Anda di halaman 1dari 14

DINAMIKA PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG DASAR 1945

Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat dalam mengikuti mata kuliah
Pendidikan Pancasila Semester Genap Tahun Akademik 2021/2022

Disusun oleh: Kelompok 4/GMI.G

1. Vitri Adinda A. P [203210226] Pemateri


2. Wahyu Nur E [203210228] Moderator
3. Vina Kharisma P [203210225] Notulen

Dosen Pengampu : Drs. WARIS, M.Pd.

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PONOROGO
MARET 2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Mahakuasa karena telah memberikan


kesempatan pada penulis untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan hidayah-
Nya lah penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Dinamika Pelaksanaan
Undang-Undang Dasar 1945.

Makalah “DINAMIKA PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG 1945”


disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Pancasila. Selain itu, penulis
juga berharap agar makalah ini dapat menmbah wawasan bagi pembaca tentang
Dinamika Pelaksanaan Undang-Undang 1945.Penulis mengucapkan terimakasih
sebesar-besarnya kepada Bapak Drs. Waris, M.Pd. selaku dosen mata kuliah
Pendidikan Pancasila. Tugas yang telah diberikan ini dapat menambah pengetahuan
dan wawasan terkait bidang yang ditekuni penulis. Penulis juga mengucapkan
terimakasih pada semua pihak yang telah membantu proses penyusunan makalh ini.

Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu, kritik dan saran yang membangun akan penulis terima demi kesempurnaan
makalah ini.

Ponorogo, 08 Maret 2022

Penyusun

Kelompok 4/GMI.G

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL......................................................................................................i
KATA PENGANTAR...................................................................................................ii

DAFTAR ISI................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................1

A. Latar Belakang....................................................................................................1

B. Rumusan Masalah...............................................................................................1

C. Tujuan Pembahasan............................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN...............................................................................................2

A. Dinamika Pelaksanaan UUD 1945 pada masa Orde Lama................................2

B. Dinamika Pelaksanaan UUD 1945 pada masa Orde Baru.................................4

C. Dinamika Pelaksanaan UUD 1945 pada masa Reformasi..................................6

BAB III KESIMPULAN...............................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................10

iii
iv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Seiring berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, dunia
mengalami perkembangan yang pesat, hal ini secara tidak langsung juga
mempengaruhi hukum-hukum di beberapa Negara termasuk Indonesia.
Indonesia mengalami perubahan hukum yang mendasar, ditandai dengan
adanya amandemen pada UUD 1945. Pada awal terbentuknya, UUD 1945
memiliki 37 pasal, hingga sekarang setalah mengalami beberapa amandemen
UUD 1945 telah memiliki pasal seumlah 39 pasal. Amandemen tersebut telah
dilakukan sebanyak empat kali. Amandemen pertama dimulai pada tanggal 19
Oktober 1999 sebanyak dua pasal, amandemen kedua pada tanggal 18
Agustus 2000 sebanyak 10 pasal, amandemen ketiga pada tanggal 10
November 2001 sejumlah pasal, dan amandemen keempat pada tanggal 10
Agustus 2002 sejumlah 10 pasal ditambah 3 pasal aturan peralihan dan aturan
tambahan 2 pasal. Pasal- pasal yang di amandemen diharapkan dapat
memberikan perubahan bangsa kearah yang lebih baik.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Pelaksanaan UUD 1945 pada masa Orde Lama?
2. Bagaimana Pelaksanaaan UUD 1945 pada masa Orde Baru?
3. Bagaimana Pelaksanaan UUD 1945 pada masa Reformasi?

C. Tujuan Pembahasan
1. Untuk Mengetahui pelaksanaan UUD 1945 pada masa Orde Lama
2. Untuk Mengetahui pelaksanaan UUD 1945 pada masa Orde Baru
3. Untuk Mengetahui pelaksanaan UUD pada masa Reformasi

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Dinamika Pelaksanaan UUD 1945 pada masa Orde Lama


