Pelatihan atau disebut dengan training adalah satu isitilah yang sering
didengar dalam dunia pekerjaan, baik pada perusahaan, organisasi ataupun pada
lembaga. Hal ini dapat diartikan bahwa pelatihan adalah suatu hal yang dianggap
penting untuk karyawan atau tenaga kerja agar lebih menguasai dan lebih baik
terhadap pekerjaan yang akan dijabatnya diperusahaan. Pelatihan juga sering
dilakukan sebagai upaya untuk meningkatkan kinerja dan keterampilan para
karyawan yang dianggap belum mampu untuk melakukannya. Mungkin dalam hal
persyaratan administrasi sudah terpenuhi, tetapi secara faktanya tetap harus
dilakukan pelatihan atau training agar ia dapat melakukan orientasi dengan
pekerjaan yang akan ia lakukan. Hal ini yang mendorong suatu perusahaan,
organisasi ataupun lembaga untuk memfasilitasi para karyawan nya dalam hal
pelatihan guna mendapatkan hasil kinerja yang baik, efektif serta efisien.
1
PEMBAHASAN
Pelatihan dan pengembangan dapat kita anggap sebagai fungsi dari batas
dari sistem atau subsistem. Para tenaga kerja dilatih atau dikembangkan agar
memperlihatkan perilaku (memberikan prestasi) sesuai dengan yang ditetapkan
atau dituntut oleh perusahaan. 4
1
Gary Dessler, Manajemen Sumber Daya Manusia, trans. oleh Diana Angelica, Edisi 14
(Jakarta: Salemba Empat, 2015).h. 284
2
Chaplin James P, Kamus Lengkap Psikologi, trans. oleh Dr. Kartini Kartono, Cet. Ke-16
(Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, n.d.).
3
Fernando Stefanus Lodjo, “Pengaruh Pelatihan, Pemberdayaan Dan Efikasi Diri Terhadap
Kepuasan Kerja,” JUrnal EMBA Vol. 1 No. 3 (20113): 747–55.
4
Ashar Sunyoto Munandar, Psikologi Industri dan Organisasi (Jakarta: Penerbit
Universitas Indonesia (UI-Press), n.d.). h. 85
2
3
A. Tujuan Pelatihan
1. Meningkatkan produktivitas
Pelatihan dan pengembangan selain di berikan kepada tenaga kerja baru,
tetapi juga di berikan kedapa teganaga kerja lama. Pelatihan dapat meningkatkan
taraf prestasi tenaga kerja pada jabatannya sekarang. Peningkatan prestasi kerja
yang di dapat dapat meningkatkan produktivitas. Produktivitas adalah keluaran di
bagi dengan masukan. Salah satu unsur keluaran adalah prestasi kerja. Jadi
presentasi kerja meningkat, keluaran meningkat, produktivitas meningkat.
2. Meningkatkan Mutu
Pelatihan dan pengembangan yang tepat tidak saja meningkatkan kuantitas
dari keluaran namun juga dapat meningkatkan kualitasataumutu dari keluaran.
Tenaga kerja yang meilliki keterampilan dan pengetahuan yang baik, memiliki
5
Ashar Sunyoto Munandar. h. 85
4
peluang membuat kesalah yang lebih kecil. Dan juga lebih cermat dalam
pelaksanaan pekerjaan.
3. Meningkatkan ketepatan dalam perencanaan sumber daya manusia
Pelatihan dan pengembangan yang tepat dapat membantu perusahaan untuk
memenuhi keperluan nya akan tenaga kerja dengan pengetahuan dan keterampilan
tertentu di masa yang akan datang jika suatu saat diperukan. Maka lowongan yang
ada dapat secara mudah dapat diisi oleh tenaga kerja dari dalam perusahaan itu
sendiri namun dengan catatan di laksanakan secara teratur memberikan pelatihan
secara sesuai dan serasi untuk para tenaga kerja.
4. Meningkatkan Semangat Kerja
Iklim dan suasana oganisasi pada umumnya menjadi lebih baik jika
perusahaan mempunyai program pelatihan yang tepat. Suatu rangkaian reaksi
positif dapat dihasilkan dari program pelatihan perusahaan yang direncanakan
dengan baik.
5. Menarik dan Menahan Tenaga Kerja Yang Baik
Para tenaga kerja terutama manajer nya memandang kemungkinan untuk
mengikuti pendidikan atau pelatihan sebagai bagian dari imbalan jasa
(compensation) dari perusahaan terhadap mereka berharap perusahaan member
upah untuk setiap pelatihan yang mengakibatkan mereka bertambah pengetahuan
dan keterampilan dalam keahlian mereka masing-masing. Karena itu banyak
perusahaan yang menawarkan pelatihan dan pengembangan yang khusus untuk
menarik tenaga kerja yang berpotensi baik.
