Anda di halaman 1dari 32

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada Perekonomian Pasar Bebas, seiap perusahaan dituntut untuk
mampu memberikan kualitas pada produknya agar mampu bertahan
dalam persaingan, baik memberikan produk-produk yang bermutu baik,
bebas cacat, sesuai dengan selera konsumen, harganya murah, dan
sebagainya.
Berdasarkan hal tersebut diatas, maka muncullah filosofi baru yang
menghendaki perubahan perilaku pada semua tingkat organisasi dan
menaruh perhatian pada pentingnya kepuaan konsumen, yang dikenal
dengan Total Quality Management (TQM) yang dalam bahasa
Indonesianya diterjemahkan Manajemen Mutu Terpadu. Pada dasarnya,
TQM ini merupakan suatu sistem yang mengetengahkan mutu sebagai
usaha yang berorientasi pada kepuasan konsumen dengan melibatkan
seluruh anggota organisasi.
Untuk memenuhi tuntutan konsumen akan produk yang bermutu,
maka disusunlah suatu standar mutu. Setiap produk yang mempunyai
standar mutu yang berbeda-beda antara produk yang satu dengan
produk lainnya, sedangkan jumlah dan kebutuhan konsumen berbeda-
beda, maka standar mutu suatu produk akan banyak sekali. Berdasarkan
hal tersebut, penyeragaman mutu sangat diperlukan agar standar mutu
yang beraneka-ragam itu menjadi jelas dan dapat diterima oleh semua
pihak.
Dalam industri rokok di Indonesia, PT Sampoerna Tbk merupakan
salah satu perusahaan terbesar yang telah menerapkan yang
berhubungan dengan peningkatan produktivitas melalui analisa peranan
Total Quality Management.

Kelompok IV |Makalah Penerapan TQM dan Six Sigma Pada PT HM 1


Sampoerna. Tbk
Oleh karena itulah, penulis tertarik untuk membuat penelitian
dengan judul Penerapan TQM Pada PT HM Sampoerna Tbk.

B. Tujuan Penulisan
1. Menjelaskan tentang Konsep TQM dan Six Sigma
2. Menjelaskan Penerapan TQM dan Si Sigma pada PT. HM Sampoerna
Tbk.

C. Metode Penulisan
Makalah ini dibuat dengan metode kepustakaan, dimana data yang
diperoleh penulis merupakan hasil referensi dari buku-buku terkait dan
melalui referensi media internet.

D. Sistematika Penulisan
Makalah ini, dibagi menjadi tiga bab, yakni :
Bab I : Pendahuluan
Berisi Latar Belakang, Tujuan Penulisan, Metode Penulisan dan
Sistematika
Penulisan
Bab II : Landasan Teori
Bab ini berisi penjelasan mengenai Konsep TQM dan Six Sigma
Bab III : Pembahasan
Bab ini berisi mengenai Penerapan TQM, Six Sigma, Analisis
SWOT dan Analisis penerapan Six Sigma pada PT. HM
Sampoerna
Bab IV : Kesimpulan
Berisi Kesimpulan atas makalah yang dibuat oleh penulis

Kelompok IV |Makalah Penerapan TQM dan Six Sigma Pada PT HM 2


Sampoerna. Tbk
BAB II
LANDASAN TEORI

A. Total Quality Management (TQM)


1. Pengertian Total Quality Management (TQM)
Menurut Ishikawa Perpaduan semua fungsi dari perusahaan ke
dalam falsafah holistik yang dibangun berdasarkan konsep kualitas,
teamwork, produktivitas, dan pengertian serta kepuasan pelanggan
Menurut Santosa Sistem manajemen yang mengangkat kualitas
sebagai strategi usaha dan berorientasi pada kepuasan pelanggan
dengan melibatkan seluruh anggota organisasi.
Total Quality Management merupakan suatu pendekatan dalam
menjalankan usaha yang mencoba untuk memaksimumkan daya saing
organisasi melalui perbaikan terus menerus atas produk, jasa,
manusia, proses, dan lingkungannya.
Total Quality Approach hanya dapat dicapai dengan memperhatikan
karakteristik TQM : (1) Fokus pada pelanggan, (2) Memiliki obsesi yang
tinggi terhadap kualitas, (3) Menggunakan pendekatan ilmiah dalam
pengambilan keputusan dan pemecahan masalah, (4) Memiliki
komitmen jangka panjang, (5) Membutuhkan kerja sama tim, (6)
Memperbaiki proses secara berkesinambungan, (7) Menyelenggarakan
pendidikan dan pelatihan, (8) Memberikan kebebasan yang terkendali,
(9) Memiliki kesatuan tujuan, dan (10) Adanya keterlibatan dan
pemberdayaan karyawan.

Kelompok IV |Makalah Penerapan TQM dan Six Sigma Pada PT HM 3


Sampoerna. Tbk
2. Sejarah Total Quality Management (TQM)
Evolusi gerakan total quality dimulai dari masa studi waktu dan
gerak oleh Bapak Manajemen Ilmiah Frederick Taylor pada tahun 1920-
an.
Aspek yang paling fundamental dari manajemen ilmiah adalah
adanya pemisahan antara perencanaan dan pelaksanaan.
Volume dan kompleksitas mendorong timbulnya quality engineering
pada tahun 1920-an dan reliability engineering pada tahun 1950-an.
Quality engineering sendiri mendorong timbulnya penggunaan
metode-metode statistik dalam pengendalian kualitas, yang akhirnya
mengarah pada konsep control charts dan statistical process control.
Kedua konsep terakhir ini merupakan aspek fundamental dari total
quality management.
Sekalipun konsep TQM banyak yang dipengaruhi oleh
perkembangan-perkembangan di Jepang, tetapi tidak dapat dinyatakan
bahwa TQM made in Japan. Hal ini dikarenakan banyak aspek TQM
yang bersumber dari Amerika.

