PENDAHULUAN
material bukan bijih. Material tersebut harus digali dari pit agar dapat
disposal tipe Induced Flow, disposal tipe Semi induced dan disposal tipe
Finger tetapi berhubung disposal tipe Induced Flow sangat sulit untuk
jumlah gilir truk yang diperlukan, biaya operasi dan jumlah truk dalam satu
1
akan material sipil dan aspek biaya operasi suatu disposal. Pentingnya
aspek kestabilan lereng disposal, dan menyangkut jenis atau tipe disposal.
Salah satu operasi pada departemen tambang di PT. Inco yang cukup
produksi bijih dan bertujuan mempersiapkan lahan yang telah selesai digali
2
Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah untuk melakukan analisis
material sipil dan aspek biaya operasi di disposal area. Data tersebut akan
pengalokasian budget biaya operasi tambang yang lebih baik dan efisien di
PT. Inco Tbk. Untuk mendukung tujuan penelitian tersebut maka akan
sebagai berikut:
disposal.
2. Dengan adanya data menyangkut analisis komposisi material sipil
3
produksi material sipil serta perencanaan dalam pengalokasian untuk
tiga bulan yakni mulai awal bulan september 2010 hingga akhir bulan
november 2010.
Indonesia Tbk. atau yang biasa disebut PT. Inco Tbk. Daerah penambangan
PT Inco Tbk. dibagi atas dua yaitu blok barat dan blok timur. Blok
penambangan ini dipisahkan oleh pabrik peleburan Plant site dan secara
umum berbatasan dengan bagian utara Desa Nuha dan Danau Matano,
Blok barat meliputi 36 bukit dengan luas daerah sekitar 46,5 km 2 dan
penelitian terletak pada Sorowako Project Area (SPA), daerah Anoa South
4
Gambar 1.1 Lokasi Penelitian
judul penelitian serta jenis data-data yang akan diambil, baik itu data
5
produksi/pengisian disposal, komposisi aktual penggunaan material sipil
alur studi.
Bab II studi pustaka merupakan teori-teori yang dipakai untuk
hasil yang dijabarkan pada bab-bab sebelumnya dan saran yang dapat
6
BAB II
STUDI PUSTAKA
penutup untuk mengambil bahan galian yang berada di dalam bumi. Oleh
karena itu, diperlukan suatu area tertentu untuk membuang material tanah
adalah daerah pada suatu operasi tambang terbuka yang dijadikan tempat
digunakan pada saat yang akan datang. Stockpile juga dapat berfungsi
sebagai tempat penyimpanan bijih kadar rendah yang dapat diproses pada
saat yang akan datang maupun tanah penutup atau tanah pucuk yang
menjauhi nama waste dumps. Istilah yang dipakai adalah disposal area,
ataupun bekas penambangan kuari, seperti yang terlihat pada gambar 2.1.
Ketika lubang tersebut telah penuh, maka permukaan dari disposal ini akan
ditutupi dengan lapisan tanah penutup (top soil) untuk dijadikan daerah
penambangan ditutup. Oleh karena itu, suatu area yang berupa lubang atau
8
Rancangan disposal sangat penting untuk perhitungan keekonomian.
Lokasi dan bentuk dari disposal akan berpengaruh terhadap jumlah gilir
truk, biaya operasi dan jumlah truk dalam satu armada yang diperlukan.
pertimbangan diantaranya:
pit.
menggunakan jenis penambangan open cast mining seperti pada PT. Inco
terbagi atas tiga jenis, yaitu: Finger Disposal, Semi Induced Disposal dan
dozer. Disposal tipe ini memiliki ciri-ciri yaitu ketinggian kurang dari 15
kontinuitas dari material sipil sebagai landasan Dump Truck agar tidak
terjadi longsoran. Jika diperlukan dapat dibuat dyke untuk melindungi area
Sama seperti tipe dumping Semi Induced Flow, material didorong dengan
dozer hingga ujung lereng. Dozer mendorong material buangan dari jarak
9
7,5 meter dari crest yang merupakan posisi truk menongkang muatannya
(Sunarno, 2008).
dan material kuari. Kelebihan dari jenis ini yaitu dapat memaksimalkan
kemiringan antara 500 maksimum 700. Disposal tipe ini dibangun di atas
tanah asli yang stabil (original), pada area blue zone atau pada area yang
10
dengan backstop sebagai dudukannya (bund wall) setinggi setengah ban
roda truk yang terletak pada ujung crest seperti yang terlihat pada gambar
2.3 dan 2.4. Untuk mendorong material yang cukup padat ke bawah bisa
disemprot dengan air. Selain itu, juga diperlukan instalasi alat pemantauan
berupa inclinometer.
