Jenjang (disposal) 790 437 49 380.9591 POT 331.9591
2 Jenjang (disposal) 1020 542 61 823.2833 Guludan 281.2833
3 Jenjang (disposal) 1170.95 472 54 1058.68575 Guludan 586.68575
4 Jenjang (disposal) 1237.85 668 74 1303.50785 Guludan 635.50785
Jenjang (disposal) 1020 368 278 1864.47735 Guludan 1496.47735
5
PIT 11480 242092 2551 POT -1054.5227
Total 16718.8 244579 3067 5430.91335 2277.3907
4.1.2 Penataan Lahan Dalam Pengendalian Debit air tambang yang digunakan dalam
Erosi dan Sedimentasi perhitungan merupakan debit terbesar yang berasal
Dalam rangka penanggulangan erosi dari push back Setelah dilakukan penataan lahan
selain pembuatan teras bangku dan penanaman dengan kegiatan diatas seperti pembuatan teras, prah
cover crop dilakukan juga pembuatan saluran penelitan yang terembuatan saluran terbuka,
terbuka untuk mengalirkan air limpasan. Pembuatan penataan tanah pucuk maka tingkat bahaya erosi
saluran terbuka berbentuk trapesium dengan sudut pada daerah penelitian yang terganggu akibat
kemiringan maksimum 60o. Dengan Dimensi kegiatan penambangan batu Andesit, mengalami
saluran 1 lebar atas 1,27 m, lebar bawah 0,63 m, perubahan seperti yang diketahui sebelum dilakukan
kedalaman 0,66 m dan kemiringan sisi 60o. Saluran penataan tingkat bahaya erosi pada daerah penelitian
2 lebar atas 1,55 m, lebar bawah 0,76 m, kedalaman dikatagorikan sangat berat dengan kelas V dengan
0,79 m dan kemiringan sisi 60 o Saluran 3 lebar atas kehilangan tanah sebesar 112234,33 ton/ha/tahun
1,04 m, lebar bawah 0,52 m, kedalaman 0,54 m dan seperti pada lampiran O.
kemiringan sisi 60o. Setelah dilakukan penataan lahan dalam
rangka kegiatan reklamasi maka, lahan
4.2. Tingkat Bahaya Erosi Setelah Dilakukan penambangan dapat menekan bahaya erosi hingga
Penatan Lahan pada keadaan sedang atau kelas III dengan

6
Rencana Reklamasi Pada lahan Bekas … Heru Suharyadi

kehilangan tanah hanya sebesar 82,055 yang digunakan adalah sengon laut dan pada
ton/ha/tahun. Pada lahan penambangan tidak dapat disposal dan area jalan selain ditanam dengan
dilakukan penurunan hingga keadaan ringan tanaman keras juga dilakukan penanaman cover
crop . Sehingga untuk melakukan reklamasi pada
4.3. Revegetasi area reklamasi kebutuhan tanaman dapat terlihat
Revegetasi yang dilakukan adalah dengan pada Lampira K sebagai berikut :
penanaman tanamankeras. Adapun tanaman keras
Tabel 4.2
Jumlah Kebutuhan Tanaman

dalam melakukan penanaman perlu dilakukan pembuatan lubang dan pengisian lubang dimana dapat
dilihat waktu pembuatan lubang dan pengisian lubang sebagai berikut :
Tabel 4.3
Jumlah Hari Kerja Pembuatan Lubang
Jumlah Waktu Kerja Jumlah
Tahun
Orang Pembuatan Lubang Pengisian Lubang Hari
1 2 0.3 0.15 1
2 2 0.38 0.2 1
3 2 0.34 0.17 1
4 2 0.46 0.23 1
5 10 5.9 3 9
Total 18 7.38 3.75 13