3. Latar Belakang Total Quality Management (TQM)


Perusahaan-perusahaan Jepang menyadari bahwa kunci sukses di
masa mendatang adalah kualitas, sementara perusahaan-perusahaan
Amerika dan negara-negara Barat lainnya memusatkan perhatian pada
biaya, secara bertahap dan terus menerus perusahaan-perusahaan
Jepang berusaha menciptakan infrastruktur sebagai dasar kualitas,
yaitu aspek manusia, proses dan fasilitas.
Strategi-strategi yang ditemukan Jepang untuk menciptakan
revolusi dalam kualitas, diantaranya adalah :
a. Para manajer tingkat atas secara personal mengambil alih pimpinan
revolusi tersebut.
b. Semua level dan fungsi menjalani pelatihan untuk mengelola
kualitas.
c. Perbaikan kualitas dilakukan dengan revolusioner dan terus
menerus.

Kelompok IV |Makalah Penerapan TQM dan Six Sigma Pada PT HM 4


Sampoerna. Tbk
d. Tenaga kerja dilibatkan dalam oerbaikan kualitas melalui konsep
Pengendalian Kualitas (Quality Control).
Dasar pemikiran perlunya TQM sangatlah sederhana, yakni bahwa
cara terbaik agar dapat bersaing dan unggul dalam persaingan global
adalah dengan menghasilkan kualitas yang terbaik.

4. Tujuan TQM
Secara singkat pelaksanaan TQM dalam suatu perusahaan adalah
bertujuan untuk:
a. Meningkatkan mutu sumber daya manusia sehingga mampu dan
terampil dalam melaksanakan tugasnya dengan baik.
b. Meningkatkan mutu produk dan pelayanan agar kepuasan pelanggan
terpenuhi.
c. Meningkatkan kerjasama antar karyawan sehingga semangat kerja
dapat terpelihara dengan baik.
d. Meningkatkan produktifitas kerja.
e. Menurunkan biaya.
f. Terlaksananya kebijakan dan sasaran perusahaan.

5. Unsur-unsur TQM
TQM merupakan model perbaikan mutu yang sifatnya terus
menerus. Menurut Arthur R. Tenner dan Irving J. De Toro dalam buku
Total Quality Management (1992:32-33), model TQM dibangun
berdasarkan tiga prinsip mutu:
a. Fokus pada pelanggan
Dalam filosofi TQM, konsumen memegang peranan penting,
sehingga segala sesuatunya dimulai dan didasari oleh harapan
konsumen. Mutu ditentukan oleh konsumen bukan oleh manajemen
perusahaan.
Kelompok IV |Makalah Penerapan TQM dan Six Sigma Pada PT HM 5
Sampoerna. Tbk
b. Proses perbaikan
Konsep perbaikan terus menerus dibentuk berdasarkan urutan
langkah kegiatan terkait dalam menghasilkan suatu produk.
Langkah ini sangat penting dilakukan untuk dapat menghasilkan
produk yang minim kesalahan serta agar kepuasan konsumen
tercapai.
c. Keterlibatan menyeluruh
Keterlibatan semua bagian perusahaan sangat penting untuk
diperhatikan, mulai dari pimpinan perusahaan yang dalam
tugasnya untuk mencapai produk yang mempunyai keunggulan
kompetitif di pasar yang dimasuki, karyawan yang diberi wewenang
untuk memperbaiki output dengan cara kerjasama yang luwes
dalam memecahkan masalah, memperbaiki proses dan
memuaskan pelanggan. Peranan pemasok juga harus diperhatikan
dalam memasok bahan baku yang berkualitas agar dapat
memuaskan pelanggan.

Hal-hal tersebut diatas merupakan faktor kunci untuk


memenangkan persaingan, dan dengan TQM akan tercipta produk
dengan mutu yang lebih baik, harga yang lebih murah, penyerahan
produk yang lebih cepat, dan pelayanan kepada konsumen lebih baik
dibandingkan dengan para pesaingnya.

B. Six Sigma
1. Pengertian Six Sigma
Six Sigma merupakan salah satu konsep atau metode untuk
membangun keunggulan dalam persaingan melalui peningatan proses
bisnis dengan mengurangi atau menghilangkan penyimpangan
terhadap proses bisnis yang ada. Konsep Six Sigma diperkenalkan oleh
Miel Harry dan Richard Scroeder dalam bukunya yang berjudul Six

Kelompok IV |Makalah Penerapan TQM dan Six Sigma Pada PT HM 6


Sampoerna. Tbk
Sigma The Breakthrought Management Strategy Revolution The
Worlds Top Corporation.

2. Keunggulan Six Sigma


Six Sigma sebagai program kualitas juga sebagai tool untuk
pemecahan masalah.Six sigma menekankan aplikasi tool ini secara
metodis dan sistematis yang akan dapat menghasilkan terobosan
dalam peningkatan kualitas. Metodologi yang sistematis ini bersifat
generik sehingga dapat diterapkan baik dalam industri manufaktur
maupun jasa.
Six Sigma juga dikatakan sebagai metode yang berfokus pada
proses dan pencegahan cacat (defect) (Snee, 1999). Pencegahan cacat
dilakukan dengan cara mengurangi variasi yang ada di dalam setiap
proses dengan menggunakan teknik-teknik statistik yang sudah
dikenal secara umum.
Keuntungan dari penerapan Six Sigma berbeda untuk tiap
perusahaan yang bersangkutan, tergantung pada usaha yang
dijalankannya. Biasanya Six Sigma membawa perbaikan pada hal-hal
berikut ini (Pande, Peter. 2000):
a. Pengurangan biaya
b. Perbaikan produktivitas
c. Pertumbuhan pangsa pasar
d. Retensi pelanggan
e. Pengurangan waktu siklus
f. Pengurangan cacat
g. Pengembangan produk / jasa

3. Kelebihan Six Sigma


Kelebihan-kelebihan yang dimiliki Six Sigma dibanding metode lain
adalah:
a. Six Sigma jauh lebih rinci daripada metode analisis berdasarkan
statistik. Six Sigma dapat diterapkan di bidang usaha apa saja mulai

Kelompok IV |Makalah Penerapan TQM dan Six Sigma Pada PT HM 7


Sampoerna. Tbk
dari perencanaan strategi sampai operasional hingga pelayanan
pelanggan dan maksimalisasi motivasi atas usaha.
b. Six Sigma sangat berpotensi diterapkan pada bidang jasa atau non
manufaktur disamping lingkungan teknikal, misalnya seperti bidang
manajemen, keuangan, pelayanan pelanggan, pemasaran, logistik,
teknologi informasi dan sebagainya.
c. Dengan Six Sigma dapat dipahami sistem dan variabel mana yang
dapat dimonitor dan direspon balik dengan cepat.
d. Six Sigma sifatnya tidak statis. Bila kebutuhan pelanggan berubah,
kinerja sigma akan berubah.