Sejak proklamasi kemerdekaan pada 17 Agustus 1945, Indonesia
telah mengalami berbagai periode dan perubahan dalam sistem
pemerintahan. Era pemerintahan pertama setelah proklamasi adalah Orde
Lama. Orde lama adalah era dalam sejarah politik Indonesia yang
merujuk pada masa pemerintahan Soekarno yang berlangsung mulai tahun
1945 hingga 1965.
Sejak dikeluarkannya Dekrit Presiden 5 juli 1959 itu maka UUD
1945 berlaku kembali di Negara Republik Indonesia. Sekalipun UUD
1945 secara yuridis formal sebagai hukum dasar tertulis yang berlaku di
Indonesia namun realisasi ketatanegaraan Indonesia tidak melaksanakan
makna dari UUD 1945 itu sendiri. Sejak itu mulai berkuasa kekuasaan
Orde Lama yang secara ideologis banyak dipengaruhi oleh paham
komunisme. Hal ini nampak adanya berbagai macam penyimpangan
ideologis yang dituangkan dalam berbagai bidang kebijaksanaan dalam
negara.
Dikukuhkannya ideologi Nasakom, dipaksakannya doktrin Negara
dalam keadaan revolusi. Oleh karena revolusi adalah permanen maka
Presiden sebagai Kepala Negara yang sekaligus juga sebagai Pemimpin
Besar Revolusi, diangkat menjadi Pemimpin Besar Revolusi, sehingga
Presiden masa jabatannya seumur hidup.
Beberapa bentuk penyimpangan pada masa orde lama di era
Presiden Soekarno terjadi pada beberapa bidang seperti berikut ini:
1. Demokrasi di Indonesia diarahkan menjadi demokrasi terpimpin,
yang dipimpin oleh presiden, sehingga praktis bersifat otoriter. pada
sebenarnya di negara Indonesia yang berdasarkan Pancasila berazas-kan
kerakyatan,sehingga seharusnya rakyatlah sebagai pemegang serta asal
mula kekuasaan negara, demikian juga sebagaimana yang tercantum
dalam UUD 1945.
2. Oleh karena Presiden sebagai pemimpin besar revolusi maka
memiliki wewenang yang melebihi sebagaimana yang sudah di
tentukan oleh Undang-Undang Dasar 1945, yaitu mengeluarkan

2
produk hukum yang setingkat dengan Undang-Undang tanpa
melalui persetujuan DPR dalam bentuk penetapan presiden.
3. Dalam tahun 1960, karena DPR tidak dapat menyetujui rancangan
pendapatan dan Belanja Negara yang di ajukan oleh pemerintah.
Kemudian presiden waktu itu membubarkan DPR hasil pemilu 1955
dan kemudian membentuk DPR gotong royong. Hal ini jelas-jelas
sebagai pelanggaran konstitusional yaitu kekuasaan eksekutif di atas
kekuasaan legislatif.
4. Pimpinan lembaga tertinggi dan tinggi negara dijadikan menteri
negara, yang berarti sebagai pembantu presiden. Selain
penyimpangan-penyimpangan tersebut masih banyak penyimpangan-
penyimpangan dalam pelaksanaan ketatanegaraan yangseharusnya
berdasarkan pada UUD 1945. Karena pelaksanaan yang
inskonstitusional itulah maka berakibat pada ketidak stabilan dalam
bidang politik, ekonomi terutama dalam bidang keamanan. Puncak dari
kekuasaan Orde Lama tersebut ditandai dengan pemberontakan G30S.PKI
dan pemberontakan tersebut dapat digagalkan oleh rakyat Indonesia
terutama oleh generasi muda. Dengan dipelopori oleh pemuda, pelajar,
dan mahasiswa rakyat Indonesia menyampaikan Tritula (Tri Tuntutan
Rakyat) yang meliputi :
a. Bubarkan PKI
b. Bersihkan kabinet dari unsur-unsur KPI
c. Turunkan harga/perbaikan ekonomi.
Gelombang gerakan rakyat semakin besar, sehingga presiden tidak
mampu lagi mengembalikannya ,maka keluarlah surat perintah 11
maret 1966 yang memberikan kepada Letnan Jenderal Soeharto untuk
mengambil langkah-langkah dalam mengembalikan keamanan
negara. Sejak peristiwa inilah sejarah ketatanegaraan Indonesia
dikuasai oleh kekuasaan Orde Baru.1

Masa orde lama di mulai sejak di keluarkannya Dekret Presiden 5 Juli


Pada masa ini banyak terjadi penyimpangan. Sistem pemerintahan
dijalankan tidak sesuai UUD Masa orde lama berakhir dengan adanya G
30 S PKI. Banyak rakyat yang menuntut perbaikan dalam segala bidang,

1
Nurul Fatimah. “Pendidikan Pancasila: Dinamika pelaksanaan UUD 1945.”
https://www.academia.edu/28990359/Pendidikan_Dinamika_pelaksanaan_UUD_1945. Diakses
tanggal 10 Oktober 2020

3
dan lahirlah Tritura. Selanjutnya keluarlah SUPERSEMAR yang
menandai berakhirnya kekuasaan Soekarno sebagai presiden Indonesia.

