Anda di halaman 1dari 26

POTENSI SUMBERDAYA ENERGI, MINERAL

MIGAS DAN BATUBARA PROVINSI ACEH


1. Geologi dan Fisiografi
2. Potensi Sumber Daya Alam
a. Energi baru dan Terbarukan (kondisi kelistrikan
termasuk rencana pembangunan plta, pltp,
potensi EBT)
b. Migas (regulasi, bpma, cadangan, kks)
c. Pertambangan (kewenangan prov, peta potensi,
jumlah iup selama 5 tahun) + airtanah
3. Kebencanaan Geologi
a. Peta potensi kebencanaan
b. Program kebencanaan
Fisiografi PETA MORFOLOGI ACEH
GA. SEULAWAH

Kedudukan
AGAM

• Provinsi Aceh berada di


jalur patahan Sumatera.

• Adanya zona tunjaman


di sisi barat Pulau
Sumatera GA. BURNI

mengakibatkan
TELONG

terangkatnya Pulau
GA. PEUT
SAGIE

Sumatra dan
menghasilkan
Perbukitan Barisan.
PETA GEOLOGI ACEH

• Potensi SDA

• Kebencanaan
Geologi
POTENSI ENERGI ACEH
KONDISI SISTEM KELISTRIKAN ACEH
BEBAN PUNCAK TOTAL :
Tahun 2011 : 325 MW
Tahun 2016 : 494 MW
Tahun 2022 : 979 MW
Pertumbuhan rata-rata 10.6%/tahun

KONDISI PASOKAN DAYA (2016):


a. 150 kV Sistem Sumut – Aceh : 195 MW
b. Sistem Isolated : 75 MW

POTENSI SUMBER ENERGI


a. Sumber Daya Air : 1.655 MW
b. Panas Bumi : 1.307 MWe
c. Minyak Bumi : 151 MB
d. Gas Bumi : 6.93 TCF
e. Batubara : 451 MT

Peta Sistem Kelistrikan Aceh (RUPTL PLN 2017-2026)


Kepmen ESDM No. 1415K/20/MEM/2017
RENCANA PENGEMBANGAN PEMBANGKIT
BEBAN PUNCAK TOTAL :
(Pertumbuhan rata-rata 10.6%/tahun)
Tahun 2016 : 494 MW
Tahun 2017 : 543 MW
Tahun 2018 : 594 MW
Tahun 2019 : 650 MW
Tahun 2020 : 762 MW
Tahun 2021 : 894 MW
Tahun 2022 : 979 MW

TARGET COD :
Tahun 2017 : 55 MW
Tahun 2018 : 264 MW (319 MW)
Tahun 2019 : 67 MW (386 MW)
Tahun 2020 : 269 MW (655 MW)
Tahun 2021 : 88 MW (743 MW)
Tahun 2022 : 728 MW(1.471 MW)
ENERGI AIR

Meureudu (RES) 17.0 m³/det : 62.60 MW


Teunom (RES) 41.6 m³/det : 41.10 MW
Jambo Aye (RES) 72.12 m³/det : 192.00 MW
Peusangan (RES) 13.57 m³/det : 88.90 MW
Ramasan (RES) 10.30 m³/det : 101.80 MW
Peureulak (RES) 38.80 m³/det : 20.80 MW
Tampur-Tamiang (RES) 99.35 m³/det : 427.00 MW
Bidin (RES) 31.30 m³/det : 98.60 MW
Tawar/ Bidin (RES) 7.40 m³/det : 73.30 MW
Tawar/ Jambo Air (RES) 7.40 m³/det : 41.90 MW
Pantan Dedalu (ROR) 3.20 m³/det : 7.90 MW
Lawe Alas (RES) 50.00 m³/det : 268.10 MW
Lawe Mamas (ROR) 10.80 m³/det : 65.80 MW
ENERGI PANAS BUMI