4. Faktor penting dalam Implementasi Six Sigma


a. Dukungan dari Top level. Six sigma menawarkan pencapaian yang
terukur yang tidak akan mampu ditolak oleh pemimpin perusahaan,
yang dikerjakan oleh seorang super star yg sangat tahu apa yg
harus dilakukan di bidangnya (Black Belt, Project Champion,
Executive Champion).
b. Tim yang hebat. Para Executive Champion, Deployment Champions,
Project Champions, Master Black Belts, Black Belts, dan Green Belts
adalah orang-orang yg terlatih dengan baik untuk mengerjakan
proyek Six Sigma.
c. Training yg berbeda dgn yg pernah ada. Anggota proyek Six Sigma
adalah mereka yg pernah ditraining secara khusus dengan biaya
antara $15,000-$25,000 per Black Belt, yg akan dibayar melalui
saving yg didapat dari setiap proyek Six Sigma.
d. Alat ukur yg baru, dengan menggunakan DPMO (Defects Per Million
Opportunities) yang berhubungan erat dgn Critical to Quality (CTC)
yg diukur berdasarkan persepsi customer, yg bisa dibandingkan
antar departemen atau divisi dalam satu perusahaan.

Kelompok IV |Makalah Penerapan TQM dan Six Sigma Pada PT HM 8


Sampoerna. Tbk
e. Tradisi perusahaan yg baru, yaitu mempromosikan usaha untuk
melakukan peningkatan kualitas secara terus menerus.

5. Metodologi Six Sigma


Strategi penerapan six sigma yang diciptakan oleh DR. Mikel Harry
dan Richard Schroeder disebut sebagai The Six Sigma Breakthrough
Strategy. Strategi ini merupakan metode sistematis yang
menggunakan pengumpulan data dan analisis statistik untuk
menentukan sumber-sumber variasi dan cara-cara untuk
menghilangkannya (Harry dan Scroeder, 2000).
Proyek six sigma mempunyai impact besar terhadap kepuasan
konsumen dan impact yang signifikan pada bottom-line terpilih.
Manajemen puncak mempunyai peranan penting selama seleksi
proyek dan sebagai leader. Proyek didefinisikan secara jelas dalam
hal expected key deliverables, yaitu DPMO level atau sigma quality
levels, RTY, Quality Cost dsb. Dalam pendekatan keseluruhan, masalah
nyata dibalik kedalam masalah satistik. Hal ini dilakukan dengan
mapping proses, yaitu mendefinisikan variable-variabel kunci input
proses (key process input variables KPIVs or xs) dan variable-variabel
kunci output proses (key process output variables KPOVs or ys).
kekuatan statistical tools digunakan untuk menentukan statistical
solution.
Ada lima tahap atau langkah dasar dalam menerapkan strategi Six
Sigma ini yaituDefine-MeasureAnalyze-Improve-Control (DMAIC),
dimana tahapannya merupakan tahapan yang berulang atau
membentuk siklus peningkatan kualitas dengan Six Sigma. Siklus
DMAIC dapat digambarkan sebagai berikut:

Kelompok IV |Makalah Penerapan TQM dan Six Sigma Pada PT HM 9


Sampoerna. Tbk
6. Langkah Langkah Six Sigma
a. Define (D)
Langkah ini adalah langkah operasional awal dalam program
peningkatan kualitassix sigma. Pada tahap define ada 2 hal yang
perlu dilakukan yaitu:
1) Mendefinisikan proses inti perusahan
Proses inti adalah suatu rantai tugas, biasanya mencakup
berbagai departemen atau fungsi yang mengirimkan nilai (produk,
jasa, dukungan, informasi) kepada para pelanggan eksternal.
Dalam hal pemilihan tema Six Sigma pertama-tama yang
dilakukan adalah mempertimbangkan dan menjelaskan tujuan dari
suatu proses inti akan dievaluasi.
2) Mendefinisikan kebutuhan spesifik kebutuhan pelanggan
Langkah selanjutnya adalah mengidentifikasi pemain paling
penting didalam semua proses, yakni pelanggan, pelanggan bisa
internal maupun eksternal adalah tugas Black Belt dan tim untuk
menentukan dengan baik apa yang diinginkan pelanggan
eksternal. Pekerjaan ini membuat suara pelanggan (voice to
customer VOC) menjadi hal yang menantang. Dalam hal
mendefinisikan kebutuhan spesifik dari pelanggan adalah
memahami dan membedakan diantara dua kategori persayaratan
kritis, yaitu persyaratan output dan persyartan pelayanan.

Kelompok IV |Makalah Penerapan TQM dan Six Sigma Pada PT HM 10


Sampoerna. Tbk
b. Measure (M)
Dalam langkah yang kedua dalam tahapan operasional pada
program peningkatan kualitas Six Sigma terdapat 3 hal pokok yang
dilakukan yaitu
1) Menentukan karakteristik kualitas kunci
CTQ ditetapkan berhubungan langsung dengan kebutuhan spesifik
pelanggan yang diturunkan secara langsung dari persyaratan
persayaratan output dan pelayanan. Dalam buku lain
menyebutkan bahwa karakteristik kualitas sama dengan jumlah
kesempatan penyebab cacat (opportunities to failure).
2) Mengembangkan rencana pengumpulan data
Pada dasarnya pengukuran karakteristik kualitas dapat dilakukan
pada tiga tingkat, yaitu:
a) Rencana pengukuran tingkat proses, adalah mengukur setiap
langkah atau aktivitas dalam proses dan karakteristik kualitas
input yang diserahkan oleh pemasok yang mengendalikan dan
mempengaruhi karaktersitik kualitas output yang diinginkan.
Tujuan dari pengukuran ini adalah mengidentifikasi setiap
perilaku yang mengatur setiap langkah dalam proses.
b) Pengukuran tingkat output, mengukur karakteristik kualitas
output yang dihasilkan suatu proses dibandingkan dengan
karakteristik kualitas yang diinginkan pelanggan.
c) Rencana pengukuran tingkat outcome, mengukur bagaimana
baiknya suatu produk atau jasa itu memenuhi kebutuhan
spessifik dari pelanggan. Jadi pada tingkat ini adalah mengukur
kepuasan pelanggan dalam menggunakan produk dan/atau jasa
yang diserahkan kepada pelanggan.
3) Pengukuran baseline kinerja
Peningkatan kualitas six sigma yang telah ditetapkan akan
berfokus pada upaya-upaya yang giat dalam peningkatan kualitas