6. Menjaga Kesehatan dan Keselamatan Kerja
Pelatihan yang tepat dapat membantu meminimalisir kemungkinan
timbulnya kecelakaan kerja di tempat kerja dan dapat menimbulkan lingkungan
kerja yang lebih aman serta sikap mental yang lebih stabil.
7. Menghindari Keusangan (Obsolescence)
Usaha pelatihan dan pengembangan diperlukan secara terus menerus supaya
tenaga kerja dapat mengikuti perkembangan terakhir dalam bidang mereka masing-
masing, ini berlaku baik untuk tenaga kerja, pekerja (non manajerial) maupun untuk
tenaga kerja manajerial.
5
Terdapat tiga syarat yang harus dipenuhi agar suatu kegiatan dapat disebut
latihan;
1. Latihan harus membantu pegawai menambah kemampuannya.
2. Latihan harus menimbulkan perubahan dalam kebiasaan, dalam informasi, dan
pengetahuan yang ia terapkan dalam pekerjaannya sehari-hari.
3. Latihan harus berhubungan dengan pekerjaan tertentu yang sedang
dilaksanakan ataupun pekerjaan yang akan diberikan pada masa yang akan
datang.
Dari pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa pelatihan adalah suatu
kegiatan untuk memperbaiki kemampuan kerja seseorang dalam kaitannya dengan
aktivitas ekonomi yang dapat membantu karyawan dalam memahami suatu
pengetahuan praktis adan penerapannya guna mendapatkan kepuasan kerja dan
meningkatkan kinerja pekerjaan.7
6
Ashar Sunyoto Munandar, Psikologi Industri dan Organisasi (Jakarta: Penerbit
Universitas Indonesia (UI-Press), n.d.). h.87-89
7
Fernando Stefanus Lodjo, “Pengaruh Pelatihan, Pemberdayaan Dan Efikasi Diri
Terhadap Kepuasan Kerja,” JUrnal EMBA Vol. 1 No. 3 (20113): 747–55.
6
Termasuk dalam langkah ini ialah penetapan subjek dan bahan pembahasan,
penetapan metode atau teknik penyajian bahan dan penetapan pemakaian alat bantu
pengajaran (Teaching aids).
8
Gary Dessler, Manajemen Sumber Daya Manusia, trans. Diana Angelica, 14th ed.
(Jakarta: Penerbit Salemba Empat, 2015). h.286
7
1. Kuliah
Merupakan suatu ceramah yang disampaikan secara lisan untuk tujuan
pendidikan. Kuliah adalah pembicaraan yang diorganisasi secara formal tentang
hal-hal khusus.
Keuntungan dari kuliah aalah bahwa metode ini dapat dipakai untuk kelompok yang
sangat besar sehingga biaya per-trainee adalah rendah serta dapat menyajikan
banyak bahan pengetahuan dalam waktu yang relatif singkat.
Kelemahannya antara lain para trainee lebih bersikap pasif mendengarkan dari pada
aktif mencerna. Pada kuliah hanya terjadi komunikasi searah, sehingga tidak ada
umpan balik dari trainee.
2. Konperensi (diskusi kelompok)
Merupakan pertemuan formal dimana terjadi diskusi atau konperensi
tentang suatu hal yang penting. Konperensi menekankan adanya: (i) diskusi
kelompok kecil, (ii) bahan yang terorganisasi, (iii) keterlibatan peserta secara aktif.
Pada metode konperensi belajar diperlancar melalui partisipasi lisan dan interaksi
antar anggota. Jumlah trainee biasanya sekitar lisma belas sampai dua puluh orang.
8
9
Ashar Sunyoto Munandar, Psikologi Industri Dan Organisasi (Jakarta: Penerbit
Universitas Indonesia, 2012).h.115
9
10
Munandar. h.116
10
11
Munandar. h.119
KESIMPULAN
Pelatihan dapat di katakan berhasil atau efektif apa bila ada pencapaian
sebagai berikut, membantu pegawai menambah kemampuannya, bertambahnya
pengetahuan yang kemudian keryawan terapkan dalam stiap performa kerja nya
sehari-hari, latiahan yang di berikan harus berhubungan dengan suatu pekerjaan
terterntu yang sedang di laksanakan ataupun pekerjaan yang akan di berikan di
masa yang akan datang.
11
DAFTAR PUSTAKA
12