Saat ini kompetisi pasar yang semakin meningkat menuntut semua pihak untuk
dapat menghasilkan produk atau jasa yang terbaik dalam memenangkan
persaingan. Era globalisasi telah memaksa organisasi-organisasi untuk
memperhatikan dan meningkatkan kualitas produk atau jasa yang mereka hasilkan.
Manajemen kualitas dipandang sebagai alat yang sangat berguna dalam
peningkatan kualitas tersebut. Manajemen kualitas merupakan senjata yang ampuh
bagi perusahaan dalam usaha perluasan bisnisnya. Pemerintah USA telah
menyadari betul bahwa manajemen kualitas adalah kunci dari kemakmuran dan
merupakan kekuatan jangka panjang sebuah negara. Oleh karena itu, pada tahum
1987 dibuatlah program Malcolm Baldrige National Quality Award (MBNQA).
MBNQA merupakan salah satu program penghargaaan yang tertua di dunia.
Penghargaan ini diberikan oleh Kongres USA kepada organisasi-organisasi yang
telah mampu menerapkan manajemen kualitas untuk memberikan peningkatan nilai
kepada pelanggan dan meningkatkan performansi organisasi secara keseluruhan.
Baldrige Award bukan hanya sebuah penghargaan, tetapi berfungsi juga sebagai
pemicu proses peningkatan kualitas di USA akibat adanya proses penarikan
komitmen dari para pemenang untuk turut menjadi pendukung dalam peningkatan
kualitas organisasi lainnya.
Laboratorium kesehatan
Analisis
Performansi organisasi
Partisipan
Namun di sisi lain peran ganda seorang anggota tim juri sekaligus konsultan
menimbulkan suatu kekhawatiran akan terjadinya tindak kecurangan. Oleh karena
itu, pada saat tim juri bersama-sama melakukan pemeriksaan aplikasi dan
menentukan penerima penghargaan, dilakukan tindakan pencegahan terhadap
kemungkinan terjadinya perang kepentingan. Tindakan pencegahan itu antara lain
dengan menetapkan aturan yang keras pada setiap tahap pengujian. Tindakan
pengamanan juga dilakukan pada empat langkah proses pemeriksaan. Misalnya
sepanjang proses pertama, masing-masing aplikasi dievaluasi secara independen
oleh paling sedikit delapan penguji. Maka ketika tahap pemeriksaan telah selesai,
beberapa aplikasi telah mengalami evaluasi lebih dari 1000 jam
Penerima Penghargaan
Overview
1. ISO 9000
Perbedaan MBNQA dan ISO 9000 di atas ialah dari aspek tujuan, isi, serta
fokus penghargaan. MBNQA dibuat oleh Kongres pada tahun 1987 untuk
meningkatkan semangat kompetisi di USA. Hal-hal yang menjadi perhatian utama
MBNQA adalah quality awareness, mengenali peningkatan kualitas yang dilakukan
oleh organisasi-organisasi di USA, dan menyediakan media untuk berbagi kiat-kiat
atau strategi sukses.
ISO 9000 adalah sebuah seri dari lima standard internasional yang diterbitkan
tahun 1987 oleh International Organization for Standardization (ISO) di Jenewa,
Swiss. Perusahaan dapat menggunakan standard-standard yang ada untuk
membantu menentukan kebutuhan dalam mempertahankan sistem konformansi
kualitas yang efisien. Misalnya, standard yang ada menjelaskan perlunya sistem
kualitas yang efektif untuk menjamin bahwa alat-alat pengukuran dan pengujian
yang digunakan dikalibrasi secara rutin dan untuk menjaga sistem
pendokumentasian yang memadai. Peraturan pada ISO 9000 lah yang menentukan
apakah sebuah perusahaan telah memenuhi standar sistem kualitas yang
ditentukan.
Secara garis besar, kriteria pendaftaran ISO 9000 hanya mencakup kurang
dari 10% kriteria MBNQA.
2. Deming Award
Tujuan utama dari MBNQA dan Deming Award sama, yaitu untuk mendukung
pengenalan atas peningkatan kualitas dan untuk memperbesar perhatian
masyarakat akan urgensi serta teknik-teknik peningkatan kualitas. Akan tetapi,
Baldrige Award memiliki karakteristik khusus sbb:
Memfokuskan perhatian pada hasil dan pelayanan,
Melibatkan banyak kalangan profesional dan bisnis perdagangan,
Setelah berjalan selama 18 tahun, Malcolm Baldrige National Quality Award telah
mampu melaksanakan misinya dengan baik. Selama 18 tahun tersebut banyak
perusahaan berlomba-lomba untuk mendapatkan penghargaan ini dengan cara
memenuhi seluruh kriteria yang disyaratkan. Selama 18 tahun terakhir pula
perekonomian USA tetap dapat bertahan akibat usaha peningkatan kualitas produk
dan jasa yang dihasilkan di tengah persaingan global yang sangat ketat. Hal ini
membuktikan bahwa manajemen kualitas merupakan hal yang mampu
mendongkrak performansi perusahaan. Peran sebuah penghargaan seperti Baldrige
Award tidak terbatas pada pemberian predikat baik bagi organisasi, tetapi ternyata
sangat penting dalam menopang dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi suatu
negara.
Oleh :
Ahmad Syarifuddin As QA Manager (105100100111041)
Aris Setiawan As Plant Manager (105100101111027)
Moh. Wahid Wahyu K. As QC Manager (105100103111004)
Dosen : Indria S.TP, M.P.
Kelas : G
PROGRAM STUDI ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN
JURUSAN TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2012
Konsep ISO
ISO 9000 adalah kumpulan standar internasional untuk sistem manajemen kualitas.
ISO 9000 diawasi oleh ISO, yaitu sebuah organisasi internasional di bidang standarisasi, dan
dikelola oleh badan-badan akreditasi dan sertifikasi. Standar ISO 9000 bukanlah suatu
standar yang berkaitan dengan hal-hal teknis perusahaan dan juga tidak bersifat khusus
terhadap suatu produk, industry / teknologi tertentu, akan tetapi lebih berdasrkan pada
kemampuan dari suatu system menejemen mutu perusahaan.
Untuk sebuah pabrik, beberapa persyaratan dalam ISO 9001 (salah satu standar dalam
ISO 9000) adalah: adanya satu set prosedur yang mencakup semua proses penting dalam
bisnis, adanya pengawasan dalam proses pembuatan untuk memastikan bahwa sistem
menghasilkan produk-produk berkualitas, tersimpannya data dan arsip penting dengan baik,
adanya pemeriksaan barang-barang yang telah diproduksi untuk mencari unit-unit yang
rusak, dengan disertai tindakan perbaikan yang benar apabila dibutuhkan, secara teratur
meninjau keefektifan tiap-tiap proses dan sistem kualitas itu sendiri. Sebuah perusahaan atau
organisasi yang telah diaudit dan disertifikasi sebagai perusahaan yang memenuhi syarat-
syarat dalam ISO 9001 berhak mencantumkan label "ISO 9001 Certified" atau "ISO 9001
Registered".