Kelompok IV |Makalah Penerapan TQM dan Six Sigma Pada PT HM 11


Sampoerna. Tbk
menuju kegagalan nol (zero defects) sehingga memberikan
kepuasan total kepada pelanggan. Maka sebelum peningkatan
kualitas six sigma dimulai, kita harus mengetahui tingkat kinerja
sekarang atau dalam terminologi Six Sigma disebut
sebagai baseline kinerja. Setelah mengetahui baseline kinerja
maka kemajuan peningkatan-peningkatan yang dicapai dapat
diukur sepanjang masa berlaku Six Sigma:
a) Pengukuran baseline kinerja pada tingkat proses, biasanya
dilakukan apabila itu terdiri dari beberapa sub proses.
Pengukuran kinerja pada tingkat proses akan memberikan
baganan secara jelas dan konprehensif tentang segala sesuatu
yang terjadi dalam sub proses itu.
b) Pengukuran baseline kinerja pada tingkat output, dilakukan
secara langsung pada produk akhir yang akan diserahkan pada
pelanggan. Pengukuran dimaksudkan untuk mengetahui sejauh
mana output akhir dari proses itu untuk memenuhi kebutuhan
spesifik dari pelanggan, sebelum produk itu diserahkan pada
pelanggan.
c) Pengukuran baseline kinerja pada tingkat outcome, dilakukan
secara langsung pada pelanggan yang menerima output
(produk dan jasa) dari suatu proses.

c. Analyze (A)
Analyze merupakan langkah operasional ketiga dalam program
peningkatan kualitas. Pada tahap ini, tiga hal yang perlu dilakukan
yaitu:
1) Menentukan stabilitas dan kemampuan proses
Proses industri harus dipandang sebagai suatu penigkatan terus-
menerus, yang dimulai dari sederet siklus sejak adanya ide-ide
untuk menghasilkan suatu produk (barang dan/atau jasa),

Kelompok IV |Makalah Penerapan TQM dan Six Sigma Pada PT HM 12


Sampoerna. Tbk
pengembangan produk, proses produksi, sampai kepada distribusi
kepada pelanggan. Berdasarkan informasi sebagai umpan balik
yang dikumpulkan dari pengguna produk itu dapat dikembangkan
ide untuk menciptakan produk baru atau memperbaiki produk
lama beserta proses produksinya.
Dalam menentukan apakah suatu proses berada dalam kondisi
stabil dan mampu, maka akan dibutuhkan alat-alat statistika
sebagai alat analisis. Prosedur lengkap penggunaan alat-alat
statistik untuk pengembangan industri menuju stabil dan mampu
(stability dan capability).
2) Menentukan target kinerja dari karakteristik kualitas kunci
Setelah melakukan analisis kapabilitas maka langkah selanjutnya
adalah menetapkan target-target kinerja dari setiap karakteristik
kualitas kunci untuk ditingkatkan. Konseptual penetapan target
kinerja dalam program pendekatan kualitas Six Sigma merupakan
hal yang sangat penting, oleh karena itu harus mengikuti prinsip
dari SMART (specific-measurable-achievabl-result oriented-time
bound) yaitu :
a) Specific, target kinerja berkaitan langsung dengan
peningkatan kinerja dari setiap karakteristik kualitas kunci yang
berkaitan langsung dengan kebutuhan pelanggan dan
mempengaruhi kepuasan pelanggan.
b) Measurable, target kinerja harus dapat diukur dengan
menggunakan indikator pengukuran yang tepat, guna
mengevaluasi keberhasilan, peninjauan ulang, dan tindakan
perbaikan di waktu mendatang.
c) Achievable, target kinerja peningkatan kualitas harus dapat
dicapai melalui usaha yang menantang.

Kelompok IV |Makalah Penerapan TQM dan Six Sigma Pada PT HM 13


Sampoerna. Tbk
d) Result-oriented, target kinerja dari peningkatan kualitas harus
berfokus pada hasil-hasil berupa peningkatan kinerja
karakteristik kualitas kunci.
e) Time-bound, target kinerja harus menetapkan batas waktu
pencapaian target karakteristik kualitas kunci dan target
tersebut harus tercapai pada batas waktu yang telah
ditetapkan.
3) Mengidentifikasi sumber-sumber dan akar penyebab masalah
kualitas
Dalam program peningkatan kualitas Six Sigma membutuhkan
identifikasi masalah secara tepat, menemukan sumber dan akar
penyebab dari masalah kualitas tersebut, dan mengajukan solusi
masalah yang efektif dan efisien. Pada proses analyze terdapat
pemilihan peta kontrol yang disini digunakan peta kontrol-u karena
data yang digunakan adalah data atribut dengan ukuran sampel
yang berbeda-beda. Data yang dikumpulkan berupa jumlah
ketidaksesuaian dalam sampel.

d.Improve (I)
Setelah sumber-sumber dan akar penyebab masalah kualitas
teridentifikasi, maka perlu dilakukan penetapan rencana tindakan
untuk melakukan peningkatan kualitas Six Sigma. Pada dasarnya
rencana-rencana tindakan akan mendeskripsikan tentang alokasi
sumber-sumber daya serta prioritas dan/atau alternatif yang
dilakukan dalam implementasi dari rencana tersebut.
Menetapkan Suatu Rencana Tindakan untuk Melakukan Peningkatan
Kualitas Six Sigma:
1) Dilakukan setelah sumber-sumber dan akar penyebab masalah
kualitas teridentifikasi