11
Kekurangan tipe dumping ini yaitu tidak dapat diterapkan pada
semua slope karena batuan landasannya harus cukup kuat untuk menahan
dengan Induce Flow tetapi truk hanya bisa dumping pada jarak tertentu
yang diperbolehkan yaitu 12.5 m dari original crest. Setelah itu tanah
penutup di dorong oleh dozer hingga ujung crest. Crest ke toe adalah 30
membutuhkan dozer yang lebih sedikit dari pada Fnger Flow. Namun batas
dorongan dozer pada disposal jenis ini tidak bergerak maju. Sebagai
kurang maksimal.
12
Gambar 2.5 Semi Induced Flow Disposal (Sunarno,2008)
digunakan sebagai bahan untuk perkuatan, baik itu perkuatan untuk jalan
konstruksi yang meliputi kuari, pecahan batuan slag, dan reject screening
station. Material sipil ini berguna untuk menambah kekuatan dari tanah.
bawah, jalan, rail roads, dan sebagainya. Di PT. INCO, selain sebagai bahan
di disposal.
Material sipil yang digunakan oleh pihak PT. Inco dibedakan atas tiga
macam yaitu kuari, reject dan slag yang memiliki komposisi berbeda-beda
13
untuk setiap macam jenis perkerasan atau penguatan baik itu jalan
2.3.1 Kuari
Kuari adalah batuan dasar yang berasl dari daerah-daerah bluezone
menjadi dua:
1. Kuari tipe satu
Kuari tipe satu merupakan batuan yang terletak di bawah lokasi
Delaney quarry
2. Kuari tipe dua
Kuari tipe dua merupakan suatu massa batuan yang tersingkap di
permukaan atau hanya ditutupi oleh tanah penutup. Tidak seperti kuari
tipe satu, kuari tipe dua ini tidak ada kegiatan pengambilan ore disana
penambangan. Sebagai contoh yaitu Anoa north dan Anoa South Kuari.
sehingga membentuk batuan alam yang terdiri dari slag padat dan slag
bentuknya, slag nikel dapat dibedakan menjadi 3 tipe yaitu high, medium,
dan low slag. Terak nikel yang masuk kategori high diperoleh dari proses
14
sedangkan kategori medium dan low slag diperoleh lewat tungku
pembakaran (furnace).
Di PT. Inco, produksi limbah slag yang melewati proses pemurnian di
pembakaran dihasilkan medium slag dan low slag sebanyak 48.679 ton.
Terak ini akan disimpan ke lokasi pembuangan terak (slag dump). PT. Inco
diizinkan dan tidak boleh menjual atau memberikan terak kepada pihak lain
melainkan hanya boleh dimanfaatkan dan dikelola oleh pihak PT. Inco
sendiri. Atas dasar kebijakan PT. Inco, maka terak akan dimanfaatkan
sebagai material untuk meningkatkan daya dukung tanah. Hal ini dilakukan
karena lemahnya daya dukung tanah yang ada untuk operasi alat berat dan
15
Gambar 2.7 Foto proses quarrying
Kegiatan utama di slag dump yaitu pouring dan quarrying seperti
yang terlihat pada gambar 2.6 dan 2.7. Pouring adalah kegiatan
seperti yang terlihat pada gambar 2.9. Secara umum ada beberapa ukuran
reject yang dihasilkan oleh screening station di PT. Inco. Material reject yang
dihasilkan dari screening station berupa +18", +4", +2". Selain dari hasil
16
screening station, PT. Inco juga memperoleh reject yang merupakan
dan reject dryer yang digunakan sebagai material sipil. Hal ini disebabkan
oleh ukuran reject +18" yang terlalu besar dan persentase pemakaian yang
kecil untuk dipakai sebagai material sipil. Sebenarnya reject +18" ini bisa
crushing, namun karena hal ini dinilai tidak ekonomis, maka reject +18"
kebanyakan hanya dibuang begitu saja atau dijadikan sebagai dasar untuk
landasan disposal.
