MAKALAH INI DI BUAT UNTUK MEMENUHI TUGAS PSIKOLOGI INDUSTRI DAN ORGANISASI
DI SUSUN OLEH SARNI LEONART MARULI
JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MERCUBUANA BEKASI, 22 MARET 2014
2
PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN PENDAHULUAN Pelatihan dan pengembangan karyawan merupakan hal yang sering kita jumpai di dalam kehidupan perusahaan ataupun sebuah organisasi. Biasanya sebuah perusahaan ataupun sebuah organisasi melakukan pelatihan dan pengembangan terhadap karyawan ataupun anggotanya guna melakukan perbaikan atau peningkatan mutu, pengetahuan, skill atau kompetensi karyawannya sehingga sebuah perusahaan dapat berjalan dengan efektif sehingga dapat mencapai kepuasan dari konsumen. Manusia dalam sudut pandang ilmu manajemen maupun ilmu psikologi adalah sumber daya yang paling berharga di dalam sebuah organisasi ataupun perusahaan. Bahkan beberapa pakar pernah menyatakan bahwa peranan sumber daya manusia dalam perkembangan organisasi modern lebih besar ketimbang sekedar besarnya modal atau kapital perusahaan dan juga sumber daya alam yang ada. Ilmuwan, para ahli, ilmuwan sosial dan para administrator saat ini mengakui bahwa faktanya pelatihan merupakan hal yang tak tergantikan tidak hanya dalam pengembangan individual tetapi juga pada kapasitas produktif dari para pekerja 1 . Pelatihan dan pengembangan karyawan sebuah perusahaan ataupun anggota sebuah organisasi menjanjikan perbaikan dan kontribusi terhadap perusahaan ataupun organisasi. Kontribusi dan peningkatan kinerja sebuah organisasi terutama melalui pengembangan orang sebagai individu, kelompok pekerja dan sebagai anggota organisasi yang lebih luas 2 . Lebih jauh lagi, pelatihan dan pengembangan karyawan adalah proses sistematis yang berniat untuk menjamin bahwa sebuah organisasi atau perusahaan mempunyai pekerja-pekerja yang efektif yang dapat memenuhi permintaan lingkungan yang dinamis 3 . Secara umum, konsep pelatihan dibuat untuk memperoleh pengetahuan, skill dan sikap yang dapat dipergunakan segera dalam jangka waktu yang pendek, sedangkan konsep pengembangan yang dibuat untuk memperoleh atribut atau kompetensi yang tidak dapat langsung digunakan dalam jangka pendek 4 . Maka dari itu penting sekali dalam pembahasan makalah kali ini untuk membahas bagaimana sumber daya manusia dapat dapat dikembangkan dan dilatih menjadi orang-orang yang terampil di bidangnya.
1 Dr. Rama Devi & Nagurvali Shaik, Training & Development A Jump Starter for Employee Performance & Organization Effectiveness hal. 204, International Journal of Social Science & interdiciplinary Research Vol. 1 Issue 7, July 2012 2 Henry Ongori & Jennifer C. Nzozo, Training and Development Practices in an Organisation : An Intervention to Enhance Organisational Effectiveness hal. 187, IEJMS Journal (2011) didownload dari wwww.scienceandnature.org 3 Ibid., 187 4 Walter C. Borman et.all, Handbook of Psychology, Industrial & Organizational Vol.12 hal. 171, John Wiley & Sons. Inc (2004)
3
PENGERTIAN PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN Pelatihan dan pengembangan dapat kita anggap sebagai fungsi dari batas sistem dan sub- sistem. Para tenaga kerja dilatih atau dikembangkan agar memperlihatkan perilaku yang sesuai dengan tuntutan perusahaan. Menurut Sikula (1976) Pelatihan adalah : proses pendidikan jangka pendek dan terorganisir sehingga tenaga kerja nonmanajerial mempelajari pengetahuan dan keterampilan teknis untuk tujuan tertentu. Sedangkan Pengembangan menurut Sikula (1976) adalah proses pendidikan berjangka panjang yang mempergunakan prosedur sistematis dan terorganisir, sehingga tenaga kerja manajerial mempelajari pengetahuan konseptual dan teoritis untuk tujuan umum. Sebenarnya batas antara pelatihan dan pengembangan tidaklah jelas, ada yang menggunakan istilah pengembangan hanya untuk tenaga kerja pada level manajerial dan pelatihan khusus untuk tenaga kerja non manajerial.