Kelompok IV |Makalah Penerapan TQM dan Six Sigma Pada PT HM 14


Sampoerna. Tbk
2) Rencana Tindakan mendeskripsikan tentang alokasisumber-
sumber daya serta prioritas dan/atau alternatif yang dilakukan
dalam implementasi dari rencana itu
3) Untuk mengembangkan rencana tindakan dapat menggunakan
metode 5W-2H

e. Control (C)
Sebagai bagian dari pendekatan Six Sigma, perlu adanya
pengawasan untuk meyakinkan bahwa hasil yang diiginkan sedang
dalam proses pencapaian. Hasil dari tahap improve harus diterapkan
dalam kurun waktu tertentu untuk dapat dilihat pengaruhnya
terhadap kualitas produk yang dihasilkan. Pada tahap ini hasil-hasil
peningkatan kualitas didokumentasikan dan disebarluaskan, praktek-
praktek terbaik yang sukses dalam meningkatkan proses
distandarisasikan dan disebarluaskan, prosedur-prosedur
didokumentasikan dan dijadikan pedoman kerja standar, serta
kepemilikan atau tanggung jawab ditransfer dari tim Six
Sigmakepada pemilik atau penanggung jawab proses.
Selain dengan menggunakan langkah-langkah DMAIC yang telah
disebutkan di atas, six digma juga menggunakan metodologi DMADV
(Define Measure Analyze Design Verify). DMAIC digunakan
untuk meningkatkan proses yang sudah ada sebelumnya, sedangkan
DMADV digunakan untuk menghasilkan desain produk atau proses
baru untuk kinerja proses yang dapat diprediksikan dan
bebas defect.
DMADV, seperti halnya DMAIC, juga terdiri atas lima langkah yang
harus dilaksanakan, yaitu:
1) Define: mendefinisikan tujuan-tujuan dari aktivitas desain yang
konsisten dengan keinginan konsumen dan strategi bisnis
perusahaan.

Kelompok IV |Makalah Penerapan TQM dan Six Sigma Pada PT HM 15


Sampoerna. Tbk
2) Measure: mengukur dan mengidentifikasi CTQ (critical to
quality), kapabilitas produk, kapabilitas proses produksi, dan
taksiran resiko.
3) Analyze: menganalisa alternatif-alternatif yang dirancang dan
dibangun, menciptakan rancangan tingkat atas dan mengevaluasi
kapabilitas rancangan untuk memilih rancangan yang terbaik.
4) Design: merancang detail, mengoptimalkan rancangan, dan
merencanakan verivikasi rancangan. Fase ini mungkin saja
membutuhkan proses simulasi.
5) Verify: menguji rancangan dan mengimplementasikan proses
produksi dan menyerahkannya pada pemilik proses.

BAB IIi
PEMBAHASAN

Kelompok IV |Makalah Penerapan TQM dan Six Sigma Pada PT HM 16


Sampoerna. Tbk
A. Penerapan TQM Pada HM Sampoerna
Pihak manajemen PT HM Sampoerna Tbk telah menerapkan prinsip
TQM, yang pada dasarnya adalah untuk meningkatkan mutu produk agar
para konsumen merasa puas dengan produk yang mereka beli.
Berpatokan pada hal inilah, PT HM Sampoerna Tbk selalu berusaha untuk
meningkatkan mutu produk, melakukan inovasi-inovasi, melakukan
penelitian-penelitian tentang keinginan konsumen dan hal-hal lain yang
turut mendukung terciptanya kepuasan pelanggan.
PT HM Sampoerna Tbk menerapkan Empat prinsip dalam
mendukung pencapaian tujuan perusahaan, yaitu:
1. Memproduksi rokok berkualitas tinggi dengan harga yang wajar bagi
perokok dewasa
Sampoerna berkomitmen penuh untuk memproduksi sigaret
berkualitas tinggi dengan harga yang wajar bagi konsumen dewasa. Ini
dicapai melalui penawaran produk yang relevan dan inovatif untuk
memenuhi selera konsumen yang dinamis.
2. Memberikan kompensasi dan lingkungan kerja yang baik kepada
karyawan dan membina hubungan baik dengan mitra usaha.
Karyawan adalah aset terpenting Sampoerna. Kompensasi, lingkungan
kerja dan peluang yang baik untuk pengembangan adalah kunci utama
membangun motivasi dan produktivitas karyawan. Di sisi lain, mitra
usaha PT HM Sampoerna Tbk juga berperan penting dalam
keberhasilan PT HM Sampoerna Tbk, dan PT HM Sampoerna Tbk
mempertahankan kerjasama yang erat dengan mereka untuk
memastikan vitalitas dan ketahanan mereka.
3. Memberikan sumbangsih kepada masyarakat luas.
Kesuksesan Sampoerna tidak terlepas dari dukungan masyarakat di
seluruh Indonesia. Dalam memberikan sumbangsih, PT HM Sampoerna
Tbk memfokuskan pada kegiatan pengentasan kemiskinan, pendidikan,
pelestarian lingkungan, penanggulangan bencana dan kegiatan sosial
karyawan.
Kelompok IV |Makalah Penerapan TQM dan Six Sigma Pada PT HM 17
Sampoerna. Tbk
B. Penerapan Six Sigma pada PT HM Sampoerna TBK
PT HM Sampoerna Tbk menerapkan Empat prinsip dalam mendukung
pencapaian tujuan perusahaan, yaitu:
1. Market Driven Strategy
PT Sampoerna untuk mengawali menjadikan Market Sebagai
Orientasi Untuk Membuat Strategy harus diyakini bahwa customer
merupakan raja sudah sepatutnya raja harus dipenuhi kebutuhannya
dan keinginannya. Perlu adanya upaya yang menjaga hubungan
dengan para customer untuk mempertahankan loyalitasnya, untuk
dapat mempertahankan loyalitas customer harus ada observasi pada
pasar, mengetahui apa yang diinginkan pasar, membuat sebuah
inovasi produk baru yang sesuai dengan kebutuhan dan keinginan
pasar.
Market Driven Strategy secara garis besar adalah strategi yang
diaplikasikan dengan cara memahami pasar, customers dan pesaing.
Memahami pasar dapat diartikan bahwa produk yang kita berikan
harus sesuai apa yang diinginkan pasar tersebut melalui. Memahami
customer dapat diartikan selain membuat produk yang diinginkan
pasar, sebagai businessman kita juga harus dapat memberikan nilai
tambah (value) kepada customer,value yang diberikan harus lebih dari
pengorbanan yang telah dilakukan. Setelah kita memahami pasar,
memahami customer kita juga harus memahami pesaing, kita harus
memahami kondisi pesaing, value apa yang diberikan pesaing kepada
customer, teknologi apa yang pesaing pakai dll.
PT Sampoerna sudah berbasis Berorientasikan Market Driven
Strategy sejak kemunculan produk A mild. Produk A mild merupakan
salah satu implementasi dari market driven strategy dikarenakan
produk A mild memiliki keunikan tersendiri dengan kandungan nikotin
dan tar yang rendah. Produk A mild memilki keunikan tersendiri dilihat
dari tema komunikasi pertamanya Taste of the Future yang ingin

Kelompok IV |Makalah Penerapan TQM dan Six Sigma Pada PT HM 18


Sampoerna. Tbk
mencirikan produk A mild memiliki perbedaan yang bukan rasa tetapi
juga sebuah gaya hidup masa depan.

