Anda di halaman 1dari 5

Referendum

Referendum (dari bahasa Latin) atau jajak pendapat adalah pemungutan suara untuk
mengambil sebuah keputusan (politik)[1

Pasal 8

(1) Pelaksanan referendum dipimpin oleh Presiden.

(2) Presiden menunjuk atau membentuk suatu badan atau lembaga untuk melaksanakan referendum,
yang dipimpin oleh Menteri Dalam Negeri.

Pasal 9

(1) Untuk melaksanakan referendum dibentuk Panitia Pelaksana Referendum di tingkat Propinsi,
Kabupaten/Kotamadya, Kecamatan, Kelurahan/ Desa, dan di Perwakilan Republik Indonesia di luar
negeri.

(2) Gubernur, Bupati/Walikotamadya, Camat, Lurah/Kepala Desa, dan Kepala Perwakilan Republik
Indonesia di luar negeri karena jabatannya masing-masing menjadi Ketua Panitia Pelaksana
Referendum sebagaimana dimaksud dalam ayat (1).

(3) Panitia Pelaksana Referendum terdiri dari unsur Pemerintah.

(4) Pada Panitia Pelaksana Referendum dibentuk Panitia Pengawas Referendum.

(5) Susunan, tugas, fungsi, tata kerja, dan hal-hal lain mengenai Panitia Pelaksana Referendum dan
Panitia Pengawas Referendum diatur lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah.
Perbandingan Tata Susunan
Aturan Hukum
08 Jan
Tata Susunan Aturan Hukum berdasarkan :
Tap MPR no. XX Tap MPR no. III tahun Pasal 7 UU no 10 tahun 2004
tahun 1966 2000
Lampiran II TAP Sedangkan pada TAP MPR Sedangkan pada pasal 7 Undang
MPRS No. XX tahun No. III tahun 2000 ; Undang No. 10 tahun 2004 :
1966 adalah sebagai
berikut, Bentuk Tentang Sumber Hukum dan Jenis dan hierarki Peraturan
Bentuk Peraturan Tata Urutan Peraturan Perundang-undangan adalah sebagai
Perundangan Republik Perundang-undangan: berikut:
Indonesia:
1. Undang-Undang 1. Undang-Undang Dasar Negara
1. UUD RI 1945 Dasar 1945 Republik Indonesia Tahun
2. Ketetapan MPR 2. Ketetapan Majelis 1945;
3. Undang- Permusyawaratan 2. Undang Undang/ Peraturan
Undang/ Rakyat RI Pemerintah Pengganti Undang-
Peraturan 3. Undang-Undang Undang;
Pemerintah 4. Peraturan 3. Peraturan Pemerintah;
Pengganti Pemerintah 4. Peraturan Presiden;
Undang-Undang Pengganti Undang- 5. Peraturan Daerah.
4. Peraturan undang (Perpu)
Pemerintah 5. Peraturan Pasal 7 Ayat (2)
5. Keputusan Pemerintah
Presiden, dan; 6. Keputusan Presiden Peraturan Daerah sebagaimana
6. Peraturan 7. Peraturan Daerah dimaksud pada ayat (1) huruf e
Pelaksanaan meliputi:
lainnya:
1. Peraturan Daerah provinsi
Peraturan dibuat oleh dewan perwakilan
Menteri rakyat daerah provinsi bersama
Instruksi dengan gubernur;
Menteri 2. Peraturan Daerah kabupaten/
kota dibuat oleh dewan
perwakilan rakyat daerah
bersama bupati/ walikota;
kabupaten/ kota;
3. Peraturan Desa/ peraturan yang
setingkat, dibuat oleh badan
perwakilan desa atau nama
lainnya bersama dengan kepala
desa atau nama lainnya.
Pasal 14 ayat 1 dan 2 UUD 1945
Pasal 14
(1) Presiden memberi grasi dan rehabilitasi dengan memperhatikan pertimbangan
Mahkamah Agung.
(2) Presiden memberi amnesti dan abolisi dengan memperhatikan pertimbangan Dewan
Perwakilan Rakyat.

Konstituante
Konstituante adalah lembaga negara Indonesia yang ditugaskan untuk membentuk Undang-
Undang Dasar atau konstitusi baru untuk menggantikan UUDS 1950. Pembentukan UUD
baru ini diamanatkan dalam Pasal 134 UUDS 1950.

Pembentukan

Konstituante beranggotakan 550 orang berdasarkan hasil Pemilu 1955.

Pembubaran

Sampai tahun 1959, Konstituante belum berhasil membentuk UUD baru. Pada saat
bersamaan, Presiden Soekarno menyampaikan konsepsinya tentang Demokrasi Terpimpin.

