I. PENDAHULUAN
Klinik Rawat Inap / Rumah Bersalin Syifa’un naas merupakan CV
(Perusahaan Swasta) yang mempuyai pendapat bahwa manusia itu mempunyai
kehidupan setelah kehidupan dunia yaitu akhirat sehingga segala kegiatan harus
didasari Agama. disisi lain juga menekankan pentingnya dibagian Budaya organisasi
yang kuat dalam mencapai kesuksesan.
Pada Era Industri yang diutamakan adalah kualitas, produktifitas, efisiensi,
dan marketing masal sedangkan manajemen yang popular pada masa itu adalah Six
Sigma. Pada Era Informasi yang menjadi focus adalah pengetahuan (knowledge),
pembelajaran (learning), pemberdayaan (empowerment), pertumbuhan individu
(personal growth), dan kepuasan pelanggan. Sedangkan pada Consciusness Age yang
diutamakan adalah nilai (value), etika (ethics), kolaborasi (collaboration) dan
Corporate Social Responsibility(CSR).
Budaya Organisasi menjadi penentu kesuksesan sebuah bisnis. Era ini dipicu
oleh terjadinya peningkatan dalam berbagai hal seperti tekanan kompetisi, resiko dan
ketidakpastian, juga pertumbuhan teknologi yang makin cepat. Untuk dapat bertahan,
maka setiap perusahaan atau organisasi harus melakukan transformasi. Diperlukan
cara berfikit, sudut pandang, dan aturan baru untuk menjawab tantangan prubahan
yang ada. Selain transformasi bisnis yang diantaranya mliputi struktur dan strategi,
korporasi juga harus melakukantransformasi budaya yang meliputi visi, misi dan nilai
korporasi. Mengapa transformasi budaya perusahaan penting? Telah banyak riset
yang menunjukkan pentingnya budaya korporasi.
II. PENGERTIAN
1. Budaya organisasi adalah sebuah system makna bersama yang dianut oleh para
anggota yang membedakan suatu organisasi dari organisasi- organisasi lainnya.
System makna bersama ini adalah sekumpulan karakteristik kunci yang dijunjung
tinggioleh organisasi. (Wikipedia. Bahasa Indonesia)
2. Menurut Cushway dan Lodge (GE :2000), budaya organisasi merupakan system
nilai organisasi akan mempengaruhi cara pekerja dilakukan dan cara para
karyawan berprilaku. Dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan budaya
organisasi adalah system nilai organisasi yang dianut oleh anggota organisasi,
yang kemudian mempengaruhi cara bekerja dan berperilaku dari para nggota
organisasi.
Pertama, budaya mempunyai suatu peran pembeda. Hal itu berarti bahwa budaya
organisasi menjedi pembeda yang jelasantara satu organisasi dengan yang lain.
Ketujuh, budaya organisasi bahkan merupakan factor yang lebih penting dalam
menentukansukses atau kegagalan perusahaan dalam decade mendatang. Artinya
keberlangsungan sebuah Klinik untuk terus tumbuh dan berkembang atau
runtuhnya bukan ditentukan oleh fasilitas gedung Klinik yang megah, alat-alat
kesehatan yang lengkap dan sumber daya insani yang professional akan tetapi
lebih ditentukan oleh sejauh mana para pegawai dan pimpinan Klinik memiliki
nilai nilai positif yang diperjuangkan bersama. Mereka bekerja bukan sekedar
untuk memperoleh imbalan semata akan tetapi mereka bekerja sebagai bentuk
pengabdian kepada Allah SWT dengan memberikan pelayanan yang
terbaik(ihsan) kepada sesame.
3. Ideologi dan nilai dari para pendiri dan pemilik
Secara tradisional, pendiri organisasi memiliki pengaruh besar terhadap budaya
awal organisasi tersebut. Pendiri organisasi tidak memiliki kendala karena
kebiasaan atau ideologi sebelumnya. Ukuran kecil yang biasanya mencirikan
organisasi baru lebih jauh memudahkan pendiri memaksakan visi mereka pada
seluruh anggota organisasi. Proses penyiptaan budaya terjadi dalam tiga cara.
Pertama, pendiri hanya merekrut dan mempertahankan karyawan yang sepikiran
dan seperasaan dengan mereka. Kedua, pendiri melakukan indoktrinasi dan
menyosialisasikan cara piker dan berperilakunya kepada karyawan. Terakhir,
perilaku pendiri sendiri bertindak sebagai model peran yang mendorong karyawan
untuk mengidentifikasi diri, menginternalisasi keyakinan, nilai, dan asumsi
pendiri tersebut. Apabila organisasi mencapai kesuksesan, visi pendiri lalu
dipandang sebagai factor penentu utama keberhasilan itu. Dititik ini, seluruh
kepribadian para pendiri jadi melekat dalam budaya organisasi. Di Klinik Syifa’un
Naas visi dan misi pemilik dan pimpinan bias dijadikan salah satu rujukan penting
dalam merumuskan budaya organisasi Klinik Syifa’un Naas.
4. Kebiasaan atau tradisi positif yang sudah lama diterima dan menjadi penggerak
organisasi.
Kebiasaan, tradisi, dan cara umum dalam melakukan segala sesuatu yang ada di
sebuah organisasi saat ini merupakanhasil atau akibat dari yang telah dilakukan
sebelumnya dan seberapa besar kesuksesan yang telah diraihnya dimasa lalu. Nilai
kebiasaan dan tradisi yang positif ini secara formal tidak berasa dari nilai- nilai
para pendiri juga bukan dari nilai nilai normative perusahaan namun sebagai hasil
dari interaksi dan komunikasi seluruh pihak yang terlibat dalam seluruh kegiatan
organisasi dan layanan kesehatan yang diberikan kepada pelanggan. Dari proses
interaksi antar pegawai dan seluruh pihak yang terkait kemudian muncul nilai
nilai positif yang berfungsi seperti code of conduc secara tidak tertulis.
Visi :
Klinik Syifaunnaas
MISI
NILAI