Teori VSEPR (Valence Shell Electron Pair Repulsion: tolakan pasangan elektron kelopak
valensi) adalah suatu model kimia yang digunakan untuk menjelaskan bentuk-bentuk
molekul kimiawi berdasarkan gaya tolakan elektrostatik antar pasangan elektron.[1] Teori
ini juga dinamakan teori Gillespie-Nyholm, dinamai atas dua orang pengembang teori ini.
Akronim "VSEPR" diucapkan sebagai "vesper" untuk kemudahan pengucapan.
Premis utama teori VSEPR adalah bahwa pasangan elektron valensi disekitar atom akan
saling tolak menolak, sehingga susunan pasangan elektron tersebut akan mengadopsi
susunan yang meminimalisasi gaya tolak menolak. Minimalisasi gaya tolakan antar
pasangan elektron ini akan menentukan geometri molekul. Jumlah pasangan elektron di
sekitar atom disebut sebagai bilangan sterik.
Teori VSEPR biasanya akan dibandingkan dengan teori ikatan valensi yang
mengalamatkan bentuk molekul melalui orbital yang secara energetika dapat melakukan
ikatan. Teori ikatan valensi berkutat pada pembentukan ikatan sigma dan pi. Teori orbital
molekul adalah model lainnya yang digunakan untuk menjelaskan bagaimana atom dan
elektron tersusun menjadi molekul dan ion poliatomik.
Teori VSEPR telah lama dikritik oleh karena teori ini tidak memiliki perumusan yang
kuantitatif, sehingga teori ini hanya dapat digunakan untuk memprediksi bentuk molekul
secara "kasar", walaupun cukup akurat.
Daftar isi
[sembunyikan]
1 Sejarah
2 Penjelasan
3 Metode AXE
4 Pengecualian
o 4.1 Senyawa logam transisi
o 4.2 Senyawa halida golongan 2
o 4.3 Beberapa molekul AX2E2
o 4.4 Beberapa molekul AX6E1
5 Lihat pula
6 Referensi
7 Pranala luar
[sunting] Sejarah
Gagasan bahwa terdapat suatu korelasi antara geometri molekul dengan jumlah elektron
valensi pertama kali dicetuskan oleh Sidgwick dan Powell pada tahun 1940.[2] Pada tahun
1957, Gillespie dan Nyholm menyempurnakan konsep ini untuk membangun suatu teori
yang mampu memprediksi geometri molekul.[3][4]
[sunting] Penjelasan
Teori VSEPR utamanya melibatkan prediksi susunan pasangan elektron di sekitar satu atau
lebih atom pusat pada suatu molekul. Jumlah pasangan elektron pada kelopak valensi atom
pusat ditentukan dengan menggambarkan struktur Lewis molekul tersebut. Ketika terdapat
dua atau lebih struktur resonansi yang dapat mewakili suatu molekul, model VSEPR dapat
diterapkan pada semua struktur resonansi tersebut. Pada teori VSEPR, pasangan elektron
berganda pada ikatan berganda diperlakukan sebagai "satu pasang" elektron.
Pasangan elektron diasumsikan berada pada permukaan bola yang berpusat pada atom
pusat. Oleh karena pasangan elektron tersebut bermuatan negatif, kesemuaan pasangan
elektron akan menduduki posisi yang meminimalisasi gaya tolak menolak antar sesamanya
dengan memaksimalkan jarak antar pasangan elektron. Jumlah pasangan elektron oleh
karenanya akan menentukan keseluruhan geometri molekul.
Sebagai contoh, ketika terdapat dua pasang elektron di sekitar atom pusat, gaya tolak-
menolak di antara keduanya akan menjadi minimal ketika keduanya berada pada posisi
saling berseberangan. Oleh karena itu, atom pusat diprediksikan mengadopsi geometri
linear. Jika terdapat tiga pasang elektron, maka gaya tolak-menolak diminimalkan dengan
mengadopsi bentuk trigonal. Dengan cara yang sama, untuk empat pasang elektron,
susunan geometri yang optimal adalah tetrahedral.
Prediksi keseluruhan geometri ini disempurnakan lebih jauh dengan membedakan pasangan
elektron ikatan dan non-ikatan. Pasangan elektron ikatan terlibat dalam ikatan sigma
dengan atom bersebelahan, sehingga kedua elektron tersebut dikongsi oleh dua atom yang
berikatan, menyebabkan pasangan elektron tersebut berada lebih jauh dari atom pusat
daripada pasangan elektron non-ikatan (pasangan elektron menyendiri) yang akan berada
lebih dekat dengan atom pusat. Oleh karena itu, tolakan yang diakibatkan oleh pasangan
elektron menyendiri akan lebih besar daripada tolakan yang diakibatkan oleh pasangan
elektron yang berikatan. Dengan demikian, ketika geometri molekul memiliki dua set posisi
yang menerima gaya tolak-menolak dengan derajat yang berbeda, pasangan elektron
menyendiri akan cenderung menduduki posisi yang menerima gaya tolakan lebih kecil.