2. Blue Ocean Strategy.


Blue Ocean Strategy yang digunakan PT. HM Sampoerna dalam
bisnisnya dapat dilihat dengan diluncurkannya produk A Mild.
Peluncuran ini cukup mengagetkan banyak pihak, terutama industri
rokok saat itu. Hal ini disebabkan karena produk A-Mild merupakan
produk yang unik, yang tidak tergolong dalam kategori manapun, dari
tiga kategori besar rokok yang ada saat itu, yaitu sigaret keretek
tangan (SKT), sigaret keretek mesin (SKM) reguler, dan sigaret putih
mesin (SPM). Melalui A-Mild PT Sampoerna Tbk mengambil langkah
berani untuk membuat sebuah kategori baru, yakni SKM mild. Sejak
awal A-Mild memang sudah dirancang untuk menjadi produk yang
tidak ada duanya di pasar domestik saat itu. A-Mild merupakan rokok
rendah nikotin (Low Tar Low Nicotine) pertama di Indonesia dengan
komposisi tar/nikotin 14 mg/1.0 mg. Tidak hanya pada komposisi,
Sampoerna juga melakukan perubahan pada kemasan A-Mild dengan
mengurangi isi 20 batang menjadi 16 batang. Untuk inovasi produk A
Mild dibutuhkan waktu 2 tahun untuk mempersiapkannya. Hal ini
dikarenakan pada saat itu tidak ada benchmark produk yang dapat
dijadikan acuan, termasuk di pasar internasional. Yang ada hanya
berbagai survey dan riset yang melibatkan konsumen, termasuk di
antaranya uji buta yang tidak hanya dilakukan sekali, tapi beberapa
kali di beberapa kota.
Tahun 1994 A-Mild mengganti motto kampanye Taste of the future
dan menggantinya dengan How low can you go. Dengan motto ini
Sampoerna seolah-olah menantang konsumen untuk berpikir ulang
mengenai jenis rokok yang mereka konsumsi. Cara ini terbukti efektif

Kelompok IV |Makalah Penerapan TQM dan Six Sigma Pada PT HM 19


Sampoerna. Tbk
karena penjualan A-Mild naik tiga kali lipat, dari sebelumnya hanya 18
juta batang per bulan menjadi 54 juta batang per bulan. Dan seiring
dengan berjalannya waktu, penjualan A-Mild pun terus naik. Tahun
1996, A-Mild sudah menembus penjualan sebanyak 9,8 miliar batang,
atau 4,59% total penjualan rokok nasional. Di tahun 2005, rokok SKM
mild sudah mengambil porsi 16,97% total rokok nasional. Hingga kini
A-Mild telah menjadi salah satu produk unggulan dari Sampoerna
dengan penguasaan pasar sekitar 50%.

3. Memberi Customer Value Pada Produknya


Pada perusahaan sampoerna, Customer value diimplementasikan
dengan cara limited edition pada beberapa produk sampoerna, yaitu
A-mild. Sampoerna memproduksi limited edition pada produk A-mild
kemasan 12 batang, Dengan adanya A mild limited edition,
Sampoerna memberikan nilai tambah dengan memberikan tampilan
yang berbeda dari bungkus rokok biasa dan tercantum joke pada
bungkus rokok limited edition tersebut seperti Kalo cinta itu buta,
buat apa ada bikini, joke tersebut sangat memberikan nilai tambah
kepada para customer muda. Edisi terbatas (limited edition)
dimaksudkan untuk menarik konsumen muda dan juga limit ededition
A-mild diperuntukkan untuk meningkatkan penjualan A-mild kemasan
12 batang yang cukup rendah dibandingkan A mild kemasan 16
batang.

4. Diversifikasi Produk
Diversifikasi adalah strategi penempatan dana investasi kita ke
instrumen yang berbeda-beda.Alasan mengapa PT. HM SAMPOERNA
Tbk. melakukan diversifikasi. Diversifikasi produk adalah upaya yang
dilakukan perusahaan untuk memasarkan beberapa produk yang

Kelompok IV |Makalah Penerapan TQM dan Six Sigma Pada PT HM 20


Sampoerna. Tbk
sejenis dengan produk yang sudah dipasarkan sebelumnya.
Perusahaan melakukan diversifikasi produk ditujukan:
a) untuk membuat produk tahan lebih lama,
b) mengarah kepada produk siap konsumsi / digunakan,
c) memenuhi selera, kebutuhan dan harapan konsumen,
d) memperluas pasar, mempermudah transportasi, menyerap tenaga
kerja, member nilai tambah, pendapatan dan lain sebagainya.

C. ANALISIS SWOT PT HM SAMPOERNA Tbk


1. Strength
a. Kualitas Bahan Baku
Kualitas bahan baku rokok sampoerna sudah terpercaya, kualitas
bahan baku menjadi andalan sampoerna untuk bersaing dengan
empat perusahaan rokok besar Indonesia lainnya (Gudang garam,
Djarum, Bentoel Prima dan Wismilak).
b. Menguasai pangsa pasar
Produk-produk rokok sampoerna secara keseluruhan menguasai
pangsa pasar rokok Indonesia dengan pangsa pasar 24,2 %, posisi
runner-up Gudang Garam 23,6 dan pada peringkat ketiga Djarum
20,4 %.
c. Kredibilitas Perusahaan.
Perusahaan yang telah berdiri hampir mencapai seratus tahun
pastinya memiliki kredibilitas perusahaan yang baik. Kredibilitas
Sampoerna tidak dibangun dalam semalam, tetapi melalui jalan
yang panjang dan berbagai prestasi yang telah ditorehkan.