TUJUAN PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN Tujuan dari pelatihan dan pengembangan secara umum dapat dirumuskan sebagai berikut : 1. Meningkatkan Produktivitas Pelatihan dapat meningkatkan taraf prestasi tenaga kerja pada jabatannya sekarang. Pelatihan dan pengembangan selain diberikan kepada tenaga kerja baru, pelatihan dan pengembangan karyawan juga diberikan kepada karyawan yang sudah lama bekerja. Prestasi kerja yang meningkat mengakibatkan meningkatnya produktivitas. Produktivitas adalah keluaran dibagi dengan pemasukan. 2. Meningkatkan mutu Pelatihan dan pengembangan yang tepat sasaran tidak hanya meningkatkan produktivtas tetapi juga meningkatkan kualitas atau mutu dari suatu output. Tenaga kerja yang berketerampilan baik hanya akan melakukan sedikit kesalahan dan cermat dalam melaksanakan pekerjaan.
4
3. Meningkatkan Ketepatan dalam Perencanaan Sumber Daya Manusia Pelatihan dan pengembangan yang tepat dapat membantu perusahaan dalam menempatkan seseorang sesuai dengan kemampuannya. Jika suatu saat diperlukan, maka lowongan yang ada dapat secara mudah diisi oleh tenaga dari dalam perusahaan sendiri. Hal ini dapat dilakukan jika hanya perusahaan memprakarsai pelatihan dan pengembangan yang sesuai secara teratur. 4. Meningkatkan semangat kerja Iklim dan suasana organisasi pada umumnya menjadi lebih baik jika perusahaan memiliki program pelatihan yang tepat. Suatu rangkaian reaksi positif dapat dihasilkan dari program pelatihan perusahaan yang direncanakan dengan baik. 5. Menarik dan menahan tenaga kerja yang baik Para tenaga kerja, terutama para manajernya memandang pendidikan atau pelatihan sebagai bagian dari imbalan jasa yang diberikan perusahaan terhadap mereka. Mereka berharap bahwa perusahaan membayar program pelatihan yang mengakibatkan mereka bertambah pengetahuan dan terampil dalam bekerja, karena itu banyak perusahaan yang menarik individu-individu yang dinilai memiliki potensi yang baik. 6. Menjaga kesehatan dan keselamatan kerja Pelatihan yang tepat dapat membantu menghindari timbulnya kecelakaan di perusahaan dan dapat menimbulkan lingkungan kerja yang lebih aman dan sikap mental yang stabil. 7. Menunjang Pertumbuhan Pribadi Pelatihan dan Pengembangan tidak hanya menguntungkan perusahaan tapi juga menguntungkan bagi perusahaan sendiri. TEORI PEMBELAJARAN Apa yang dibawa seseorang sewaktu mulai bekerja, pengetahuan, keterampilan dan sikap semuanya merupakan akibat dari proses belajar. Pada saat tenaga kerja sudah mulai bekerja dan berkembang dalam pelaksanaan tugasnya dengan memperoleh pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan oleh pekerjaannya, ini pun merupakan hasil dari proses
5