SABANG/ JABOI 74.14 MWe


SEULAWAH AGAM 250.00 MWe

GAYO LESTEN 15.28 MWe


Target 2016-2022
 Percepatan realisasi FS, AMDAL dan Ketersediaan lahan bagi investasi sektor kelistrikan
 Percepatan Pembangunan Infrastruktur Energi Baru dan Terbarukan (Green Energy):
1. Geothermal : Jaboi Sabang (74 MWe) dan Seulawah (165 MWe)
2. PLTA : Peusangan I (84 MW), Tampur I (172 MW), Kluet I (141 MW) dll.
3. Kemandirian energi desa/wilayah terisolir melalui micro-hydro power, wind power dan solar cell.
 Renegosiasi keikutsertaan saham pemerintah Aceh melalui penyertaan modal Perusahaan Daerah Aceh
 Terpetakan potensi dan proyeksi energi Aceh untuk periode jangka panjang melalui Masterplan Energi
Aceh.
 Keterlibatan aktif Pemerintah Aceh dalam pengelolaan sumber daya migas dan kelistrikan dalam
rangka meningkatkan pendapatan daerah melalui percepatan realisasi pembangunan infrastruktur
migas dan kelistrikan dengan memprioritaskan pada peningkatan kemitraan Pemerintah Aceh,
Pemerintah dan investor.
 Terjalinnya tata kelola (sinergisasi) antara stakeholders kelistrikan untuk menjamin kemandirian dan
ketahanan energi di Aceh;
 Terpenuhinya kebutuhan energi listrik di Aceh 100% dari sumber energi terbarukan (EBT) dalam waktu
5 (lima) tahun melalui pembangunan PLTA, PLTP, PLTS dan PLTB.
 Teridentifikasinya kesenjangan regulasi dalam rangka pengembangan Energi Bersih Terbarukan (EBT);
 Melakukan persiapan prakondisi investasi (studi kelayakan, Amdal dan penyediaan lahan) oleh
Pemerintah Aceh dalam dalam upaya peningkatan nilai tambah investasi Pemerintah Aceh pada sektor
kelistrikan.
 Mendukung implementasi program Pemerintah di Aceh melalui penyediaan studi kelayakan, Amdal dan
penyediaan lahan pada sektor migas dan kelistrikan.
 Mendorong percepatan pembentukan Dewan Energi Aceh;
PERKEMBANGAN USAHA MIGAS
Peta Wilayah Kerja – ACEH
DAFTAR WILAYAH KERJA MIGAS
TANGGAL BERLAKU
No. BLOCK OPERATOR JENIS KONTRAK LUAS STATUS
KONTRAK
ExxonMobil Oil Indonesi 06 Juli 1989 s/d
1 Block “B” PSC-Extention 1308,78 Km2 Produksi
Inc 03 Okt 2018
06 Juli 1989 s/d
2 Block “A” PT. Medco E & P Malaka PSC-Extention 1803 Km2 Produksi
31 Agt 2011
ExxonMobile Oil 26 Agt 1992 s/d
3 NSO/NSO EXT PSC-Extention 3632,58 Km2 Produksi
Indonesia INC. 15 Okt 2018
12 Feb 1981 s/d Production Sharing
4 Pase Triangle Pase INC. 920,02 Km2 Produksi
22/02/2012 Contract
13 Nov 2008 s/d Production Sharing
5 East Seruway Serica East Seruway B.V 5864,59 Km2 Produksi
12 Nov 2038 Contract
07 Okt 2005 s/d Production Sharing
6 Lhokseumawe PT. Zaratex. NV 6032,18 Km2 Eksplorasi
06 Okt 2035 Contract

Transworld Seruway 12 Des 2004 s/d Production Sharing


7 Seruway 3626,816 Km2 Eksplorasi
Exploration INC. 11 Des 2035 Contract

PT. Realto Energi 05 Mei 2009 s/d Production Sharing


8 South Block “A” 2104,76 Km2 Eksplorasi
Nusantara Corelasi 04 Mei 2039 Contract

27 Sep 1999 s/d Production Sharing


9 Krueng Mane Eni Krueng Mane LTD. 3142,50 Km2 Eksplorasi
26 Sep 2029 Contract
30 Nov 2009 s/d Production Sharing
10 Andaman-III Talisman Andaman B.V. 8516,94 Km2 Eksplorasi
29 Nov 2039 Contract

Petronas Carigali (WGK)