17
Gambar 2.10 Foto screening station dan persebaran material reject.
material sipil apakah itu kuari, reject maupun slag. Untuk masing-masing
jenis material sipil, memiliki perbedaan satu sama lainnya. Ada yang hanya
berupa biaya penggunaan alat mekanis ada juga yang memerlukan biaya
tambahan berupa biaya produksi material. Untuk material sipil kuari dan
tersebut.
biasanya dilakukan pada pengambilan material kuari. Material kuari ini biasa
dan semakin keras batuan akan membutuhkan waktu yang lebih lama
18
untuk membuang lubang tembak. Apabila waktu yang dibutuhkan untuk
lubang tembak yang kita isi, akan semakin banyak komsumsi bahan
yang cukup keras. Penggunaan mata bor pada alat pengeboran adalah
hal yang paling diperhatikan karena tingkat kerusakan mata bor ini
sangat tinggi. Semakin banyak mata bor yang rusak, maka akan semakin
Dump Truck. Biaya ini lebih banyak dipengaruhi oleh waktu kerja alat muat.
Bm = W x bm
.......................................................................................
(2.1)
Keterangan:
Bm = Biaya pemuatan ($)
W = Waktu operasi kerja alat (jam)
bm = Biaya alat muat (perjam/ton)
19
dikeluarkan tergantung kepada lamanya pemakaian waktu pengangkutan.
Biaya pemakaian alat angkut ini disusun oleh beberapa komponen penting
diantaranya biaya operasi dan biaya perbaikan. Biaya operasi ini berarti
biaya yang dikeluarkan untuk operasional alat seperti biaya bahan bakar,
biaya ini akan dibagi terhadap jumlah jam kerja alat untuk mendapatkan
Ba = W x ba
.......................................................................................
(2.2)
Keterangan:
Ba = Biaya pemuatan ($)
W = Waktu operasi kerja alat (jam)
ba = Biaya alat angkut (biaya/jam)
liquid panas sehingga belum bisa digunakan untuk material sipil. Agar slag
penyiraman air terhadap slag panas tersebut sampai material slag menjadi
Bs = W x V.......................................................................................
.......................................................................................
(2.2)
20
Keterangan:
Bs = Biaya penyiraman ($)
W = Waktu operasi kerja alat (jam)
V = Volume air per tonnase slag yang dihasilkan (m3/ton)
Slag yang dibawa oleh haul master dari pabrik pengolahan ke slag dump
cara penyiraman dengan air. Hal ini dilakukan agar suhu slag bisa turun dan
menyangkut jenis alat mekanis dan aspek kesediaan alat mekanis yang
dari kesediaan alat mekanis akan berujung pada tingkat produksi suatu alat
mekanis.
atas 2 alat mekanis yang merupakan kombinasi sesuai dengan fungsi alat
mekanis tersebut. Umumnya terdiri atas alat angkut seperti dump truck
yang mengangkut material dari front penambangan dan dozer sebagai alat
21
Bahkan menurut Projosumarto (1993), karena kecepatannya yang
jenis alat angkut yang lain. Selain itu, Dump Truck juga fleksibel, artinya
dan ukurannya beraneka ragam dan tidak terlalu bergantung pada jalur
yaitu:
a. Ukuran kecil yaitu truk-truk yang mempunyai kapasitas hingga 25
ton
b. Ukuran sedang yaitu yang mempunyai kapasitas antara 25-100 ton
c. Ukuran besar yaitu yang memliki kapasitas diatas 100 ton
belakang
b. Side dump yaitu mengosongkan muatan ke samping.
c. Bottom dump yaitu mengosongkan muatan ke bawah.
2. Buldozer
Salah satu alat mekanis yang sangat berpengaruh pada aktivitas di
22
a. Bulldozer yang bilahnya digerakkan dengan kabel (Cable Controlled
yaitu:
atau whell dozer). Bulldozer jenis ini lebih gesit dan lincah dalam
memiliki daya gusur yang cukup dan dapat bergerak dengan baik
23
MA =
........................................................................................................