pembelajaran. Dalam ilmu psikologi terdapat pendekatan behavioristik yang menekankan bahwa manusia pada dasarnya dapat merubah perilakunya dengan proses belajar. Proses pengkondisian (yang sering dikenal dengan classical conditioning dan operant conditioning) adalah konsep utamanya. Dalam program pelatihan dan pengembangan tujuan yang diharapkan para karyawan ataupun anggota sebuah organisasi mampu mendapatkan dan mengaplikasikan kompetensi khusus yang didapat selama program pelatihan dan pengembangan karyawan berlangsung. Dalam hal ini motivasi untuk belajar mengenai hal-hal baru merupakan salah satu dasar suksesnya sebuah pelatihan dan pengembangan. Ada dua teori yang mengacu pada proses pembelajaran yaitu connectionist dan cognitive : 1. Teori Connectionist Disini kami memberikan contoh teori law of effect (hukum akibat) yang diciptakan oleh Edward L. Thorndike. Dalam eksperimennya dengan kucing yang dimasukkan ke dalam kotak yang dikunci dengan kayu lipatan. Dalam usaha untuk membebaskan diri kucing mencoba-coba membuka kayu lipatannya, melakukan mencoba berulang kali dan salah (trial and error) dan akhirnya berhasil. Perilaku kucing dari Thorndike juga dijumpai pada manusia. Menghadapi suatu masalah orang akan mencoba dengan berbagai cara untuk menyelesaikannya. Akhirnya cara yang membawa keberhasilan bagi seseorang akan diingat dan dilaksanakan pada saat menjumpai masalah yang sama. Jadi proses trial and error dari Edward Lee Thorndike juga berguna dalam pelatihan dan pengembangan sumber daya manusia. Hull memperluas hukum akibat dari Thorndike dan mengaitkannya dengan faktor motivasi. Ia mengemukakan bahwa asosiasi dan pembelajaran trial and error yang selektif terjadi karena mereka mampu memuaskan kebutuhan. Ia menandaskan bahwa pembelajaran hanya akan terjadi jika hasilnya memuaskan satu kebutuhan tertentu. Oleh karena itu proses pembelajaran sangat tergantung dari motivasi. 2. Teori Cognitive Teori pembelajaran utama yang lain mencakup proses penyadaran pemahaman (insight) dan kognitif (pengenalan). Para cognitivist menolak proposisi bahwa perilaku manusia hanya didasarkan pada stimulus dan response. Menurut Chisnall (1955) para cognitivist memandang pembelajaran sebagai proses dari menstruktur pengetahuan yang telah ada pada seseorang dalam kaitannya dengan masalah khusus. Dari apa yang diamati, misalnya perilaku orang yang sangat rajin, informasinya masuk kedalam ingatan orang tersebut. Pada saat bicara dengan orang tersebut ada data tambahan yang diperoleh, misalnya ada yang berkaitan dengan rajinnya ia bekerja. Berdasarkan data tambahan tersebut maka timbullah
6
pemahaman tentang perilakunya. Dalam proses pembelajaran ini tidak saja sekedar penambahan data, namun penambahan data tersebut juga memberikan pengaruh terhadap pada pandangan, persepsi, dan sikap seseorang.