Kelompok IV |Makalah Penerapan TQM dan Six Sigma Pada PT HM 21


Sampoerna. Tbk
Kredibilitas perusahaan inilah yang menjadi dasar terbentuknya trust
kepercayaan dari para stakeholder yang terbukti menjadi poin
krusial dalam pengembangan suatu bisnis.
d. Budaya Perusahaan.
Budaya perusahaan dalam tubuh sampoerna sudah menjadi spirit
dcorps sampoerna. Dalam kegiatan sehari-hari budaya perusahaan
tersebut menjiwai seluruh aktifitas karyawan sehingga kinerja
karyawan menjadi lebih efektif dan efisien. Dengan adanya budaya
perusahaan yang baik maka perusahaan akan mampu bertahan dan
berkembang lebih baik lagi.
e. Nilai capital yang besar.
Setelah Philip Morris menjadi pemilik dominan saham perusahaan.
Sampoerna memiliki capital yang cukup besar dan jaminan
tersedianya modal dibawah naungan perusahaan rokok raksasa
dunia. Dengan tersedianya dana yang besar, memudahkan
perusahaan untuk menjalankan strategi pemasaran dan kegiatan
operasional perusahaan.

2. Weakness
a. Harga yang cukup mahal.
Harga yang cukup mahal Harga yang cukup mahal menjadi
kelemahan sampoerna yang sangat terlihat dimata competitor.
Harga cukup mahal ini bersala dari biaya promosi yang besar dan
bahan baku yang mahal.
b. Kurang diminatinya produk rokok SKM mild di Internasional
Para perokok luar negeri sudah terbiasa dengan rokok putih dan
sudah candu dengan rasa yang diberikan oleh rokok putih, kehadiran
rokok kretek mild tidak bias menggeser kedudukan rokok putih
sebagai rokok no. 1 di luar negeri untuk saat ini.
c. Kalahnya pangsa pasar SKM filtered dari para pesaing

Kelompok IV |Makalah Penerapan TQM dan Six Sigma Pada PT HM 22


Sampoerna. Tbk
Walaupun Dji Sam Soe Filtered memilki kualitas tembakau dan
cengkeh yang tidak kalah dari para pesaing, tetapi perbedaan harga
membuat Dji Sam Soe filter tidak bias menggeser kedudukan
Gudang Garam Internasional dari peringkat pertama dan minimnya
distribusi dan promosi membuat sangat memperkokoh posisi
Gudang Garam Internasional sebagai Champion.
d. Modal yang cukup besar untuk mengadakan event berkala
seperti A mild live wanted, Java Jazz, COPA Dji Sam Soe, Liga voli
Proliga, IBL, Jak Jazz dan Soundrenaline.
Pengalokasian yang dipakai sampoerna banyak dipakai untuk
membuat suatu event, terlebih lagi event yang dibuat adalah event
berkala (Java Jazz, Jak jazz, IBL, Proliga, COPA, Soundrenaline dan
Amild live wanted) dengan jangka waktu setahun sekali event
tersebut dilaksanakan, sudah terhitung ada tujuh event besar yang
harus didanai setiap tahunnya. Dengan adanya event berkala
tersebut sampoerna harus menyediakan dana yang cukup besar
e. Lambatnya pertumbuhan rokok Avolution
Rokok Avolution yang seharus menjadi harapan agar dapat bersaing
dengan rokok putih, tetapi yang terjadi pertumbuhan rokok tersebut
sangat lambat, permintaan turun dan profit menurun, akhirnya
malah memberikan kerugian dan memberikan dampak yang
negative. Rokok Avolution yang seharusnya harapan dilihat dari
launchingnya yang sangat luar biasa utnuk industry rokok Indonesia,
tetapi yang terjadi produk ini tidak memberikan laba yang sesuai
harapan seiring berjalannya waktu.

3. Opportunity
a. Masuknya Philip Morris sebagai mitra bisnis
Masuknya Philip Morris yang notabenenya termasuk perusahaan
rokok besar dunia, memudahkan sampoerna untuk mengekspansi
bisnisnya ke International melalui bantuan perusahaan Philip Morris.
Kelompok IV |Makalah Penerapan TQM dan Six Sigma Pada PT HM 23
Sampoerna. Tbk
b. Trend pasar positif untuk rokok Low Tar Low Nicotine (LTLN) di
Indonesia.
Perlu diketahui lagi bahwa rokok akan menyebabkan kecanduan dan
kecanduan tersebut tidak hanya karena rokoknya tetapi juga karena
rasa yang diberikan oleh rokok tersebut, kecanduan tersebut
membuat seseorang tidak bias pindah ke produk lain. Dilihat dari
pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa perokok telah menjadi
menyumbang laba tetap untuk perusahan rokok. Meningkatnya
jumlah anak muda yang merokok dan banyak strategi yang
diluncurkan produsen LTLN untuk menarik para anak muda dengan
event music menyebabkan banyaknya anak muda yang menggemari
rokok LTLN, memberikan angin perubahan untuk industry rokok
dimasa mendatang karena anak muda yang merokok LTLN saat ini
tidak bias pindah ke merk lain dikarenakan dia sudah candu dari
rasa yang diberikan rokok tersebut. Tingginya kesadaran kesehatan
masyarakat dan gaya hidup yang menganggap rokok LTLN lebih
keren memungkinkan perubahan trend pada industry rokok.
c. Banyaknya spot yang terdapat pada event untuk mempromosikan
produk baru
Banyaknya event yang diadakan sampoerna menjadi kesempatan
bagi sampoerna untuk mempromosikan produk baru tanpa dipungut
biaya advertising. Dengan banyaknya event, akan meningkatkan
brand awareness yang dimiliki produk tersbut sehingga
memudahkan produk itu dikenal dan diingat customer.

d. Kemungkinan produk baru

Kelompok IV |Makalah Penerapan TQM dan Six Sigma Pada PT HM 24


Sampoerna. Tbk
Besarnya modal yang dimiliki sampoerna dan kerjasamanya dengan
Philip Morris, memungkinkan Sampoerna untuk mengembangkan
produk baru apabila ada pasar yang cocok.
e. Beralihnya customer rokok competitor ke rokok LTLN Sampoerna.
Tingginya kesadaran akan kesehatan masyarakat memungkinkan
pindahnya customer rokok GG dan Djarum ke rokok LTLN Sampoerna
atau A mild. Besarnya kemungkinan pindah sangat tinggi karena
tingginya kesadaran akan kesehatan dan rasa dari rokok sampoerna
memiliki kemiripan dengan rokok SKM GG Internasional dan Djarum
Super.