Biaya reklamasi meliputi biaya langsung


maupun biaya tidak langsung yang digunkan dalam
4.4. Biaya Reklamasi kegiatan reklamasi yang disesuaikan dengan
Untuk melakukan kegiatan reklamasi perlu Peraturan Menteri ESDM RI No 07 tahun 2014.
diketahu biaya yang harus dikeluarkan untuk untuk biaya langsung hanya terdiri dari kegiatan
jaminan reklamasi perusahaan. dari beberapa aspek penataan lahan dan kegiatan revegetasi dikarenakan
yaitu penatagunaan lahan, revegetasi, pengendalian pada tidak ada pembuatan kolam pengendapan dan
erosi dan sebagainnya. Biaya reklamasi yang penanggulangan air asam tambang. Maka dapat
dimaksud adalah biaya yang digunakan dalam dilihat biaya yang harus dikeluarkan perusahaan
melaksanakan rencana reklamasi pada tahunan sebagai berikut :
penambangan batu Andesit .

Tabel 4.4
Biaya Reklamasi

7
Rencana Reklamasi Pada lahan Bekas … Heru Suharyadi

NO DESKRIPSI BIAYA Tahun ke-1 Tahun ke-2 Tahun ke-3 Tahun ke-4 Tahun ke-5
Biaya Langsung (Rp)
a. Biaya Penatagunaan Lahan
1). Biaya pembuatan tempat persemaian 0 0 0 0 0
1). Biaya pengaturan permukaan lahan 375,200 527,400 879,000 8,332,000 1,582,200
1 2). Biaya pembongkaran dan pengangkutan tanah pucuk 4,750,500.00 13,749,000 18,518,500 26,995,500 55,451,500
4). Pengendalian erosi dan pemantauan air 500,000 500,000 500,000 500,000 500,000
5). Pemantauan dan pengelolaan 1,000,00 1,000,01 1,000,02 1,000,03 1,000,04
b. Biaya revegetasi 406,427 491,006 521,278 612,919 70,789,300
Sub Total 1 (Rp.) 6,032,127 15,267,406 20,418,778 36,440,419 128,323,000
Total biaya langsung
Biaya Tidak Langsung (Rp)
a. Biaya mobilisasi dan demobilisasi alat (2.5% biaya langsung) 150,803 381,685 510,469 911,010 3,208,075
b. Biaya perencanaan (2%-10% biaya langsung) 150,803 381,685 510,469 911,010 3,208,075
2
c. Biaya administrasi dan keuntungan kontraktor (3-14%) 180,964 458,022 612,563 1,093,213 3,849,690
d. Biaya supervisi (2%-7% biaya langsung) 180,964 458,022 612,563 1,093,213 3,849,690
Sub Total 2 (Rp.) 663,534 1,679,415 2,246,066 4,008,446 14,115,530
Total biaya tidak langsung
Total jaminan reklamasi per tahun 6,695,661 16,946,821 22,664,844 40,448,865 142,438,530
Total Jaminan Reklamasi 229,194,720

4.5. Perhitungan Tingkat Kerusakan Setelah terhadap tanah pucuk dan pencegahan erosi dan
Reklamasi revetasi maka tingkan kerusakan dapat dilihat
Setelah dilakukan perbaikan pada kegiatan sebagai berikut :
reklamasi berupa penataan yang baik perlindungan
Tabel 4.5
Bobot Total Tingkat Kerusakan Lahan pada Lokasi Tanah Perbukitan

No Tahap Unsur Bobot Nilai

Pembukaan Lahan terhadap Luas Ijin Pertambangan


(2)
(SIPDS/SIPDR)
1. Pra Penambangan Pengambilan tanah pucuk untuk dikelola (1)
Pengelolaan tanah pucuk (1)
Batas tepi galian (1)
Batas kedalaman galian dari permukaan tanah awal (1)
2. Penambangan
Relief dasar galian
(1)
Batas kemiringan tebing galian (1)
Tinggi dinding galian (1)
Pengangkutan bahan galian (3)
Kondisi Jalan (2)
Waktu reklamasi (1)
Luas reklamasi (1)
Pengembalian tanah pucuk untuk vegetasi (1)
Penanaman tanaman keras (1)
Reklamasi Pada Kerapat tegakan
3. (1)
Tahap Produksi
Produktivitas (untuk keperluan pertanian) (2)
Kondisi morfologi tegakan (1)
Penutupan lahan/vegetasi (1)
Besarnya erosi (2)