Dengan kata lain, gaya tolak menolak antara pasangan elektron menyendiri dengan
pasangan elektron menyendiri (lone pair - lone pair) akan lebih kuat daripada gaya tolak
menolak antara pasangan elektron menyendiri dengan pasangan elektron berikatan (lone
pair - bonding pair), yang juga sendiri lebih kuat daripada gaya tolak-menolak antara
pasangan elektron berikatan dengan pasangan elektron berikatan (bonding pair - bonding
pair). Secara ringkas dapat ditulis: lp-lp > lp-bp > bp-bp.
Pembedaan ini sangat penting utamanya ketika dalam suatu geometri molekul terdapat dua
atau lebih posisi yang memungkinkan.
Berdasarkan jumlah bilangan sterik dan distribusi X serta E, teori VSEPR akan memberikan
prediksi sebagai berikut:
2
Linear
datar trigonal
Tekuk
tekuk
tetrahedral piramida trigonal
Jenis Susunan
Bentuk Geometri Contoh
molekul elektron
Piramida
AX6E1 XeOF5, IOF52 [5]
pentagonal
Bipiramida
AX7E0 IF7
pentagonal
Susunan elektron meliputi pasangan menyendiri yang ditunjukkan oleh bola kuning
Geometri yang terpantau (tidak termasuk pasangan menyendiri)
Ketika atom substituen (X) tidak sama, geometri di atas masih cukup baik untuk digunakan,
namun sudut ikatan akan berbeda sedikit. Sebagai contohnya, ikatan ganda karbon pada
alkena seperti etilena C2H4 adalah AX3E0, namun sudut ikatan tidaklah persis 120. Hal
yang sama juga dapat terlihat pada SOCl2 yang termasuk AX3E1, namun karena substituen
X tidaklah sama, sudut XAX tidak akan sama.
[sunting] Pengecualian
Terdapat berbagai kelompok senyawa yang geometrinya tidak dapat diprediksi secara tepat
oleh teori VSEPR.
Banyak senyawa logam transisi yang geometrinya tidak dapat dijelaskan menggunakan
teori VSEPR.[6] Struktur beberapa senyawa ini, meliputi logam hidrida dan kompleks alkil
seperti heksametiltungsten dapat diprediksi dengan tepat menggunakan teori VALBOND,
yang didasarkan pada orbital hibrid sd dan model ikatan tiga-pusat empat-elektron.[7][8]
Teori medan kristal merupakan teori sering dapat memprediksi geometri kompleks
koordinasi.
Struktur senyawa halida triatomik dengan logam golongan 2 tidaklah linear pada fase gas
seperti yang diprediksi oleh teori VSEPR, melainkan berbentuk tekuk (sudut X-M-X:CaF2,
145; SrF2, 120; BaF2, 108; SrCl2, 130; BaCl2, 115; BaBr2, 115; BaI2, 105).[9]
Gillespie mengajukan bahwa ini disebabkan oleh interaksi ligan dengan elektron pada inti
atom logam yang menyebabkan polarisasi atom, sehingga kelopak dalam atom tidaklah
simetris berbentuk bola dan memengaruhi geometri molekul. [6][10]
[sunting] Beberapa molekul AX2E2
Salah satu contohnya adalah molekul litium oksida Li2O yang berbentuk linear daripada
berbentuk tekuk. Hal ini dikarenakan ikatan yang bersifat sangat ionik, menyebabkan gaya
tolakan yang sangat kuat antara atom litium.[11]
Contoh lainnya adalah O(SiH3)2 dengan sudut Si-O-Si 144,1. Hal ini berbeda dengan
sudut pada Cl2O yang sebesar 110,9, (CH3)2O 111.7, dan N(CH3)3 110,9. Gillespies
mengajukan bahwa terdapat lokalisasi pasangan menyendiri, sehingga kemampuan
pasangan menyendiri tersebut untuk menolak pasangan elektron lainnya akan menjadi
sangat kuat ketika ligannya memiliki elektronegativitas yang sama ataupun lebih kuat
daripada atom pusat.[6] Ketika atom pusat lebih elektronegatif, seperti pada O(SiH3)2,
pasangan menyendirinya akan kurang terlokalisasi, sehingga memiliki gaya tolakan yang
lebih lemah. Kombinasi efek ini dengan gaya tolak antar ligan akan menyebabkan sudut
ikat Si-O-Si lebih besar daripada yang diprediksi.[6]
Beberapa molekul AX6E1, seperti anion Te(IV) dan Bi(III), TeCl62, TeBr62, BiCl63,
BiBr63 dan BiI63, berbentuk oktahedron sempurna dan pasangan menyendirinya tidak
memengaruhi geometri molekul.[12] Salah satu rasionalisasi pengamatan ini adalah bahwa
sesakan sterik ligan tidak menyediakan ruang untuk pasangan menyendiri yang tidak
berikatan,[6] rasionalisasi lainnya menjelaskannya menggunakan efek pasangan inert[13]