Sertifikasi terhadap salah satu ISO 9000 standar tidak menjamin kualitas dari barang
dan jasa yang dihasilkan. Sertifikasi hanya menyatakan bahwa bisnis proses yang berkualitas
dan konsisten dilaksanakan di perusahaan atau organisasi tersebut. Walaupan standar-standar
ini pada mulanya untuk pabrik-pabrik, saat ini mereka telah diaplikasikan ke berbagai
perusahaan dan organisasi, termasuk perguruan tinggi dan universitas.
Prinsip yang dipakai dalam ISO 9000 adalah peningkatan system menejemen mutu
perusahaan yaitu meningkatkan kemampuan dari fungsi-fungsi menejemen yang secara
keseluruhan dengan menetapkan dan melaksanakan kebijakan mutu untuk mendukung
pencapaian mutu dalam produksinya, dimana suatu pencapaian mutu yang didinginkan
memebutuhkan kesepakatan dan keikutsertaan dari seluruh anggota perusahaan sedangkan
tanggungjawab menejemen mutu terletak pada piminan puncak perusahaan.
Manfaat penerapan ISO 9000
Penerapan system ISO 9000 akan didapatkan manfaat beberapa hal, yaitu (Chatab,
1997):
Memeberikan pendekatan praktek sistematis untuk menejemen mutu serta konsistensi
operasi pemeliharaan mutu produk dan layanan.
Menentukan dengan jelas tanggung jawab dan wewenang dari personil yang pekerjaanya
mempengaruhi mutu.
Konsistensi pelaksanaan dan mampu telusur yang dapat pula digunakan untuk pelatihan.
Menerapkan system dokumentasi operasi dan proses kerja yang efektif.
Sebagai sarana pemasaran, karena:
- Meningkatkan kepercayaan dan kepuasan pelanggan
- Meningkatkan citra dan daya saing perusahaan.
Meningkatkan produktivitas dan mutu produk atau jasa melalui :
- Kerjasama dan komunikasi antar pihak-pihak yang terkait
- Pengendalian proses yang lebih baik
- Penghilangan proses proses yang tidak sesuai.
Sebagai dasar untuk melakukan pengembangan mutu yang lebih lanjut.
Tujuan Penerapan ISO 9000
Ada dua tujuan utama yang ingin didapatkan perusahaan dalam penerapan ISO 9000,
yaitu:
1. Untuk tujuan menejemen mutu
Dalam hal ini perusahaan tidak membutuhkan adanya pengakuan dari pihak lain dan
penerapan ISO 9000 digunakan untuk mengembangkan menejemen mutu internal perusahaan
itu sendiri (Chatab, 1997).
2. Untuk tujuan kontrak
Dalam hal ini penerapan dari ISO 9000 oleh perusahaan digunakan untuk memenuhi
kebutuhan dan keinginan dari pelanggan yang diisyaratkan pada kontrak yang ada (Chatab,
1997).
Kriteria penghargaan saat ini memiliki 3 peran penting dalam persaingan yang kuat di
pasar global, yaitu untuk membantu meningkatkan kinerja, kapabilitas dan hasil organisasi;
memfasilitasi komunikasi dan pembagian informasi antar organisasi dari segala jenis; serta
melayani sebagai alat untuk memahami dan mengatur kinerja dan untuk memandu
merencanakan dan kesempatan untuk belajar.
Berdasarkan sumber www.nist.gov, diperlukan laporan umpan balik (feedback report)
untuk melihat keuntungan yang diperoleh dalam aplikasi MBNQA, yaitu:
Key Themes Summary sintesis pada yang paling penting, kekuatan dan peluang untuk
memperbaiki pendekatan organisasi dan hasil analisa.
Comments tindakan, dirinci pada kekuatan dan peluang untuk perbaikan tiap criteria,
spesifikasi organisasi, dan mem-bantu memprioritaskan usaha perbaikan.
Individual Scoring Range Untuk tiap kriteria, dapat menerima range penilaian 10 %
seiring dengan menghitung kekuatan dan peluang perbaikan relatif organisasi.
Scoring Distribution persentase aplikan yang dinilai pada tiap kriteria.
Dengan adanya laporan, dapat melihat jumlah skor atau penilaian dari penerapan
model Baldrige, sehingga dapat diketahui apakah kita memperoleh keuntungan atau tidak.
Adapun dalam buku Vincent Garpers yang berjudul Integrasi Six Sigma dalam MBNQA,
dapat dilihat skor penilaian model Baldrige, dan juga bentuk penilaian yang model
penilaiannya membentuk payung sama seperti pada model kriterianya pada gambar 1.
Gambar 2. Kerangka Kerja dan penilaian MBNQA versi 2002
DAFTAR PUSTAKA
1. www.sunzi1.lbk.hku
2. www.texas-quality.org
3. www.nist.gov
4. www.baldrigeindo.com
5. www.qualita2007.uea.ma
6. Herjanto, Eddy. 1997. Manajemen Operasi. Jakarta: PT. Gramedia.
7. Garpersz, Vincent. Integrasi Six Sigma ke dalam MBNQA
PENDEKATAN SIX SIGMA
Pada dasarnya pelanggan akan puas apabila mereka menerima apa yang mereka harapkan.
Apabila produk (barang dan jasa) diproses pada tingkat kinerja kualitas Six Sigma,
perusahaan boleh mengharapkan 3,4 kegagalan per sejuta kesempatan (DPMO) defects per
million opportunities ,atau bahwa 99,99966 persen dari apa yang diharapkan pelanggan yang
ada dalam produk (barang dan jasa) itu. Semakin tinggi target sigma yang dicapai ,maka
semakin baik kinerja proses industri. Sehingga 6 sigma otomatis lebih baik dari pada 4
sigma , dan 3 sigma .Six Sigma juga dapat dianggap sebagai pengendalian proses industri
yang berfokus pada pelanggan dengan memperhatikan kemampan proses.
Six Sigma adalah perbaikan proses bisnis untuk memenuhi target yang ditetapkan oleh
pelanggan dan mengurangi variasi. Dengan proses bisnis yang lebih efektif dan efisien maka
pendapatan perusahaan bertambah, kepuasan pelanggan meningkat dengan kualitas barang
dan jasa yang menjadi lebih baik.
Six Sigma adalah suatu alat manajemen baru yang digunakan untuk mengganti Total
Quality Management ( TQM ), yang sangat terfokus terhadap pengendalian kualitas dengan
mendalami sistem produksi perusahaan secara keseluruhan.