(2.3)
PA =
...................................................................................................
(2.4)
UoA =
........................................................................................................
(2.5)
MA =
........................................................................................................
(2.6)
Dimana :
24
W = waktu operasi aktual, merupakan jumlah jam kerja alat
pada saat alat dalam kondisi dapat dioperasikan.
R = waktu repair, merupakan waktu yang hilang akibat unit
rusak, sedang atau belum diperbaiki karena tunggu suku
cadang atau tenaga.
S = waktu standby, merupakan jumlah waktu yang tidak
dapat dipergunakan unit tetapi unit dalam keadaan baik
dan siap digunakan.
T = waktu total, merupakan jumlah dari waktu operasi aktual,
waktu repair dan waktu standby.
pada alat mekanis yang bekerja di disposal area, produksinya terbagi atas 2
yaitu:
a. Produksi Alat Angkut
Pengangkutan adalah pekerjaan yang dilakukan untuk mengangkut
sebagai berikut :
Pa = Cb x n
..................................................................................................................
(2.7)
Keterangan:
Pa = Produksi alat angkut (wmt)
Cb = Kapasitas baket alat angkut (ton)
n = Jumlah edar/trip tiap hari
alat muat yang memiliki faktor koreksi yaitu S (Swell faktor), F (Fill
25
utilisasi yang terdiri dari ; Use of Availability (UoA), dan Effective
kesediaan suatu alat atau mesin bila tidak rusak atau sedang dalam
perawatan dan EU adalah perkalian dari PA dan UoA. Bila PA dan UoA
Pa = 60/Cta x n x Cb x Ff x EU
..................................................................................................................
(2.8)
Keterangan :
Pa : Produktivitas alat angkut, (ton/jam)
Pm : Produktivitas alat muat, (ton/jam)
Cta : Waktu edar alat angkut, (menit)
Ctm : waktu edar alat muat satu swing, (menit)
Cb : Kapasitas bucket alat muat, (m3)
Ff : faktor pengisian (fill faktor), (%)
PA : Phisical Availability atau kesediaan fisik, (%)
UoA : Use of Availability atau kesediaan pemakaian, (%)
MA : Mechanical Availability atau kesediaan mekanis, (%)
EU : Effective Utility atau penggunaan efektif, (%)
Ct a A B C D E F G H
(2.9)
Keterangan:
A = Waktu diisi muatan (detik)
B = Waktu mengangkut muatan (detik)
C = Waktu menunggu bermuatan (detik)
26
D = Waktu manuver saat muatan (detik)
E = Waktu menumpahkan (detik)
F = Waktu kembali dalam keadaan kosong (detik)
G = Waktu menunggu keadaan kosong (detik)
H = Waktu manuver kosong (detik)
................................................................(2.10)
Keterangan:
PH = Produksi per jam
Pc = Produksi per cycle
EU = Efisiensi kerja alat
Keterangan:
A = Waktu melakukan pendorongan (detik)
B = Waktu melakukan ganti gigi (detik)
C = Waktu mundur (detik)
27
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
relatif lama dan menggunakan metode yang bersifat ilmiah dan beraturan.
diseminarkan dan menjadi dasar buat pihak lain guna melakukan penelitian
serupa ataukah meneliti unsur kebenaran dari penelitian ini. Proses kegiatan
28
3.1 Perumusan Masalah
Perumusan masalah didapatkan setelah melakukan identifikasi
alat mekanis yang bekerja di disposal area, laju produksi pengisian disposal,
antara lain:
1. Data Primer
29
Ada beberapa tahap yang dilakukan dalam pengambilan data primer.
selama satu minggu. Dimana selain mengambil data cycle time alat,
juga mengambil data waktu antrian alat angkut, bila terjadi antrian,
Caterpillar D8R. Selain data cycle time alat angkut, juga diambil data-
dimana data yang diambil berupa data cycle time alat angkut dan
mengenai biaya perjam dari alat muat pada lokasi striping area.