B. Dinamika Pelaksanaan UUD 1945 pada masa Orde Baru


Orde baru di bawah pimpinan Soeharto pada awalnya untuk
mengembalikan keadaan setelah pemberontakan PKI bertekad untuk
mempelopori pembangunan nasional Indonesia sehingga orde baru juga sering
di istilahkan sebagai orde pembangunan. Untuk itu MPRS mengeluarkan
berbagai macam keputusan penting antara lain sebagai berikut:
1. Tap MPRS No. XVIII/MPRS/1966 tentang kabinet Ampera yang
isinya menyatakan agar presiden menugasi pengemban Super
Semar, JenderalSoeharto untuk segera membentuk kabinet Ampera.
2. Tap MPRS No. XVII/MPRS/1966 yang dengan permintaan
maaf, menarik kembali pengangkatan pemimpin Besar Revolusi
menjadi presiden seumur hidup.
3. Tap MPRS No. XX/MPRS/1966 tentang memorandum DPRGR
mengenai sumber tertib hukum republik Indonesia dan tata urutan
perundang -undangan.
4. Tap MPRS No. XXII/MPRS/1966 mengenai penyederhanaan
kepartaian, keormasan dan kekaryaan.
5. Tap MPRS No. XXV/MPRS/1966 tentang pembubaran
partai komunis Indonesia dan pernyataan tentang partai tersebut
sebagai partai terlarang diseluruh wilayah Indonesia, dan larangan
pada setiap kegiatan untuk menyebar luaskan atau mengembangkan
faham ajaran komunisme/Marxisme, Leninisme.

Pada saat itu bangsa Indonesia dalam keadaan yang tidak menentu
baik yang menyangkut bidang politik, ekonomi maupun keamanan.
Dalam keadaan yangdemikian inilah pada bulan Pebruari 1967 DPRGR
mengeluarkan suatu resolusi yaitu meminta MPR(S) agar mengadakan sidang
istimewa pada bulan maret 1967. Sidang istimewa tersebut mengambil suatu
keputusan sebagai berikut :

4
1. Presiden Soekarno tidak dapat memenuhi tanggungjawab
konstitusional dan tidak menjalankan GBHN sebagaimana diatur
dalam Undang-Undang Dasar 1945.
2. Sidang menetapkan berlakunya Tap No. XV/MPRS/1966 tentang
pemilihan/ penunjukan wakil presiden dan tata cara pengangkatan
pejabat presiden dan mengangkat Jenderal Soeharto.
Pengembangan Tap. No. 6  IX/MPRS/1966, sebagai pejabat
presiden berdasarkan pasal 8 Undang-Undang Dasar 1945 hingga
dipilihnya presiden oleh MPR hasil pemilihan umum.

Dalam masa orde baru ini (1967-1997) pelaksanaan UUD 1945 belum
juga murni dan konsekuen, praktis kekuasaan presiden tidak secara langsung
kekuasaan lembaga tertinggi dan tinggi negara dibawah kekuasaan presidan
tetapi seluruhnya hampir dituangkan dalam mekanisme peraturan antara lain :