4. Threats
a. Regulasi dan perda mengenai anti-rokok
Perda ini memungkinkan penurunan jumlah perokok dan permintaan
atas rokok yang terjadi disuatu daerah yang memiliki perda anti-
rokok.
b. Kompetitor dari rokok jenis Mild
Dilihat dari trend positif rokok mild, banyak dari produsen rokok
mulai merambah pangsa pasar rokok mild. Untuk saat ini produsen
rokok besar sudah memproduksi rokok mild, Gudang Garam ada
Surya Signature, dari pihak Djarum lahir LA Light, yang cukup
mengancam Sampoerna saat ini, dari kubu Bentoel Prima ada
Starmild yang berada di posisi ketiga pangsa pasar rokok mild,
bahkan produsen rokok kecil seperti Nojorono Tobacco Indonesia ikut
meramaikan industry rokok Indonesia dengan mengusung produk
Class Mild yang menduduki peringkat runner-up. Bertambahnya
competitor menambah ketatnya persaingan rokok di Indonesia,
akhirnya ada yang tersingkir dari persaingan tersebut.
c. Bertambahnya competitor rokok jenis mild

Kelompok IV |Makalah Penerapan TQM dan Six Sigma Pada PT HM 25


Sampoerna. Tbk
Pangsa pasar rokok mild yang menjanjikan di masa depan
memungkinkan munculnya pendatang baru dalam persaingan
industry rokok mild.

d. Tingginya pajak rokok


Tingginya pajak rokok membuat rendahnya daya beli masyarakat
terhadap rokok sehingga terjadi penurunan permintaan rokok.
e. Berkurangnya event yang disponsori perusahaan rokok
Berkurangnya event yang disponsori rokok merupakan impact dari
mindset masyarakat yang mendukung anti-rokok dan ingin
mengurangi promosi rokok yang terdapat pada event khususnya
event anak muda. Dengan berkurangnya event yang disponsori
perusahaan rokok membuat perusahaan rokok sulit untuk
mempromosikan produknya dan seiring berjalannya waktu tingkat
awareness akan berkurang

D. Analisis Penerapan TQM dan Six Sigma Pada PT HM. Sampoerna


Indonesia
Keberhasilan PT HM. Sampoerna dalam penerapan TQM dan Six
Sigma dapat dilihat sebagai berikut:
1. Tersebarnya Kantor Pemasaran
Sampoerna berhasil membuka kantor cabang sebanyak 105 kantor
penjualan yang berlokasi di pulau Sumatera, Jawa, Bali, Kalimantan,
serta Indonesia Timur.

Kelompok IV |Makalah Penerapan TQM dan Six Sigma Pada PT HM 26


Sampoerna. Tbk
2. Penjualan Bersih
Sampoerna berhasil meningktakan trend penjualan nya dari tahun
ketahun, grafiknya dapat dilihat dibawah ini :

3. Laba Usaha dan Laba Bersih


Sampoerna berhasil meningktakan trend Laba Usaha dan Bersih nya
dari tahun ketahun, grafiknya dapat dilihat dibawah ini :

Kelompok IV |Makalah Penerapan TQM dan Six Sigma Pada PT HM 27


Sampoerna. Tbk
4. Meningkatkan Harga Saham Pada Bursa Efek
Sampoerna berhasil meningkatkan Trend Harga Sahamnya pada tahun
2013, grafiknya dapat dilihat dibawah ini :

5. Meningkatkan EPS (Earning Per Share)


Selain menguntungkan perusahaan, penerapan TQM juga
menguntungkan bagi para investor, terlihat dari trend EPS yang
meningkat, berikut di bawah ini grafiknya :

Kelompok IV |Makalah Penerapan TQM dan Six Sigma Pada PT HM 28


Sampoerna. Tbk
6. Award
Selain dari sisi financial, Sampoerna dengan menerapkan TQM
memperoleh beberapa award, berikut award yang berhasil didapatkan
oleh Sampoerna :

Kelompok IV |Makalah Penerapan TQM dan Six Sigma Pada PT HM 29


Sampoerna. Tbk
BAB IV
PENUTUP
ii. Kesimpulan
Kelompok IV |Makalah Penerapan TQM dan Six Sigma Pada PT HM 30
Sampoerna. Tbk
Berdasarkan uraian dari bab-bab sebelumnya, maka kesimpulan
dengan adanya penerapan TQM pada PT. HM Sampoerna adalah:
1. PT. HM Sampoerna telah memperluas Kantor Pemasaran sebanyak
150 Perusahaan
2. PT. HM Sampoerna mengalami peningkatan Penjualan bersih, Laba
Usaha, Laba Bersih, Harga Saham, dan EPS.
3. Melalui penerapan mutu TQM, maka mutu produk akan selalu terjaga
pada suatu standar tertentu.

DAFTAR PUSTAKA

Kelompok IV |Makalah Penerapan TQM dan Six Sigma Pada PT HM 31


Sampoerna. Tbk
Bank John, The Essence of Total Quality Management. United Kingdom: Prentice Hall
International, LTD., 1992
Brocka, Bruce dan Suzanne M. Brocka, Quality Management. USA: Irwin Inc., 1992
Hutchins, Gregory B, Introduction to Quality: Management, Assurance and Control. New York:
Maxwell Macmillan, 1991.
Juran, J. M. Juran on Quality by Design: The New Steps for Planning Quality into Goods and
Services. New York: The Free Press, 1992
Tjiptono, Fandy dan Anastasia Diana, Total Quality Management. Jogjakarta: Andi Offset, 2007
www.google.com
www.idx.co.id

Kelompok IV |Makalah Penerapan TQM dan Six Sigma Pada PT HM 32


Sampoerna. Tbk

Anda mungkin juga menyukai