g. Data biaya unit cost merupakan data yang mencakup penggunaan
suatu alat berat dalam bulan tertentu, dimana akan menjadi rujukan
30
sebagai data tambahan atau pelengkap data-data sekunder yang diambil
di lokasi penelitian dalam hal ini pada Mne Department PT. Inco adalah :
a. Data jenis dan jumlah alat mekanis di PT. Inco
b. Data assessment geotechnical Disposal Watulabu 07.
c. Serta data-data pendukung lainnya guna melengkapi data dalam
a. Menghitung cycle time rata-rata pada setiap tipe dan jenis alat
..........................................................................(3.1)
Keterangan:
CT = Cycle time (menit)
n = Jumlah siklus
b. Menghitung produksi per siklus pada setiap tipe alat angkut
menggunakan rumus:
................................................................................. (3.2)
Keterangan:
Pc = Produksi per siklus (wmt)
WT = Tonase total material (wmt)
n = Jumlah siklus
c. Menghitung produksi per jam pada setiap tipe alat angkut
menggunakan rumus:
.................................................................(3.3)
Keterangan:
PH = Produksi per jam
Pc = Produksi per siklus
EU = Efisiensi kerja alat
31
d. Menghitung produksi per siklus pada setiap tipe alat dorong
menggunakan rumus:
...................................................................................................
(3.4)
Keterangan:
Vb = kapasitas blade (m3)
= Faktor pengisian blade
e. Menghitung produksi per jam pada setiap tipe alat dorong
menggunakan rumus:
(3.5)
sipil berupa material kuari, material reject, yang mana material reject
yang dipakai adalah +4, +2 dan reject dryer, sedangkan reject +18 tidak
...................................................................................................
(3.6)
Keterangan:
Pm = Produksi total material
n = Jumlah siklus angkut material
Pc = produksi per siklus angkut material
disposal.
d. Menghitung biaya alat angkut Dump Truck Caterpillar 777 C dan 777 D
serta alat dorong Caterpillar D8R per jam yang kemudian dihitung untuk
32
ton pada masing-masing tipe disposal. Tahapan pengolahan biayanya
sebagai berikut:
a. Menghitung biaya alat mekanis per siklus untuk setiap tipe dan jenis
alat mekanis yang dikhususkan pada alat angkut dan alat dorong
...................................................................................................
(3.7)
Keterangan:
BC = Biaya per siklus alat ($)
BU = Biaya unit alat tiap jam ($/hours)
CT = Cycle time alat mekanis (jam)
b. Setelah mendapatkan biaya alat per siklus kemudian mencari biaya
...................................................................................................
(3.8)
Keterangan:
BW = Biaya per tonase material ($)
BC = Biaya per siklus alat ($)
WC = Tonase material per siklus angkut (wmt)
c. Setelah mendapatkan biaya alat per ton kemudian dihitung biaya
material.................(3.9)
Setelah dilakukan pengolahan data kemudian coba dilakukan analisis
33
2. Analisis terhadap tingkat produksi material yang masuk ke disposal
RUMUSAN
RUMUSAN MASALAH STUDI
Produktivas
MASALAH STUDI PUSTAKA
PUSTAKA
Produktivas alat
alat mekanis.
mekanis.
Anonim,
Anonim, Cara
Cara menghitung
menghitung produksi
produksi dan
dan
Laju ongkos
ongkos produksi
Laju produksi
produksi perminggu.
perminggu. produksi
Komposisi Projosumarto,1993.
Projosumarto,1993. Pemindahan
Pemindahan tanah
Komposisi material
material sipil
sipil tanah
Biaya mekanis
Biaya operasi
operasi mekanis
Indonesianto,2008.
Indonesianto,2008. Pemindahan
Pemindahan tanah
tanah
mekanis
mekanis
Nurhakim.
Nurhakim. 2004.
2004. Tambang
Tambang terbuka
terbuka &
& Buku
Buku
panduan
panduan KLT
KLT
Projosumarto.
