PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada Perekonomian Pasar Bebas, seiap perusahaan dituntut untuk
mampu memberikan kualitas pada produknya agar mampu bertahan
dalam persaingan, baik memberikan produk-produk yang bermutu baik,
bebas cacat, sesuai dengan selera konsumen, harganya murah, dan
sebagainya.
Berdasarkan hal tersebut diatas, maka muncullah filosofi baru yang
menghendaki perubahan perilaku pada semua tingkat organisasi dan
menaruh perhatian pada pentingnya kepuaan konsumen, yang dikenal
dengan Total Quality Management (TQM) yang dalam bahasa
Indonesianya diterjemahkan Manajemen Mutu Terpadu. Pada dasarnya,
TQM ini merupakan suatu sistem yang mengetengahkan mutu sebagai
usaha yang berorientasi pada kepuasan konsumen dengan melibatkan
seluruh anggota organisasi.
Untuk memenuhi tuntutan konsumen akan produk yang bermutu,
maka disusunlah suatu standar mutu. Setiap produk yang mempunyai
standar mutu yang berbeda-beda antara produk yang satu dengan
produk lainnya, sedangkan jumlah dan kebutuhan konsumen berbeda-
beda, maka standar mutu suatu produk akan banyak sekali. Berdasarkan
hal tersebut, penyeragaman mutu sangat diperlukan agar standar mutu
yang beraneka-ragam itu menjadi jelas dan dapat diterima oleh semua
pihak.
Dalam industri rokok di Indonesia, PT Sampoerna Tbk merupakan
salah satu perusahaan terbesar yang telah menerapkan yang
berhubungan dengan peningkatan produktivitas melalui analisa peranan
Total Quality Management.
B. Tujuan Penulisan
1. Menjelaskan tentang Konsep TQM dan Six Sigma
2. Menjelaskan Penerapan TQM dan Si Sigma pada PT. HM Sampoerna
Tbk.
C. Metode Penulisan
Makalah ini dibuat dengan metode kepustakaan, dimana data yang
diperoleh penulis merupakan hasil referensi dari buku-buku terkait dan
melalui referensi media internet.
D. Sistematika Penulisan
Makalah ini, dibagi menjadi tiga bab, yakni :
Bab I : Pendahuluan
Berisi Latar Belakang, Tujuan Penulisan, Metode Penulisan dan
Sistematika
Penulisan
Bab II : Landasan Teori
Bab ini berisi penjelasan mengenai Konsep TQM dan Six Sigma
Bab III : Pembahasan
Bab ini berisi mengenai Penerapan TQM, Six Sigma, Analisis
SWOT dan Analisis penerapan Six Sigma pada PT. HM
Sampoerna
Bab IV : Kesimpulan
Berisi Kesimpulan atas makalah yang dibuat oleh penulis
4. Tujuan TQM
Secara singkat pelaksanaan TQM dalam suatu perusahaan adalah
bertujuan untuk:
a. Meningkatkan mutu sumber daya manusia sehingga mampu dan
terampil dalam melaksanakan tugasnya dengan baik.
b. Meningkatkan mutu produk dan pelayanan agar kepuasan pelanggan
terpenuhi.
c. Meningkatkan kerjasama antar karyawan sehingga semangat kerja
dapat terpelihara dengan baik.
d. Meningkatkan produktifitas kerja.
e. Menurunkan biaya.
f. Terlaksananya kebijakan dan sasaran perusahaan.
5. Unsur-unsur TQM
TQM merupakan model perbaikan mutu yang sifatnya terus
menerus. Menurut Arthur R. Tenner dan Irving J. De Toro dalam buku
Total Quality Management (1992:32-33), model TQM dibangun
berdasarkan tiga prinsip mutu:
a. Fokus pada pelanggan
Dalam filosofi TQM, konsumen memegang peranan penting,
sehingga segala sesuatunya dimulai dan didasari oleh harapan
konsumen. Mutu ditentukan oleh konsumen bukan oleh manajemen
perusahaan.