1. UU no.16/1969 dan UU no.5/1975 tentang kedudukan DPR, MPR,


DPRD.
2. UU no.3/1975 dan UU no.3/1985 tentang parpol dan golkar.
3. UU no.15/969 dan UU no.4/1975 tentang pemilu.
Pada masa awal kekuasaan Orde Baru berupaya untuk memperbaiki nasib
bangsa dalam berbagai bidang antara lain dalam bidang politik, ekonomi,
soaial,budaya maupun keamanan. Di bidang politik dilaksanakanlah pemilu
yang dituangkan dalam Undang-Undang No.15 tahun 1969 tentang pemilu
umum, Undang-Undang No.16 tentang susunan dan kedudukan majelis
permusyawaratan rakyat, dewan perwakilan rakyat dan dewan perwakilan
rakyat daerah. Atas dasar ketentuan undang-undang tersebut kemudian
pemerintah Orde Baru berhasil mengadakan pemilu pertama.
Pada awalnya bangsa Indonesia memang merasakan perubahan
peningkatan nasib bangsa dalam berbagai bidang melalui suatu program
negara yang dituangkan dalam GBHN yang disebut pelita (pembangunan lima
tahun). Hal ini wajar dirasakan oleh bangsa Indonesia karena sejak tahun 1945
setelah kemerdekaan nasib bangsa Indonesia senantiasa dalam kesulitan
dan kemiskinan.Namun demikian lambat laun program-program negara

5
buakannya diperuntukan kepada rakyat melainkan demi kekuasaan. Mulailah
ambisi kekuasaan orde baru menjalar keseluruh sandi-sandi kehidupan
ketatanegaraan Indonesia. Kekuasaan orde baru menjadi otoriter namun
seakan-akan dilaksanakan secara demokratis.
Penafsiran dan penuangan pasal-pasal Undang-Undang Dasar 1945 tidak
dilaksanakan sesuai dengan amanat sebagaimana tertuang dan terkandung
dalam Undang-Undang Dasar  tersebut melainkan dimanipulasikan demi
kekuasaan. Bahkan pancasila pun diperalat demi legitimasi kekuasaan
dan tindakan presiden.Hal ini terbukti dengan adanya ketetapan MPR
No.II/MPR/1978. Tentang P-4 yang dalam kenyataannya sebagai media untuk
propaganda kekuasaan orde baru.Realisasi UUD 1945 lebih banyak
memberikan porsi atas kekuasaan presiden.Walaupun sebenarnya UUD 1945
tidak mengamanatkan demikian.2
Masa Orde Baru di bawah kepemimpinan presiden Soeharto sampai tahun
1998 membuat pemerintahan Indonesia tidak mengamanatkan nilai-nilai
demokrasi seperti yang tercantum dalam Pancasila, bahkan juga tidak
mencerminkan pelaksanaan demokrasi atas dasar norma-norma dan pasal-
pasal UUD 1945. Pemerintahan dicemari korupsi, kolusi dan nepotisme
(KKN)

C. Dinamika Pelaksanaan UUD 1945 pada masa Reformasi


Dengan berlandaskan pada Surat Perintah 11 Maret 1966, pengemban
Supersemar pada tanggal 12 Maret 1966 membubarkan PKI dan ormas-
ormasnya jadi dengan demikian tanggal 19 Maret 1966 dinyatakan sebagai
titik awal Orde baru. Dalam masa ini telah dapat berhasil melaksanakan
Undang-Undang Dasar 1945 dalam hal pembentukan lembaga-lembaga
Negara dan lain-lain, namun perkembangan lebih lanjut Orde Baru didalam
melaksanakan kekuasaan Negara/pemerintah, sejalan dengan proses yang
dihadapi ternyata terjadi penyimpangan-penyimpangan yang terlihat kepada
pelaksanaan kekuasaan pemerintah mengarah otoriter. Dari pemerintah
otoriter ini muncul terjadinya konflik horizontal maupun vertikal yang
2
Neurin dan Kallen. 2012. ”Sejarah orde baru dan orde reformasi.”
https://neurin.blogspot.com/2012/03/sejarah-orde-baru-dan-orde-reformasi.html