West Glagah 30 Nov 2009 s/d Production Sharing
11 LTD. & PT. Pertamina Hulu 3265,27 Km2 Eksplorasi
Kambuna 29 Nov 2039 Contract
Energi (WGK)

17 Sep 2005 s/d


12 NAD-1 Block Pertamina EP KKS 4392 Km2 Produksi
16 Sep 2035
17 Sep 2005 s/d
13 Perlak Pertamina EP KKS 10,41 Km2 Produksi
16 Sep 2035
Lifting Minyak Bumi Aceh 2006 - 2013 dalam BBL GANTI
12,000

10,843

10,000

8,946
8,555

8,000

6,785
6,563
6,071
5,863
6,000

4,315

4,000

2,000

-
2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013
Lifting Gas Alam Aceh 2006 - 2013 dalam MMBTU
120,000,000

104,956,040

100,000,000

79,950,000
80,000,000

64,728,093

60,000,000 57,992,922

45,463,586

40,000,000
30,950,278
25,885,270

20,000,000
10,905,761

-
2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013
Target 2016-2022
 Optimalisasi peran dan fungsi Badan Pengelola Migas Aceh (BPMA) sebagai pengelolaan kegiatan usaha
hulu minyak dan gas bumi berdasarkan Kontrak Kerja Sama di wilayah Aceh (Amanat PP no. 23 tahun
2015 tentang Pengelolaan Bersama Sumber Daya Alam Minyak dan Gas Bumi di Aceh).
 Percepatan pembangunan dan revitalisasi infrastrukur migas Aceh melalui percepatan pelelangan blok
migas Aceh melalui Production Sharing Contract (PSC) dan Kontrak Kerjsa Sama (KKS) dan implementasi
PI (participant interest):
1. Blok PSC : Andaman III, Kr. Mane, South Block A, Block B, Pase, Seruway
2. Blok KKS : NAD-1 Block, Perlak
 Renegosiasi keikutsertaan saham pemerintah Aceh melalui penyertaan modal Perusahaan Daerah Aceh
 Keterlibatan aktif Pemerintah Aceh dalam pengelolaan sumber daya migas dan kelistrikan dalam
rangka meningkatkan pendapatan daerah melalui percepatan realisasi pembangunan infrastruktur
migas dan kelistrikan dengan memprioritaskan pada peningkatan kemitraan Pemerintah Aceh,
Pemerintah dan investor.
 Melakukan persiapan prakondisi investasi (studi kelayakan, Amdal dan penyediaan lahan) oleh
Pemerintah Aceh dalam dalam upaya peningkatan nilai tambah investasi Pemerintah Aceh pada sektor
migas dan kelistrikan.
 Mendukung implementasi program Pemerintah di Aceh melalui penyediaan studi kelayakan, Amdal dan
penyediaan lahan pada sektor migas
POTENSI SUMBER DAYA MINERAL
(NON-LOGAM)

TOTAL = 476,8 Juta Ton


Target 2016-2022
PERTAMBANGAN
 Jumlah IUP
◦ Sampai tahun 2017
◦ Permasalahan (moratorium, smelter, issue CnC)
◦ Target 2017-2022
PERKEMBANGAN IPR/IUP/KK DI ACEH TAHUN 2010 S.D. 2017
POTENSI GEOLOGI DAN AIRTANAH

-Pengendalian dan konservasi air tanah


GEOWISATA
DAN
KEBENCANAAN GEOLOGI
 Kebencanaana dan geowisata
 1. potensi bencana
 2. program kebencanaan yang telah dilakukan
 3. target 2017-2022
◦ 1. Tersedianya Konsep Mitigasi Bencana dan Data Peta Potensi
Kebencanaan Aceh;
◦ 2. Berfungsinya stakeholders dalam hal pencegahan dan
penanggulangan bencana yang professional;
◦ 3. Tercapainya masyarakat sadar bencana melalui pendidikan
formal dan informal termasuk menggali/mengadopsi kearifan
lokal;
◦ 4. Tersedianya sarana dan prasarana yang memadai dalam rangka
mengurangi resiko bencana termasuk membangun sistem
peringatan dini.

Anda mungkin juga menyukai