Sejak itu diadakanlah pemungutan suara untuk menentukan Indonesia kembali ke UUD 1945.
Dari 3 pemungutan suara yang dilakukan, sebenarnya mayoritas anggota menginginkan
kembali ke UUD 1945, namun terbentur dengan jumlah yang tidak mencapai 2/3 suara
keseluruhan.

Setelah voting ketiga, serempak para fraksi memutuskan tidak akan lagi mengikuti sidang
Konstituante setelah reses 3 Juli 1959. Keadaan gawat inilah yang menyebabkan Soekarno
mengeluarkan Dekrit Presiden 5 Juli 1959, yang mengakhiri riwayat lembaga ini.

DEKLARASI UNIVERSAL HAK ASAZI MANUSIA PBB

Pada 10 Desember 1948, PBB mendeklarasikan DUHAM. Hal ini dilatar belakangi oleh
(1) usainya Perang Dunia II sehingga muncul kesadaran akan kesengsaraan yang diakibatkan
oleh Perang, dan DUHAM merupakan langkah preventif untuk mencegah timbulnya perang
kembali, (2) banyaknya negara-negara di Asia dan Afrika yang baru merdeka dan bergabung
dalam PBB. DUHAM sendiri terdiri dari 30 pasal. Ringkasan pasal-pasal tersebut, adalah:
a. Pasal 1, menyatakan akan hak asazi manusia yang didapat sejak mereka lahir dan baru akan
hilang saat mereka meninggal dunia. Tidak ada seorang pun yang dapat merampas hak dasar
seseorang.
b. Pasal 2, Pasal 3, Pasal 18, Pasal 19 dan Pasal 20, menyatakan tentang kebebasan manusia
dalam berbagai hal seperti agama, berpendapat, serta hak mendapatkan keamanan atas apa
yang mereka miliki dan pilih.
c. Pasal 4 dan Pasal 5, menyatakan pelarangan atas perbudakan dan perdagangan manusia.
d. Pasal 6, Pasal 7, Pasal 8, Pasal 9, Pasal 10, dan Pasal 11, menyatakan tentang kebebasan
dan kesamaan hak setiap orang di depan hukum.
e. Pasal 12, Pasal 16, dan Pasal 17, menyatakan tentang kebebasan seseorang dalam urusan
pribadinya.
f. Pasal 13, Pasal 14, Pasal 15, dan Pasal 21 , menyatakan tentang kebebasan seseorang
sebagai warga negara.
g. Pasal 22, Pasal 23, dan Pasal 24, menyatakan tentang hak mendapat kehidupan sosial yang
baik dari pekerjaan hingga waktu beristirahat.
h. Pasal 25, Pasal 26, Pasal 27, menyatakan tentang kebebasan orang mendapat layanan
kesehatan, pendidikan, dan menikmati kebudayaan.
i. Pasal 29 menyatakan tentang batasan-batasan hak tersebut. Seperti hak orang lain, hukum
legal domestik suatu negara, dan tindakan pemakaran.

Declaration of human right

Tanggal 10 Desember 2008 ini diperingati hari Hak Asasi Manusia (HAM) oleh Perserikatan
Bangsa-Bangsa (PBB). Pengertian HAM yang dimaksudkan di sini adalah HAM dalam arti
universal atau HAM yang dianggap berlaku bagi semua bangsa. Dimulai dari pengertian
dasar, yaitu hak-hak yang diberikan langsung oleh Tuhan atau disebut juga sebagai hak-hak
dasar yang bersifat kodrati. Definisi HAM sekalipun sudah memiliki rumusan yang kongkret,
akan tetapi masih membawar persoalan yang sesungguhnya dapat melanggar butir-butir
pokok di dalam definisi HAM itu sendiri. PBB melalui organisasi-organisasi independen
seringkali masih memaksakan definisi HAM berlaku bagi semua bangsa. Sementara itu,
setiap bangsa terbentuk dan dibentuk dari situasi dan sejarah masa lalu yang berbeda dengan
bangsa-bangsa lainnya. Jika saja pemaksaan kehendak dianggap melanggar HAM, maka
pelaksanaan konsep HAM itu sendiri tidak boleh dipaksakan begitu saja.

Hak Asasi Manusia (HAM) merupakan suatu permasalahan yang telah menjadi sebuah topik
hangat di dunia pada saat ini. Hal ini timbul dikarenakan masalah HAM menyangkut
kehidupan manusia, baik sebagai makhluk Tuhan maupun makhluk sosial. Meskipun agak
sulit melacak dari mana dan sejak kapan HAM muncul dalam pembicaraan, namun dari
beberapa rekaman sejarah kita mengetahui bahwa sejak beberapa abad sebelum masehi,
orang sudah mulai membicarakan masalah HAM.

Anda mungkin juga menyukai