Memiliki tujuan untuk menghilangkan cacat produksi, memangkas waktu pembuatan
produk, dan meminimalisir biaya. Six sigma juga disebut sistem komprehensive - maksudnya
adalah strategi, disiplin ilmu, dan alat - untuk mencapai dan mendukung kesuksesan
bisnis. Six Sigma disebut strategi karena terfokus pada peningkatan kepuasan pelanggan,
disebut disiplin ilmu karena mengikuti model formal,yaitu DMAIC ( Define, Measure,
Analyze, Improve, Control )dan alat karena digunakan bersamaan dengan yang lainnya,
seperti Diagram Pareto(Pareto Chart) dan Histogram. Kesuksesan peningkatan kualitas dan
kinerja bisnis, tergantung dari kemampuan untuk mengidentifikasi dan memecahkan masalah.
Kemampuan ini adalah hal fundamental dalam filosofi six sigma.
Six sigma dapat dijelaskan dalam dua perspektif, yaitu perspektif statistik dan perspektif
metodologi.
1. Perspektif statistik
Sigma dalam statistik dikenal sebagai standar deviasi yang menyatakan nilai
simpangan terhadap nilai tengah. Suatu proses dikatakan baik apabila berjalan pada suatu
rentang yang disepakati. Rentang tersebut memiliki batas, batas atas atau USL (Upper
Specification Limit) dan batas bawah atau LSL (Lower Specification Limit'') proses yang
terjadi di luar rentang disebut cacat. Proses Six Sigma adalah proses yang hanya
menghasilkan 3.4 DPMO (defect permillion opportunity).
2. Perspektif metodologi
Thomas Pyzdek, seorang konsultan implementasi Six Sigma dan penyusun buku "The
Six Sigma Handbook", pada bulan Februari 2001, menjelaskan adanya perbedaan penting
antara Six Sigma dan TQM yaitu, TQM hanya memberikan petunjuk secara umum (sesuai
dengan istilah manajemen yang digunakan dalam TQM). Petunjuk untuk TQM begitu
umumnya sehingga hanya seorang pemimpin bisnis yang berbakat yang mampu
menterjemahkan TQM dalam operasional sehari-hari. Secara singkat, TQM hanya
memberikan petunjuk filosofis tentang menjaga dan meningkatkan kualitas, tetapi sukar
untuk membuktikan keberhasilan pencapaian peningkatan kualitas.
Kemudian konsep Total Quality Control, di tahun 1950, menunjukkan bahwa kualitas
produk bisa ditingkatkan dengan cara memperpanjang jangkauan standar kualitas ke arah
hulu, yaitu di area engineering dan purchasing.
Akan tetapi ada beberapa kelemahan yang muncul pada pelaksanaan Total Quality
Control yaitu:
1. Terlalu fokus pada kualitas dan tidak memperhatikan isu bisnis kritis lainnya.
2. Implementasi Total Quality Control menciptakan pemahaman bahwa masalah kualitas adalah
masalahnya departemen Quality Control, padahal masalah kualitas biasanya berasal dari
ketidakmampuan departemen lain dalam perusahaan yg sama.
3. Penekanan umumnya pada standar minimum kualitas produk, bukan pada bagaimana
meningkatkan kinerja produk.
Six Sigma dalam pelaksanaannya menunjukkan hal-hal menjadi solusi permasalahan di atas:
1. Menggunakan isu biaya, cycle time dan isu bisnis lainnya sebagai bagian yg harus diperbaiki.
2. Six sigma tidak menggunakan ISO 9000 dan Malcolm Baldrige Criteria tetapi fokus pada
penggunaan alat untuk mencapai hasil yg terukur.
3. Six sigma memadukan semua tujuan organisasi dalam satu kesatuan. Kualitas hanyalah salah
satu tujuan, dan tidak berdiri sendiri atau lepas dari tujuan bisnis lainnya.
4. Six sigma menciptakan agen perubahan (change agent) yg bukan bekerja di Quality
Department. Ban hijau (Green Belt) adalah para operator yg bekerja pada proyek Six Sigma
sambil mengerjakan tugasnya.
Dukungan dari Top level. Six sigma menawarkan pencapaian yang terukur yang tidak
akan mampu ditolak oleh pemimpin perusahaan, yang dikerjakan oleh seorang super star yg
sangat tahu apa yg harus dilakukan di bidangnya (Black Belt, Project Champion, Executive
Champion).
Menurut garis besarnya, definisi Six Sigma terbagi menjadi tiga macam pokok utama, yaitu:
1) Six Sigma sebagai alat ukur
2) Six Sigma sebagai Metodologi
3) Six Sigma sebagai Manajemen
1 69% 691,462
2 31% 308,538
3 6.7% 66,807
4 0.62% 6,210
5 0.023% 233
6 0.00034% 3.4
Penggunaan alat ukur yang konsisten akan menmbantu organisasi memahami dan
mengontrol proses intinya, dan dengan metodologi problem solving yang sistematis akan
membantu organisasi mendapatkan solusi yang berdasarkan akar permasalahan.
Namun, pada kenyataannya menerapkan alat ukur dan disiplin metodologi yang tepat
ternyata belum menjamin organisasi untuk mencapai peningkatan kinerja yang luar biasa.
Untuk itu, pada tataran yang lebih tinggi, six sigma bisa dipakai juga sebagai praktikal sistem
manajemen yang berfokus pada empat area:
b. Measure
Adalah mengidentifikasikan critical to qualities (CTQs), kapabilitas product (product
capabilities), kapabilitas proses (proses capabilities), evaluasi resiko dan lain-lain.
c. Analyze
Mengembangkan dan mendesain alternatif-alternatif, menciptakan high levels design dan
juga mengevaluasi kapabilitas design agar mampu memilih design terbaik.
d. Design
Yaitu mengembangkan desain secara terperinci (develop detail design), optimasi design
(optimize design) dan rencana untuk verifikasi desain. Dan biasanya pada tahap ini
membutuhkan simulasi-simulasi yang mendukung.
e. Verify
Memverivikasi desain, setup pilot runs, implementasi proses baru (untuk desain proses
baru) atau produk (untuk design proses produk baru), kemudian menyerahkan kepada pemilik
proses.
Jadi pada intinya proses DMAIC dan juga DMADV adalah untuk melakuakn
pengendalian, perubahan dan juga peningkatan semua kinerja proses yang ada didalam
industri maupun jasa, baik itu peningkatan didalam produk yang telah dijalankan sebelumnya
ataupun peningkatan sebuah proses baru yang ada didalam sebuah proses produksi ataupun
jasa sehingga GOAL yang diharapkan akan dicapai dapat maksimal.
