B. Hasil Kajian
1. Matrial longsoran merupakan Tanah gembur dengan jenis tanah yang
memiliki tekstur yang lembut, kurang stabil dan mudah digali. Tanah ini
biasanya cocok untuk menanam sayuran dan bunga namun kurang cocok
untuk dibangun sebuah fasilitas yang cukup berdekataan dengan lereng.
2. Gerakan tanah yang terjadi merupakan jenis Gerakan tanah gelincir
transisional biasanya terjadi pada lereng dengan kelembutan dan kemiringan
sedang hingga curam, dan dapat terjadi akibat berbagai faktor seperti
perubahan curah hujan, aktivitas manusia, getaran atau gempa bumi, serta
penambahan beban di atas tanah yang sudah jenuh air. Gerakan tanah
gelincir transisional dapat berlangsung secara perlahan atau cepat,
tergantung pada kondisi dan karakteristik tanah serta faktor pemicu yang
memicu gerakan tersebut.
3. Faktor pemicu tanah longsor adalah hujan dengan intensitas tinggi dan
bangunan insfraktruktur yang berada di atas lereng kurang memiliki jaringan
drainase yang baik yang memungkinkan terjadinya erosi dan longsoran
akibat manajemen drainase yang kurang baik. Yang kemudian aliran air
dapat mengkikis bagian lereng secara terus menerus serta meningkatakan
kadar air di dalam tanah menjadikan berat jenis tanah yang tinggi tidak
memungkinkan untuk tetap setabil dengan kemiringan lereng yang cukup
tinggi.
C. Potensi Dampak
Potensi yang akan terdampak jika terjadi longsor susulan adalah akan semakin
besarnya kerusakan terhadap fasilitas yang ada di Chease Factory, yang
tergantung dari besar kecilnya skala longsoran dan tingkat kerusakan akibat
longsoran susulan tersebut.
D. Kesimpulan
1. Curah hujan yang tinggi menyebabkan badan lereng menjadi jenuh air,
bebanya menjadi berat, dan kesetabilan lereng terganggu, dan juga
menyebabkan volume air aliran drainase meningkat yang kurang terkendali
yang beresiko menjadikan pengikisan terhadap lereng, kedua hal tersebut
menimbulkan daya dukung tanag pada bagian badan lereng dan kaki lereng
menurun dan tidak setabil, sehingga menyebabkan terjadinya longsor.
2. Pembebanan dan penataan bangunan fasilitas di atas yang cukup
membebani lereng juga menyebabkan kestabilan lereng terganggu
Mengingat curah hujan yang masih tinggi, untuk menghindari kerugian yang
lebih besar, direkomendasikan sebagai berikut :
1. Melakukan relokasi dan pemasangan tanda pengaman di lokasi titik yang
rawan longsoran susulan
2. Membuat dan mengkaji ulang saluran drainase yang lebih tertata sepanjang
objek fasilitas yang memperhatikan factor kemiringan , besaran saluran ,
hingga lokasi outlet yang aman terhadap erosi lereng.
3. Membuat saluran drainase permanen di sepanjang lereng untuk mengurangi
infiltrasi air terhadap lereng yang berada di bawah bangunan fasilitas yang
ada
4. Penanaman cover crop pada lereng untuk mengurangi inflitrasi air terhadap
lereng
5. Sebagi upaya sementara untuk pembuataan tanggal dengan cerucuk
bamboo untuk menghindari longsoran susulan
6. Terdapat opsional pengatan lereng dengan beberapa teknologi terbaru yaitu
- Pemasangan Shotcrete Pada Lereng
- Pemasangan Geogrid pada Lereng
7. Atau pun dengan cara yang lebih konvensional namun embutuhkan banyak
sumberdaya yaitu melakukan penimbunan lereng dengan tanah timbunan
dan melakukan pendangkalan lereng serta penataan kemiringan lereng
sebagai upaya mengurangi resiko longsoran.
Kepala Dinas
Pekerjaan Umumdan Penataan Ruang
Kabupaten Boyolali