Projosumarto. Unit
Unit produksi
produksi tambang
tambang
Data
Data unit
unit cost
cost alat
alat mekanis
mekanis
TABULASI
TABULASI perjam
perjam
DATA
DATA Data
Data biaya
biaya produksi
produksi material
material
sipil
sipil
Data
Data modular
modular
Data
Data cycle
cycle time
time alat
alat mekanis
mekanis mining
miningsystem
system
Data
(MMS
(MMSDATA)
DATA)
Data kesediaan
kesediaan alat
alat mekanis
mekanis
PENGOLAHAN
PENGOLAHAN
DATA
DATA
Produksi
Produksiper
percycle
cycle
Produksi
Produksiper
perjam
jam
Produksi
Produksimaterial
materialdumping
dumping
Biaya
Biayaper
percycle
cycle
Biaya
Biayaper
perton
ton
Analisis
Analisisproduktivitas
produktivitasalat
alat Analisis
Analisisproduksi
produksimaterial
materialdumping
dumping
mekanis
mekanis perminggu
perminggu
Komposisi
Komposisimaterial Biaya
material Biayaoperasi
operasi
sipil
sipil perminggu
perminggu
34
SKRIPSI
SKRIPSI
Gambar 3.1 Diagram Alir Metode Penelitian
Pada bab ini akan dibahas mengenai beberapa aspek teknis dari
dan aktual pada Disposal Watulabu 07 serta Dsposal tipe Semi Induced
pada Disposal Anoa 28. Menyangkut inti masalah dari penelitian ini yang
secara rinci adalah tingkat produktivitas dari alat angkut dan dozer pada
masing-masing tipe disposal, serta laju produksi dari overburden yang di-
material sipil pada masing-masing tipe disposal agar tetap aman untuk
35
mendukung laju produksi overburden berdasarkan metode pengisian
disposal yang terbatas pada biaya alat, dan biaya produksi material sipil.
produksi per siklus dan produksi per jam alat angkut Dump Truk CAT 777C
dan Dump Truk CAT 777D antara kedua tipe disposal yakni Disposal
Watulabu 07 yang mewakili tipe Finger dan Disposal Anoa 28 yang mewakili
masing alat angkut pada kedua tipe disposal (lihat lampiran A, perhitungan
NO
. Produktivitas Alat Angkut Watulabu 07 Anoa 28
Produksi per siklus DT CAT 777
1 C 76,29 wmt 78,48 wmt
Produksi per jam DT CAT 777 112,64
2 C 109,50 wmt wmt
Produksi per siklus DT CAT 777
3 D 93,86 wmt 94,46 wmt
Produksi per jam DT CAT 777 174,02
4 D 172,66 wmt wmt
Dari tabel 4.1 di atas, terlihat bahwa tingkat produktivitas alat angkut
disposal tipe Semi Induced Anoa 28 lebih tinggi dibanding alat angkut pada
disposal tipe Finger Watulabu 07, yang ditandai dengan lebih tingginya
36
produksi per jam Dump Truck Caterpillar 777C dan juga Dump Truck
Secara aktual ini disebabkan antara lain karena cycle time alat
angkut tipe CAT 777 D alat angkut Disposal Watulabu 07 yang lebih tinggi
dibanding cycle time alat angkut tipe CAT 777D Disposal Anoa 28. Bahkan
pada Disposal Anoa 28, cycle time alat angkutnya masih bisa lebih rendah
lagi dikarenakan seringnya terjadi antrian hingga 6-7 truk dalam satu lokasi
disposal. Hal ini berakibat pada cycle time yang lebih lama, dimana rata-
rata cycle time-nya bertambah hingga 15 menit per unit alat. Yang kedua
adalah jika ditinjau dari produksi per siklus alat, dimana untuk setiap tipe
alat angkut pada Disposal Watulabu 07 yaitu Dump Truck CAT 777C dan
Dump Truck CAT 777D lebih rendah produksi per siklusnya dibanding alat
angkut tipe yang sama pada Disposal Anoa 28. Produksi per jam Dump
Truck CAT 777C Anoa 28 lebih tinggi sekitar 2,19 wmt, sedangkan pada
tinggi 3,14 wmt dibanding alat angkut tipe yang sama pada Disposal
Watulabu 07, sedangkan produksi per jam DT CAT 777 D Disposal Anoa 28
lebih tinggi 1,36 wmt. Pengaruh dari produktivitas ini akan sangat
37
pengolahan data produktivitas alat) diperoleh karakteristik dan produktivitas
Dari tabel 4.2 di atas kita bisa menarik beberapa asumsi terkait
bahwa jarak dorong rata-rata dozer pada Disposal Watulabu 07 lebih jauh
dibanding jarak dorong rata-rata dozer pada Disposal Anoa 28. Secara
teoritis jarak dumping yang dianjurkan pada disposal tipe finger adalah 7,5
Padahal secara teoritis jarak dumping disposal tipe Finger itu lebih rendah
mengakibatkan secara signifikan pada tingginya cycle time Dozer. Hal ini
tentu saja akan berimplikasi pada rendahnya produksi per jam alat.