Kelompok IV |Makalah Penerapan TQM dan Six Sigma Pada PT HM 5
Sampoerna. Tbk
b. Proses perbaikan
Konsep perbaikan terus menerus dibentuk berdasarkan urutan
langkah kegiatan terkait dalam menghasilkan suatu produk.
Langkah ini sangat penting dilakukan untuk dapat menghasilkan
produk yang minim kesalahan serta agar kepuasan konsumen
tercapai.
c. Keterlibatan menyeluruh
Keterlibatan semua bagian perusahaan sangat penting untuk
diperhatikan, mulai dari pimpinan perusahaan yang dalam
tugasnya untuk mencapai produk yang mempunyai keunggulan
kompetitif di pasar yang dimasuki, karyawan yang diberi wewenang
untuk memperbaiki output dengan cara kerjasama yang luwes
dalam memecahkan masalah, memperbaiki proses dan
memuaskan pelanggan. Peranan pemasok juga harus diperhatikan
dalam memasok bahan baku yang berkualitas agar dapat
memuaskan pelanggan.
B. Six Sigma
1. Pengertian Six Sigma
Six Sigma merupakan salah satu konsep atau metode untuk
membangun keunggulan dalam persaingan melalui peningatan proses
bisnis dengan mengurangi atau menghilangkan penyimpangan
terhadap proses bisnis yang ada. Konsep Six Sigma diperkenalkan oleh
Miel Harry dan Richard Scroeder dalam bukunya yang berjudul Six
c. Analyze (A)
Analyze merupakan langkah operasional ketiga dalam program
peningkatan kualitas. Pada tahap ini, tiga hal yang perlu dilakukan
yaitu:
1) Menentukan stabilitas dan kemampuan proses
Proses industri harus dipandang sebagai suatu penigkatan terus-
menerus, yang dimulai dari sederet siklus sejak adanya ide-ide
untuk menghasilkan suatu produk (barang dan/atau jasa),
d.Improve (I)
Setelah sumber-sumber dan akar penyebab masalah kualitas
teridentifikasi, maka perlu dilakukan penetapan rencana tindakan
untuk melakukan peningkatan kualitas Six Sigma. Pada dasarnya
rencana-rencana tindakan akan mendeskripsikan tentang alokasi
sumber-sumber daya serta prioritas dan/atau alternatif yang
dilakukan dalam implementasi dari rencana tersebut.
Menetapkan Suatu Rencana Tindakan untuk Melakukan Peningkatan
Kualitas Six Sigma:
1) Dilakukan setelah sumber-sumber dan akar penyebab masalah
kualitas teridentifikasi
e. Control (C)
Sebagai bagian dari pendekatan Six Sigma, perlu adanya
pengawasan untuk meyakinkan bahwa hasil yang diiginkan sedang
dalam proses pencapaian. Hasil dari tahap improve harus diterapkan
dalam kurun waktu tertentu untuk dapat dilihat pengaruhnya
terhadap kualitas produk yang dihasilkan. Pada tahap ini hasil-hasil
peningkatan kualitas didokumentasikan dan disebarluaskan, praktek-
praktek terbaik yang sukses dalam meningkatkan proses
distandarisasikan dan disebarluaskan, prosedur-prosedur
didokumentasikan dan dijadikan pedoman kerja standar, serta
kepemilikan atau tanggung jawab ditransfer dari tim Six
Sigmakepada pemilik atau penanggung jawab proses.
Selain dengan menggunakan langkah-langkah DMAIC yang telah
disebutkan di atas, six digma juga menggunakan metodologi DMADV
(Define Measure Analyze Design Verify). DMAIC digunakan
untuk meningkatkan proses yang sudah ada sebelumnya, sedangkan
DMADV digunakan untuk menghasilkan desain produk atau proses
baru untuk kinerja proses yang dapat diprediksikan dan
bebas defect.
DMADV, seperti halnya DMAIC, juga terdiri atas lima langkah yang
harus dilaksanakan, yaitu:
1) Define: mendefinisikan tujuan-tujuan dari aktivitas desain yang
konsisten dengan keinginan konsumen dan strategi bisnis
perusahaan.