Kesesuaian Klausal ISO 9001:2008 dengan Kriteria
Malcolm Baldrige Criteria For Performance
Excellence
In Articles Written by Super User Friday, 31 October 2014 10:58
Intisari
Dewasa ini, banyak Organisasi Profit dan Non Profit telah menerapkan pengukuran Malcolm
Baldrige Criteria for Performance Excellence (MBCfPE) dan sistem pengendalian internal
antara lain: mutu, K3, laboratorium, dan lain-lain. Sistem Manajemen salah satunya Mutu
(SMM) ISO 9001:2008 dan penerapan MBCfPE telah banyak diterapkan oleh beragam
organisasi namun sulit menemukan kajian analisis kesesuaian antara klausal ISO 9001:2008
dengan kriteria MBCfPE antara lain edisi 2013-2014 sehingga menjadi referensi dalam
perspektif kesisteman MBCfPE. Penelitian ini mencari kesesuaian antara klausal ISO
9001:2008 dengan kriteria MBCfPE edisi 2013-2014 yakni menemukan hubungan kesamaan
dan keselarasan diantara keduanya. Klausal ISO 9001:2008 yang diteliti dibatasi dari Klausal
4 sampai 8 diselaraskan dengan Kriteria MBCfPE.
Hasil analisis menggambarkan hubungan yang kuat antara klausal ISO 9001:2008 dengan
kriteria MBCfPE. Klausal 4 bersesuaian kuat dengan Kategori 1, 2, dan 3 ditinjau dari
dimensi proses dan Item 7.4, 7.1, dan 7.2 ditinjau dari dimensi hasil. Klausal 5 bersesuaian
kuat dengan Kategori 1, 2, dan 3 ditinjau dari dimensi proses dan Item 7.4, 7.1, dan 7.3
ditinjau dari dimensi hasil. Klausal 6 bersesuaian kuat dengan Kategori 5, 1, dan 6 ditinjau
dari dimensi proses dan Item 7.3, 7.1, dan 7.4 ditinjau dari dimensi hasil. Klausal 7
bersesuaian kuat dengan Kategori 6, 2, dan 4 ditinjau dari dimensi proses dan Item 7.1, 7.4,
dan 7.2 ditinjau dari dimensi hasil. Klausal 8 bersesuaian kuat dengan Kategori 6, 4, dan 1
ditinjau dari dimensi proses dan Item 7.1, 7.4 dan 7.2 ditinjau dari dimensi hasil. Hasil
penelitian dapat digunakan dalam pengendalian sistem manajemen khususnya persyaratan
dokumentasi ISO 9001:2008 dan integrasi (linkage) dalam penyusunan Dokumen Aplikasi
MBCfPE dan atau Laporan KPKU berbasis kriteria MBCfPE
1. Pendahuluan
Dewasa ini, banyak organisasi profit dan non profit telah menerapkan pengukuran
berdasarkan perspektif Malcolm Baldrige Criteria for Performance Excellence (MBCfPE)
dan implementasi sistem pengendalian internal meliputi mutu, K3, laboratorium, dan lain-
lain. Sistem Manajemen salah satunya Mutu (SMM) ISO 9001:2008 dan penerapan MBCfPE
telah banyak diterapkan oleh beragam organisasi namun sulit menemukan kajian analisis
kesesuaian antara klausal ISO 9001:2008 dengan kriteria MBCfPE salah satunya edisi 2013-
2014 sehingga menjadi referensi dalam perspektif kesisteman MBCfPE.
Tujuan penelitian adalah untuk menemukan kesesuaian antara klausal SMM ISO 9001:2008
dan kriteria MBCfPE edisi 2013-2014 sehingga dapat menjadi panduan bagi pemangku
kepentingan untuk meningkatkan kompatibilitas dua standar tersebut.
2. Pelaksanaan
Model sistem manajemen mutu berdasarkan pada proses terlihat pada gambar 1, menjelaskan
hubungan proses yang ada pada klausal 4 8. Penjelasan ini menunjukkan bahwa pelanggan
berperanan penting dalam menetapkan syarat. Pemantauan kepuasan pelanggan
membutuhkan evaluasi informasi yang berkaitan dengan persepsi pelanggan, yaitu apakah
organisasi telah memenuhi kebutuhan pelanggan (Suwandi, 2008).
Gambar 1 Model sistem manajemen mutu berdasarkan pendekatan proses (Suwandi, 2008)
2.2 Malcolm Baldrige Criteria for Performance Excellence (MBCfPE) Edisi 2013 - 2014
Kriteria Perusahaan Kinerja Ekselen adalah persyaratan kriteria berdasarkan MBCfPE 2013
2014 untuk organisasi profit atau bisnis. Setiap dua tahun sekali persyaratan-persyaratan
kinerja Ekselen disesuaikan sesuai perkembangan persyaratan pelanggan, pasar, globalisasi,
dan sebagainya.
Persyaratan kinerja Ekselen secara garis besar terdiri dari tujuh kategori yang diklasifikasi
dalam dua kelompok kategori, yaitu kategori proses dan kategori hasil. Kelompok kategori
proses terdiri dari: Kepemimpinan, Perencanaan Strategis, Fokus Pelanggan, Pengukuran,
Analisa, dan Manajemen Pengetahuan, Fokus Tenaga Kerja, dan Fokus Operasi. Kelompok
kategori hasil terdiri dari: Hasil Produk dan Proses, Hasil Fokus Pelanggan, Hasil Fokus
Tenaga Kerja, Hasil Kepemimpinan dan Tata Kelola, Hasil Keuangan dan Pasar (Hutabalian,
2012). Kerangka kesisteman berdasarkan MBCfPE dapat dilihat pada Gambar 2.
Gambar 2 Kerangka kesisteman berdasarkan MBCfPE (Baldrige Excellence Performance Program, 2013)
Penelitian dilakukan dengan cara analisis kesesuaian antara klausal ISO 9001:2008 dengan
kriteria MBCfPE edisi 2013-2014 yakni menemukan kesamaan antara semua pertanyaan
klausal ISO 9001:2008 dan kriteria MBCfPE 2012-2013. Semua pertanyaan klausal ISO
9001:2008 yang memiliki kesamaan dengan kriteria MBCfPE diberi angka 1 dan yang tidak
berhubungan diberi angka 0. Prosentase kesamaan dibanding jumlah pertanyaan
menunjukkan tingkat kesamaan/ kesesuaian. Klausal ISO 9001:2008 dibatasi dari Klausal 4
sampai 8 diselaraskan dengan Kriteria MBCfPE. Tahapan penelitian ditunjukkan pada
gambar 3. Metode penelitian adalah tacit knowledge dengan konsep belajar individu siklus
tunggal adopsi konsep Argyris dan Schon, 1974 (Tjakraatmadja J.H., dan Lantu, D.C., 2006).
Klausal 5 ISO 9001:2008 Tanggung Jawab Manajemen terdiri dari enam bagian yakni 5.1
Komitmen Manajemen, 5.2 Fokus Pada Pelanggan, 5.3 Kebijakan Mutu, 5.4 Perencanaan,
5.5 Tanggung Jawab, Wewenang, dan Komunikasi, dan 5.6 Tinjauan Manajemen. Kesesuaian
Klausal 5 dengan kriteria MBCfPE dapat dilihat pada gambar 6 dan gambar 7.