6
diakhiri oleh lengsernya Presiden Soeharto tanggal 21 Mei 1998, kemudian
beralih kepada Pemerintah beraliran Reformasi.
UUD 1945 pada masa era globalisasi yang ditandai oleh reformasi
berawal dari ketetapan MPR RI No.IV/MPR/1999 tentang GBHN kemudian
disusul oleh Tap MPR yang lain. Dari segi pengembangan hokum terlihat
pada Tap MPR No.III/MPR/2000 tentang sumber hukum dan tata urutan
peraturan perundangan.
Masa orde baru dibawah kepemimpinan Presiden Soeharto sampai
tahun 1998 membuat pemerintahan Indonesia tidak mengamanatkan nilai
demokrasi seperti yang tercantum dalam Pancasila, bahkan juga tidak
mencerminkan pelaksanaan demikrasi atas dasar norma-norma dan pasal-
pasal UUD 1945. Pemerintahan dicemari korupsi, kolusi, dan nepotisme.
Keadaan tersebut membuat rakyat Indonesia semakin menderita. Terutama
karena adanya krisi moneter yang melanda Indonesia yang membuat
perekonomian hancur. Hal itu menyebakan munculnya berbagai gerakan
masyarakat yang dipelopori oleh generasi muda Indonesia terutama mahsiswa
sebagai gerakan moral yang menuntut adanya reformasi disegala bidang.
Keberhasilan reformasi tersebut ditandai dengan turunya Presiden
Soeharto sebagai presiden dan diganti oleh B.J. Habiebie pada tanggal 21 Mei
1998. Kemudian bangsa Indonesia enyadari bahwa UUD 1945 yang berlaku
pada masa orde baru masih memiliki banyak kekurangan, sehingga perlu
diadakan amandemen lagi. Berbagai macam produk peraturan perundang-
undangan yang dihasilkan dalam reformasi hokum antara lain:
1. UU No.2 tahun 1999 tentang Partai Politik
2. UU No.3 tahun 1999 tentang Pemilihan Umum
3. UU No.4 tahun 1999 tentang Susunan Kedudukan MPR, DPR, dan
DPRD
4. UU No.25 tentang Otonomi Daerah
5. UU No.28 tentang penyelenggaraan Negara yang bebas koruosi,
kolusi, dan nepotisme

Sejak adanya perubahan UUD 1945 yang pertama tersirat materi


muatan konstitusi hanya diatur dalam UUD 1945 kemudian amandemen
tersebut sampai perunahan keempat, secara lengkap proses amandemen
pasal-pasal dimaksud dapat diperhatikan pada lampiran. Didalam era
reformasi ini Pancasila tetap dipertahankan sebagai dasar Negara dan
idiologi nasional yang merupakan cita-cita dari tujuan negara.

7
Didalam pengembangan lebih lanjut bahwa Pancasila sebagai
paradigma yaitu merupakan pola pikir atau kerangka berfikir, disini
menunjukkan bahwa pembukaan UUD 1945 memiliki peranan penting
yang menjadi satu kesatuan UUD 1945. Menyangkut perubahan
amandemen UUD 1945 untuk menghadapi perkembangan dunia yang
begitu cepat.3

Dalam masa reformasi dewasa ini, terdapat berbagai pendapat dan


kajian untuk mengamandemen UUD 1945, karena UUD 1945 harus
bersifat fleksibel, yaitu mampu menyesuaikan diri dengan perkembangaan
bangsa Indonesia. 4

Pelaksanaan dinamika UUD 1945 pada orde reformasi masih banyak


penyimpangan yang terjadi karena pada masa ini belum semua UUD 1945
dilaksanakan dan masih adanya korupsi,kolusi dan nepotisme. Sehingga
memunculkan orde ini terjadi krisis ekonomi, krisis social, krisis politik
dan krisis hukum.

3
Riski Putra Utama. “Pelaksanaan UUD 1945 (Reformasi) Dalam Perspektif
Ketatanegaraan.” (2020)
4
Elly M. Setiadi. (2005) “Panduan Kuliah Pendidikan Pancasila untuk Perguruan Tinggi.”
Hal. 79

8
BAB III

KESIMPULAN

9
DAFTAR PUSTAKA

Fatimah, Nurul. Pendidikan Pancasila: Dinamika pelaksanaan UUD 1945.


https://www.academia.edu/28990359/Pendidikan_Dinamika_pelaksanaan_U
UD_19455. Diakses tanggal 10 Oktober 2020.

Neurin dan Kallen. Sejarah orde baru dan orde reformasi. 2012.
https://neurin.blogspot.com/2012/03/sejarah-orde-baru-dan-orde-
reformasi.html

Utama, Riski Putra. Pelaksanaan UUD 1945 (Reformasi) Dalam Perspektif


Ketatanegaraan. 2020.

Setiadi, Elly M. Panduan Kuliah Pendidikan Pancasila untuk Perguruan Tinggi.


2005.

10

Anda mungkin juga menyukai