PENYUSUNAN PROGRAM PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN 5
Adalah sangat penting bagi sebuah organisasi untuk mendesain pelatihan dengan sangat hati- hati. Desain dari sebuah pelatihan harus disesuaikan dengan kebutuhan para pekerja. Mereka perusahaan yang mendesain pelatihan dan pengembangan dengan baik menurut kebutuhan para pekerjanya akan selalu mendapatkan hasil yang baik. Training atau pelatihan yang buruk tidak saja membuang uang tetapi juga waktu. Selain itu faktor yang bisa membuat sebuah pelatihan dan pengembangan berjalan dengan efektif adalah cara penyampaian pada saat training. Jika seseorang tidak menyampaikan materi pelatihan secara impresif maka perhatian dari audience akan terbuang percuma. Adalah sangat penting bagi seorang trainer untuk dapat mengayomi audiensnya selama sesi pelatihan berlangsung. Di bawah ini adalah elemen- elemen yang penting pada saat training berlangsung :
Secara umum, metode training yang paling efektif dapat dikarakteristikan dalam 4 prinsip yang utama 6 : 1. Mereka menyajikan informasi atau konsep yang relevan yang akan dipelajari 2. Mereka mendemonstrasikan pengetahuan, skill dan kemampuan yang akan dipelajari
5 Raja Abdul Ghafur Khan et.all, Impact of Training and Development on Organizational Performance no page, Global Journal of Management and Business Research (2011) 6 Walter C. Borman, op.cit. hal. 174 TRAINING DESIGN ON THE JOB TRAINING DELIVERY STYLE TRAINING AND DEVELOPMENT ORGANIZATIONAL PERFORMANCE
7
3. Mereka mendukung atau menyediakan peluang-peluang untuk mempraktekkan skill yang baru 4. Mereka mampu melakukan umpan balik selama training berlangsung sesaat setelah mempraktekkannya
IDENTIFIKASI KEBUTUHAN PELATIHAN ATAU STUDI PEKERJAAN
Milner (1992) mengemukakan bahwa pembelajaran terlibat dalam mengembangkan empat macam keterampilan, yang pada umumnya dilatihkan yaitu : 1. Knowledge Based Skills Keterampilan didasarkan pada pengetahuan yang dikuasai, keterampilan ini dikembangkan berdasarkan pengetahuan yang diperlukan untuk dapat melakukan tugas pekerjaannya secara baik. 2. Singular Behaviour Skills (Keterampilan perilaku sederhana) Keterampilan ini dibangun dengan dasar kemampuan-kemampuan yang sederhana seperti datang bekerja tepat waktu, menetapkan sasaran atau target untuk dirinya sendiri, mengoperasikan mesin secara sederhana. 3. Limited I nterpersonal Skills (Keterampilan antar pribadi yang terbatas) Jenis keterampilan ini dipergunakan untuk memberi arahan terhadap karyawan baru, mendelegasikan tanggung jawab dan memberikan umpan balik kepada seseorang tentang pekerjaannya. 4. Social I nteractive Skills (Keterampilan interaktif sosial) Keterampilan ini berlangsung pada taraf manajerial, seperti manajemen konflik, menggunakan kekuasaan secara efektif, negosiasi suatu kontrak dan sebagainya.
PENERAPAN METODE-METODE PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN
8
Pada bab diatas kami telah menyajikan tujuan dari pelatihan dan pengembangan, teori pembelajaran, sampai kepada identifikasi kebutuhan pelatihan dan pengembangan. Secara garis besar ada enam macam metode yang paling sering digunakan dalam proses pelatihan dan pengembangan, yaitu dalam bentuk sebagai berikut :
1. Kuliah Merupakan suatu ceramah yang disampaikan secara lisan untuk tujuan pendidikan. Kuliah adalah pembicaraan yang diorganisasikan secara formal tentang hal-hal khusus. Keuntungan dari kuliah adalah bahwa metode ini dapat dipakai untuk kelompk yang sangat besar sehingga biaya per trainee adalah rendah serta dapat menyajikan banyak materi pengetahuan dalam waktu yang relatif singkat. Sedangkan kelemahan dalam metode ini, para trainee bersikap pasif mendengarkan daripada aktif untuk mencerna pengetahuan. Pada kuliah hanya terjadi komunikasi satu arah sehingga tidak ada umpan balik dari trainees. Kuliah cenderung menekankan ingatan saja pada fakta-fakta atau gambar.
2. Konferensi atau diskusi kelompok Merupakan pertemuan formal dimana terjadi diskusi atau konsultasi tentang suatu hal yang penting. Diskusi kelompok menekankan adanya (i) diskusi kelompok kecil (ii) bahan yang terorganisasi (iii) keterlibatan peserta secara aktif. Metode diskusi kelompok ini diperlancar melalui partisipasi lisan dan interaksi para anggota kelompok. Para trainee dianjurkan untuk memberikan gagasan-gagasan mereka yang kemudian didiskusikan, dievaluasi bahkan diubah oleh pandangan dari para anggota yang lain. Jadi dalam metode ini para trainee terlibat lebih aktif dalam suatu pelatihan.