Klausal 6 ISO 9001:2008 Manajemen Sumber Daya terdiri dari dua bagian yakni 6.1
Ketentuan Sumber Daya dan 6.2 Sumber Daya Manusia. Kesesuaian Klausal 6 dengan
kriteria MBCfPE dapat dilihat pada gambar 8 dan gambar 9.
3.4 Kesesuaian Klausal 7 ISO 9001:2008 dengan MBCfPE
Klausal 7 ISO 9001:2008 Realisasi Produk terdiri dari enam bagian yakni 7.1 Perencanaan
realisasi produk, 7.2 Proses yang terkait dengan pelanggan, 7.3 Desain dan pengembangan,
7.4 Pembelian, 7.5 Syarat produksi dan jasa, dan 7.6 Pengendalian alat pemantau dan
pengukur. Kesesuaian Klausal 7 dengan kriteria MBCfPE dapat dilihat pada gambar 10 dan
gambar 11.
Klausal 8 ISO 9001:2008 Pengukuran, analisa, dan perbaikanterdiri dari lima bagian yakni
8.1 Umum, 8.2 Pemantauan dan pengukuran, 8.3 Pengendalian produk tidak sesuai, 8.4
Analisa Data, dan 8.5 Perbaikan. Kesesuaian Klausal 8 dengan kriteria MBCfPE dapat dilihat
pada gambar 12 dan gambar 13.
Berdasarkan analisis hasil kesesuaian Klausal ISO 9001:2008 dengan kriteria MBCfPE dapat
dilihat hubungan yang kuat antar klausal dengan kriteria MBCfPE yaitu dibatasi pada tiga
tertinggi sebagai berikut :
a. Klausal 4 bersesuaian kuat dengan Kategori 1, 2, dan 3 ditinjau dari dimensi proses dan
Item 7.4, 7.1, dan 7.2 ditinjau dari dimensi hasil.
b. Klausal 5 bersesuaian kuat dengan Kategori 1, 2, dan 3 ditinjau dari dimensi proses dan
Item 7.4, 7.1, dan 7.3 ditinjau dari dimensi hasil.
c. Klausal 6 bersesuaian kuat dengan Kategori 5, 1, dan 6 ditinjau dari dimensi proses dan
Item 7.3, 7.1, dan 7.4 ditinjau dari dimensi hasil.
d. Klausal 7 bersesuaian kuat dengan Kategori 6, 2, dan 4 ditinjau dari dimensi proses dan
Item 7.1, 7.4, dan 7.2 ditinjau dari dimensi hasil.
e. Klausal 8 bersesuaian kuat dengan Kategori 6, 4, dan 1 ditinjau dari dimensi proses dan
Item 7.1, 7.4 dan 7.2 ditinjau dari dimensi hasil.
Hasil analisis kesesuaian antara klausal ISO 9001:2008 dengan kriteria MBCfPE edisi 2013-
2014 dapat digunakan dalam pengendalian sistem manajemen khususnya persyaratan
dokumentasi ISO 9001:2008 dan integrasi (linkage) dalam penyusunan Dokumen Aplikasi
MBCfPE dan atau Laporan KPKU berbasis kriteria MBCfPE.
Daftar Pustaka:
2. KEPEMIMPINAN (Leadership)
Pemimpin organisasi harus menetapkan kesatuan tujuan dan arah dari organisasi. Mereka harus
menciptakan dan memelihara lingkungan internal agar orang- orang dapat menjadi terlibat secara
penuh dalam pencapaian tujuan- tujuan organisasi.
Pelayanan Prima (service excellence) tidak dapat diperoleh begitu saja. Bintang lima identik
dengan servis yang datang dari pekerja profesional yang dibentuk dengan fondasi nilai-nilai
yang kuat dan pelatihan-pelatihan berkala.
Rhenald Kasali (Re-Code Your Change DNA)
Yang dimaksud dengan service excellence atau pelayanan yang unggul, yaitu sikap atau cara
karyawan dalam melayani pelanggan secara memuaskan (Elhaitammy, 1990). Secara garis
besar ada empat unsur pokok dalam konsep Service Quality yang sering digunakan, yaitu :
kecepatan, ketepatan, keramahan, dan kenyamanan. Keempat komponen tersebut merupakan
satu kesatuan pelayanan yang terintegrasi, maksudnya pelayanan atau jasa menjadi tidak
excellence bila ada komponen yang kurang.
Kecepatan pelayanan adalah keterkaitan dengan waktu tunggu dan waktu proses. Ketepatan
pelayanan terkait dengan reliabilitas pelayanan dan bebas kesalahan. Kesopanan dan
keramahan dalam memberikan pelayanan, terutama bagi mereka yang berinteraksi langsung
dengan pelanggan eksternal, seperti : operator telepon, Satpam, pengemudi, kasir, petugas
penerima tamu, teknisi, perawat, dsb. Citra pelayanan industri jasa sangat ditentukan oleh
orang-orang dari perusahaan yang berada pada garis depan dalam melayani langsung
pelanggan eksternal. Kenyamanan dalam memperoleh pelayanan, berkaitan dengan lokasi,
ruangan tempat pelayanan, AC, ruang tunggu, kemudahan menjangkau, tempat parkir
kendaraan, ketersediaan informasi, petunjuk-petunjuk, dsb.
Strategi membangun Service Excellence sebuah organisasi yang kompetitif dengan
memanfaatkan ke empat unsur tersebut, harus dimulai dengan visi dan misi. Visi dan misi
harus dipahami oleh semua karyawan dari direktur sampai satpam atau karyawan yang paling
ujung. Kualitas pelayanan internal dibangun agar quality service yang kita bangun dapat
didelivery secara sempurna.
Bagaimana strategi membangun Service Excellence sebuah organisasi yang kompetitif
dengan memanfaatkan ke empat unsur tersebut, digambarkan dengan bagan dibawah ini.
Prof, N. Kano (1984) menambahkan tiga atribut tambahan dalam Service Quality yaitu, (1)
Indifferent Attibrutes; atribut-atribut pelayanan yang diabaikan oleh kastamer, (2)
Questionable Attributes; atribut-atribut pelayanan yang belum disediakan dan dipertanyakan
oleh kastamer, dan (3) Reverse Attributes; ketidakadaan fitur-fitur dalam atribut ini justru
diinginkan oleh kastamer. Bagaimana Anda menyikapi konsep ini bila dikaitkan dengan
upaya pengembangan Service Excellence dalam organisasi anda?