Bobot Total 25

Hasil kumulatif nilai bobot masing–masing Secara kumulatif tingkat kerusakan lahan dibagi
parameter akan menghasilkan nilai kerusakan lahan. menjadi tiga tingkat yaitu rusak ringan, rusak

8
Rencana Reklamasi Pada lahan Bekas … Heru Suharyadi

sedang, dan rusak berat. Nilai Tingkat Kerusakan 3 lebar atas 1,04 m, lebar bawah 0,52 m,
Lahan. Maka dari hasil pembobotan yang dilakukan kedalaman 0,54 m dan kemiringan sisi
berdasarkan (Lampiran X )Keputusan Gubernur 60o Sedangkan utuk tanaman cover crop
Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 63 Tahun 2003 yang dipilih adalah LCC, Vetiver dan
tentang Kriteria Baku Kerusakan Lingkungan bagi Rumput gajah.
Usaha dan/atau Kegiatan Penambangan Bahan 4. Revegetasi dilakukan dengan
Galian Golongan C di Wilayah Propinsi Daerah menggunakan tanaman sengon laut
Istimewa Yogyakarta, lahan penambangan setelah sebanyak 3068 tanaman sengon laut.
dilakukan reklamasi Tergolong memiliki tingkat Penanaman dilakukan bersamaan
kerusakan baik. dengan pengelolaan tanah pucuk
selama 13 hari dengan tenaga manusia.
I. PENUTUP Pemeliharaan tanaman sengon laut
1.1. Kesimpulan dilakukan dengan penyulaman,
Berdasarkan dari hasil pembahasan yang pemupukan, pemangkasan pohon dan
telah dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan dari penyiangan gulma.
hasil kegiatan penataan lahan pada lahan 5. Penurunan Tingkat Bahaya Erosi (TBE)
penambangan batu andesit Kecamatan Kokap dari 112.234,3355 ton/Ha/tahun (kelas
Kabupaten Kulon Progo Propinsi Daerah Istimewa V, sangat berat) menjadi 82,055
Yogyakarta sebagai berikut : ton/Ha/tahun (Kelas III, sedang).
1. Berdasarkan pada Keputusan Gubernur 6. biaya jaminan relamasi yang harus
Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 63 dikeluarkan oleh perusahaan setiap
Tahun 2003 tentang Kriteria Baku tahun tahun ke 1 Rp. 6.695.661 tahunke
Kerusakan Lingkungan bagi Usaha dan/atau ke 2 Rp. 16.946.821, tahun ke 3 Rp.
Kegiatan Penambangan Bahan Galian 22.664.844 tahun ke 4 Rp. 40.448.865
Golongan C di Wilayah Propinsi Daerah dan tahun ke 5 Rp. 142.438.530
Istimewa Yogyakarta lahan Penambangan sehingga total Rp. 229.194.720.
sekarang memiliki tingkat kerusakan
lingkungan sedang dengan bobot 45 setelah 5.2 Saran
dilakukan reklamasi mengalami penurunan Berdasarkan dari hasil penelitian akhir,
bobot menjadi 25 sehingga tingkat maka dapat ditarik saran :
kerusakan yaitu baik. 1. Sebaiknya dilakukan penataan yang
2. Penataan lahan dilakukan untuk baik terhadap kegiatan penataan tanah
menyiapkan lahan menjadi lahan siap pucuk dan revegetasi area
tanam dengan tanaman yaitu Sengon penambangan .
Laut. Berdasarkan kondisi lahan yang 2. Perlu dilakukan perawatan dan
ada, lahan akan ditata dan dibentuk pemeliharaan tanaman yang telah
teras Bangku. Dengan menggunakan dilakukan reklamasi sebagai bentuk
Excavator Caterpillar 320 D, Dump pemantauan area reklamasi.
Truck Mitsubishi HD 125 PS dan 3. Sebaiknya penyemaian bibit tanaman
Buldozzer Cat D3C/LGP, dengan sengon laut dilakukan oleh warga
ketinggian lereng 5 meter, dengan setempat sebagai fungsi CSR dari
volume total yang harus diratakan perusahaan.
4563,913 M3 dalam waktu lima tahun.
System penanaman dengan II. DAFTAR PUSTAKA
menggunakan system guludan dan 1. Arsyad, S. 1982, Pengawetan Tanah
system Pot dimana untuk lubang tanam dan Air. Departemen Ilmu-Ilmu Tanah.
1x1x1 m dengan jumlah lubang 3068 Fakultas Pertanian Institut Pertanian
lubang dengan waktu kerja 13 hari Bogor. Bogor.
dengan 18 pekerja. 2. Asdak, C. 1995, Hidrologi dan
3. Pengendalian erosi dan sedimentasi Pengelolaan Daerah Aliran Sungai.
dilakukan dengan pembuatan teras, Fakultas Pertanian Universitas
pembuatan saluran terbuka dan Padjajaran. Bandung.
penanaman cover crops. Dari hasil 3. Constantine C. Popoff. 1966.
perhitungan dilakukan dimensi saluran Computing reserves of mineral
terbuka berbentuk trapesium masing deposits: principles and conventional
Saluran 1 lebar atas 1,27 m, lebar bawah methods. Washington, D.C. U.S: Dept.
0,63 m, kedalaman 0,66 m dan of the Interior, Bureau of Mines.
kemiringan sisi 60o. Saluran 2 lebar atas 4. Departemen Kehutanan, 1985. Petunjuk
1,55 m, lebar bawah 0,76 m, kedalaman Memperkirakan Besarnya Erosi Pada
0,79 m dan kemiringan sisi 60 o Saluran Suatu Lahan Dengan Menggunakan