sipil dari operator dozer di disposal ini. Kurangnya material sipil untuk
38
terhambatnya operasi disposal, dikarenakan untuk mendorong material
landasan yang lemah karena hanya terisi oleh overburden yang merupakan
tanah lepas. Hal ini berimplikasi pada berat dozer yang membuat tanah
material maka Dozer tidak akan bisa mendorong lebih jauh, dan batas
time Disposal Watulabu 07 lebih tinggi dibanding cycle time pada Disposal
Anoa 28.
Dari sisi produksi per jam, terlihat bahwa dozer pada Disposal
per jam Disposal Anoa 28 yang merupakan tipe Semi Induced. Hal ini
39
cukup lama atau cycle time yang lebih lama yang berimplikasi pada
rendahnya produksi per jam pada Disposal Watulabu 07. Jadi secara umum,
28 yang merupakan disposal tipe Finger lebih baik dari produktivitas alat
Finger.
dengan Disposal Finger. Dari hasil pengolahan data juga terlihat bahwa
dari sisi produktivitas alat adalah menyangkut efisiensi kerja alat, cycle time
Sipil
kedua tipe disposal, karena tentu saja laju pengisian material terutama
ke disposal dan material sipil sebagai material perkuatan. Tabel 4.3 dan 4.4
40
menunjukkan hasil pengolahan data mengenai produksi overburden dan
No
. Jenis Material CAT 777C CAT 777D
1 Overburden 237,00 68.153,24
2 Kuari 602,00 2.274,79
3 Reject Station 530,85 1.443,46
4 Slag 3.283,62 587,72
6.677,61 79.876,07
Total
77.112,68
Watulabu 07
No
. Jenis Material CAT 777C CAT 777D
41
166.493,6
1 Overburden 3.346,47 2
2 Quarry 0,00 1.191,03
3 Reject Station 136,00 777,14
4 Slag 7.818,46 430,00
173.859,3
Total 13.764,07 1
180.192,73
Tipe Semi
NO. Jenis Material Tipe Finger Induced
1 OB 68.390,24 169.840,10
2 Quarry 2.876,79 1.191,03
3 Reject 1.974,31 913,14
4 Slag 3.871,34 8.248,46
Total 77.112,68 180.192,73
42
Gambar 4.3 Grafik data produksi material dumping
Dari tabel 4.5 dan grafik data di atas (gambar 4.1, gambar 4.2 dan gambar
4.3) terlihat bahwa total produksi dumping material pada Disposal Anoa 28
jauh lebih banyak dibanding total produksi dumping material pada Disposal
yang berarti lebih banyak sekitar 2,5 (dua setengah) kali lipat. Untuk
produksi dumping material sipil pada Disposal Anoa 28 juga lebih banyak
sipil pada Disposal Anoa 28 lebih banyak sekitar 1630,20 wmt dibanding
Induced jauh lebih baik dibanding Watulabu 07. Hal ini bisa disebabkan
antara lain karena, yang pertama oleh jarak pengangkutan dan jumlah alat
siklus alat angkut. Apalagi jika ditunjang dengan penempatan jumlah alat
43
karena pada Disposal Anoa 28 yang merupakan tipe Semi Induced, tidak
yang lebih banyak dibanding pemakaian material sipil pada Disposal Anoa
28, memang sudah sesuai teori yang mana pada disposal tipe Finger
dilihat selisih jumlah sekitar 1600-an ton ini disebabkan karena produksi
dumping material overburden yang jauh lebih banyak pada Disposal Anoa
material bisa diketahui seberapa banyak material sipil yang diperlukan guna
diperoleh:
1. Disposal Watulabu 07 ( Disposal Tipe Finger)
Jumlah kebutuhan rata-rata material sipil per minggu (OB =
44
= 13 %
Dengan rincian sebagai berikut:
Material Kuari
= 4%
Material Reject
= 3%
Material Slag