Prof. Kano mengingatkan pada kita agar kita dapat men-delivery service secara tepat sasaran
sehingga effort yang kita keluarkan ada hasilnya atau bernilai dimata pelanggan. Prof. Kano
membuat metodologi untuk pemetaan tanggapan konsumen atas produk (barang atau jasa)
yang kita deliver ke pelanggan. Kita sering beranggapan dengan memberikan suatu layanan
atau suatu program, konsumen akan puas, loyal, dan bertransaksi lebih banyak lagi, padahal
boleh jadi program tersebut justru tidak diharapkana pelanggan
Perusahaan harus mengetahui jenis layanan dan kategorinya agar dapat menghemat banyak
pengeluaran dan energi serta dapat menentukan strategi yang lebih baik guna mencapai hasil
yang maksimal. Untuk itu diperlukan suatu research atau assessment secara berkala guna
mengetahui peta preferensi konsumen atas fasilitas dan layanan agar dapat memberikan
kepuasan kepada pelanggan, sehingga service yang kita deliver benar-benar mempunyai
value dimata pelanggan.
Kita harus dapat mengeksplorasi informasi penting yang berkaitan dengan customer value
sehingga akan memudahkan bagi kita dalam menentukan jenis dan kategori layanan. Untuk
itu diperlukan suatu system pembelajaran secara terus menerus tentang pelanggan melalui
dukungan sistem informasi yang baik, agar tercipta strategi pelayanan prima yang sesuai
dengan value yang diinginkan pelanggan. Gambar dibawah ini menunjukkan cara
membangun Strategi Pelayanan Prima yang akan diterapkan pada organisasi.
Strategi Pelayanan Prima seperti diatas akan memetakan atribut pelayanan yang perlu kita
kembangkan dan yang perlu kita hilangkan. Atribut layanan yang indifferent tidak usah kita
kembangkan, karena ada ataupun tidak ada pelanggan tidak peduli sehingga kita akan
menngeluarkan effort yang tidak tepat sasaran, bahkan jangan sampai kita mengembangkan
atribut yang reverse karena merupakan langkah bunuh diri saja.
Kita perlu mengembangkan kajian dan penelitian tentang questionable attributes karena bisa
jadi hal-hal yang ditanyakan kastamer merupakan gap pelayanan yang dia rasakan dan dapat
menjadi peluang untuk kita kembangkan.
Pada tahun 1980-an Telkom telah menerapkan Gugus Kendali Mutu (GKM). Pada saat itu
Telkom masih monopoli sehingga ukuran yang ditentukan belum dibandingkan dengan
pesaing. Penerapan GKM kemudian diikuti dengan program ISO 9000 pada akhir tahun
1990-an. Karena Telkom telah mencanangkan program WCO (world Class Operator) untuk
tahun 2001, sehingga ukuran manajemen kualitas harus diukur dengan standar internasional.
Sampai sekarang Telkom masih menerapkan ISO 9000-2000 untuk manajemen kualitasnya.
1. Pengukuran ISO lebih bersifat ketaatan pada standar yang ditetapkan, karena ISO
sesungguhnya diciptakan untuk memfasilitasi perdagangan internasional yang
membutuhkan jaminan dan standar mutu.
2. ISO hanya menetapkan kinerja minimal yang disyaratkan internasional, tidak
membandingkan dengan pesaing sehingga kurang kompetitif.
3. ISO dirasa kurang komprehensif karena tidak menyentuh semua aspek, seperti
performansi bisnis.
Visi Telkom adalah to become a leading infocom Player in the region. Dengan visi tersebut
Telkom berupaya mewujudkan dirinya sebagai perusahaan infocom (information and
telecommunication) yang berpengaruh dan terkemuka di Asia. Dengan alasan diatas dan
dengan melihat visi Telkom maka manajemen kualitas Telkom yang ada dirasa kurang
sebagai pendorong tercapainya visi tersebut. Untuk itu perlu diterapkan manajemen kualitas
yang mengadop criteria Malcolm Baldrige. Alat ukur kinerja perusahaan yang sesuai adalah
dengan menerapkan MBCFPE (Malcolm Baldrige Criteria for Performance Excellence).
Kriteria yang ada didalam MBCFPE ini adalah yang paling sesuai untuk mewujudkan tujuan
Telkom manjadi customer-centric organization. Tujuh criteria yang digunakan dalam
MBCFPE memang terbukti cukup komprehensif, sistematis dan integrated. Kriteria yang
digunakan memberikan framework dan alat ukur untuk memahami kekuatan perusahaan serta
kemungkinan untuk melakukan perbaikan dan menjadi panduan untuk merancang binis masa
depan.
Mengenal Malcolm Baldrige National
Quality Awards
March 27, 2014
1146
Saat ini kompetisi pasar yang semakin meningkat menuntut semua pihak untuk dapat
menghasilkan produk atau jasa yang terbaik dalam memenangkan persaingan. Era globalisasi
telah memaksa organisasi-organisasi untuk memperhatikan dan meningkatkan kualitas
produk atau jasa yang mereka hasilkan. Manajemen kualitas dipandang sebagai alat yang
sangat berguna dalam peningkatan kualitas tersebut. Manajemen kualitas merupakan senjata
yang ampuh bagi perusahaan dalam usaha perluasan bisnisnya. Pemerintah USA telah
menyadari betul bahwa manajemen kualitas adalah kunci dari kemakmuran dan merupakan
kekuatan jangka panjang sebuah negara. Oleh karena itu, pada tahun 1987 dibuatlah
program Malcolm Baldrige National Quality Award (MBNQA). MBNQA merupakan salah
satu program penghargaaan yang tertua di dunia. Penghargaan ini diberikan oleh Kongres
USA kepada organisasi-organisasi yang telah mampu menerapkan manajemen kualitas untuk
memberikan peningkatan nilai kepada pelanggan dan meningkatkan performansi organisasi
secara keseluruhan. Baldrige Award bukan hanya sebuah penghargaan, tetapi berfungsi juga
sebagai pemicu proses peningkatan kualitas di USA akibat adanya proses penarikan
komitmen dari para pemenang untuk turut menjadi pendukung dalam peningkatan kualitas
organisasi lainnya.
Malcolm Baldrige bekerja sebagai Sekretaris Perdagangan sejak tahun 1981 sampai beliau
meninggal pada kecelakaan rodeo pada bulan Juli 1987. Baldrige sangat mendukung
manajemen kualitas sebagai kunci dari kemakmuran negara dan sebagai kekuatan jangka
panjang. Istilah pengendalian kualitas ini baru ditemukan pada masa itu. Baldrige adalah
salah seorang yang membuat konsep awal pengendalian kualitas tersebut. Sebagai bentuk
kehormatan, Kongres menetapkan namanya sebagai nama penghargaan tahunan di bidang
peningkatan kualitas.
