Anda di halaman 1dari 8

• Pengarahan dan evaluasi akan penggunaan lahan agar sesuai dengan

fungsinya atau kawasannya perlu dilakukan untuk menghindarkan


dampak negatif akibat pembangunan yang terus berjalan. Arahan
mengenai evaluasi penggunaan lahan merupakan bagian dari proses
perencanaan tataguna lahan. Inti evaluasi lahan adalah
membandingkan persyaratan tipe penggunaan lahan yang diminta
terhadap yang telah diterapkan
Adapun parameter yang di gunakan untuk kemampuan lahan yang digunakan yaitu :
• kemiringan lereng,
• kedalaman tanah,
• tekstur tanah,
• drainase tanah,
• proses erosi,
• laju erosi,
• area erosi,
• distribusi batuan,
• ancaman banjir,
• dan ancaman tanah longsor.
• Sepuluh parameter dinilai untuk mendapatkan kelas kemampuan
lahan, kemudian dievaluasi untuk dipertimbangkan bersama dengan
pengaturan lingkungan untuk merencanakan reklamasi di wilayah
yang akan di gunakan sebagai lahan budidaya
• kebanyakan lahan yang di gunakan untuk lahan budidaya adalah lahan
lahan bekas yang sudah di pakai untuk kegiatan tertentu yang bisa
saja merusak kualitas tanah untuk menanam tanaman budidaya
Contoh yang menyebabkan lahan menjadi kritis sehingga
membutuhkan evaluasi kembali adalah usaha pertanian tanaman
pangan dan tanaman semusim merupakan salah satu sumber utama
kerusakan lahan-lahan di Indonesia baik secara fisik, kimia, maupun
biologis.
Alasan usaha tani tanaman semusim pada lahan kering dapat
menyebabkan seringnya tanah menjadi terbuka, yaitu pada saat
melakukan pengolahan tanah dan penyiangan, sehingga dapat
mempercepat terjadinya erosi terutama pada saat terjadinya hujan
yang diakibatkan oleh butiran hujan dan aliran permukaan
Usaha pertanian tanaman semusim telah menimbulkan lahan kritis yang cukup luas berupa
tanah tandus dan pemahaman terhadap teknologi konservasi yang rendah menjadi salah satu
penyebab utama.
Tanpa adanya upaya konservasi dalam kegiatan pertanian akan menimbulkan berbagai
permasalahan salah satunya erosi. Pada seluruh lahan pertanian
Lahan bekas tambang
Dampak terbesar dari kegiatan penambangan adalah terjadi perubahan bentuk permukaan
lahan yang saat ini berubah menjadi lubang-lubang bekas tambang dengan kemiringan lereng
terjal dan dasar galian tambang yang sangat tidakteratur.
Hal ini menjadikan lahan mudah terjadi gerakan massa tanah dan atau batuan dan lahan
menjadi terdegradasi. Akibat dari lahan yang terdegradasi dapat menurunkan produktivitas
lahan itu sendiri. Apabila dibiarkan lebih lanjut maka lahan tersebut berpotensi menjadi
lahan kritis
• Evaluasi kesesuaian lahan diperlukan untuk memperbaiki tanah atau
lahan lahan yang kritis untuk dilakukannya reklamasi pada lahan
tersebut untuk bisa di jadikan lahan budidaya seperti budidaya
tanaman hortikultura.

Anda mungkin juga menyukai