BAB IIi
PEMBAHASAN
4. Diversifikasi Produk
Diversifikasi adalah strategi penempatan dana investasi kita ke
instrumen yang berbeda-beda.Alasan mengapa PT. HM SAMPOERNA
Tbk. melakukan diversifikasi. Diversifikasi produk adalah upaya yang
dilakukan perusahaan untuk memasarkan beberapa produk yang
2. Weakness
a. Harga yang cukup mahal.
Harga yang cukup mahal Harga yang cukup mahal menjadi
kelemahan sampoerna yang sangat terlihat dimata competitor.
Harga cukup mahal ini bersala dari biaya promosi yang besar dan
bahan baku yang mahal.
b. Kurang diminatinya produk rokok SKM mild di Internasional
Para perokok luar negeri sudah terbiasa dengan rokok putih dan
sudah candu dengan rasa yang diberikan oleh rokok putih, kehadiran
rokok kretek mild tidak bias menggeser kedudukan rokok putih
sebagai rokok no. 1 di luar negeri untuk saat ini.
c. Kalahnya pangsa pasar SKM filtered dari para pesaing
3. Opportunity
a. Masuknya Philip Morris sebagai mitra bisnis
Masuknya Philip Morris yang notabenenya termasuk perusahaan
rokok besar dunia, memudahkan sampoerna untuk mengekspansi
bisnisnya ke International melalui bantuan perusahaan Philip Morris.
Kelompok IV |Makalah Penerapan TQM dan Six Sigma Pada PT HM 23
Sampoerna. Tbk
b. Trend pasar positif untuk rokok Low Tar Low Nicotine (LTLN) di
Indonesia.
Perlu diketahui lagi bahwa rokok akan menyebabkan kecanduan dan
kecanduan tersebut tidak hanya karena rokoknya tetapi juga karena
rasa yang diberikan oleh rokok tersebut, kecanduan tersebut
membuat seseorang tidak bias pindah ke produk lain. Dilihat dari
pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa perokok telah menjadi
menyumbang laba tetap untuk perusahan rokok. Meningkatnya
jumlah anak muda yang merokok dan banyak strategi yang
diluncurkan produsen LTLN untuk menarik para anak muda dengan
event music menyebabkan banyaknya anak muda yang menggemari
rokok LTLN, memberikan angin perubahan untuk industry rokok
dimasa mendatang karena anak muda yang merokok LTLN saat ini
tidak bias pindah ke merk lain dikarenakan dia sudah candu dari
rasa yang diberikan rokok tersebut. Tingginya kesadaran kesehatan
masyarakat dan gaya hidup yang menganggap rokok LTLN lebih
keren memungkinkan perubahan trend pada industry rokok.
c. Banyaknya spot yang terdapat pada event untuk mempromosikan
produk baru
Banyaknya event yang diadakan sampoerna menjadi kesempatan
bagi sampoerna untuk mempromosikan produk baru tanpa dipungut
biaya advertising. Dengan banyaknya event, akan meningkatkan
brand awareness yang dimiliki produk tersbut sehingga
memudahkan produk itu dikenal dan diingat customer.
4. Threats
a. Regulasi dan perda mengenai anti-rokok
Perda ini memungkinkan penurunan jumlah perokok dan permintaan
atas rokok yang terjadi disuatu daerah yang memiliki perda anti-
rokok.
b. Kompetitor dari rokok jenis Mild
Dilihat dari trend positif rokok mild, banyak dari produsen rokok
mulai merambah pangsa pasar rokok mild. Untuk saat ini produsen
rokok besar sudah memproduksi rokok mild, Gudang Garam ada
Surya Signature, dari pihak Djarum lahir LA Light, yang cukup
mengancam Sampoerna saat ini, dari kubu Bentoel Prima ada
Starmild yang berada di posisi ketiga pangsa pasar rokok mild,
bahkan produsen rokok kecil seperti Nojorono Tobacco Indonesia ikut
meramaikan industry rokok Indonesia dengan mengusung produk
Class Mild yang menduduki peringkat runner-up. Bertambahnya
competitor menambah ketatnya persaingan rokok di Indonesia,
akhirnya ada yang tersingkir dari persaingan tersebut.
c. Bertambahnya competitor rokok jenis mild
DAFTAR PUSTAKA