Penghargaan Malcolm Baldrige
Pada awal dan pertengahan 1980, banyak pemimpin industri dan pemerintahan melihat
bahwa pembaharuan yang bertitik berat pada kualitas bukan merupakan pilihan bagi
perusahaan Amerika, tetapi merupakan sebuah kebutuhan untuk melakukan usaha dalam
perluasan bisnisnya, dan terlebihlagi pada permintaan pada pasar kompetitif. Akan tetapi,
kebanyakan usahawan Amerika tidak percaya bahwa kualitas itu penting dan mereka tidak
mengetahui bagaimana harus memulai. Penghargaan Baldrige merupakan sebuah standar
yang sangat baik yang dapat memicu organisasi maupun perusahaan di USA untuk mencapai
kualitas kelas dunia. Salah satunya adalah Malcolm Baldrige National Quality Awards
Baldrige Award diberikan oleh Presiden USA kepada organisasi bisnis (manufaktur dan jasa,
besar maupun kecil), pendidikan serta kesehatan, yang mengajukan diri serta dinilai sangat
baik (outstanding) pada tujuh kriteria penilaian, yaitu : leadership, strategic planning,
customer and market focus, measurement, analysis and knowledge management, human
resource focus, process management, and results. Kongres meluncurkan program
penghargaan ini pada tahun 1987 untuk memberikan pengakuan dan penghargaan kepada
organisasi bisnis di USA dalam hal pencapaiannya pada kualitas dan performansi serta untuk
meningkatkan kesadaran tentang pentingnya kualitas dan performansi yang baik
sebagai competitive edge.
Penghargaan ini tidak diberikan pada produk atau jasa tertentu saja. Tiga penghargaan dapat
diberikan setiap tahunnya untuk tiap kategori, yaitu : manufaktur, jasa, usaha kecil,
pendidikan, dan kesehatan. Departemen Perdagangan National Institute of Standards and
Technology (NIST) merupakan organisasi yang setiap tahunnya memfasilitasi
penyelenggaraan Malcolm Baldrige National Quality Awards. Departemen ini telah
mengatur Baldrige National Quality Program pada hubungan kerjasama yang sangat dekat
dengan sektor privat. Pada bulan Oktober 2004, Presiden Bush menandatangani undang-
undang yang melegalisasi NIST untuk mengikutsertakan organisasi non profit dan
pemerintahan dalam Malcolm Baldrige National Quality Award Program.
Kategori pendidikan dan kesehatan diperkenalkan tahun 1999, dan hingga kini terdapat 99
aplikasi dalam bidang pendidikan dan 116 dalam bidang kesehatan. Organisasi profit, non-
profit, ataupun yang bersifat pribadi / lingkup kecil berhak untuk ikut serta dalam
penghargaan ini. Penerima penghargaan Baldrige untuk perusahaan kecil membuktikan
bahwa setiap organisasi di Amerika Serikat yang berkembang dengan menggunakan dasar
kerja dari kriteria performansinya sendiri dapat mengikuti penghargaan ini.
Rumah Sakit
Perusahaan asuransi kesehatan
Laboratorium kesehatan
Seperti ketiga kategori sebelumnya, siapa pun yang mendaftar dalam penghargaan ini harus
dapat menunjukkan prestasi dan kemajuan dalam 7 hal :
Kepemimpinan
Perencanaan strategi
Pelanggan dan fokus /pangsa pasar (contoh bidang pendidikan adalah pelajar, pemilik
saham, sedangkan bidang kesehatan adalah perhatian terhadap pasien)
Pengukuran
Analisis
Fokus terhadap sumber daya (contoh bidang pendidikan adalah pengajar dan staf,
sedangkan bidang kesehatan adalah staf yang bekerja)
Manajemen proses
Performansi organisasi
Banyak organisasi kesehatan dan pendidikan telah menggunakan Baldrige criteria untuk
menghasilkan perbaikan. Contohnya adalah:
Kriteria performansi terbaik dari Baldridge adalah framework yang dapat digunakan
organisasi dalam meningkatkan kualitas. Tujuh kategori yang digunakan sebagai kriteria
penghargaan ialah :
Kriteria-kriteria tersebut digunakan oleh ribuan organisasi sebagai dasar penilaian diri (self-
assessment), pelatihan serta alat untuk membangun performansi dan proses bisnis. Jutaan
kopi buku yang berisi tentang kriteria performansi ini telah didistribusikan sejak tahun 1988.
Duplikasi serta akses elektronik membuat jumlahnya semakin berlipat ganda.
Kriteria Baldridge berisi tentang faktor-faktor yang berkontribusi terhadap keuangan. Faktor-
faktor tersebut antara lain keputusan bisnis dan strategi yang mengarahkan pada pencapaian
performansi pasar yang lebih baik, market share, serta relasi dan kepuasan konsumen.
Perusahaan-perusahaan diharuskan menggunakan informasi keuangan termasuk kenaikan
atau penurunan keuntungan. Informasi ini digunakan untuk menganalisis serta melaporkan
perkembangan keseluruhan dan hubungan di antara keputusan bisnis dan strategi tersebut.
Untuk beberapa organisasi, penggunaan kriteria tersebut memberikan dampak yang baik,
seperti produktivitas meningkat, hubungan antar karyawan semakin baik, tingkat kepuasan
pelanggan semakin tinggi, pangsa pasar meningkat, dan pada akhirnya menyebabkan profit
meningkat.
Kriteria penghargaan Baldridge merupakan aturan utama dalam pencapaian tujuan yang
dibuat oleh Kongres. Kriteria ini telah dirancang untuk membantu organisasi
mengembangkan daya kompetisi mereka, yang difokuskan pada 2 buah tujuan, yaitu men-
deliver peningkatan nilai kepada pelanggan dan meningkatkan performansi organisasi secara
keseluruhan. Kriteria tersebut sekarang diterima secara luas, tidak hanya di Amerika Serikat
tetapi juga di seluruh dunia, sebagai sebuah standar performansi terbaik.
Program penghargaan Baldridge merupakan sebuah usaha sukses pemerintah dan tim sektor
privat. Sebuah hubungan kooperatif antar keduanya ini terjalin karena penghargaan Board of
Examiners.Setiap tahunnya, lebih dari 300 ahli dari industri, institusi pendidikan, pemerintah
dalam setiap level, dan sukarelawan dari organisasi non profit, menghabiskan waktu untuk
melihat semua aplikasi pendaftar, mengatur tempat kedatangan, dan
menyiapkan feedback tentang kekuatan dan kesempatan yang masih mungkin ditingkatkan
bagi tiap pendaftar.
Setelah melalui berbagai tahap seleksi, para pemenang penghargaan Baldridge ditarik
komitmennya untuk memberikan dukungan bagi perusahaan atau organisasi lain. Dukungan
itu berupa usaha mereka untuk memberi pengajaran dan informasi mengenai keuntungan dari
sistem Baldridge Award dan kriterianya.