= 6%
2. Disposal Anoa 28 (Disposal Tipe Semi Induced)
Jumlah kebutuhan rata-rata material sipil per minggu (OB =
= 6%
Dengan rincian sebagai berikut:
Material Kuari
= 0,7 %
Material Reject
= 0,5 %
Material Slag
= 4,8 %
sebagai disposal tipe Finger dan Disposal Anoa 28 sebagai disposal tipe
Semi Induced terbatas pada biaya alat angkut dan dozer serta komponen
penelitian yang berkaitan erat terhadap penelitian ini, data yang dimaksud
adalah :
1. Biaya alat angkut Dump Truck CAT 777 C = US$ 0,62/ton (lihat
45
Biaya Pemboran = US$ 0,19/ton
Biaya Peledakan = US$ 0,19/ton
Biaya Backhoe = US$ 0,30/ton
4. Biaya Reject
Biaya Loader = US$ 0,25/ton
5. Biaya Slag
Biaya Pendinginan Slag = US$ 0,068/ton
Biaya loader = US$ 0,29/ton
4.3.1 Analisis Biaya Disposal Watulabu 07
Pada analisis biaya ini lebih menekankan biaya penggunaan alat
angkut dan alat dorong yaitu biaya penggunaan alat angkut Dump Truck
Caterpillar 777 C dan 777 D, sedangkan alat dorong yang dihitung adalah
Dozer Caterpillar D8R. Untuk alat mekanis lainnya, seperti loader dan alat
Dari tabel biaya di atas (tabel 4.5) bisa dilihat bahwa total biaya dari
46
Jadi, total biaya alat angkut yang dipakai pada Disposal Watulabu 07
Material
= US$ 60.089,77
hingga pada penggunaan alat mekanis seperti alat angkut, alat dorong dan
alat muat. Terkhusus untuk alat mekanis yang bekerja pada disposal area
dibedakan atas:
Truck CAT 777 C tidak ada seperti yang terlihat pada tabel 4.6
dikarenakan tidak ada material kuari yang terangkut oleh alat angkut
tipe ini.
47
Dari tabel biaya 4.6 bisa dilihat bahwa total biaya dari alat angkut
No
. Biaya Biaya Total Biaya Total Biaya
Jenis Material
777C/TO 777D/TO
N N CAT 777C CAT 777D
US$ US$ US$ US$
Jadi, total biaya alat angkut yang dipakai pada Disposal Anoa 28
48
Biaya total = $ 72.761,37 + $ 8.108,67 + ((169.840,10 x 0,29) +
= US$ 134.114,78
Dari perhitungan biaya di atas bisa dilihat bahwa biaya untuk men-
biaya pada Disposal Anoa 28 lebih tinggi sekitar US$ 74.025,01. Hal ini
juga terlihat jelas bahwa biaya yang dikeluarkan untuk material sipil dengan
Sehingga secara umum disimpulkan biaya operasi disposal tipe Finger lebih
mahal dibanding disposal tipe Semi Induced. Biaya disposal tipe Finger
49
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
1. Tingkat produktivitas alat mekanis baik itu alat angkut maupun alat
disposal tipe Finger, baik dari tingkat produksi per siklus maupun
berikut:
a. Disposal tipe Finger produksi overburden-nya 68.390,24 wmt,
wmt, kuari sebesar 1.191,03 wmt, reject sebesar 913,14 wmt dan
50
slag sebesar 8.248,46 wmt dengan total produksi material
sebagai berikut:
a. Pada disposal tipe Finger memerlukan 13% total material sipil dari
untuk kuari, 0,5 % untuk reject dan 0,48 % untuk material slag.
4. Biaya terpakai untuk aktivitas disposal per minggu sebagai berikut:
a. Disposal tipe Finger sebesar US$ 60.089,77 atau sebesar US$
5.2 Saran
Adapun saran yang bisa diberikan oleh penulis mengenai penelitian
51
tidak sesuai dengan kondisi plan, untuk meningkatkan keefektifan
masing-masing disposal.
DAFTAR PUSTAKA
52
LAMPIRAN
53