9
Rencana Reklamasi Pada lahan Bekas … Heru Suharyadi

Rumus USLE. Departemen Kehutanan,


Direktorat Jenderal Reboisasi dan
Rehabilitasi Lahan, Jakarta.
5. _______,1993. Pedoman Reklamasi
Lahan Bekas Tambang. Jakarta:
Direktorat Jenderal Pertambangan
Umum.
6. _______, 2013. Dokumen Fisibilty
Sudy , Tidak Dipublikasikan
7. _______, 2013. Keys Standard
Operation Procedure. Jakarta:
BANPU, TPD-ITM.
8. _______,Peraturan Menteri Energi dan
Sumber Daya Mineral No. 07 Tahun
2014 Tentang Reklamasi dan pasca
Tambang,Jakarta
9. _______, Peraturan Pemerintah No. 76
Tahun 2008 tentang Rehabilitasi dan
Reklamasi Hutan, Jakarta.
10. _______, Undang-Undang RI No. 4
Tahun 2009 tentang Pertambangan
Mineral dan Batubara, Jakarta.
11. _______, Peraturan Menteri Kehutanan
Republik Indonesia No : P.60/Menhut-
II/2009 tentang Pedoman Penilaian
Keberhasilan Reklamasi Hutan, Jakarta.
12. _______, Peraturan Pemerintah Nomor
78 tahun 2010 tentang Reklamasi dan
Pasca Tambang, Jakarta.
13. _______, Peraturan Menteri Kehutanan
Republik Indonesia No : P.4/Menhut-
II/2011 tentang Pedoman Reklamasi
Hutan, Jakarta.
14. _______, Peraturan Menteri Kehutanan
No. P.63/Menhut-II/2011 tentang
Pedoman Penanaman Bagi Pemegang
Izin Pinjam Pakai Kawasan Hutan
Dalam Rangka Rehabilitasi Daerah
Aliran Sungai.Jakarta

10

Anda mungkin juga menyukai