3. Studi Kasus Merupakan uraian tertulis atau lisan tentang masalah dalam perusahaan atau tentang keadaan perusahaan yang berlangsung selama waktu tertentu yang nyata atau masih berbentuk hipotesis. Metode ini adalah metode belajar melalui perbuatan dan bermaksud untuk meningkatkan pemikiran yang analitis dalam memecahkan masalah. Hal tersebut adalah kekuatan dari metode ini sedangkan kelemahannya adalah keadaan
9
nyata data yang diperlukan untuk menyelasaikan masalah masih harus dikumpulkan atau dicari oleh seorang manajer.
4. Bermain Peran (Role Playing) Peran adalah suatu pola perilaku yang diharapkan. Peserta diberitahu tentang suatu keadaan dan peran mereka yang harus mereka mainkan tanpa script. Role Playing terutama digunakan untuk memberi kesempatan kepada para trainee untuk mempelajari keterampilan hubungan antar manusia melalui praktek dan untuk mengembangkan pemahaman mengenai pengaruh mereka sendiri terhadap orang lain. Kelebihan metode bermain peran ini antara lain adalah memungkinkan belajar melalui perbuatan, menekankan kepekaan dan interaksi manusia, memberitahu secara langsung hasilnya, menimbulkan minat dan keterlibatan yang tinggi, dan menunjang pengalihan hasil pembelajaran (transfer of learning).
5. Bimbingan Berencana atau I nstruksi Bertahap Bimbingan berencana terdiri atas suatu urutan langkah yang berfungsi sebagai pedoman dalam melaksanakan suatu pekerjaan atau suatu kelompok tugas pekerjaan. Metode ini dapat menggunakan alat bantu seperti memakai buku pedoman atau sebuah mesin pengajaran. Keuntungan dari metode ini : trainee dapat belajar sesuai dengan temponya sendiri, bahan yang harus dipelajari dibagi-bagi dalam satuan-satuan yang kecil, sehingga mudah diserap dan diingat, adanya umpan balik langsung, partisipasi yang aktif, perbedaan antar individu yang diperhatikan, pelatihan dan pengembangan dapat dilakukan kapan saja dan dimana saja.
6. Metode Simulasi Metode ini berusahakan menciptakan suatu situasi yang merupakan tiruan dari keadaan yang nyata. Simulasi adalah suatu jenis alat atau teknik yang menyalin setepat mungkin kondisi-kondisi nyata yang ditemukan dalam pekerjaan. Dalam bidang manajemen ada yang dikenal dengan permainan perusahaan atau business game, dimana situasi perusahaan masalahnya disalin. Sama halnya dengan metode bermain peran, metode simulasi ini mempunyai keuntungan karena para partisipan
1 0 memiliki tingkat keaktifan yang tinggi dan dapat secara langsung mentransfer atau mempraktekkan materi-materi pembelajaran yang telah disampaikan sebelumnya.
DAFTAR PUSTAKA
Borman Walter C. et.all (2004), Handbook of Psychology, Industrial & Organizational Vol.12 hal. 171, John Wiley & Sons. Inc
Devi, Dr. Rama & Nagurvali Shaik (2012), Training & Development A Jump Starter for Employee Performance & Organization Effectiveness hal. 204, International Journal of Social Science & Interdiciplinary Research Vol. 1 Issue 7, July Khan, Raja Abdul Ghafur et.all (2011), Impact of Training and Development on Organizational Performance no page, Global Journal of Management and Business Research
Ongori, Henry & Jennifer C. Nzozo (2011), Training and Development Practices in an Organisation : An Intervention to Enhance Organisational Effectiveness hal. 187, IEJMS Journal