Partisipan
Persepsi sebagian orang yang mengatakan bahwa mendapat penghargaan tersebut merupakan
tujuan dari organisasi USA adalah tidak benar. Organisasi organisasi tidak melaksanakan
konsep manajemen kualitas untuk memenangkan penghargaan. Mereka melakukannya untuk
memenangkan konsumen, mengembangkan perusahaan serta menumbuhkan kesadaran
terhadap terjadinya persaingan di pasar. Ratusan organisasi menggunakan kriteria Baldrige
Award untuk melakukan improvement. Program ini telah mendorong kemajuan bagi
organisasi-organisasi Amerika Serikat seperti perusahaan, institusi akademik, dan pemerintah
daerah..
Organisasi-organisasi yang lolos melewati tahap seleksi, akan dikunjungi oleh tim penilai.
Tim penilai ini akan melakukan verifikasi informasi yang ada pada pendaftaran dan
mengklarifikasi pertanyaan-pertanyaan yang muncul pada saat penilaian sebelumnya.
Tujuannya adalah untuk membuktikan kebenaran informasi yang tersedia pada aplikasi dan
untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang berkembang selama pemeriksaan. Oleh karena
itu penggunaan jasa konsultan oleh suatu organisasi pada program ini tidak dilarang. Tahap di
atas dapat mencegah terjadinya manipulasi yang mungkin dilakukan konsultan dalam menulis
aplikasi tentang performansi sistem manajemen tempat ia bekerja.
Dalam penggunaan jasa konsultan, tidak menutup kemungkinan konsultan yang digunakan
suatu organisasi merupakan salah satu anggota dari tim juri program ini.
Seorang anggota tim juri tentu memiliki keahlian dalam mengevaluasi performansi sistem
manajemen. Mereka banyak bekerja sebagai pembicara, sumber informasi dan konsultan.
Dengan begitu peran mereka sebagai konsultan diharapkan dapat menjadi jalan agar lebih
banyak orang menyadari pentingnya teknik pengembangan performansi dan the Baldrige
Award.
Namun di sisi lain peran ganda seorang anggota tim juri sekaligus konsultan menimbulkan
suatu kekhawatiran akan terjadinya tindak kecurangan. Oleh karena itu, pada saat tim juri
bersama-sama melakukan pemeriksaan aplikasi dan menentukan penerima penghargaan,
dilakukan tindakan pencegahan terhadap kemungkinan terjadinya perang kepentingan.
Tindakan pencegahan itu antara lain dengan menetapkan aturan yang keras pada setiap tahap
pengujian. Tindakan pengamanan juga dilakukan pada empat langkah proses pemeriksaan.
Misalnya sepanjang proses pertama, masing-masing aplikasi dievaluasi secara independen
oleh paling sedikit delapan penguji. Maka ketika tahap pemeriksaan telah selesai, beberapa
aplikasi telah mengalami evaluasi lebih dari 1000 jam
Namun dalam mencegah terjadinya kecurangan yang terpenting adalah tim juri harus
memegang kode etik dan berusaha menjauh dari keterlibatan terhadap bisnis tertentu yang
dapat memacu terjadinya konflik. Dalam kasus ini mereka tidak boleh memeriksa suatu
aplikasi, memberinya komentar atau membuat penilaian yang dapat mempengaruhi seleksi.
Overview
Penghargaan diberikan kepada perusahaan yang telah menunjukkan sistem yang bagus dalam
mengatur produk, jasa, sumber daya manusia, dan hubungan dengan pelanggannya. Sebagai
bagian dari evaluasinya, perusahaan diminta untuk menjelaskan sistem dalam mengendalikan
kualitas dari barang dan jasanya. Perusahaan tersebut juga harus memberikan informasi
tentang pengembangan kualitas dan usaha dan hasil dalam pengembangan kualitas produk
dan jasa serta tingkat kepuasan pelanggan.
Salah satu tujuan diadakannya acara penghargaan ini adalah untuk memberikan informasi
tentang penerima penghargaan yang memiliki strategi performansi yang bagus sehingga
perusahaan lain dapat menerima informasi tersebut untuk mengembangkan perusahaannya
sesuai dengan kebutuhan. Perwakilan dari penerima penghargaan ini akan membagi kunci
kesuksesan dan strategi performansi perusahaannya kepada perusahaan lainnya.
1. ISO 9000
Perbedaan MBNQA dan ISO 9000 di atas ialah dari aspek tujuan, isi, serta fokus
penghargaan. MBNQA dibuat oleh Kongres pada tahun 1987 untuk meningkatkan semangat
kompetisi di USA. Hal-hal yang menjadi perhatian utama MBNQA adalah quality awareness,
mengenali peningkatan kualitas yang dilakukan oleh organisasi-organisasi di USA, dan
menyediakan media untuk berbagi kiat-kiat atau strategi sukses.
ISO 9000 adalah sebuah seri dari lima standard internasional yang diterbitkan tahun 1987
oleh International Organization for Standardization (ISO) di Jenewa, Swiss. Perusahaan dapat
menggunakan standard-standard yang ada untuk membantu menentukan kebutuhan dalam
mempertahankan sistem kesesuaian kualitas yang efisien. Misalnya, standard yang ada
menjelaskan perlunya sistem kualitas yang efektif untuk menjamin bahwa alat-alat
pengukuran dan pengujian yang digunakan dikalibrasi secara rutin dan untuk menjaga sistem
pendokumentasian yang memadai. Peraturan pada ISO 9000 lah yang menentukan apakah
sebuah perusahaan telah memenuhi standar sistem kualitas yang ditentukan.
Secara garis besar, kriteria pendaftaran ISO 9000 hanya mencakup kurang dari 10% kriteria
MBNQA.
2. Deming Award
Tujuan utama dari MBNQA dan Deming Award sama, yaitu untuk mendukung pengenalan
atas peningkatan kualitas dan untuk memperbesar perhatian masyarakat akan urgensi serta
teknik-teknik peningkatan kualitas. Akan tetapi, Baldrige Award memiliki karakteristik
khusus sbb:
Setelah berjalan selama 18 tahun, Malcolm Baldrige National Quality Award telah mampu
melaksanakan misinya dengan baik. Selama 18 tahun tersebut banyak perusahaan berlomba-
lomba untuk mendapatkan penghargaan ini dengan cara memenuhi seluruh kriteria yang
disyaratkan. Selama 18 tahun terakhir pula perekonomian USA tetap dapat bertahan akibat
usaha peningkatan kualitas produk dan jasa yang dihasilkan di tengah persaingan global yang
sangat ketat. Hal ini membuktikan bahwa manajemen kualitas merupakan hal yang mampu
mendongkrak performansi perusahaan. Peran sebuah penghargaan seperti Baldrige
Award tidak terbatas pada pemberian predikat baik bagi organisasi, tetapi ternyata sangat
penting dalam menopang dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi suatu negara.